Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Teknologi Pakan
Disusun Oleh :
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala kelimpahan
rahmat, serta karunianya sehingga kami dapat menyelesaikan Tugas Makalah Mata
Kuliah Teknologi Pakan yang berjudul tentang “Teknologi Pengolahan Hijauan
Secara Biologis” dapat selesai tepat waktu.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian silase
Silase merupakan awetan basah segar yang disimpan dalam silo, sebuah tempat
yang tertutup rapat dan kedap udara, pada kondisi anaerob. Pada suasana anaerob
tersebut akan mempercepat pertumbuhan bakteri anaerob untuk membentuk asam
laktat (Mugiawati, 2013). Indonesia melimpah akan limbah pertanian dan hasil
samping agroindustri yang dapat digunakan sebagai pakan ternak jika diolah
dengan benar seperti diawetkan dalam bentuk silase. Hijauan yang ideal digunakan
sebagai silase adalah segala jenis tumbuhan atau hijauan serta bijian, terutama yang
mengandung banyak karbohidrat, seperti : rumput, sorghum, jagung, biji-bijian
kecil, tanaman tebu, tongkol gandum, tongkol jagung, pucuk tebu, batang nanas dan
jerami padi. Pakan tersebut merupakan pakan yang paling digemari olah ternak
termasuk ternak ruminansia (Direktorat Pakan Ternak, 2011). Suparjo (2004)
menambahkan bahwa salah satu keberhasilan dalam pembuatan silase yakni dari
faktor tanaman. Bahan yang baik dijadikan silase hendaknya mengandung
karbohidrat terlarut berupa gula atau WSC (Water Soluble Carbohydrates) yang
cukup, biasanya WSC tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor yakni jenis
spesies, fase pertumbuhan, budidaya dan iklim.
Pembuatan pakan ternak dengan awetan basah atau silase sudah lama sekali
dikenal dan semakin menjamur di negara yang memiliki iklim subtropis, karena
memiliki empat iklim seperti di negara-negara Eropa maka akan sangat mendukung
bagi para peternak sekitar untuk mengawetkan pakan ternak dengan diolah menjadi
silase. Prinsip dasar pembuatan silase adalah fermentasi hijauan oleh mikroba yang
banyak menghasilkan asam laktat. Mikroba yang paling dominan adalah dari
golongan bakteri asam laktat homofermentatif yang mampu melakukan fermentasi
dari keadaan aerob sampai anaerob. Asam laktat yang dihasilkan selama proses
fermentasi akan berperan sebagai zat pengawet sehingga dapat menghindarkan dari
bakteri pembusuk (Ridwan, 2005). Kushartono dan Iriani (2005) menjelaskan
bahwa dalam pembuatan silase perlu diperhatikan beberapa aspek penting yang
akan menunjang dalam hal pembuatan maupun ketersediaan silase. Aspek tersebut
antara lain konsistensi, ketersediaan bahan dan harga. Media fermentasi dalam
pembuatan silase merupakan faktor penentu yang paling penting untuk
pertumbuhan mikroba. Media fermentasi merupakan starter penentu cepat
lambatnya proses fermentasi. Selain hal tersebut aspek kesukaan ternak terhadap
bahan pakan juga perlu diperhatikan, karena ternak lebih suka pakan yang yang
memiliki kandungan karbohidrat tinggi berupa gula seperti rumput, shorgum,
jagung, biji-bijian kecil, tanaman tebu, tongkol gandum, tongkol jagung, pucuk
tebu, batang nanas, dan jerami padi (Direktorat Pakan Ternak, 2011)
Silo berasal dari bahasa yunani “Siro” yang berarti tempat untuk menyimpan biji-
bijian. Silo yang dimaksud disini adalah merupakan tempat atau wadah untuk
membuat silase. Bahan dari silo bervariasi, bisa dari plastik, drum, bus beton, kayu
dan atau semen permanen. $embuatan silo dapat dilakukan secara permanen, semi
permanen atau tidak permanen, hal ini tergantung situasi dan kondisi serta
kebutuhan.menurut letak dan bentuknya, silo dibedakan menjadi beberapa bentuk :
a. stack atau penc silo
Silo atau tempat silase ini berbentuk bulat atau persegi dan terbuat dari bahan yang
tidak permanen, hijauan ditimbun diatas tanah
b. tower silo
Silo model tower terletak di atas tanah, berbentuk menara, bisa bulat atau
persegi,terbuat dari kayu atau beton dan hijauan ditimbun di dalamnya.
c. Pit atau trench silo
Silo ini berbentuk silinder dan berada di dalam tanah (permukaan sejajar dengan
permukaan tanah), bahan hijuan disimpan di dalam lubang di tanah
d. Clamp silo
Silo ini merupakan bentuk gabungan antara stak dan pit silo, sehingga letaknya
sebagian di dalam tanah dan sebagian muncul di atas tanah. Sebagian besar silase
berada di atas tanah . beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan silase
lama pekerjaan tidak boleh lebih dari 3 hari
bahan silase harus ditumpuk rapih dipadatkan-
Setelah proses ensilase selesai, ph harus dipertahankan kurang dari 4,2 (ph
lebih dari 4,8 akan terjadi pembusukan dan peragian)
Suhu optimum untuk bakteri asam laktat 25-35 C
DAFTAR PUSTAKA
http://nad.litbang.pertanian.go.id/ind/images/37-YENNI-SILASE.pdf
http://etheses.uin-malang.ac.id/511/6/10620071%20Bab%202.pdf
http://jurnal.unpad.ac.id/pkm/article/download/20276/9697
https://www.academia.edu/20060762/MODUL_KULIAH_TEKNOLOGI_PENG
OLAHAN_PAKAN_TPP_