Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

Plant Growth-Promoting Activity of Pseudomonas aeruginosa

FG106 and Its Ability to Act as a Biocontrol Agent against

Potato, Tomato and Taro Pathogens

Dosen Pengampu:

Prof. Dr. Ir. Trizelia, M.Si

Oleh

Salsa Bilatul Zahra

2210251019

DEPARTEMEN PROTEKSI TANAMAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS ANDALAS

2023
Kata Pengantar

Segala puji kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kami kemudahan
sehingga saya dapat membuat makalah ini dengan tepat waktu. Saya dengan senang hati
mempersembahkan makalah ini mengenai pengendalian hayati terkhusus apa saja yang saya pelajari.
makalah ini disusun dengan tujuan untuk memberikan pemahaman yang komprehensif mengenai
pengendalian hayati sebagai salah satu aspek penting dalam pertanian modern.

Pengendalian Hayati (biological control) adalah pengendalian organisme pengganggu


tumbuhan (opt) oleh musuh alami atau agensia pengendali hayati. saya berharap bahwa makalah ini
memberikan kontribusi yang berharga bagi pemahaman kita semua mengenai pengendalian hayati.
Semoga makalah ini menjadi sumber referensi yang berguna bagi para petani, peneliti, serta semua
pihak yang tertarik dalam menjaga keberhasilan dan keberlanjutan pertanian.

Akhir kata, saya mengucapkan terima kasih atas kesempatan ini dan harapan saya agar
makalah ini memberikan manfaat yang optimal.

Penulis

Salsa

DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................................................................................

Daftar Isi...........................................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................................

A. Latar Belakang.....................................................................................................................
B. Tujuan..................................................................................................................................
C. Rumusan Masalah................................................................................................................

BAB II METODOLOGI...................................................................................................................

A. Waktu dan Tempat...............................................................................................................


B. Metodologi Penelitian..........................................................................................................

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................................................

A. Hasil.....................................................................................................................................
B. Pembahasan

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN...........................................................................................

A. Kesimpulan..........................................................................................................................
B. Saran....................................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pertanian berkelanjutan dan modern menuntun agar pengurangan input ke dalam industri pertanian
sambil mempertahankan hasil produk yang berkualitas yang menguntungkan bagi alam berkelanjutan
dan segi aspek kesehatan manusia. Tanaman yang terserang penyakit adalah salah satu kendala bagi
hasil dan produk, kendala utamanya tehnik pengendalian yang tidak efektif atau kurang baik bagi
kesehatan bumi dan kesehatan manusia. Metode saat ini untuk menangani patogen tanaman berbahaya
terutama bergantung pada penggunaan bahan kimia sintetik secara ekstentif. Namun, penggunaan
bahan kimia yang sering menimbulkan risiko jangka panjang terhadap kesehatan manusia dan
lingkungan. Bukti bahwa patogen telah mengembangkan resistensi terhadap bahan kimia. Untuk
menghindari konsekuensi yang tidak diinginkan ini, upaya penelitian saat ini sangat berfokus pada
pengembangan praktik dan metode perlindungan tanaman yang tidak terlalu berbahaya.

Tehnik pengendalian hayati menggunakan mikroorganisme antagonis telah lam menjadi subjek
penelitian yang menghasilkan berbagai macam produk yang tersedia dan dipasarkan diwilayah
tertentu diseluruh dunia. Kesediaan produk ini terkadang khusus dan kegunaan yang relatif belum
banyak dalam artian kegunaan yang sempit. Peneliti sudah mengembangkan agen pengendalian hayati
untuk memperoleh pengetahuan mekanisme yang didasari pengendalian penyakit biologis.

Pengendalian hayati dengan menggunakan mikroorganisme yang bermanfaat adalah salah satu cara
yang paling ramah lingkungan dan ekonomis untuk mengendalikan penyakit tanaman.
Mikroorganisme ini membantu tanaman mendorong pertumbuhan dan menekan fitopatogen karena
aktivitas antagonisnya.

Secara khusus, rhizobakteri pemacu pertumbuhan tanaman (PGPR) memiliki potensi besar untuk
meningkatkan kualitas tanaman. Produktivitas dan toleransi secara biotik (mahkluk hidup) sangat
terbantu oleh adanya hubungan timbal balik dalam ekosistem dan faktor abiotik (suhu,cahaya,
kelembaban) yang berada ditanah tidak terganggu keasriannya. Diharapkan PGPR ini pada akhirnya
sebagai alternatif atau bahkan pertanian modern dan berkelanjutan dapat menggantikan bahan-bahan
sintetik dibidang pertanian.

Pseudomonas spp. Merupakan salah satu agen hayati yang bermanfaat yang paling melimpah diantara
populasi bakteri besar dan heterogen dilingkungan rhizo dan oleh karena itu menarik perhatian
sebagai sumber agen pengendalian hayati yang potensial kecuali untuk beberapa strain patogen
manusia. Spesies Pseudomonas aeruginosa adalah bakteri serbaguna dan ada dimana-mana yang telah
dikenal sebagai antagonis aktif beberapa bakteri dan jamur patogen tanaman. Dan memiliki potensi
aplikasi praktis dalam sistem pertanian.

B. Tujuan

Makalah ini bertujuan untuk menjelaskan aktivitas pemacu pertumbuhan tanaman dari Strain
Pseudomonas aeruginosa FG106:
1. untuk menentukan pengaruh P. aeruginosa FG106 terhadap pertumbuhan dan perkembangan
patogen tanaman
2. Menyelidiki aktivitas efek strain pada perkecambahan dan pertumbuhan tomat
3. Mengevaluasi aktivitas biokimia dan enzimatik P. aeruginosa FG106
4. Mengkarakteristik interaksi antara FG106 dan patogen serta penyakit bakteri dan jamur.

C. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada makalah ini ialah:

1. Bagaimana pengaruh P. aerugininosa dalam mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan


patogen tanaman?
2. Apa enzim dan biokimia yang dihasilkan pseudomonas aeruginosa?
3. Bagaimana karakteristik, aktivitas dan interaksi Pseudomonas aeruginosa terhadap tanaman?

BAB II METODOLOGI

A. Waktu dan Tempat


Waktu dan tempat pembuatan makalah ini dilaksanakan sejak tanggal 29 September 2023. Dilakukan
pencarian jurnal internasional di situs google scholar. Tempat pembuatan makalah ini juga dilakukan
pada situs website office 363. Seluruh isi makalah ini berdasarkan apa yang terdapat pada jurnal yang
internasional yang berjudul Aktifitas Pendorong Pertumbuhan Tanamana Pseudomonas aeruginosa
FG160 dan kemampuannya bertindak sebagai agen biokontrol terhadap patogen kentang, tomat dan
talas. Hak cipta jurnal ini oleh penerbit MDPI, pemegang lisensi, Basel, Swiss.

B. Metodologi penelitian

Berdasarkan jurnal banyak metode yang dilakukan akan tetapi pada makalah ini hanya 2 yang
dijelaskan. Adapun 2 bahan-bahan dan metode yang digunakan yaitu:

1. Isolasi Bakteri Biokontrol

Pada Jurnal didapatkan informasi untuk isolasi bakteri, sampel akar dikumpulkan secara acak dari
akar tomat sehat yang ditanam di berbagai wilayah khorasan Razavi, sebuah provinsi di Iran. Sampel
segera dimasukkan ke dalam kantong kertas, dipindahkan ke laboratorium, dan disimpan pada suhu 4
yC. Akar dicuci dengan air keran, kemudian permukaannya disterilkan selama 2 menit dalam etanol
70% dan 5 menit dalam larutan natrium hipoklorit 3% diikuti dengan tiga kali pencucian dengan air
steril. Air dari pencucian ketiga digunakan sebagai sampel kontrol. Akar dihancurkan dan dikocok
selama 20 menit pada shaker dengan kecepatan 220 rpm, kemudian digunakan untuk menghasilkan
pengenceran serial hingga 10 y5. Strain Pseudomonas diisolasi menggunakan tehnik spread plate pada
medium agar king’s B. setelah penilaian interaksi antagonis dengan R.solani, isolat yang
menunjukkan efek antijamur terkuat yaitu FG160, dipilih untuk penyaringan lebih lanjut dan disimpan
dalam kaldu Luria-Bertani (LB) (Duchefa Biohemie, Haarlem, Belanda) yang mengandung 30%
gliserol pada suhu y80 yC

2. Aktivitas Antagonis in Vitro

Uji kultur ganda dilakukan dalam cawan petri pada media selektif. Strain FG106 dikultur padda kedua
sisi cawan petri, dengan inokulasi awal dilakukan 1 cm dari tepi cawan. Sumbat agar berdiameter 5
mm yang mengandung patogen jamur atau oomycetes yang akan diuji kemudian ditempatkan
ditengan piring.

Aktivitas antagonis FG106 terhadap bakteri patogen tanaman C. m. subsp. Michiganesis dan X.e. hal.
Perforan diuji pada pelat agar LB (6 cm). Suspensi satu bakteri patogen dalam air suling steril
(OD600=0,1) yang diperoleh dari kultur semalaman dalam kaldu nutrisi (NB) diseka secara merata
pada pelat agar LB, yang kemudian dikeringkan dan diinokulasi dengan isolat FG106. Pelat kemudian
diinkubasi pada suhu 28yC selama 1-5 hari. Efisiensi P.aeruginosa dalam menekan pertumbuhan
radial patogen ditentukan seperti yang dijelaskan sebellumnya. Aktivitas antibakteri diberi skor pada
skala acak yang berkisar antara 0 hingga 3 berdasarkan skala penghambatan pertumbuhan disekitar
koloni FG106, dengan 0 berarti tidak ada halo, 1 mengacu pada halo yang lebih kurang dari 5 mm.2
menunjukkan diameter 5-10mm. Halo dan 3 adalah halo yang lebih besar dari 10mm. Piring yang
diinokulasi dengan patogen saja digunakan sebagai kontrol positif. tiga ulangan independen dilakukan
untuk setiap patogen dan kontrol yang diuiji.

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Berdasarkan apa didapatkan pada jurnal, Bakteri FG106 diisolasi dari akar tanaman tomat sehat di
Provinsi Khorasan Razavi. Setelah pemurnian, Strain dikultur pada media King’s B dan disimpan
pada suhu 25 yC selama 2 hari. Koloni bakteri menghasilkan pigmen pyoverdine dalam media ini
setelah terkena sinar UV. Pengamatan mikroskopis menunjukkan bahwa FG106 berbentuk batang.
Urutan sanger dari sebagian gen 16S rRNA memungkinkan identifikasi FG106 sebagai strain
Pseudomonas aeruginosa berdasarkan analisis BLASTn.

Berdasarkan pengujian kultur ganda, FG106 menghambat pertumbuhan semua patogen tanaman yang
diuji termasuk oomycetes, dan bakteri. Ia mencapai tingkat penghambatan tertinggi sebesar 83,4%
dalam percobaan dengan P. infestant diikuti oleh A. alterna (58,9%).,P. colocasiae (56.5%) dan dll.
Tingkat penghambatan terendah sebesar 44.6% terlihat pada R. solani. Bakteri ini juga menghambat
terendah bakteri gram positif C. michiganesis subsp. Michiganensis dan bakteri gram negatif X.
euvesicatoria pv. Perforan; dalam kasus ini tingkat aktivitas penghambatannya masinig-masing diberi
skor 3 dan 2.

B. Pembahasan

Strain Pseudomonas spp. Ditunjuk FG106 diisolasi dari rizosfer tanaman tomat yang sehat. Analisis
fenotifik dan filogenetik mengungkapkan bahwa strain ini termasuk dalam P. aeruginosa secara
khusus P. aeruginosa memiliki banyak fitur menarik yang dapat bermanfaat secara pertanian, terutama
karena ketahanannya, kemampuannya bersaing dengan patogen dan kapasitasnya untuk menghasilkan
metabolik sekunder yang menghambat pertumbuhan patogen.oleh karena itu strainnya merupakan
agen biokontrol yang potensial.

Kemampuan strain baru untuk mengendalikan patogenisitas beberapa patogen dievaluasi secara in
vitro dan in vivo. Mengungkapkan bahwa strain FG106 dapat melarutkan fosfat dan dengan demikian
mendorong perkembangan akar lateral dan penyerapan mineral oleh tanaman inang. Ini juga
menghasilkan siderofor yang meningkatkan pertumbuhan jaringan tanaman dan panjang akar
sekaligus meningkatkan resistensi patogen dengan melarutkan besi yang tidak larut. Produksi
siderofor oleh FG106 juga berkontribusi pada kemampuannya untuk bersaing secara efektif dengan
patogen untuk mendapatkan zat besi yang langka. Memungkinkan FG106 untuk secara efisien
menempati relung ekologi dilingkungan rhizo. Senyawa biaktif penting lainnya yang dihasilkan oleh
strain ini adalah IAA, tinkat IAA yang lebih tinggi dibandingkan bakteri menguntungkan lainnya.
dampak senyawa ini pada inang adalah karena statusnya sebagai fitohormon utama yang mengatur
pertumbuhan tanaman, serapan hara , dan aktivasi respon ketahanan. Ia juga memainkan peran
penting dalam pembentukan jaringan akar; perubahan tingkat auksin berkorelasi dengan perubahan
pertumbuhan akar. Kualitas penting lainnya dari FG106 adalah kemampuannya menghasilkan
amonia, yang memfasilitasi penyerapan nitrat dan amonium oleh tanaman inang. Selain itu ia dapat
menghasilkan hidrogen slanida (HCN) dan membentuk biofilm, sehingga secara efektif membatasi
pertumbuhan fitopatogen. Terakhir FG106 mengeluarkan enzim protease dan lipase aktif kedalam
media kultur, yang selanjutnya menghambat pertumbuhan fitopatogen yang diuji. Ahmadzadeh dkk
telah menunjukkan bahwa enzim ini berkontribusi terhadap degradasi dinding sel patogen. Demikian
pula zaiha dkk. Menunjukkan bahwa produksi protease, kitinase, dan 1-3-glukonase oleh strain yang
bermanfaat berkontribusi terhadap ketahanan tanaman terhadap patogen R.solani.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan

Pada Jurnal penelitian tersebut mengungkapkan bahwa P. aeruginosa strain FG106, sebuah
Pseudomonas yang termasuk dalam Gammaproteobacteria yang awalnya diisolasi dari akar tanaman
tomat pembibitan yang sehat, menghasilkan berbagai metabolik aktif secara biologis dan merupakan
agen biokontrol yang berpotensi berharga. Temuan penelitian itu menunjukkan bahwa pengendalian
biologis menggunkan strain ini dapat memfasilitasi pengelolaan beberapa jamur dan bakteri patogen
secara terpadu dan berkelanjutan pada tanaman tomat, dll. Untuk mengembangkan metode
pengendalian patogen termasuk pemupukan, kultivar tahan, dan penggunaan agen biokontrol harus
diterapkan secara kombinasi. oleh karena itu, juga pada hasil penelitian tersebut penelian dimasa
depan harus menyelidiki kemampuan strain bakteri ini untuk mengendalikan patogen tanaman lain
dan mekanisme yang mendasari pengendalian.

B. Saran

Berdasarkan apa yang telah saya buat makalah ini memang betul dan benar hasil dari jurnal
internasional yang didapatkan sehingga seluruh bagian hasil dan pembahasan semuanya didapatkan
dari jurnal tersebut.

DAFTAR PUSTAKA
Ahmed S. M. Elnahal dkk. 2021. Penggunaan inokulum mikroba untuk pengendalian biologis,
peningkatan pertumbuhan tanaman, dan pertanian berkelanjutan, Asosiasi Perlindungan T
anman Kerajaan Belanda 2022.

Bhimeshwari sahu, dkk. 2018. Bakteri Pseudomonas fluorescens PGPR serta agen bikontrol, Jurnal
Internasional Studi Kimia. Departemen Patologi Tumbuhan, Sekolah Tinggi Pertanian, India

David B. dkk 2022. Pengendalian penyakit tanaman secara biologis- Apa yang telah dicapai dan apa
arahnya?, Patology Tanaman. Inggris

Farideh Ghadamgahl, dkk. 2022. Aktifitas Pendorong Pertumbuhan Tanaman Pseudomonas


aeruginosa FG106 dan Kemampuannya Bertindak sebagai Agen Biokontrol terhadap Patogen
Kentang, Tomat, dan Talas. Xuehong Zhang. MDPI, Basel, Swiss.

Jackson, dkk. 2019. Interaksi amuba yang hidup bebas dengan jamur beras patogen, Rhizoctonia
solani. Res BMC

Ni, L. dkk, 2019. Penatalaksaan Penyakit Jamur Pada Mentimun (Cucumis sativus L.) dan Tomat
(Solanum lycopersicum L.) Tanaman dirumah kaca menggunakan Basillus subtilis.
Fitostimulasi dan Biokontrol: Springer: Cham, Swiss

Anda mungkin juga menyukai