Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

TENTANG
DAYA KERJA ANTIMIKROBA DAN OLIGODINAMIK

DOSEN PENGAMPU:

Rozana Zuhri, S.Pd.,MSi

DISUSUN KELOMPOK I :

Hendrianto (20020611006)

Sherlinda NY (20020611014)

Wahyu Soleha (20020611016)

Yuni Purnawati (20020611017)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MERANGIN
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga Laporan praktikum ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Kami sangat berharap semoga laporan praktikum tentang tentang “DAYA
KERJA ANTIMIKROBA DAN OLIGODINAMIK ” ini dapat menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktekkan dalam pembelajaran.
Bagi kami sebagai penulis merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan laporan praktikum ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman
Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
pembaca demi kesempurnaan laporan praktikum ini.

Bangko, Desember 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
PRAKTIKUM I.................................................................................................................4
I. Hari/Tanggal...........................................................................................................4
IV. Alat dan bahan....................................................................................................7
V. Cara keja.................................................................................................................7
VI. Hasil pengamatan dan pembahasan....................................................................1
VII. KESIMPULAN...................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................7
PRAKTIKUM

I. Hari/Tanggal
Hari/tanggal : Senin, 12 Desember 2022 di Laboratorium Biologi Universitas Merangin.
II. Tujuan Praktikum
Agar mahasiswa mengetahui daya kerja antimikroba yang dipraktekkan pada bakteri
Coliform non fecal.

III. Dasar Teori


Mikroorganisme sangat erat kaitannya dengan kehidupan, beberapa diantaranya bermanfaat dan yang
lain merugikan. Banyak di antaranya menjadi penghuni dalam tubuh manusia. Beberapa mikroorganisme
menyebabkan penyakit dan yang lain terlibat dalam kegiatan manusia sehari-hari seperti misalnya
pembuatan anggur, keju, yogurt, produksi penicillin, serta proses- proses perlakuan yang berkaitan
dengan pembuangan limbah.
Mikroba dapat disingkirkan, dihambat dengan atau dibunuh menggunakan bahan kimia. Selain bahan
kimia, pertumbuhan bakteri dapat dihambat oleh faktor-faktor lain yaitu oleh sinar matahari, logam, suhu
dll.Berbagai jenis bahan kimia yang dibuat secara sintetik telah banyak dimanfaatkan orang untuk
menyembuhkan luka dan telah diuji khasiatnya, zatyang demikian disebut dengan zat antiseptik.Zat
antibiotik adalah zat yang dihasilkan oleh mikroorganisme, yangdapat menghambat pertumbuhan
mikroorganisme lain, bahkan dapat memusnahkannya.
Zat disenfektan adalah suatu senyawa kimia yang dapat menekan pertumbuhan mikroorganisme pada
permukaan benda mati seperti meja, lantai, dan pisau bedah. faktor yang mempengaruhi aktifitas
antimikroba antara lain adalah lingkungan, komponen-komponen medium, takaran inokolum, lamanya
inkubasi dan aktifitas metabolisme organisme.
Uji sensitifitas bakteri merupakan cara untuk mengetahui danmendapatkan produk alam yang
berpotensi sebagai bahan antibakteri serta mempunyai kemampuan untuk menghambat pertumbuhan atau
mematikan bakteri pada konsentrasi yang rendah. Metode uji sensitifitas bakteri adalah metode cara
bagaimana mengetahui dan mendapatkan produk alam yang berpotensi sebagai bahan antibakteri serta
mempunyai kemampuan untuk menghambat pertumbuhan atau mematikan bakteri pada konsentrasi
yangrendah. Uji sentifitas bakteri merupakan suatu metode untuk menentukan tingkat kerentanan bakteri
terhadap zat anti bakteri dan untuk mengetahui senyawa murni yang memiliki aktivitas antibakteri.
Salah satu tanaman obat yang banyak tumbuh di Indonesia yang akhir-akhir ini banyak dimanfaatkan
adalah tanaman sungkai (Peronema canescens.Jack). Pada suku Dayak di Kalimantan Timur sampai saat
ini masih tetap mempertahankan tradisi dengan memanfaatkan tumbuhan di sekitarnya untuk pengobatan
ataupun perawatan kesehatan misalnya tanaman sungkai (Peronema canescens. Jack) suku verbenaceae
pada bagian daun muda digunakan sebagai obat pilek, demam, obat cacingan (ringworms), dijadikan
mandian bagi wanita selepas bersalin dan sebagai obat kumur pencegah sakit gigi. Sebagian masyarakat
di Sumatera Selatan dan Lampung menggunakan daun sungkai (Peronema canescens. Jack) sebagai
antiplasmodium dan obat demam (Harmida, 2011). Tumbuhan ini merupakan tumbuhan khas Indonesia
yang terdapat di Sumatera bagian Selatan dan Kalimantan (Heyne, 1987; Subeki, 2004).
IV. Alat dan Bahan
Alat :
1. Cawan petri
2. Kertas cakraam
3. Erlenmyer
4. Buncen
5. Tabung reaksi berisi bakteri coliform
6. Jarum ose
7. Plastic wrap
8. Vortex
9. Rak tabung
10. hotplate

Bahan :
1. Nutrien agar
2. Rendaman jagung 3 %
3. Sukrosa 3 %
4. CaCo3 0,5 %
5. FeSo4 0,1%
6. MgCl2 0,2%
7. ZnSo4 0,01 %
8. Aquadest 100 ml
9. Bakteri coliform dari larutan BGLB
10. Aquadest

V. Cara keja
1. Siapkan alat dan bahan yang hendak digunakan
2. Siapkan media untuk perkembangbiakan bakteri
3. Panaskan larutan hingga menddih dan sterilkan alat dan bahan yang hendak digunakan
4. Masukkan bakteri ke dalam larutan perkembangbiakan
5. Vortex larutan perkembang biakan bakteri A,B dan Cagar endapannya memisah
6. Masukkan masing masing bakteri A,B dan C kedalam larutan yg telah diDIVORTEK
7. Masukkan Na agar kedalam cawan petri kemudian tunggu hingga padat
8. Ulas bakteri yang di dalam BGLB di atas agar yg sudah padat hingga merata
9. Bagi 4 bagian untuk bakteri A, B dan C serta control (dexametason)
10. Ambil kertas cakram kemudian tanam di masing masing bagian pada cawan petri sesuia label bakteri
11. Kemudian tutup cawan petri dan ungkus menggunakan plastic wrap dan simpan ke dalam lamina aiflow
12. Amati media tersebut selama 1x 24 jam
13. Jika sudah cuci alat yang telah digunakan menggunakan teknikm aseptic
VI. Hasil pengamatan dan pembahasan
A. Sterilisasi

Autoklaf adalah alat untuk mensterilkan berbagai macam alat dan


bahanyang menggunakan tekanan 15 psi (2 atm) dan suhu 121oC. Suhu dan
tekanantinggi yang diberikan kepada alat dan media yang disterilisasi
memberikankekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel dibanding dengan
udara panas.Biasanya untuk mensterilkan media digunakan suhu 121oC dan
tekanan 15 lb/in2(SI = 103,4 Kpa) selama 15 menit. Alasan digunakan suhu
121oC atau 249,8oF adalah karena air mendidih pada suhu tersebut jika
digunakan tekanan 15 psi. Prinsip Kerja Autoklaf merupakan alat sterilisasi
dengan menggunakan Uap Panas Bertekanan. Yaitu mempunyai tekanan 1 atm
(pounds persquare inci) dan suhu 121°C selama 1 jam untuk alat dan bahan.

B. Teknik aseptis

Teknik aseptis atau steril adalah suatu sistem cara bekerja


(praktek) yang menjaga sterilitas ketika menangani pengkulturan
Mikroorganisme untuk mencegah kontaminasi terhadap kultur
mikroorganisme yang diinginkan. Dasar digunakannya teknik
aseptikadalah adanya banyak partikel debu yang mengandung mikroorganisme
(bakteri atau spora) yang mungkin dapat masuk ke dalam cawan,
muluterlenmeyer, atau mengendap di area kerja. Pertumbuhan
mikroorganisme yang tidak diinginkan ini dapat mempengaruhi atau
mengganggu hasil dari suatu percobaan. Mikroorganisme dapat
juga”jatuh” dari tangan operator, sarung tangan atau jas laboratorium
karenapergerakan lengan yang relatif cepat. Penggunaan teknik aseptic
meminimalisir material yang digunakan terhadap agen pengontaminasi. Pada
kenyataanya teknik aspetis tidak dapat melindungi secara sempurna dari
bahaya kontaminan. Namun semakin banyak belajar dari pengalaman maka
semakin mengurangi resiko yang ditimbulkan. Teknik aseptis digunakan pada
saat: Teknik aseptis seharusnya digunakan saatkita bekerja dengan
mikroorganisme hidup dan dengan segala media pertumbuhannya. Teknik
aseptis sebaiknya digunakan ketika kita tidakingin larutan dari suatu botol
tidak berubah sifat akibat aktivitas mikroorganisme, seperti saat membuat
buffer meskipun buffer dengan konsentrasi garam tinggi atau mengandung
deterjen

1. Mencuci tangan dengan sabun atiseptik sebelum dan sesudah memasuki lab
2. Membersihkan meja praktikum dengan alkohol 70% sebelum dan sesuah
praktikum.
3. Menggunakan Bunsen selama bekerja untuk mencegah kontaminasi.
4. Memijarkan pada Bunsen alat yang akan digunakan dansetelah
digunakan

C. Hasil pengamatan Teknik Isolasi

No Sampel Hasil Pengamatan


1 Kontrol NA

2 Daun sungkai

3 Tanah
Teknik Isolasi (Metode Streak Plat)

No Sampel Hasil Pengamatan


1 Kontrol NA

2 Daun sungkai

3 Tanah

Isolasi merupakan metode yang digunakan untuk memindahkan mikroorganisme


yang terdapat di alam dan menumbuhkannya pada medium buatan. Menurut Ghoni
(2013) pentingnya mengisolasi suatu mikroba dari lingkungan dikarenakan banyaknya
mikroba yang sulit untuk diamati atau dibedakan secara langsung menggunakan panca
indera. Sehingga dengan isolasi akan mempermudah untuk melihat dan mengamati
bentuk-bentuk pertumbuhan mikroba pada beberapa medium serta dapat melihat
morfologi dari mikroba tersebut.
Praktikum isolasi mikroba ini mengambil sampel tanah dan daun sungkai
dengan metode pengenceran bertingkat. Tujuan dari metode pengenceran bertingkat
yaitu memperkecil atau mengurangi jumlah mikroba yang tersuspensi dalam cairan.
Penentuan besarnya atau banyaknya tingkat pengenceran tergantung kepada perkiraan
jumlah mikroba dalam sampel. Digunakan perbandingan 1 : 9 untuk sampel dan
pengenceran pertama dan selanjutnya. Maka di dapatkan hasil media pengenceran 10-8
dengan media pengenceran 10-9, mikroba lebih sedikit pengenceran 10-9. Hal tersebut
menandakan praktikum kami berhasil.

Menurut Dwyana dan As’adi, (2012) kegagalan dalam hal pemindahan biakan
dapat menyebabkan kontaminasi dari pertumbuhan mikroba yang tidak diharapkan.

D. Pemurnian

No Sampel Hasil Pengamatan


1 Kontrol

2 Tanah

3 Daun sungkai
Ada beberapa metode dalam mengisolasi mikroba bakteri
(mikroorganisme)yaitu dengan menggunakan metode gores, metode tuang, metode
sebar, metode pengenceran dan agar miring. Metode-metode ini berdasarkan pada
prinsip yang sama yaitu mengencerkan organisme sedemikian rupa sehingga tiap
individu spesies dapat dipisahkan dengan lainnya. Praktikum ini bertujuan untuk
mempelajari teknik-teknik di dalam pengisolasian mikroba beserta pemurniannya.

Kontaminasi dalam praktikum isolasi dan pemurnian mikroba dapat mungkin


terjadi jika kondisi dari alat, bahan maupun prkatikan tidak steril. Oleh karena itu
dalam setiap prosedur kerja, baik saat pengenceran ataupun saat menyebar mikroba
ke dalam medium perlu kehati-hatian agar tidak terjadi kontaminasi yang dapat
merusak hasil percobaan. Kemampuan mikroorganisme untuk tumbuh dan tetap
hidup merupakan suatu hal yang penting untuk diketahui. Pengetahuan tentang
faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan mikroba sangat penting didalam
mengendalikan mikroba. Berikut ini faktor-faktor penting yang mempengaruhi
pertumbuhan mikroba sangat penting di dalam mengendalikan mikroba. Ada
beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan bakteri diantaranya adalah :
suplai nutrisi, suhu dan temperature.
VII. KESIMPULAN

1. Sterilisasi merupakan suatu proses menghancurkan atau memusnahkan semua


mikroorganisme termasuk spora, dari sebuah benda atau lingkungan.
2. Teknik aseptic adalah suatu metode atau teknik di dalam memindahkan atau
mentransfer kultur mikroorganisme dari satu tempat ke tempat lain secara aseptik
agar tidak terjadi kontaminasi oleh mikroba lain ke dalam kultur.
3. Isolasi merupakan metode yang digunakan untuk memindahkan mikroorganisme
yang terdapat di alam dan menumbuhkannya pada medium buatan.
4. Pemurnian bertujuan agar diperoleh biakan murni yang diinginkan tanpa ada
kontaminan dari mikroba lain.
DAFTAR PUSTAKA

Awal, Jumadil, Hammado Tantu, dan Eka Pratiwi Tenriawaru. 2014. IdentifikasiAlga
(Algae) Sebagai Bioindikator Tingkat Pencemaran di Sungai LamasiKabupaten
Luwu. Jurnal Dinamika, 5(2), 21-34
Dwyana. 2012. Mikrobiologi Dasar. Makassar: Universitas Hasanuddin.
Kastawi, Y. dkk. (2005). Zoologi Avertebrata.
Malang : Universitas Negeri Malang.Djuhanda, Tatang. (1980). Kehidupan dalam
Setetes Air. Bandung : Institut TeknologiBandung

Anda mungkin juga menyukai