Anda di halaman 1dari 15

PRAKTIKUM VIII

UJI STERILITAS INFUS MANITOL

A. TUJUAN PRAKTIKUM

 Mahasiswa dapat memahami uji sterilitas sediaan infus mannitol.

 Mahasiswa dapat melakukan uji sterilitas sediaan infus manitol yang telah dibuat.

B. PENDAHULUAN

1. Definisi steril

 Menurut Ansel Steril adalah bebas dari pencemaran mikroorganisme.

 Menurut Sterile Dosage Steril adalah suatu kondisi absolute dan harus tidak pernah

digunakan atau dianggap secara relatif sebagai bahan atau hampir steril.

 Menurut RPS Steril adalah suatu keadaan dimana tidak terdapat lagi

mikroorganisme.

 Menurut Lachman Steril adalah kondisi yang memungkinkan terciptanya kebebasan

penuh dari mikroorganisme dengan keterbatasan.

2. Definisi sterilitas

 Menurut RPS Sterilitas adalah karakteristik yang disyaratkan untuk sediaan

farmasetik bebas dari mikroorganisme hidup karena metode, wadah atau rute

pemakaian.

 Menurut Sterile Dosage Sterilitas adalah karakteristik yang disyaratkan untuk

sediaan-sediaan farmasetik karena metode, wadah atau rute pemakaian.

 Menurut Pharmaceutical Dosage sterilitas didefinisikan sebagai ketidakhadiran dari

semua bentuk organisme.


3. Definisi sterilisasi

 Menurut Scoville’s Sterilisasi adalah suatu proses membunuh atau menghilangkan

bakteri dan mikroorganisme lain.

 Menurut Ansel sterilisasi adalah suatu proses yang dilakukan terhadap sediaan

farmasetik berarti penghancuran sempurna seluruh mikroorganisme dan sporanya

atau penghilangan mikroorganisme dari sediaan.

 Menurut Mikrobiologi Farmasi Dasar Sterilisasi adalah suatu proses untuk

membunuh atau memusnahkan semua mikroorganisme atau jasad renik yang ada,

sehingga jika ditumbuhkan didalam suatu medium tidak ada lagi mikroorganisme

atau jasad renik yang dapat berkembang biak.

Pirogen berasal dari kata pyro yang artinya keadaan yang berhubungan dengan

panas, dan kata gen yang artinya membentuk atau menghasilkan .Pirogen adalah suatu

produk mikroorganisme, terutama dari bakteri gram negatif.

Pirogen adalah senyawa dengan berat molekul tinggi yang dinyatakan sebagai

senyawa lipopolisakarida yang diproduksi oleh kira-kira 5-10% massa total bakteri. Pirogen

ini merupakan senyawa yang jika masuk ke aliran darah akan mempengaruhi suhu tubuh

dan biasanya menghasilkan demam. Pengobatan demam yang disebabkan oleh pirogen

sangat sulit dan pada beberapa kasus dapat menyebabkan kematian. Pirogen berasal dari

kelompok senyawa yang luas, meliputi endotoksin (LPS). Endotoksin adalah suatu molekul

yang berasal dari membran luar bakteri gram negatif. Organisme gram negatif membawa 3-

4 juta LPS pada permukaannya yang meliputi 75% permukaan membran luar (Sudjadi,

2008).

Keadaan steril adalah kondisi mutlak yang tercipta sebagai akibat penghancuran dan

penghilangan semua mikroorganisme hidup. Sterilisasi adalah proses yang dirancang untuk

menciptakan keadaan steril. Tujuan proses sterilisasi adalah untuk menghancurkan semua
mikroorganisme di dalam atau di atas permukaan suatu benda atau sediaan dan menandakan

bahwa alat untuk sediaan tersebut bebas dari resiko untuk menyebabkan infeksi. (Lachman

: 1254 ; RPS 18th : 1470)

Pada sediaan farmasi (cair, padat, dan semi padat) dipersyaratkan terbebas dari

mikroorganisme, terutama pada sediaan steril seperti sediaan parenteral ( injeksi dan infus),

obat tetes mata, obat luka bakar dan luka terbuka. Selain itu beberapa alat kesehatan juga

dipersyaratkan untuk steril, misalnya berbagai alat kesehatan yang digunakan untuk bedah

(kain kassa, kapas, dan benang bedah), selang infus, jarum suntik, dll.

Untuk menjamin sediaan farmasi terutama sediaan steril dan alat kesehatan terbebas

dari mikroorganisme (steril) perlu dilakukan uji sterilitas. Pada percobaan kali ini akan

dilakukan uji sterilitas pada sediaan injeksi dalam ampul 1 mL dan kain kassa steril yang

akan dilakukan berdasarkan Farmakope Indonesia edisi IV.

Uji sterilitas adalah suatu pengujian yang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya

mikroorganisme hidup atau yang mempunyai daya hidup dalam suatu sediaan yang telah

disterilkan. Prinsip uji sterilitas adalah menginokulasikan atau membiakan mikroorganisme

yang terdapat didalam sediaan uji pada media perbenihan yang sesuai.

Kegiatan praktikum ini merupakan salah satu rangkaian dari pembuatan sediaan

steril yaitu evaluasi. Evaluasi akhir terhadap sediaan steril atau sediaan infus meliputi

evaluasi fisika, kimia dan biologi. Salah satu evaluasi yang dapat dilakukan secara biologi

adalah uji sterilitas.

Uji sterilitas dilakukan untuk menetapkan apakah suatu sediaan steril yang dibuat

telah memenuhi syarat steril. Menguji sterilitas suatu sediaan steril dilakukan dengan

melihat ada tidaknya pertumbuhan mikroba setelah inkubasi dalam waktu tertentu

menggunakan cara inokulasi langsung atau filtrasi secara aseptik. Uji sterilitas dilakukan
dengan hati-hati sesuai standar prosedur yang telah ditetapkan dan dalam keadaan atau

kondisi steril seperti menggunakan instrumen Bio Safety Cabinet (BSC), pakaian steril, dan

peralatan steril.

Sterilisasi adalah suatu proses yang menghancurkan semua bentuk kehidupan

mikroba, termasuk spora pada permukaan benda mati. Prosesnya dapat berupa pemanasan,

pemberian zat kimia, radiasi atau filtrasi (Gruendemann dan Fernsebner, 2006).

Sterilisasi dalam istilah medis merupakan suatu proses dengan metode tertentu dapat

memberikan hasil akhir, yaitu suatu bentuk keadaan yang tidak ada lagi mikroorganisme

hidup. Metode sterilisasi cukup banyak, namun alternatif yang dipilih sangat bergantung

pada keadaan serta kebutuhan setempat. Kualitas hasil sterilisasi perlu dijaga terus

mengingat resiko kontaminasi kembali saat penyimpanan dan terutama pada saat akan

digunakan dalam tindakan medis (Darmadi, 2008).

Uji sterilitas dilakukan terhadap produk dan bahan yang sebelumnya telah mengalami

proses pensterilan yang telah diberlakukan. Hasilnya membuktikan bahwa prosedur

sterilisasi dapat diulang secara efektif. Tetapi umumnya disetujui bahwa kontrol yang

dilaksanakan selama proses validasi memberikan jaminan telah efektifnya proses sterilisasi.

Uji ini dilalukan terhadap sampel yang dipilih untuk mewakili keseluruhan lot bahan

tersebut (Lachman : 136).

Menurut Farmakope Indonesia edisi IV (1995), uji sterilitas digunakan untuk

menetapkan apakah suatu bahan/sediaan farmasi yang diharuskan steril memenuhi syarat

sesuai dengan uji sterilitas seperti yang tertera pada masing-masing monografi, dimana

untuk penggunaannya sesuai dengan prosedur pengujian sterilitas sebagai bagian dari

pengawasan mutu pabrik, seperti yang tertera dalam sterilisasi dan jaminan sterilitas

bahan.Berikut adalah beberapa metode uji sterilitas :


1. Direct Inoculation of Culture Medium

Meliputi pengujian langsung dari sampel dalam media pertumbuhan.

Menurut British Pharmacopee :

● Media tioglikolat cair yang mengandung glukosa dan Na Tioglikolat cocok untuk

pembiakan bakteri aerob. Suhu inkubasi 30-35°C.

● Soya bean casein digest medium. Media ini membantu pertumbuhan bakteri

anaerob dan fungi. Suhu inkubasi 30-35°C, sedangkan fungi 20-25°C.

2. Membran Filtrasi

Teknik yang banyak direkomendasikan oleh farmakope, meliputi filtrasi

cairan meliputi membran steril. Filter lalu ditanam dalam media. Masa inkubasi

perlu 7-14 hari karena mungkin organisme perlu adaptasi dulu.

2. Introduction of Concentrate Culture Medium

Medium yang pekat langsung dimasukkan dalam wadah sampel yang akan

ditumbuhkan. Tidak banyak digunakan, hanya dipakai bila adanya kecurigaan.


C. ALAT DAN BAHAN

1. Alat

 BSC

 Mikropipet 11.

 Rak tabung reaksi

 Alumunium foil 12.

 Tabung reaksi

 Tip 13.

 Erlenmeyer

 Bunsen 14.

 Inkubator

 APD steril 15.

2. Bahan

 Aquadest

 Alkohol 70 %

 Infus manitol 7.

 Media BHI 8.

 Kapas 9.

 Tissue 10.
D. CARA KERJA

 Persiapkan alat dan bahan.

 Hidupkan dan bersihkan BSC.

 Lakukan disinfeksi alat/bahan menggunakan alkohol 70% sebelum dimasukkan ke

dalam BSC.

 Disiapkan 2 tabung reaksi sebagai kontrol negatif dan media uji yang masing-masing

berisi media BHI sebanyak 5 mL.

 Buka kemasan infus manitol dan dipipet 1 mL infus manitol.

 Masukkan 1 mL infus manitol ke dalam 1 tabung reaksi yang telah berisi media BHI.

 Tabung reaksi ditutup menggunakan kapas dan alumunium foil.

 Beri label nama pada masing-masing tabung reaksi.

 Lakukan inkubasi selama 24 jam.

 Amati media uji pada tabung reaksi setelah inkubasi selama 24 jam dan bandingkan

dengan kontrol negatif.

 Laporkan hasil pengamatan.


E. HASIL PENGAMATAN

Pada pengamatan uji sterilisasi infus kontrol negativ dan sampel menghasilkan

warna yang sama yaitu warna kekuningan dan tidak ada bakteri yang tumbuh dalam sampel

.
F. PEMBAHASAN

Pada praktikum kali ini kami melakukan uji sterilitas sediaan infus manitol. Manitol

(osmitrol) merupakan 6-karbon alkohol, yang tergolong sebagai obat diuretik osmotik.

Diuretik adalah obat yang dapat menambah kecepatan pembentukan urine dengan adanya

natriuresis (peningkatan pengeluaran natrium) dan duiresis (peningkatan pengeluaran

H2O. Fungsi utama diuretik adalah untuk memobilisasi cairan udem, yang berarti

mengubah keseimbangan cairan sedemikian rupa sehingga volume cairan ekstrasel

kembali menjadi normal. Satu zat dapat bertindak sebagai diuretik osmotik apabila

memenuhi 4 syarat berikut:

(1) difiltrasi secara bebas oleh glomerulus;

(2) tidak atau hanya sedikit direabsorpsi sel tubuli ginjal;

(3) secara farmakologis merupakan zat yang inert; dan

(4) umumnya resisten terhadap perubahan-perubahan metabolik.

Uji sterilitas dilakukan terhadap produk dan bahan yang sebelumnya telah

mengalami proses pensterilan yang telah diberlakukan. Hasilnya membuktikan bahwa

prosedur sterilisasi dapat diulang secara efektif. Tetapi umumnya disetujui bahwa kontrol

yang dilaksanakan selama proses validasi memberikan jaminan telah efektifnya proses

sterilisasi. Uji ini dilakukan terhadap sampel yang dipilih untuk mewakili keseluruhan lot

bahan tersebut. (Lachman : 136).

Salah satu tujuan uji sterilisasi pembuatan sediaan steril adalah untuk meminimalkan

ketidakpercayaan terhadap pengujian produk akhir. Tiga prinsip yang terlibat dalam proses

uji sterilisasi sediaan steril adalah :

1. Untuk membuat sterilitas kedalam sediaan.


2. Untuk menunjukkan tingkat kemungkinan maksimum yang pasti dimana proses dan

metode sterilisasi memiliki sterilisasi yang terpercaya terhadap semua unit dari batch

sediaan.

3. Untuk memberikan jaminan yang lebih luas dan mendukung hasil dari uji sterilitas

sediaan akhir.

Uji sterilitas bermanfaat untuk mengetahui validitas proses sterilisasi dan melakukan

kontrol kualitas sediaan steril. Uji ini harus direncanakan dengan baik untuk menghindari

hasil positif palsu. Positif palsu dapat terjadi karena kontaminasi lingkungan maupun

kesalahan yang dilakukan oleh personil. Lingkungan harus didesain sesuai dengan

persyaratan ruang steril yang telah ditetapkan oleh Farmakope terutama mengenai jumlah

mikroorganisme maupun jumlah partikel yang hidup di udara. Media yang digunakan untuk

uji sterilitas hendaknya dipersiapkan dengan baik dan telah teruji kemampuannya di dalam

menumbuhkan mikroorganisme yang dapat berupa jamur maupun bakteri.

Pada praktikum uji sterilitas yang dilakukan pertama-tama,mempersiapkan alat dan

bahan yang akan di gunakan pada saat praktikum yaitu BSC, rak tabung reaksi, tabung

reaksi, erlenmeyer, inkubator, mikropipet, alumunium foil, tip, bunsen, dan apd steril. Dan

bahan-bahan yang akan digunakan seperti aquadest, infus manitol, media BHI, kapas, tissue,

dan alkohol 70%. Kemudian menghidupkan dan membersihkan BSC, setelah itu melakukan

disinfeksi alat/bahan menggunakan alkohol 70% sebelum dimasukkan ke dalam BSC, lalu

menyiapkan 2 buah tabung reaksi sebagai kontrol negatif dan media uji yang masing-masing

berisi media BHI sebanyak 5 ml setelah itu mengambil 1 ml infus manitol dengan mikropipet

dan dimasukkan ke dalam tabung yang berisi media BHI, tabung kemudian ditutup

menggunakan kapas dan alumunium foil, pada masing-masing tabung reaksi diberikan label

nama masing-masing tabung reaksi, dan diinkubasi selama 24 jam, setelah 24 jam telah

media uji diamati dan dibandingkan dengan kontrol negatif, jika media uji menunjukkan
warna yang sama dengan kontrol negatif maka sedian infus tersebut sudah steril. Pada saat

melakukan uji sterilitas hasil dari sediaan yang kami miliki menunjukkan warna yang sama

dengan kontrol negatif maka dapat dikatakan bahwa sediaan infus manitol yang telah kami

sterilisasi sudah steril.

G. KESIMPULAN

Kesimpulan yang dapat diambil dari makalah ini antara lain adalah sebagai berikut:

1. Steril adalah suatu keadaan dimana tidak terdapat lagi mikroorganisme. Sterilitas

didefinisikan sebagai ketidakhadiran dari semua bentuk organisme. Sedangkan sterilisasi

adalah suatu proses membunuh atau menghilangkan bakteri dan mikroorganisme lain.

2. Uji sterilitas bermanfaat untuk mengetahui validitas proses sterilisasi dan melakukan

kontrol kualitas sediaan steril.

3. Metode pengujian sterilitas, yaitu Direct inoculation of culture medium dan membran

filtrasi.
DAFTAR PUSTAKA

Ansel, Howard C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi. Jakarta: UI Press.

Darmadi. 2008. Infeksi Nosokomial : Problematika dan Pengendaliannya. Jakarta : Salemba


Medika
Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta: Direktorat

Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan; 1995.

Genarro, A.R, et al. Remingtons Pharmaceutical Science. 18th Edition. Pensylvania: Marck

Publishing Company.

Goeswin, a. (1983). pengembangan sedian farmasi . bandung: penerbit ITB.

Lachman L, Lieberman HA, Kanig JL. Teori dan Praktek Farmasi Industri. Edisi Ketiga. Vol III.

Diterjemahkan oleh Siti Suyatmi. Jakarta: UI Press; 1994.

Sudjadi. 2008. Bioteknologi kesehatan. Yogyakarta: Kanisius.

Tamimi,Khairunnisa.2014. Uji Sterilitas Sediaan Farmasi Injeksi.

https://www.academia.edu/11696495/Uji_Sterilitas_Sediaan_Farmasi_Injeksi_Vitam

in_B_dalam_Ampul_1_mL. Diakses pada tanggal 04 januari 2019


LAMPIRAN
LAPORAN PRAKTIUM TEKNOLOGI SEDIAAN STERIL

PRAKTIKUM VIII

UJI STERILITAS INFUS MANITOL

Disusun oleh:

KELOMPOK 13

ABDUL HADI 17.71.018700

AMWAL SULAIMAN 17.71.018698

MUHAMMAD KHAFI 17.71.018701

RIDWAN DWIATMOKO 17.71.018697

WAHID ABDULLAH 17.71.018699

PROGAM STUDI DIPLOMA-III FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA

2019

Anda mungkin juga menyukai