PENDAHULUAN
Setelah mahasiswa mengikuti kuliah bab I yang diberikan pada pertemuan
pertama, diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan jenis, syarat dan evaluasi
dasar perbekalan steril. Pada bab I akan dipelajari macam-macam perbekalan
steril (sediaan farmasi steril, alat kesehatan dan perlengkapan steril), syarat-syarat
perbekalan steril sesuai jenisnya, cara-cara penggunaan sediaan farmasi steril
dan alat kesehatan serta cara-cara evaluasi dasar sediaan farmasi steril, alat
kesehatan dan perlengkapan steril.
MATERI
1. Jenis perbekalan steril
Perbekalan steril adalah semua sediaan steril farmasi dan peralatan
kesehatan termasuk ruangan-ruangan yang digunakan untuk memperlakukan /
meng-handle semua perbekalan steril. Perbekalan steril meliputi:
1. Sediaan farmasi steril, meliputi :
Obat suntik (injeksi), terdiri dari single dose dan multiple dose
Tetes mata baik single dose maupun multiple dose
Sediaan biologis, seperti: sera/serum, vaksin
Sediaan darah, seperti: sediaan plasma, sediaan darah utuh
Salep mata
Sediaan susuk (implant), biasanya berisi hormon untuk KB
Perbedaan mendasar uji sterilitas antara sediaan farmasi steril, alat kesehatan
steril dan perlengkapan steril pada dasarnya terletak pada cara pengambilan
sampel untuk pemeriksaan.
Uji stabilitas
Dalam pembuatan bentuk sediaan steril, suaru hal yang harus diperhatikan
adalah stabilitas dari obatnya. Obat dalam larutan pada umumnya kurang stabil
dibandingkan bentuk padatnya sehingga bahan-bahan tambahan yang berfungsi
untuk mempertahankan stabilitas fisik dan kemis perlu dipilih. Untuk larutan,
stabilitas fisik pada umumnya ditunjukkan dengan perubahan fisiknya selama
penyimpanan, misalnya terbentuknya endapan atau terjadinya perubahan warna
selama penyimpanan yang merupakan indikasi ketidak stabilan. selain itu perlu
diperhatikan pula wadah yang dipakai untuk kemasan , termasuk juga wadah yang
harus digunakan untuk obat- obat yang sensitif terhadap cahaya.
Tonisitas
Tonisitas berhubungan dengan tekanan osmose yang diberikan oleh suatu
larutan dari zat atau zat padat yang terlarut.
Cairan badan atau cairan mata memberikan tekanan osmose yang sama
dengan tekanan osmose normal saline atau laratan Nad 0,9 %. Suatu larutan
dengan jumlah solute / zat terlarut lebih banyak dari cairan badan / cairan mata
mempunyai tekanan osmose lebih besar dan larutan ini disebut dengan larutan
hypertonis. Sebaliknya bila jumlah solute lebih sedikit sehingga tekanan osmose
lebih rendah disebut isotonis.
Cairan badan termasuk juga cairan mata mengandung sejumlah zat
terlarut yang dapat menurunkan titik beku larutan 0, 52 C . Demikian juga larutan
NaCl 0,9 % dapat menurunkan titik beku 0, 52 C. Oleh karena itu larutan NaCl
0,9% dan cairan badan disebut isotonis. Beberapa cara dapat dipakai untuk
menghitung nilai isotonis ( tonisitas ) suatu larutan antara lain :
a. Penurunan titik beku
b. Equivalen NaCl
Contoh perhitungan isotonis dengan perurunan titik beku Diketahui larutan
pencuci mata mengandung 1 % asam borat. Untuk asam borat 1 % menyebabkan
penurunan titik beku sebesar 0,29 C. Hitung NaCl yang harus ditambahkan untuk
mendapatkan larutan isotonis.
Hitungan :
0,23 C
NaCl hams ditambahkan untuk menurunkan titik beku ( f.p ) sebesar - 0,23 C
Larutan 0,9 % NaCl menurunkan f.p. 0,52 C
0,52 C 0,23C
=
0,9% X
PENUTUP
Perbekalan steril meliputi sediaan farmasi steril, alat kesehatan steril, dan
perlengkapan steril. Syarat utama perbekalan steril adalah bebas dari
mikroorganisma (sterilitas), sedangkan persyaratan lain yang harus dipenuhi oleh
sediaan farmasi steril adalah : larutan jernih / tidak berwarna, isotonis, isohidris,
ada keseragaman volume, kadar zat aktif sama dan bebas pirogen. Pada
pertemuan selanjutnya akan dibahas mengenai pembuatan sediaan farmasi steril.