PROPOSAL PENELITIAN
Oleh
LIKA HANIFAH SITORUS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
MALANG
2018
KEANEKARAGAMAN JAMUR TANAH PADA LAHAN TANAMAN
BAWANG PREI (Allium ampeloprasum L.) ORGANIK DAN LAHAN YANG
DIAPLIKASIKAN HERBISIDA BERBAHAN AKTIF OKSIFLUORFEN
PROPOSAL PENELITIAN
Oleh :
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
JURUSAN HAMA DAN PENYAKIT TUMBUHAN
MALANG
2018
LEMBAR PERSETUJUAN
Disetujui Oleh:
Prof. Dr. Ir. Abdul Latief Abadi, MS. Restu Rizkyta Kusuma, SP. M.Sc.
NIP. 19550821 198002 1 002 NIK. 201409 880504 2 001
Mengetahui
Ketua
Jurusan Hama dan Penyakit Tumbuhan
Puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT serta shalawat
berangkaikan salam selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW sehingga dapat
menyelesaikan laporan magang yang berjudul “Keanekaragaman Jamur Tanah
Pada Lahan Tanaman Bawang Prei (Allium Ampeloprasum L.) Organik Dan Lahan
Yang Diaplikasikan Herbisida Berbahan Aktif Oksifluorfen”.
Saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada banyak
pihak yang telah bertisipasi dalam membantu pengerjaan proposal penelitian. Saya
ucapkan terimakasih kepada :
1. Tuhan Yang Maha Esa atas karunia yang telah diberikan sehingga dapat
menyelesaikan proposal penelitian ini
2. Kedua orang tua serta keluarga yang selalu memberikan dukungan selama
penyusunan proposal penelitian.
3. Bapak Prof. Dr. Ir. Abdul Latief Abadi, MS dan Ibu Restu Rizkyta Kusuma,
SP. M.Sc. selaku dosen pembimbing yang selalu sabar dalam memberikan
arahan dan motivasis salaam mengerjakan proposal penelitian ini.
4. Dr. Ir. Ludji Pantja Astuti, MS. selaku Ketua Jurusan Hama dan penyakit
Tumbuhan (HPT), Dr.Ir.Syamsuddin Djauhari, MS selaku Ketua Laboratorium
Jurusan HPT serta seluruh dosen dan karyawan jurusan HPT Fakultas
Pertanian Universitas Brawijaya atas bimbingan, fasilitas, dan bantuan yang
telah diberikan.
5. Teman-teman seluruhnya yang selalu membantu dan mendukung dalam
pengerjaan proposal penelitian ini.
Semoga proposal penelitian yang telah disusun ini dapat bermanfaat untuk
banyak pihak. Kritik dan saran sangat diperlukan guna perbaikan dari proposal
penelitian yang telah dibuat. Terima Kasih.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR...................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.......................................................................................................iii
1. PENDAHULUAN...................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................................2
1.3 Tujuan.............................................................................................................. 3
1.4 Hipotesis Penelitian..........................................................................................3
1.5 Manfaat Penelitian............................................................................................3
2. TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................4
2.1 Tanaman Bawang Prei ....................................................................................4
2.2 Mikroorganisme Tanah.....................................................................................5
2.3 Jamur dan Peranannya...................................................................................6
2.4 Pertanian Organik.............................................................................................8
2.5 Herbisida........................................................................................................ 10
3. METODE PENELITIAN........................................................................................13
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian.........................................................................13
3.2 Alat dan Bahan...............................................................................................13
3.3 Metode Penelitian...........................................................................................13
3.4 Pelaksanaan Penelitian..................................................................................14
3.5 Variabel Pengamatan.....................................................................................18
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................22
ii
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
iii
1
1. PENDAHULUAN
2. TINJAUAN PUSTAKA
patogen ini bisa ditularkan lewat benih. Patogen ini juga dapat menyebar
melalui udara lalu menginfeksi tanaman bawang prei (Raymond et al., 2014).
Infeksi pada tanaman bawang prei memunculkan gejala awal berupa bintik-
bintik putih melingkar memanjang sepanjang (1-2 mm). Gejala serangan lanjut
akan berkembang seperti pustul berwarna kuning ke oranyean dan kondisi
tanaman terlihat mongering (Parte et al., 2015)
3. Penyakit Mati Pucuk
Tanaman inang dari jamur Phytophthora porri yaitu bawang prei,
bawang merah dan bawang putih. Secara umum serangan dari penyakit ini
terjadi pada saat periode musim penghujan. Oosopra patogen dapat bertahan
pada tanah selama lebih dari 5 bulan. Patogen ini membutuhkan kondisi yang
lembab pada bagian permukaan daun untuk menginfeksi tanaman (Raymond
et al., 2014). Gejala serangan patogen ini pada awalnya akan menyerang
bagian ujung daun sehingga menyebabkan warnanya menjadi menguning.
Sel-sel tanaman yang terinfeksi kemudian akan mati dan menyebabkan
kondisi tanaman menjadi mengering serta gejala akan menjalar ke bagian
bawah hingga ± 15 cm. Kondisi ini menyebabkan pertumbuhan bawang prei
terganggu dan dapat menyebabkan kematian (Tarigan dan Sembiring, 2017).
c. Ascomycetes
Kategori jamur ini memiliki spora yang terdapat dalam kantung yang
disebut askus. Askospora adalah sel askus yang membesar dan
didalamnya terdapat spora. Kelompok jamur ini berkembang biak secara
seksual dengan konidium dan secara aseksual dengan askus.
d. Basidiomycetes
Jamur Basidiospora berkembangbiak dengan basidospora yang
berkecambah menjadi hifa vegetatif yang disebut miselium primer.
Kemudian terbentuk sekat di dalam miselium dengan jumlah inti yang sama
yang disebut miselium sekunder. Miselium-miselium sekunder berkumpul
membentuk jaringan dinamakan miselium tersier.
d. Prinsip Perawatan
Pertanian organik harus dikelola dengan hati-hati dan bertanggung
jawab sebagai wujud untuk melindungi kesehatan lingkungan hidup.
Pertanian organik merupakan suatu sistem hidup yang dinamis
sehingga harus mampu mengontrol kondisi internal dan eksternal.
Prinsip ini menyatakan bahwa untuk mengantisipasi permaslaahan
maka perlu dilakukan upaya preventif serta rasa tanggung jawab
terhadap setiap permasalahan yang terjadi.
Herbisida dengan bahan aktif dan cara kerja yang sama apabila
diaplikasikan secara intensif dalam periode waktu yang lama dalam suatu
areal dapat menyebabkan senyawa sintetik tersisa didalam tanah semakin
banyak. Pestisida yang diaplikasikan dilapangan ± hanya 20 % yang
mengenai sasaran dan sisanya terakumulasi dan meninggalkan residu di
dalam tanah. Residu di dalam tanah dapat menyebabkan kematian pada
organisme didalam tanah. (Srikandi, 2010)
Penggunaan bahan kimia untuk pengendalian gulma dapat
berpengaruh terhadap keberadaan mikroba didalam tanah ( Wardle dan
Pakinson, 1990). Dampak penggunaan mikroba didalam tanah bukan
hanya pada interaksi mikroorganisme tanah yang komplek, tetapi juga
keberagaman mikroorganisme dan aktivitasnya (Shukla, 1997). Sebagian
populasi mikroba yang terdapat didalam tanah dapat mentoleransi residu
herbisida.
Persistensi bahan aktif oksifluorfen didalam tanah yaitu sekitar 2-3
bulan. Daya absorbsi oleh koloid tanah yang sangat kuat menyebabkan
pencucian herbisida didalam tanah sangat kecil. Bahan aktif oksifluorfen
didalam tanah tahan terhadap dekomposisi oleh cahaya matahari dan lebih
cepat terlarut dalam air. Oksifluorfen juga tahan terhadap dekomposisi oleh
mikroorganisme didalam tanah. (Aston dan Craft, 1981) dalam (Faqihhudin
et al., 2014).
13
3. METODE PENELITIAN
3.2.1 Alat
Alat yang digunakan selama penelitian meliputi cawan petri (d=9 cm),
tabung reaksi, jarum ose, vortex, inkubator, stik L, autoclave, panci, bunsen,
cover glass, gelas ukur, laminar air flowcabinet, hand sprayer, spatula,
mikroskop, timbangan, botol media 250 ml, pipet mikro, pinset, tip, tabung
reaksi, rak tabung reaksi, botol via, object glass, cover glass, batang
pengaduk.
3.2.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampel tanah dari
lahan bawang prei organik dan lahan yang diaplikasikan herbisida, alkohol
70%, Potato Dekstrose Agar (PDA), aquades, plastic wrap, kantong plastik
bening, kertas label, spiritus, kapas, antibiotik (chloramphenicol), tisu steril,
Herbisida berbahan aktif oksifluorfen.
konvensional secara acak dengan 5 titik sampel. Sampel tanah yang telah
dikolektifkan kemudian diisolasi dan dipurifikasi lalu dilakukan identifikasi
jamur tanah. Setelah isolat dari lahan organik dan konvensional didapatkan
maka selanjutnya dilakukan pengujian peracunan herbisida. Kegiatan
selanjutnya yaitu komparasi untuk menganalisis hasil data yang didapatkan
kemudian melakukan perbandingan keanekaragaman jamur tanah pada lahan
organik dan konvensional.
Sterilisasi dilakukan pada alat dan bahan yang akan digunakan dalam
pelaksanaan isolasi, purifikasi, identifikasi, pengamatan penyakit, serta
pengujian peracunan herbisida. Bahan pengujian yang digunakan seperti
aquades, tisu, dan alat berbahan dasar glassware dilakukan sterilisasi
menggunakan autoclave dengan suhu 121oC dengan tekanan 1,5 psi selama
120 menit.
Media PDA digunakan sebagai media tumbuh jamur tanah yang akan di
eksplorasi. Bahan yang dibutuhkan yaitu kentang 200 gr, dekstrose 20 gr,
agar 20 gr, chloramphenicol, dan aquades 1 L. Tahapan pembuatan yang
pertama yaitu mengupas kentang dan dipotong berbentuk seperti dadu
dengan volume kurang lebih 1 cm3 , kemudian dicuci dengan menggunakan
air hingga bersih, direbus dalam 1 Liter aquades selama ± 30 menit .
Kemudian kentang disaring dan sari kentang hasil rebusan dicampurkan
dengan 20 gram dekstrose lalu direbus kembali hingga mendidih (Sandy et
al., 2015). Setelah mendidih, agar dimasukkan kedalam larutan sampai
homogen dan kemudian ditambahkan chloramphenicol. Larutan yang telah
homogen dimasukkan kedalam botol scoff kemudian ditutup dengan
aluminium foil dan dibalut dengan menggunakan plastik wrap.
15
I=
∑ (nv ) x 100 %
ZxN
Keterangan :
I = Intensitas serangan
n = Jumlah daun dari tiap kategori serangan
v = Nilai skala dari kategori serangan
Z = Nilai skala dari kategori serangan tertinggi
N = Jumlah daun yang diamati
Isolat jamur yang telah ditumbukan pada media PDA kemudian diamati
dan dilakukan pengukuran diameter. Pengukuran dilakukan pada masing-
masing perlakuan dan ulangan.
s
H ' =∑ ¿ ∈ ¿
i=1 N
( )
N
Keterangan :
H’ = Indeks keanekaragaman
S = Jumlah spesies
ni = Jumlah individu jenis ke i
N = Jumlah total individu
H'
E=
¿S
Keterangan :
E = Indeks keseragaman
H’ = Indeks keanekaragaman
S = jumlah genus/ spesies
d1
i
d2
Data hasil diameter koloni yang telah didapatkan pada setiap perlakuan
dan ulangan kemudian dilakukan perhitungan tingkat hambatan relatif (THR)
berdasarkan rumus sebagai berikut :
dk−dp
THR= x 100 %
dk
Keterangan :
THR : Tingkat hambatan relative
dk : Diameter koloni jamur pada kontrol
dp : Diameter koloni jamur pada perlakuan.
KR= ¿ x 100 %
N
22
Keterangan :
KR = Kelimpahan relatif
Ni = Jumlah individu spesies ke-i
N = Jumlah seluruh individu
n 2
C=∑ ¿
i=1 N
( )
Dimana :
C : Indeks Dominansi
ni : Jumlah individu ke-i
N : Jumlah total individu
Nilai Indeks dominasi berkisar antara 0-1 dengan kriteria menurut Hamsiah
(2006) sebagai berikut (Tabel 4):
Tabel 4. Kriteria Indeks Dominasi
Nilai Indeks Kriteria
0,00<C<0,5 Rendah
0,50<C<0,75 Sedang
0,75<C<1,00 Tinggi
DAFTAR PUSTAKA