Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM

MIKROBIOLOGI DASAR
“Persiapan Media dan Sterilisasi”

OLEH:

NAMA : SETTYN
NIM : D1F121037
KELAS : PTP-B
ASISTEN : MUH. ABDIL INSANI FARLI, S.P.

JURUSAN PROTEKSI TANAMAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2021
I.PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Seiring perkembangannya zaman, ilmu pengetahuan pun semakin

tinggi pula, rasa ingin tahu seseorang terhadap apa yang terdapat di alam

sampai pada mikroorganisme yang tidak dapat dilihat dengan mata telanjang.

Dari hal inilah muncul ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang

mikroorganime tersebut yang disebut dengan mikrobiologi. Dalam bidang

penelitian mikroorganiesme ini, tentunya menggunakan teknik atau cara-cara

khusus untuk mempelajarinya serta untuk bekerja pada skala laboratorium

untuk meneliti mikroorganisme ini baik sifat dan karakteristiknya, dan

diperlukan pula pengenalan akan alat-alat laboratorium mikrobiologi serta

teknik atau cara penggunaan alat-alat yang berhubungan dengan penelitian

tersebut.

Medium memiliki syarat harus steril, agar tidak ada kontaminan yang

tumbuh, untuk itu penyiapan medium dan sterilisasi alat dan bahan yang akan

digunakan harus disterilkan terlebih dahulu. Selain itu, medium harus

memiliki kandungan Nutrient dan zat-zat yang sesuai dengan jenis dan tujuan

medium tersebut. Nutrient dalam medium harus memenuhi kebutuhan dasar


makhluk hidup, yang meliputi air, karbon, energi, nitrogen, mineral dan

faktor tumbuh.

Sterilisasi merupakan suatu usaha untuk membebaskan alat-alat dan

bahan-bahan dari segala macam bentuk kehidupan, terutama mikroba,

sehingga dalam sterilisasi nanti alat-alat tidak terkontaminasi dengan pihak

luar. Oleh karena itu, bagi seorang pemula di bidang mikrobiologi sangat

perlu mengenal teknik sterilisasi karena merupakan dasar-dasar kerja dalam

laboratorium mikrobiologi. Steril merupakan syarat mutlak keberhasilan kerja

dalam lab mikrobiologi. Dalam melakukan sterilisasi perlu teknik-teknik agar

sterilisasi dapat dilakukan secara sempurna, dalam arti tidak ada

mikroorganisme lain yang mengkontaminasi media.

Dalam proses sterilisasi dikenal beberapa cara atau metode, yaitu

dengan menggunakan mendidih yang mendidih dengan uap untuk beberapa

menit saja, yang kedua dengan menggunakan autoclave, atau yang ketiga

dengan penyaringan atau filtrasi. Dalam proses sterilisasi dan penyiapan

media ini, kita harus memperhatikan beberapa hal, tujuannya adalah agar

bahan yang kita siapkan tidak terkontaminasi oleh mikroba yang tidak kita

kehendaki.

Sterilisasi dan penyiapan media ini sangat penting dalam sebuah

pengamatan mikroba, karena keberhasilan dalam pengamatan sangat

tergantung dari keberhasiln kita mensterilisasi dan persiapan media.

Sterilisasi sangat penting karena pada saat inilah kita akan membunuh

mikroba kontaminan yang akan menghambat atau mengganggu mikroba yang


akan kita amati. Sedangkan persiapan media sangat penting, sebab media

yang tidak baik akan menghambat pertumbuhan mikroba yang akan kita

amati. Kosentrasi media yang akan kita buat harus kita sesuaikan dengan

mikroba yang akan kita tumbuhkan, karena tidak semua mikroba dapat

tumbuh dalam medium yang sama. Antara satu mikroba dengan mikroba

yang lain tentu saja membutuhkan medium yang berbeda-beda, kalaupun

sama mediumnya tapi kosentrasi yang dibutuhkan belum tentu juga sama.

Ada beberapa mikroba yang dapat tumbuh dalam satu media dengan

kosentrasi media yang sama, oleh karena itu dalam pengamatan ini, kita

berusaha untuk menumbuhkan beberapa jenis mikroba pada media Nutrient

Agar (NA) untuk bakteri dan pada media Potato Dextrose Agar (PDA).

Berdasarkan uraian diatas maka perlu dilakukan prakikum mengenai

persiapan media dan Sterilisasi untuk alat dan bahan yang akan digunakan

agar dapat memberikan pemahaman tentang hal-hal yang berkaitan dengan

persiapan media dan sterilisasi serta menambah pengetahuan dan

keterampilan tentang teknik atau tata cara penyediaan media dan sterilisasi

dalam mikrobiologi.

1.2. Tujuan

Tujuan dari praktikum ini adalah untuk membiasakan praktikan

dengan proses persiapan media dan proses sterilisasi.


II. TINJAUAN PUSTAKA

Media adalah suatu bahan yang terdiri atas campuran berbagai nutrisi yang

dipergunakan untuk pertumbuhan kuman. Pertumbuhan adalah proses

perbanyakan kuman dengan menyediakan keadaan lingkungan yang tepat. Kuman

yang sedang tumbuh membuat tiruan dirinya sendiri (reproduksi memperbanyak

diri), untuk ini dibutuhkan unsur-unsur yang ada dalam komposisi kimia kuman

itu. Zat makanan harus mengandung berbagai unsur ini dalam bentuk yang dapat

diolah lewat metabolisme (Suprapti, 2020)

Percobaan ini bertujuan untuk melihat populasi bakteri air tambak menggunakan

media TSA dari 2 (dua) pabrikan yang berbeda. Pelaksanaan percobaan meliputi

pemilihan media TSA, pembuatan media TSA, dan isolasi bakteri air tambak.

Kedua media TSA tersebut masing-masing ditimbang sebanyak 16 g, kemudian

dilarutkan dalam 400 mL aquadest steril. Selanjutnya ditambahkan NaCl

sebanyak 6 g. Sterilisasi menggunakan autoclave pada suhu 121oC, 1 atm selama

15 menit. Inokulasi sampel air pada kedua media tersebut dilakukan dengan

sistem pengenceran menggunakan larutan garam fisiologis (NaCl 0,85%). Hasil

percobaan menunjukkan bahwa populasi bakteri air tambak pada kedua media

TSA yang digunakan relatif sama, artinya kedua media TSA tersebut
reprensentatif jika digunakan untuk melihat populasi bakteri dari contoh sampel

yang sama. Walaupun kecepatan pertumbuhan bakteri salah satu media lebih

cepat dari yang lain (Nurjanna, 2016)

PDA merupakan media yang sering digunakan untuk menumbuhkan jamur,

namun harganya cukup mahal sehingga diperlukan media alternatifyang mudah

didapat dan murah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuipertumbuhan

Aspergillus niger dari media alternatif biji kluwih dan biji nangka. Penelitian ini

merupakan penelitian eksperimen menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)

dengan satu faktor yaitu jenis media yaitu media PDA (M0), media biji kluwih

(M1), media biji nangka (M2) dengan menggunakan jamur uji A. niger (J1).

Inokulasi Aspergillus niger menggunakan metode agar block dengan inkubasi

selama 3 hari dan suhu 28⁰C. Parameter penelitian ini adalah diameter koloni dan

sporulasi dari Aspergillus niger. Data dianalisis dengan menggunakan metode

deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan A. niger

setelah inkubasi 72 jam, diameter koloni secara berturut-turut pada media PDA,

media biji kluwih dan biji nangka adalah 4, 7 cm, 4, 3 cm, 4, 1 cm dengan

masing-masing sporulasi lebat. Jadi dapat disimpulkan bahwa media biji kluwih

dan biji nangka dapat dimanfaatkan sebagai substitusi media PDA untuk

pertumbuhan jamur (Rahmawati, 2016)

Potato Dextrose Agar (PDA) merupakan salah satu media yang digunakan untuk

pertumbuhan jamur Aspergillus flavus. Media PDA dibuat pabrik dalam bentuk

sediaan siap pakai, harganya mahal, higroskopis, dan hanya diperoleh pada tempat
tertentu. Melimpahnya sumber alam seperti singkong (Manihot esculenta Crantz),

dapat digunakan sebagai media alternatif pertumbuhan mikroorganisme.

Dilakukan modifikasi media pertumbuhan jamur Aspergillus flavus menggunakan

air rebusan singkong sebagai komposisi utama pengganti karbohidrat dari

kentang. Tujuan penelitian untuk mengetahui perbandingan pertumbuhan jamur

Aspergillus flavus pada media PDA dan media alternatif dari singkong. Penelitian

ini merupakan penelitian eksperimen dengan cara menginokulasikan Aspergillus

flavus dengan metode single dot. Pengamatan dilakukan selama tujuh hari secara

makroskopis dengan mengukur diameter koloni jamur menggunakan jangka

sorong dalam satuan mm serta dilakukan uji penegasan secara mikroskopis. Hasil

penelitian menunjukan bahwa rata-rata pertumbuhan diameter koloni pada media

PDA adalah 30,911 mm dengan standar deviasi 15,335 mm, sedangkan untuk

media singkong rata-rata diameter koloninya adalah 34,592 mm dengan standar

deviasi 15,219 mm. Hasil uji statistik didapatkan nilai p= 0,690> 0, 05, artinya

bahwa tidak ada perbedaan antara rata-rata diamater koloni pertumbuhan

Aspergillus flavus pada media PDA dan media singkong. Dapat disimpulkan

bahwa media singkong merupakan media alternatif yang cukup optimal sebagai

pengganti media PDA instan (Octavia, 2017)


III. METODE PRAKTIKUM

3.1. Tempat dan Waktu

Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Proteksi Tanaman Unit

Pendidikan Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo pada hari kamis, 18

November 2021, pukul 13.00 WITA sampai selesai

3.2. Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam kegiatan praktikum ini adalah Nutrient

agar (NA), kentang, dextrose, agar, aquadest, kapas, tisu, aluminium foil dan

cling wrap/selotip kertas.

Alat yang digunakan pada praktikum yaitu botol scott, beaker glass,

pengaduk magnetik, tabung reaksi, hot plate, erlen meyer, autoclave dan

saringan.

3.3. Prosedur Kerja

Prosedur kerja pada praktikum ini yaitu:

3.3.1. Pembuatan media TSA (Tryptic Soy Agar)

1. Menimbang 5,75 gr NA dan masukkan ke dalam beaker glass.

2. Mencampurkan 250 ml aquadest ke dalam beaker glass.

3. Mencairkan larutan NA di dalam beaker glass dalam rendaman

air mendidih selama kurang lebih 15 menit atau hingga

mendidih dan aduk terus menerus. Sebagai alternatif lain,

dapat juga dimasukkan pengaduk magnetik (magnetic strirrer)

ke dalam beaker glass dan panaskan diatas hot plate.


4. Menuangkan sebanyak 200 ml NA kedalam botol scott ukuran

250 ml.

5. Menutup dan beri label pada botol scott dengan spidol.

3.3.2. Pembuatan Media PDA (Potato Dextrose Agar)

1. Mengupas dan memotong-motong kentang bentuk dadu kecil.

2. Mencuci bersih kentang.

3. Timbang 62,5g kentang, 5g dextrose, dan 5g agar.

4. Merebus potongan kentang dengan menggunakan aquadest

secukupnya hingga mendidih.

5. Menyaring sari kentang dengan menggunakan saringan dan

masukkan ke dalam beaker glass.

6. Mencampurkan sari kentang dengan dexstrose dan agar, dan

tambahkan aquadest hingga volume larutan mencapai 250 ml.

7. Mencairkan larutan PDA di dalam beaker glass dalam

rendaman air mendidih selama kurang lebih 15 menit atau

hingga mendidih dan aduk terus menerus. Sebagai alternatif

lain, dapat juga dimasukkan pengaduk magnetik (magnetic

strirrer) kedalam beaker glass dan panaskan diatas hot plate.

8. Menutup/ sumbat mulut erlenmeyer dengan kapas padat.

9. Membunggkus rapat mulut erlenmeyer dengan aluminium foil

dan cling wrap.

10. Memberi label pada erlenmeyer dengan spidol.


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Hasil dari praktikum ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini:

a b
Gambar 4.1 Media Tumbuh Mikroba; a. TSA (Tryptic Soy Agar),
b. PDA (Potato Dextrose Agar)

4.2. Pembahasan

Medium ialah suatu bahan yang terdiri atas campuran nurisi (zat-zat

makanan) yang dipakai untuk menumbuhkan mikroba termasuk bakteri

patogen tanaman. Selain itu medium dapat digunakan pula untuk isolasi,

memperbanyak, pengujian sifat-sifat fisiologi dan perhitungan jumlah

mikroba maupun untuk transport specimen dari suatu tempat ke tempat

pemeriksaan mikrobiologi.

Dengan proses praktikum sebelum kita menuju kepersiapan media,

maka yang harus dilakukan terlebih dahulu adalah sterilisasi. Sterilisasi ini

berlaku dimana saja terutama yang berkaitan dengan mikroorganisme.

Sterilisasi merupakan metode praktis yang dirancang untuk

membersihkan dari mikroorganisme atau sengaja untuk menghambat

pertumbuhannya. Mikroorganisme sangat berbeda, dalam kelemahannya

terdapat berbagai macam agen antimikroba. Sterilisasi dengan panas adalah


unit operasi dimana bahan dipanaskan dengan suhu yang cukup tinggi dan

waktu yang cukup lama untuk merusak mikroba dan aktivitas enzim. Sebagai

hasilnya, bahan yang disterilkan akan memiliki daya simpan lebih dari enam

bulan pada suhu ruang. Contoh proses sterilisasi adalah produk olahan dalam

kaleng seperti kornet, sarden dan sebagainya.

Pada praktikum kali ini dilakukan pembuatan media buatan. TSA

(Tryptic Soy Agar) dan PDA (Potato Dextrose Agar). Pada medium TSA

(Tryptic Soy Agar) merupakan medium pertumbuhan yang umum digunakan

di laboratorium mikrobiologi. Potato Dextrose Agar merupakan salah satu

media biakan karena kaya akan nutrisi yang dibutuhkan oleh mikroba untuk

hidup. Nutrisi yang diberikan media untuk mikroba berupa karbohidrat (pati)

dari kentang, glukosa dari dextrose atau fuktosa serta kandungan air dalam

agar.

Tryptic soy agar (TSA) merupakan media yang digunakan untuk

menumbuhkan bakteri dan melakukan kultivasi yang bersifat aerob dan

anaerob, isolasi mikroorganisme yang fantidiius dan untuk membuat stok

kultur.

Medium PDA (Potato Dextrose Agar) berdasarkan susunannya

merupakan medium organik semi alamiah atau seni sintesis sebab terdiri dari

bahan alamiah yang ditambah dengan senyawa kimia. Berdasarkan

kosistensisnya merupakan medium padat karena mengandung agar yang

memadatkan medium, berdasarkan kegunaannya merupakan medium untuk

pertumbuhan jamur.
V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan dapat di ambil

kesimpulan yaitu sterilisasi adalah proses membebaskan suatu bahan

seperti medium pertumbuhan mikroba ataupun peralatan laboratorium dari

semua bentuk kehidupan. Tahapan prepasi medium mikroba adalah

mensterilkan peralatan yang akan digunakan dalam pembuatan media,

serta mempersiapkan bahan-bahan yang akan digunakan. Pemilihan proses

sterilisasi yang digunakan tergantung dari jenis peralatan dan bahannya.

Hasil dari percobaan ini merupakan sebuah media TSA dn PDA. Dimana

media TSA berfungsi untuk menumbuhkan bakteri dan PDA untuk

menumbuhkan jamur

5.2. Saran

Saran yang dapat disampaikan adalah berupa saran moral yang

ditunjukkan kepada teman-teman praktikan, agar dalam melakukan

praktikum praktikan meminimalis adanya gerakan tambahan untuk

mencegah terjadinya kecelakaan kerja dalam laboraorium.


DAFTAR PUSTAKA

Suprapti L., 2020. Pedoman Pembuatan Media dan Reagensia Racik.

Sardonoharjo: CV BUDI UTAMA

Nurjanna N., Fajrihanif A., 2016. "Populasi dan Pertumbuhan Bakteri Air

Tambak Pada Media Triptic Soy Agar (TSA) Dari Pabrikan Yang

Berbeda." Buletin Teknik Litkayasa Akuakultur 8 (1): 71-73


Rahmawati R., Rahayu T., 2016. "Pertumbuhan Jamur Pada Media Biji

Kluwih Dan Biji Nangka Sebagai Substitusi Media PDA." Universitas

Muhammadiyah Surakarta,

Octavia A., Wantini S., 2017. "Perbandingan Pertumbuhan Jamur

Aspergillusflavus pada Media PDA (Potato Dextrose Agar) dan Media

Alternatifdari Singkong (Manihot esculenta Crantz)." 6 (2): 626

Anda mungkin juga menyukai