Fakultas Farmasi Universitas Pancasila Jakarta 2023/2024 BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sediaan-sediaan farmasi berdasarkan sterilitasnya dibedakan menjadi sediaan steril dan nonsteril. Sediaan-sediaan steril diantaranya adalah sediaan parenteral (injeksi/sediaan parenteral volume kecil dan infuse/sediaan parenteral besar), obat tetes mata dan obat untuk luka bakar dan terbuka. Beberapa alat kesehatan yang digunakan untuk bedah (kain kassa, kapas dan benang bedah), selang infus, jarum suntik, dll. Uji sterilisasi ditujukan untuk menganalisis senyawa-senyawa, sediaan-sediaan dan atau alat-alat kesehatan yang berdasarkan farmakope dipersyaratkan steril. Hasil uji steril dikatakan memenuhi syarat jika tidak ditemukan adanya kontaminasi mikroorganisme di dalam sampel pada kondisi uji. Media yang digunakan untuk pengujian sterilitas adalah media tioglikolat cair (Fluid Thioglycolate Medium/FTM) dan Soya Bean Casein Digest Medium (SCBD) atau Tryptic Soy Broth (TSB). Media FTM lebih ditunjukan untuk menumbuhkan bakteri anaerob, meskipun media ini dapat juga menumbuhkan bateri anaerob. Media TSB digunakan untuk menumbuhkan bakteri aerob dan fungi. Media-media yang digunakan dalam pengujian harus diuji terlebih dahulu sterilisasi (bebas dari kontaminasi mikroorganisme) dan fertilitasnya (kemampuannya dalam menumbuhkan mikroogarnisme). uji sterilitas dan fertilitas media dapat dilakukan sebelum atau bersamaan dengan pengujian sterilitas sampel. Media dikatakan steril dan sesuai untuk pengujian jika tidak terdapat kontaminasi mikroorganisme di dalam media tersebut setelah 14 hari masa inkubasi. Untuk pengujian fertilitas media FTM media diinokulasi dengan Clostridium sporogenes, Pseudomonas aeruginosa dan Staphylococcus aureus. Untuk pengujian sterilitas media TSB, media diinokulasi dengan Aspergillus brasiliensis, Bacillus subtilis dan Candida Albicans. Media diinkubasi selam tidak lebih dari 3 hari untuk bakteri dan 5 hari untuk fungsi. Media dikatakan mampu menumbuhkan mikroorganisme yang teramati secara nyata/visibel. Terdpat dua cara pengujian sterilitas, yaitu dengan filtarsi membran dan inokulasi langsung. Pada metode filtrasi membran, sample yang berupa cairan dilewatkan ke suatu membran steril yang memiliki ukuran pori tertentu yang dapat menahan lewatnya bakteri. Membran tersebut kemudian diinolukasi langsung, sampel (sediaan obat ataupun alat kesehatan) langsung diinokulaskan ke media pengujian. Sampel yang diuji sterilitasnya harus dibebaskan dari adanaya aktivitas antimikroba. Adanaya aktivitas antimikroba dalam sampel dapat dilihat ketika sampel diinokulasikan ke dalam media pengujian bersama dengan suatu mikroba (yang digunakan dalam uji fertilitas), dan setelah periode inkubasi, pada media tidak terjadi pertumbuhan mikroorganisme. Beberapa cara untuk menghilangkan aktivitas bakteriostatik/fungistatik dalam sampel adlah: pemberian zat penetral steril (misal: penambahan enzim beta laktamase pada sediaan yang mengandung antibiotika golongan penisilin dan sefalosporin), pengenceran sampel dengan larutan pengencer yang steril sehingga konsentrasi yang dihasilkan tidak lagi memiliki kemampuan menghambat pertumbuhan mikroba uji atau dengan penggunaan metode filtarsi membran sehingga diharapkan larutan yang mengandung zat bakterio’fungistatik dapat lolos melewati membran smentara mikroba dapat tertahan pada membran. B. Perumusan Masalah Bagaimana cara melakukan uji sterilisasi dengan metode inokulasi langsung menurut Farmakope Indonesia Edisi IV C. Tujuan Praktikum Memahami metode pengujian sterilitas sediaan dan alat kesehatan berdasarkan Famakope Indonesia Edisi IV. Mampu melakukan uji steilitas terhadap suatu sediaan atau alat kesehatan yang dipersyaratkan harus steril menurut farmakope dengan metode inokulasi langsung dan menginterprestasi hasilnya. D. Manfaat Mengetahui dan memahami cara melakukan uji sterilisasi menurut farmakope dengan metode inokulasi langsung. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
BAB III. METODE PRAKTIKUM
A. Alat dan Bahan - Alat : 1. Tabug-tabung steril. 2. Pinset 3. Gunting 4. Jarum suntik/spuit 1 mL 5. Lampu spiritus 6. inkubator - Bahan : 1. Fluid Thioglycolate Medium (FTM) 2. Tryptic Soy Broth (TSB) 3. Sampel berupa sediaan injeksi dalam ampul 1 mL 4. Sampel berupa kain kassa steril B. Cara Kerja : 1. Untuk sampel berupa injeksi dalam ampul 1 mL, bersihkan tutup ampul dengan kapas beralkohol, kemudian dibuka secara aseptik. Ke dalam dua tabung yang masing-masing berisi 9 mL media FTM dan TSB diinokulasi 1 mL sampel (seluruh volume) menggunakan jarum suntik/spuit steril. 2. Untuk sampel berupa kain kassa, ke dalam dua tabung lainnya yang masing-masing mengandung 9 mL media FTM dan TSB diinokulasikan kain kassa steril secara aseptik. 3. Inkubasi media FTM yang telah diinokulasi sampel pada suhu 30-35C selama 24-48 jam dan media TSB pada suhu 20-25C selama 4-7 hari. 4. Amati ada/tidaknya pertumbuhan mikroba pada hari ke-3, 4, 5, 7, 8, dan 14. 5. Jika tidak ada pertumbuhan mikroba pada kedua media setelah 14 hari inkubasi, maka sampel dinyatakan memenuhi syarat uji sterilitas. DAFTAR PUSTAKA 1. Tim Laboran Mikrobiologi Parasitologi. Penuntun Praktikum Mikrobiologi Parasitologi. Jakarta. Fakultas Farmasi Universitas Pancasila. 2021.