Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN RESMI

PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PARASITOLOGI


“UJI STERILISASI BERDASARKAN FARMAKOPE INDONESIA EDISI
IV”

D3 FARMASI
KELOMPOK 9 (A) :
1. AZMY AULIA ARYATIKA (2022130029)
2. WANDA ZAHRA MU’FIDAH (2022130030)
3. MEIDIANA AULIA ASKHA (2022130031)

Laboratorium Mikrobiologi Parasitologi


Fakultas Farmasi
Universitas Pancasila
Jakarta
2023/2024
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sediaan-sediaan farmasi berdasarkan sterilitasnya dibedakan
menjadi sediaan steril dan nonsteril. Sediaan-sediaan steril diantaranya
adalah sediaan parenteral (injeksi/sediaan parenteral volume kecil dan
infuse/sediaan parenteral besar), obat tetes mata dan obat untuk luka bakar
dan terbuka. Beberapa alat kesehatan yang digunakan untuk bedah (kain
kassa, kapas dan benang bedah), selang infus, jarum suntik, dll.
Uji sterilisasi ditujukan untuk menganalisis senyawa-senyawa,
sediaan-sediaan dan atau alat-alat kesehatan yang berdasarkan farmakope
dipersyaratkan steril. Hasil uji steril dikatakan memenuhi syarat jika tidak
ditemukan adanya kontaminasi mikroorganisme di dalam sampel pada
kondisi uji. Media yang digunakan untuk pengujian sterilitas adalah media
tioglikolat cair (Fluid Thioglycolate Medium/FTM) dan Soya Bean Casein
Digest Medium (SCBD) atau Tryptic Soy Broth (TSB).
Media FTM lebih ditunjukan untuk menumbuhkan bakteri anaerob,
meskipun media ini dapat juga menumbuhkan bateri anaerob. Media TSB
digunakan untuk menumbuhkan bakteri aerob dan fungi. Media-media
yang digunakan dalam pengujian harus diuji terlebih dahulu sterilisasi
(bebas dari kontaminasi mikroorganisme) dan fertilitasnya (kemampuannya
dalam menumbuhkan mikroogarnisme). uji sterilitas dan fertilitas media
dapat dilakukan sebelum atau bersamaan dengan pengujian sterilitas
sampel. Media dikatakan steril dan sesuai untuk pengujian jika tidak
terdapat kontaminasi mikroorganisme di dalam media tersebut setelah 14
hari masa inkubasi. Untuk pengujian fertilitas media FTM media
diinokulasi dengan Clostridium sporogenes, Pseudomonas aeruginosa dan
Staphylococcus aureus. Untuk pengujian sterilitas media TSB, media
diinokulasi dengan Aspergillus brasiliensis, Bacillus subtilis dan Candida
Albicans. Media diinkubasi selam tidak lebih dari 3 hari untuk bakteri dan
5 hari untuk fungsi. Media dikatakan mampu menumbuhkan
mikroorganisme yang teramati secara nyata/visibel.
Terdpat dua cara pengujian sterilitas, yaitu dengan filtarsi membran
dan inokulasi langsung. Pada metode filtrasi membran, sample yang berupa
cairan dilewatkan ke suatu membran steril yang memiliki ukuran pori
tertentu yang dapat menahan lewatnya bakteri. Membran tersebut kemudian
diinolukasi langsung, sampel (sediaan obat ataupun alat kesehatan)
langsung diinokulaskan ke media pengujian.
Sampel yang diuji sterilitasnya harus dibebaskan dari adanaya
aktivitas antimikroba. Adanaya aktivitas antimikroba dalam sampel dapat
dilihat ketika sampel diinokulasikan ke dalam media pengujian bersama
dengan suatu mikroba (yang digunakan dalam uji fertilitas), dan setelah
periode inkubasi, pada media tidak terjadi pertumbuhan mikroorganisme.
Beberapa cara untuk menghilangkan aktivitas bakteriostatik/fungistatik
dalam sampel adlah: pemberian zat penetral steril (misal: penambahan
enzim beta laktamase pada sediaan yang mengandung antibiotika golongan
penisilin dan sefalosporin), pengenceran sampel dengan larutan pengencer
yang steril sehingga konsentrasi yang dihasilkan tidak lagi memiliki
kemampuan menghambat pertumbuhan mikroba uji atau dengan
penggunaan metode filtarsi membran sehingga diharapkan larutan yang
mengandung zat bakterio’fungistatik dapat lolos melewati membran
smentara mikroba dapat tertahan pada membran.
B. Perumusan Masalah
Bagaimana cara melakukan uji sterilisasi dengan metode inokulasi
langsung menurut Farmakope Indonesia Edisi IV
C. Tujuan Praktikum
Memahami metode pengujian sterilitas sediaan dan alat kesehatan
berdasarkan Famakope Indonesia Edisi IV.
Mampu melakukan uji steilitas terhadap suatu sediaan atau alat
kesehatan yang dipersyaratkan harus steril menurut farmakope
dengan metode inokulasi langsung dan menginterprestasi hasilnya.
D. Manfaat
Mengetahui dan memahami cara melakukan uji sterilisasi menurut
farmakope dengan metode inokulasi langsung.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB III. METODE PRAKTIKUM


A. Alat dan Bahan
- Alat : 1. Tabug-tabung steril.
2. Pinset
3. Gunting
4. Jarum suntik/spuit 1 mL
5. Lampu spiritus
6. inkubator
- Bahan : 1. Fluid Thioglycolate Medium (FTM)
2. Tryptic Soy Broth (TSB)
3. Sampel berupa sediaan injeksi dalam ampul 1 mL
4. Sampel berupa kain kassa steril
B. Cara Kerja :
1. Untuk sampel berupa injeksi dalam ampul 1 mL, bersihkan tutup
ampul dengan kapas beralkohol, kemudian dibuka secara aseptik.
Ke dalam dua tabung yang masing-masing berisi 9 mL media
FTM dan TSB diinokulasi 1 mL sampel (seluruh volume)
menggunakan jarum suntik/spuit steril.
2. Untuk sampel berupa kain kassa, ke dalam dua tabung lainnya
yang masing-masing mengandung 9 mL media FTM dan TSB
diinokulasikan kain kassa steril secara aseptik.
3. Inkubasi media FTM yang telah diinokulasi sampel pada suhu
30-35C selama 24-48 jam dan media TSB pada suhu 20-25C
selama 4-7 hari.
4. Amati ada/tidaknya pertumbuhan mikroba pada hari ke-3, 4, 5,
7, 8, dan 14.
5. Jika tidak ada pertumbuhan mikroba pada kedua media setelah
14 hari inkubasi, maka sampel dinyatakan memenuhi syarat uji
sterilitas.
DAFTAR PUSTAKA
1. Tim Laboran Mikrobiologi Parasitologi. Penuntun Praktikum
Mikrobiologi Parasitologi. Jakarta. Fakultas Farmasi Universitas
Pancasila. 2021.

Anda mungkin juga menyukai