Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

Tentang
PEMBUATAN SILASE, AMONIASI, DAN FERMENTASI
Untuk Memenuhi Tugas Wajib Teknik Pakan Hewan Praktikum

Dosen Pengampu : Uun Pramesthi, drh., M.Si


Mata Kuliah : Teknik Pakan Hewan Praktikum
Disusun Oleh :

Dimas Fikri Ardiansyah (152011213014)


Yulia Damayanti (152011213016)
Mohammad Aldi Kurnia Fajar RH (152011213017)
Ketrin Lusiana Simanjuntak (152011213018)
Afriska Dwi K (152011213019)
Rizki Suci Aprilia (152011213020)

PROGRAM STUDI PARAMEDIK VETERINER


FAKULTAS VOKASI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
SEMESTER GASAL 2021/2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan
hidayah-Nya. Adapun tujuan penulisan laporan praktikum ini adalah untuk memenuhi tugas
laporan mengenai mata kuliah Teknik Pakan Hewan

Dengan laporan praktikum ini, kami sebagai mahasiswa diharapkan untuk mampu
memahami dari cara pembuatan silase, amoniase, dan fermentasi. Dengan demikian, adanya kritik
dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak, agar bisa menjadi lebih baik lagi.

Kami berharap laporan praktikum ini dapat memberi informasi yang berguna bagi
pembacanya, terutama mahasiswa. Sehingga kelak menjadi pribadi yang berwawasan luas, karena
kita adalah penerus Paramedik Veteriner yang sebenarnya.

Surabaya, 05 Desember 2021

Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .................................................................................................................... 2
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 4
1.1 Latar Belakang .............................................................................................................. 4
1.2 Tujuan dan Manfaat ...................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................................ 6
2.1 Pengertian Silase, Amoniasi, dan Fermentasi ............................................................... 6
2.2 Pembuatan Silase .......................................................................................................... 7
2.3 Pengolahan Dengan Urea (Amoniasi) ........................................................................... 9
2.4 Pengolahan Dengan Probiotik (Fermentasi) ............................................................... 10
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................................................... 12
3.1 Hasil Praktikum........................................................................................................... 12
3.2 Pembahasan ................................................................................................................. 13
BAB IV PENUTUP ...................................................................................................................... 14
4.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 14
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pakan merupakan kebutuhan utama dalam segala bidang usaha ternak, termasuk dalam hal
ternak ruminansia. Pemberian pakan dimaksudkan agar ternak ruminansia dapat memenuhi
kebutuhan hidupnya sekaligus untuk pertumbuhan dan reproduksi. Setiap ternak ruminansia
membutuhkan makanan berupa hijauan karena memiliki serat kasar yang tinggi. Pakan
bernutrisi yang baik dari segi kualitas maupun kuantitas ini sangat dibutuhkan bagi ternak
yang sedang dalam masa pertumbuhan, sedang menyusui, maupun sebagai sumber energi
dalam melakukan aktivitas. Pemberian pakan dapat dilakukan dengan 3 cara yaitu
penggembalaan, kareman, dan kombinasi dari cara pertama dan kedua.
Pakan hijauan adalah semua bahan pangan yang berasal dari tanaman atau tumbuhan
berupa daun-daunan, terkadang berupa ranting, dan bunga. Dengan adanya pakan berupa
hijauan yang diberkan kepada ternak rurminansia, tubuh hewan akan mampu bertahan hidup
dan terjamin kesehatannya. Hewan juga bisa semakin tumbuh menjadi besar dan bertambah
berat. Hal ini dikarenakan paka tumbuhan/hijauan ataupun yang berasal dari biji-bijian
mengandung berbagai unsur zat pakan.

1.2 Tujuan dan Manfaat


Adapun tujuan dari pembuatan silase, amoniase, dan fermentasi yaitu :
 Silase :
1. Mengawetkan hijauan untuk persediaan pada saat persediaan hijauan mulai menipis
2. Memanfaatkan hasil sisah pertanian
3. Mempertahankan kualitas bahan pakan berupa hijauan
 Amoniasi :
1. Melarutkan ikata lignoselulosa dan lignohelmiselulosa
2. Meningkatkan kandungan protein kasar
3. Menekan pertumbuhan
 Fermentasi :
1. Melarutkan sedikit mineral silikat
2. Menghidrolisis ikatan lignoselulosa dan lignohelmiselulosa
3. Meningkatkan kecernaan
4. Meningkatkan kandungan protein kasar
5. Menguraikan bahan organik menjadi lebih sederhana
6. Menekan pertumbuhan mikrobia yang tidak menguntungkan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Silase, Amoniasi, dan Fermentasi
Prinsip pembuatan silase adalah dengan menyimpannya dalam keadaan anaerob dan
suasana asam akibat proses fermentasi. Tempat untuk menyimpan disebut silo yang terbuat
dai bahan beton, tanah liat, plastik, yang penting bahan tidak dapat tertembus air. Tempat silo
bisa didalam atau diatas tanah. Agar proses fermentasi berjalan dengan baik maka dipelukan
bahan tambahan yang digunakan adalah karbohidrat mudah larut sebagai sumber energi
mikroba misalnya dedak padi, empok dan tetes. Dalam pembuatan silase terkadang
ditambahkan urea yang berfungsi sebagai sumber nutrisi mikroba serta untuk meningkatkan
kandungan protein serta daya cerna hasil silase.
Kualitas hasil silase dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu sifat bahan silase, teknik
pembuatan serta kegiatan mikroba. Adanya persediaan oksigen memungkinkan terjadinya
respirasi aerobik yang akan mengoksidasi karbohidrat tanaman menjadi CO2 dan H2O serta
dihasilkan panas sehingga temperature silase naik. Bila kenaikan suhu melebihi 55°C maka
silase akan berwarna coklat tua sampai hitam. Hal ini menyebabkan nilai nutrien pakan
menjadi turun karena sumber karbohidrat banyak yang hilang serta kecernaan proteinnya
turun.
Jerami padi merupakan limbah pertanian yang mempunyai kualitas yang rendah, hal ini
disebabkan nutrisinya sudah banyak terkonsentrasi pada bulir-bulir padi. Kandungan protein
jerami padi ±4,1% serta 86% dinding sel (Doyle dkk, 1986). Dinding sel jerami padi tersusun
atas 43,7% selulosa, 27,2% hemiseslulosa, 9,8% lignin dan 13% silica (Komar, 1994).
Kecernaan jerami padi hanya sekitar 22% (Jackson, 1978). Hal ini disebabkan selulosa dan
hemiselulosa terikat oleh lignin dan silika.
Hewan ruminansia dapat memanfaatkan serat kasar yang merupakan bagian terbesar
kandungan jerami padi. Selulosa dan hemiselulosa dalam rumen akan mengalami proses
fermentasi dan menghasilkan volatil fatty acid (VFA) yang dapat memenuhi 50-60%
kebutuhan energi (Van Soest, 1994). Agar selulosa dan hemiselulosa dapat dimanfaatkan oleh
hewan ruminansia secara maksimal, maka ikatan lignin dan silikanya harus dilepaskan.
Pemrosesan jerami padi bisa dilakukan dengan cara fisik, kimia maupun biologis. Pemrosesan
secara fisik meliputi pemotongan dan penggilingan, secara kimia bisa menggunakan soda
(basa), amonia maupun urea, sedangkan pengolahan secara biologis bisa menggunakan
mikroba yang memproduksi ensim selulase, hemiselulase, ligninase dsb

2.2 Pembuatan Silase


 Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan untuk membuat silase, yaitu :
1. Gunting/pisau dan tali rafia
2. Sebagai pengganti silo bisa menggunakan plastik tebal berukuran 30x50cm yang
dirangkap 2 bungkus dan dibungkus dengan tas kresek warna hitam
3. Hijauan (daun kangkung) 1kg
4. Bahan pengawet 2-10% dari berat hijauan
- Dedak padi
- Beaktul
- Empok jagung
- Tepung geplek
- Tetes (molases)
5. Urea 0,5% dari berat hijauan

 Prosedur Kerja :
1. Hijauan yang dijadikan silase dilayukan / diangin-anginkan selama 4-5 jam.
2. Dipotong-potong sepanjang kira-kira 5 cm.
3. Dicampur merata dengan bahan pengawet kemudian dimasukkan ke dalam plastik atau
langsung dimasukkan ke dalam plastik dengan cara disusun berlapis-lapis dengan
bahan pengawet. Tinggi tiap lapisan yang telah dipadatkakn cukup 3-5 cm. jika
menggunakan urea sebaiknya dicampur terlebih dahulu dengan bahan pengawet.
4. Hijauan dalam kantong plastik ditekan kuat-kuat untuk membuat suasana anaerob.
5. Diikat kuat-kuat dengan tali rafia dan dibungkus plastik serta diikat lagi untuk menjaga
agar betul-betul anaerob.
6. Simpan ditempat yang kering, sejuk dan terhindar dari sinar matahari selama 3 bulan.
Setelah 3 bulan atau lebih silase baru boleh dibuka.
2.3 Pengolahan Dengan Urea (Amoniasi)
 Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan untuk pengolahan amoniasi, yaitu :
1. Kantong plastik
2. Timbangan
3. Ember plastik
4. Pisau/gunting
5. Tali rafia
6. Gelas ukur
7. Pengaduk
8. Jerami padi
9. Urea
10. Air

 Prosedur kerja :
1. Timbang jerami sebanyak 250 gram, potong-potong dengan panjang ± 5 cm.
2. Sediakan kantong plastik rangkap 2 dan tidak bocor, agar urea tidak menguap.
3. Dosis urea yang digunakan 4-6% dari Bahan Kering jerami = 6/100 × 250 g = 15 gram.
Larutkan kedalam air sebanyak 50%BK jerami : 200cc air.
2.4 Pengolahan Dengan Probiotik (Fermentasi)
 Adapun alat dan bahan yang dibutuhkan dalam proses pengolahan dengan probiotik
(fermentasi), yaitu :
1. Kantong plastik
2. Timbangan
3. Ember plastik
4. Pisau/gunting
5. Tali rafia
6. Gelas ukur
7. Pengaduk
8. Jerami padi
9. Probiotik
10. Dedak padi
11. Tetes (molasses)

 Prosedur kerja :
1. Timbang jerami sebanyak 250 gram, potong-potong dengan panjang ±5 cm.
2. Sediakan kantong plastik rangkap 2 dan tidak bocor.
3. Timbang dedak halus 25 gram dan tetes 2 gram.
4. Ambil 1cc probiotik, larutkam kedalam 120cc air, masukkan tetes dan aduk hingga
merata.
5. Siramkan larutan tersebut pada jerami secara merata.
6. Masukkan jerami yang sudah diberi larutan ke dalam kantong plastik, padatkan.
7. Ikat kantong plastik dengan rapat, jangan sampai bocor. Beri kode sesuai dengan
perlakuan dan tanggal pembuatan, kemudian disimpan selama 4 hari.
8. Buka kantong plastik, amati perubahan pada jerami : warna, bau, dan teksturnya
BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Praktikum


 Pembuatan Silase
 Awal hari ke-0
- Tesktur :
- Warna :
- Bau :
 Hari ke-7
- Tekstur :
- Warna :
- Bau :
 Pengolahan Dengan Urea (Amoniasi)
 Awal hari ke-0
- Tesktur :
- Warna :
- Bau :
 Hari ke-7
- Tekstur :
- Warna :
- Bau :
 Pengolahan Dengan Probiotik (Fermentasi)
 Awal hari ke-0
- Tesktur :
- Warna :
- Bau :
 Hari ke-7
- Tekstur :
- Warna :
- Bau :
3.2 Pembahasan
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Silase dibuat dengan bahan dasar rumput Raja dan jerami kacang tanah. Silase ini
mengalami kegagalan karena menghasilkan bau asam menyengat, berlendir dan terdapat jamur
di permukaan. Silase yang bagus seharusnya bebas dari jamur atau bau apek serta bau busuk
lainnya, warna silase juga hijau tidak coklat atau hitam (untuk hijauan) dan memiliki tekstur
yang lembut. Berdasarkan pHnya silase rumput raja dan silase jerami kacang tanah termasuk
kriteria yang buruk.
Ciri-ciri amoniasi yang baik yaitu memiliki bau yang khas amonia, berwarna kecoklat-
coklatan seperti bahan asal, tekstur berubah menjadi lebih lunak dan kering. Hasil amoniasi
lebih lembut dibandingkan jerami asalnya, tidak berjamur atau menggumpal, tidak berlendir
dan pH yang dihasilkan sekitar
Fermentasi jerami merupakan salah satu pilihan pakan yang dapat diberikan pada ternak.
Pakan tersebut terbuat dari jerami padi yang difermentasi dengan menggunakan molase atau
tetes tebu yang merupakan hasil samping (limbah) dari proses pembuatan gula. Molases
tersebut mengandung karbohidrat yang begitu tinggi, vitamin B kompleks, dan beberapa
vitamin lainnya yang mudah larut. Vitamin-vitamin tersebut sangat dibutuhkan oleh ternak sapi,
kambing, dan domba yang masih berumur muda karena ternak belum mampu mencerna sendiri
vitamin di dalam lambung.
DAFTAR PUSTAKA

Hartadi, H., S. Reksohadiprodjo, dan A. D. Tillman. 2005. Tabel Komposisi Pakan Ternak untuk
Indonesia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Iksan, Mohammad. 2004. Artikel : Teknik Fermentasi Hijauan Makanan Ternak. Fakultas Peternakan
Universitas Padjajaran.

Anda mungkin juga menyukai