Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PARASITOLOGI


“ UJI STERILITAS ”

KELOMPOK 8 :
Raiqa salsabila 2021130056
Ayu komala 2021130054
Bryna Mytra 2021130066

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PANCASILA
JAKARTA
2023
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keadaan steril adalah kondisi mutlak yang tercipta sebagai akibat penghancur dan
penghilang semua mikroorganisme hidup. Selain itu, steril dapat di definisikan sebagai
suat pengertian yang absolut dan itu berarti bahwa 100% bebas dari mikroorganisme.
Namun pengertian ini kadang-kadang membawa dilema, mengingat ketidaksempurnaan
teknik yang dimiliki dalam proses pembuatan. Jumlah contoh yang diamati untuk
dianalisa yang tidak sempurna. Sterilisasi adalah proses yang dirancang untuk
menciptakan keadaan steril. Tujuan proses sterilisasi adalah untuk menghancurkan semua
mikroorganisme di dalam ata diatas permukaan suatu benda atau sediaan dan
menandakan bahwa alat untuk sediaan tersebut bebas dari resiko untuk menyebabkan
infeksi. (Lachman:139)
Uji sterilisasi sebenernya dilakukan untuk menentukan seluruh kemasan yang di
sterilkan. Penggunaan teori diinginkan untuk menunjukan sterilisasi telah berkembang
sejak 50 atau 60 tahun. Masalah bahwa produk steril diinginkan steril- bebas dari semua
bentuk mikroorganisme secara definisi dan secara status.

B. Perumusan Masalah
1. Apakah sediaan obat tetes mata di nyatakan steril ?
2. Bagaimana metode pengujian sterilitas sediaan dan alat cair kesehatan ?

C. Tujuan Praktikum
1. Mahasiswa mampu memahami metode pengujian sterilitas sediaan dan alat kesehatan
berdasarkan farmakope indonesia edisi VI
2. Mahasiswa mampu melakukan uji sterilitas terhadap suatu sediaan atau alat kesehatan
yang dipersyaratkan harus steril menurut farmakope dengan metode inokulasi
langsung
D. Manfaat Praktikum
1. Dapat memahami metode pengujian sterilitas berdasarkan farmakope VI
2. Dapat melakukan uji sterilitas terhadap suatau alat kesehatan yang di persyaratkan
harus steril menurut farmakope ediisi VI
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Sterilisasi adalah suatu proses yang mengahncurkan semua bentuk kehidupan mikroba,
termasuk spora pada permukaan benda mati. Prosesnya dapat berupa pemanasan, pemberian zat
kimia, radiasi atau filtrasi. (Gruendeman dan Fernsebner, 2006).
Sterilisasi dalam pengertaian medis merupakan suatu proses dengan metode tertentu
dapat memberikan hasil akhir, yaitu suatu bentuk keadaan yang tidak dapat ditunjukan lagi
adanya mikroorganisme hidup. Metode sterilisasi cukup banyak, namun alternatif yang dipilih
sangat bergantng pada keadaan serta kebutuhan setempat. Apapun pilihan metodenya, hendaknya
tetap menjaga kualitas hasil sterilisasi. Kualitas hasil sterilisasi peralatan medis perlu dijaga terus
mengngat resiko kontaminasi kembali saat penyimpanan dan terutama pada saat akan digunakan
dalam tindakan medis (Darmadi, 2008).
Sediaan farmasi berdasarkan sterilitas nya dibedakan menjadi sediaan steril dan non
steril. Sediaan steril diantaranya sediaan parenteral (injeksi/sediaan parenteral volume kecil dan
infus/sediaan parenteral volume besar), obat tetes mata dan obat untuk luka bakar dan obat luka
terbuka. Bebrapa alat kesehatan juga dipersyaratkan untuk steril, misalnya berbagai alat
kesehatan yang digunakan untuk bedah (kain, kassa, kapas dan benang bedah, selang infus,
jarum suntik dll)
Uji sterilitas ditujukan untk menganalisis senyawa-senyawa, sediaan-sediaan, atau
alat-alat kesehatan berdasarkan farmakope di persaratkan steril. Hasil uji dikatakan memenuhi
syarat jika tidak ditemukan adanya kontaminasi mikroorganismedi dalam suatu sediaan uji.
Media yang digunakan untuk pengujian sterilitas adalah media tioglikolat cair (Fluid
Thyoglicolate Medium/FTM) dan Soya Bean Casein Digest Medium (SCBD) atau Tryptic Soy
Broth (TSB).
Media FTM lebih ditujukan untuk menumbuhkan bakteri anaerob, meskipun media ini
dapat juga menumbuhkan bakteri aerob. Media TSB digunakan untuk menumbuhkan bakteri
aerob dan fungi. Media-media yang digunakan dalam pengujian harus diuji terlebih dahulu
steriliras (bebas dari kontaminasi mikroorganisme) dan fertilitasnya (kemampuan untuk
membunuh mikroorganisme. Uji sterilitas dan fentilitas media dapat dilakukan bersamaan
dengan uji sterilitas sampel. Media dikatakan steril dan sesuai untuk pengujian jika tidak dapat
terkontaminasi mikroorganisme di dalam media tersebut setelah masa inkubasi 14 hari. Untuk
pengujian fentilitas media FTM, media diinokulasikan dengan Clostridium Sporogenes,
Pseudomonas aeruginosa, dan Staphylococcus aerus. Untuk pengujian fentilitas, media
diinokulasikan dengan Aspergillus Brasilliensis, Bacillus subtilis, dan Candida albicans. Media
diinkubasi selama lebih dari 3 hari untuk bakteri dan 5 hari untuk fungi. Media dikatakan mampu
menumbuhkan mikroorganisme dan sesuai untuk pengujian jika terjadi pertumbuhan
mikroorganisme.
Uji sterilitas ditujukan untk menganalisis senyawa-senyawa, sediaan-sediaan, atau
alat-alat kesehatan berdasarkan farmakope di persaratkan steril. Hasil uji dikatakan memenuhi
syarat jika tidak ditemukan adanya kontaminasi mikroorganismedi dalam suatu sediaan uji.
Media yang digunakan untuk pengujian sterilitas adalah media tioglikolat cair (Fluid
Thyoglicolate Medium/FTM) dan Soya Bean Casein Digest Medium (SCBD) atau Tryptic Soy
Broth (TSB).
Media FTM lebih ditujukan untuk menumbuhkan bakteri anaerob, meskipun media ini
dapat juga menumbuhkan bakteri aerob. Media TSB digunakan untuk menumbuhkan bakteri
aerob dan fungi. Media-media yang digunakan dalam pengujian harus diuji terlebih dahulu
steriliras (bebas dari kontaminasi mikroorganisme) dan fertilitasnya (kemampuan untuk
membunuh mikroorganisme. Uji sterilitas dan fentilitas media dapat dilakukan bersamaan
dengan uji sterilitas sampel. Media dikatakan steril dan sesuai untuk pengujian jika tidak dapat
terkontaminasi mikroorganisme di dalam media tersebut setelah masa inkubasi 14 hari. Untuk
pengujian fentilitas media FTM, media diinokulasikan dengan Clostridium Sporogenes,
Pseudomonas aeruginosa, dan Staphylococcus aerus. Untuk pengujian fentilitas, media
diinokulasikan dengan Aspergillus Brasilliensis, Bacillus subtilis, dan Candida albicans. Media
diinkubasi selama lebih dari 3 hari untuk bakteri dan 5 hari untuk fungi. Media dikatakan mampu
menumbuhkan mikroorganisme dan sesuai untuk pengujian jika terjadi pertumbuhan
mikroorganisme yang teramati secara nyata/visibel.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Alat dan Bahan


Alat :
- Tabung - tabung steril
- Pinset
- Gunting
- Jarum suntik/spluit 1 mL
- Lampu spirtus
- inkubator

Bahan:
- Fluid Thioglycolate Medium (FTM)
- Tryptic Soy Broth (TSB)

B. Cara Kerja
- Disiapkan obat tetes mata steril sebagai sampel
- Dimasukan kedalam dua tabung reaksi yang masing - masing berisikan 9 mL
media FTM dan TSB
- Diinokulasikan 1 mL sampel menggunakan jarum suntik/spluit steril
- Inkubasikan media FTM yang telah dinokulasi sampel pada suhu 30 - 35 derajat
celcius selama 24-43 jam dan media TSB pada suhu 20 - 25 derajat celcius selama
4-7 hari
- Diamati ada atau tidaknya pertumbuhan mikroba pada hari ke -3,4,5,7,8 dan 14
- Jika tidak aad pertumbuhan mikroba pada kedua media setelah 14 hari inkubasi,
maka sampel dinyatakan memenuhi syarat uji sterilitas.
DAFTAR PUSTAKA

1. Monivia chandra,2018,inokulasi mikroba,universitas hasannudin


2. Yusmaniar,2017,buku praktikum mikrobiologi dan parasitologi
3. Dirjen pom departemen kesehatan republik indonesi edisi IV, 19995,jakarta;
dirjen POM depkes RI, HAL 855-863

Anda mungkin juga menyukai