Anda di halaman 1dari 92

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Banyak penyakit yang menganggu kelangsungan hidup masyarakat banyak. Penyakit-penyakit
ini bukan hanya muncul dikarenakan keteledoran dari pada pengidap itu sendiri. Melainkan juga
dari lingkungan luar yang ada di sekitarnya. Biasanya para pasien yang ada di rumah sakit paling
gampang tertular dengan berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan kehidupannya
sendiri.

Tahapan penting yang mutlak harus dilakukan selama bekerja di ruang praktikum mikrobiologi
adalah sterilisasi. Bahan atau peralatan yang digunakan harus dalam keadaan steril. Sterilisasi
adalah proses penghilangan semua jenis organisme hidup, dalam hal ini adalah mikroorganisme
yang terdapat dalam suatu benda. Proses ini melibatkan aplikasi biocidal agent atau proses fisik
dengan tujuan untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme. Setiap proses baik fisika,
kimia dan mekanik yang membunuh semua bentuk kehidupan terutama mikroorganisme disebut
sterilisasi. Adanya pertumbuhan mikroorganisme menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri
masih berlangsung dan tidak sempurnanya sterilisasi.

Sterilisasi didesain untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme. Target suatu metode
inaktivasi tergantung dari metode dan tipe mikroorganisme yaitu tergantung dari asam nukleat,
protein atau membrane mikroorganisme tersebut. Agen kimia untuk sterilisasi
disebut sterilant (Pratiwi,2006). Sterilisasi banyak dilakukan di rumah sakit melalui proses fisik,
kimia dan mekanik. Setiap proses (baik fisika, kimia maupun mekanik) yang membunuh semua
bentuk kehidupan terutama mikrooranisme disebut dengan sterilisasi. Adanya pertumbuhan
mikroorganisme menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri masih berlangsung dan tidak
sempurnanya proses sterilisasi. Jika sterilisasi berlangsung sempurna, maka spora bakteri yang
merupakan bentuk paling resisten dari kehidupan mikroba, akan diluluhkan (Cappuccino, 1983).

Pembiakan mikroba dalam laboratorium memerlukan medium yang berisi zat hara serta
lingkungan pertumbuhan yang sesuai dengan mikroorganisme. Zat hara digunakan oleh
mikroorganisme untuk pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi dalam metabolisme, dan
pergerakan. Lazimnya, medium biakan berisi air, sumber energi, zat hara sebagai sumber karbon,
nitrogen, sulfur, fosfat, oksigen, hidrogen, serta unsur-unsur lainnya. Dalam bahan dasar medium
dapat pula ditambahkan faktor pertumbuhan berupa asam amino, vitamin, atau nukleotida (Lim,
1998).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja Jenis dan Tipe Alat Kesehatan?


2. Apa saja Manfaat dan Fungsi Alat Kesehatan?
3. Apa Prinsip dan Prosedur Penggunaan Alat Keshatan?
4. Apa Prinsip Aseptik dan Antiseptik pada Alat Kesehatan?
5. Bagaimana Perawatan alat-alat steril?
6. Apa Pengertian Sterilisasi
7. Penyimpanan alat alat yag telah disterilkan?

1.3 Tujuan
Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah ;

1. Agar pembaca mengetahui apa Jenis dan Tipe Alat Kesehatan


2. Agar pembaca mengetahui apa Manfaat dan Fungsi Alat Kesehatan
3. Agar pembaca mengetahui apa saja prinsip dan prosedur penggunaan alat
4. Agar pembaca mengetaui Prinsip Aseptik dan Antiseptik pada Alat Kesehatan
5. Agar pembaca mengetahui Bagaimana Perawatan alat-alat steril
6. Agar pemaca mengetahi Pengertian Sterilisasi
7. Agar pembaca mengetahui cara Penyimpanan alat alat yag telah disterilkan

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Jenis dan Tipe Alat Kesehatan
1. Alat dari kaca : Tabung reaksi
2. Alat dari logam : Refleks hammer
3. Alat dari plastic : Infus set
4. Alat dari kain : Sprei
5. Alat dari bahan campuran : Pipet
6. Alat dari karet : Cathether

2.2 Manfaat dan Fungsi Alat Kesehatan


1. Tabung Reaksi

Tabung Reaksi adalah sebuah tabung yang terbuat dari sejenis kaca atau plastik yang dapat
menahan perubahan temperatur dan tahan terhadap reaksi kimia. Tabung Reaksi ada yang
dilengkapi dengan tutup ada juga yang tanpa tutup. Terdiri dari berbagai ukuran tergantung
kebutuhan. Tabung Reaksi disebut juga Test Tube atau Culture tube. Culture Tube adalah tabung
reaksi tanpa bibir yang biasanya digunakan untuk pembiakan mikroorganisme dalam medium
cair.

Fungsi tabung reaksi Antara lain adalah:


-Sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia
-Untuk melakukan reaksi kimia dalam skala kecil
-Sebagai tempat perkembangbiakan mikroba dalam media cair

Seperti dengan namanya, fungsi tabung reaksi adalah sebagai tempat dimana kita mereaksikan
bahan kimia dalam laboratorium. Alat ini terbuat dari bahan kaca bening sehingga proses reaksi
kimia didalam tabung ini dapat terlihat jelas oleh analis. Tabung ini juga mempunyai sifat tahan
terhadap panas / api, karena seperti kita ketahui beberapa proses reaksi kimia berjalan dengan
membutuhkan panas. Beberapa macam reaksi yang biasanya menggunakan tabung ini adalah
reaksi oksidasi / reaksi reduksi.

Tabung reaksi mempunyai variasi ukuran baik dari segi panjang ataupun diameternya, untuk itu
kita harus memastikan tujuan penggunaan dari tabung ini sebelum membelinya. Berikut ini
adalah beberapa varian dari panjang tabung ini yaitu 23 ; 12 ; 14 ; 22 ; 15 ; 16 ; 11 centimeter,
sedangkan untuk diameternya bervariasi dari 2.2 ; 1 ; 1.2 ; 1.9 ; 1.6 centimeter. Selain dari
ukuran, tabung ini juga ada 2 macam yaitu dilengkapi dengan tutup dan tidak dilengkapi dengan
tutup.

Untuk mempermudah pekerjaan di laboratorium kimia, dalam penggunaan tabung reaksi ini
biasanya kita juga menggunakan rak tabung reaksi dan penjepit tabung reaksi yang juga dijual
dalam berbagai ukuran.

tabung reaksi merupakan salah satu alat yang diperlukan pada setiap percobaan kimia, karena itu
kita sering menjumpai alat peraga sikat tabung reaksi ini di laboratorium kimia. Fungsi utama
dari sebuah pipet sikat tabung reaksi ini adalah membersihkan tabung reaksi, gelas ukur, labu
ukur dan lain-lain setelah digunakan.

Kegunaan Tabung Reaksi atau Test Tube

Tabung reaksi atau Test Tube banyak digunakan oleh ahli kimia untuk menahan, campuran, atau
jumlah kecil panas bahan kimia padat atau cair, terutama untuk percobaan kualitatif dan tes.
Putaran bawah dan sisi lurus meminimalkan kehilangan massa ketika menuangkan, membuat
mereka lebih mudah untuk membersihkan, dan memungkinkan pemantauan nyaman dari isi.
Panjang, leher sempit memperlambat penyebaran uap dan gas ke lingkungan.

Sebuah tabung reaksi atau Test tube diisi dengan air dan terbalik ke dalam gelas berisi air sering
digunakan untuk menangkap gas, misalnya dalam demonstrasi elektrolisis.
Sampel darah manusia dikumpulkan untuk tes darah.

Tabung biakan sering digunakan dalam biologi untuk penanganan dan kultur semua jenis
organisme hidup, seperti jamur, bakteri, bibit, stek tanaman, dll, dan dalam bidang kedokteran
dan forensik untuk menyimpan sampel darah atau cairan lainnya.

Sebuah tabung reaksi dengan stopper sering digunakan untuk penyimpanan sementara sampel
kimia atau biologi.

Tabung reaksi biasanya diselenggarakan di tujuan khusus rak, klem, atau penjepit. Beberapa rak
untuk Test Tube biakan dirancang untuk menahan Test Tube dalam posisi hampir horisontal,
sehingga untuk memaksimalkan permukaan media kultur dalam.

Tabung reaksi kadang-kadang dimanfaatkan untuk penggunaan kasual di luar lingkungan


laboratorium, misalnya sebagai vas bunga, gelas untuk gambar lemah tertentu, atau wadah untuk
rempah-rempah.

Dimana sejumlah besar tes dijalankan atau hanya sejumlah kecil tersedia untuk pengujian, atau
keduanya, piring mikro, piring manotiter, atau piring picotiter sering digunakan sebagai tabung
reaksi kecil.

2. Reflex Hammer
Reflex Hammer (palu refleks) digunakan untuk memeriksa kemampuan refleksi dari bagian-
bagian tertentu tubuh kita, biasanya lutut kita.

Fungsi Alat REFLEX HAMMER. Reflex hammer atau palu refleks digunakan untuk memeriksa
kemampuan reflesi dari bagian-bagian tertentu tubuh kita, biasanya lutut kita.

Seperti kita ketahui refleksi adalah suatu reaksi tubuh atau bagian tubuh kita yang tidak
sengaja,yang terjadi karena adanya suatu rangsangan dari luar terus melalui syaraf-syaraf perasa
ke pusat reflex, yang kemudian menyalurkan ke syaraf penggerak dan otot-otot yang terus
membuat gerakan-gerakan reflex itu. Oleh sebab itu Alat REFLEX HAMMER ini biasanya
digunakan oleh dokter spesialis syaraf untuk mendeteksi sejauh mana fungsi refleks dan biasanya
alat ini berbentuk seperti palu.
Reflex Hammer/palu refleks merupakan alat medis yang digunakan oleh dokter untuk menguji
refleks tendon dalam/lutut. Pengujian refleksitas pasien merupakan bagian penting dari
pemeriksaan fisik neurologis untuk mendeteksi kelainan pada sistem saraf pusat atau perifer.
Alat ini berbentuk segitiga/tailor digunakan untuk memeriksa kemampuan refleksi dari bagian-
bagian tubuh. Gagangnya terbuat dari besi stanless. Palu terbuat dari karet yang lembut sehingga
tidak menyakitkan bagi pasien.
Fungsi Dari Penggunaan Alat reflex hammer adalah

 Untuk memancing reaksi dan refleks, karena pengujian reflek bagian penting dari
pemeriksaan fisik
 Untuk mendeteksi kelainan dalam sistem saraf pusat atau perifer

3. Infus Set
Infus Set adalah alat yang digunakan oleh petugas medis untuk melakukan pemasangan infus.
Infus Set terbagi 2, yaitu :
 Infus Set Mikro, yaitu infus set yang mampu menampung cairan sekitar 60 ml / tetes

 Infus Set Makro, yaitu infus set yang digunakan untuk pasien yang membutuhkan cairan
dalam volume yang besar, sekitar 100 – 1000 ml.

Selang infus ini fungsinya untuk jalan masuk cairan. sesuai namanya infus set digunakan untuk
khusus cairan infus kalau transet gunanya untuk tranfusi. infus set tidak bisa digunakan untuk
transet dan transet bisa digunakan untuk infus set, perbedaanya di saringnya kalau transet ada
saringanya kalau infus set tidak ada. gambar disamping adalah infus set.

4. Sprei

Bed sheet atau sprei adalah kain lembaran untuk menutupi kasur. Biasanya Bedsheet diletakan
untuk menutupi kasur yang disebut sprei pertama setelah itu ada satu lembaran lagi untuk
menutupi sprei itu sendiri yang berfungsi agar sprei tetap rapi dan terhindar dari debu jika tempat
tidur tidak digunakan untuk beberapa lama.
Selanjutnya mengikuti perkembangan kebutuhan saat ini banyak terdapat asesoris tempat tidur
yang digunakan untuk berbagai pertimbangan kenyamanan , keindahan , dan segi praktis dalam
pemakaian serta perawatan .

Asesoris itu teridri apa yang disebut Selimut(Blankets), comforters(Quilt cover),dan bed covers
yang diletakan diatas sprei .

Bed sheets atau sprei dibuat dalam 2 macam yaitu berupa lembaran (flat) atau yang pas di kasur
(fitted). Sprei lembaran sangatlah simple bentuknya persegi empat sesuai dengan ukuran kasur
ditambah beberapa cm untuk bias disisipkan ke kasur, biasanya sprei jenis ini dipergunakan
untuk rumah sakit atau hotel, sedangkan sprei fitted dilengkapi dengan karet elastik di ke empat
sudut dibagian bawah kasur, sprei jenis ini sangat lah praktis dalam pemasangan dan pemakaian
nya karena sprei akan terjaga kerapihan nya sepanjang hari.

Sprei sprei yang sangat biasa dipergunakan biasanya berwarna putih, sampai saat ini baik Hotel
maupun Rumah sakit masih menggunakan warna putih,tetapi untuk pemakaian rumah tangga
atau apartement biasanya menggunakan warna warni, print bunga atau design design tertentu.

Kwalitas dari kain sprei ditentukan oleh konstruksi benang atau kerapatan benang per meter
persegi. (tread count).Pada umumnya tread count yang lebih tinggi biasanya tebih tebal atau
lebih rapat, sedangkan tread count lebih rendah akan terasa lebih halus .

5. Pipet

Pipet adalah salah satu alat Laboratorium yang umum digunakan. Pipet mempunyai ukuran yang
kecil dan biasanya terbuat dari plastik atau kaca dengan ujung bawahnya meruncing serta ujung
atasnya ditutupi karet. Berguna untuk mengambil cairan dalam skala tetesan kecil.
Terkadang pada proses penelitian kita diharuskan memindahkan cairan yang volumenya tidaklah
terlalu besar, disaat itu lah kita membutuhkan pipet yang dapat memindahkan cairan yang tidak
besar volumenya dari satu wadah ke wadah lainnya.
Pemindahan cairan dengan menggunakan pipet memang membutuhkan waktu yang agak lama,
karena biasanya kita harus menggunakan pipet jenis pipet tetes yang memiliki volume maksimal
tidak lebih dari 5ml. tapi demi hasil ukuran yang sesuai kita harus tetap menggunakan pipet tetes
.
Pipet tetes memiliki berbagai bentuk ukuran mulai dari yang terkecil 1ml, hingga ukuran pipet
tetes yang paling besar yaitu 5ml.

Jenis-jenis Pipet dan fungsinya.

1. Pipet (pipette, pipettor, chemical dropper)


Befungsi untuk memindahkan sejumlah cairan. Pipet tersedia untuk berbagai jenis
penggunaan dengan berbagai tingkatan akurasi dan presisi. Pipet dengan ukuran volume
1 hingga 1000 ?l dinamakan mikropipet (micropipettes), sedangkan ukuran volume yang
lebih besar dinamakan dengan makropipet (macropipettes)
2. Pipet ukur (measuring pipette)
Pipet Ukur berfungsi untuk memindahkan larutan dengan berbagai ukuran volume
3. Pipet volume (volume pipette)
Pipet Volume berfungsi untuk memindahkan larutan dan hanya memiliki satu ukuran
volume
4. Pipet tetes (drop pipette)
Pipet tetes berfungsi untuk membantu memindahkan cairan dari wadah yang satu ke
wadah yang lain dalam jumlah yang sangat kecil yaitu setetes demi tetes.
5. Pipet Buret

Pipet buret berfungsi untuk mengukur banyaknya cairan yang dikeluarkan saat titrasi

6. Cathether
Kateter adalah pipa untuk memasukkan atau mengeluarkan cairan.
Kateter terutama terbuat dari bahan karet atau plastik, metal, woven silk dan silikon
Kandung kemih adalah sebuah kantong yang berfungsi untuk menampung air seni yang berubah-
ubah jumlahnya yang dialirkan oleh sepasang ureter dari sepasang ginjal
Kateterisasi kandung kemih adalah dimasukkannya kateter melalui uretra ke dalam kandung
kemih untuk mengeluarkan air seni atau urine.
Jadi Pemasangan kateter merupakan tindakan keperawatan dengan cara memasukkan kateter ke
dalam kandung kemih melalui uretra yang bertujuan membantu memenuhi kebutuhan eliminasi
dan sebagai pengambilan bahan pemeriksaan (Hidayat, 2006). Tindakan pemasangan kateter urin
dilakukan dengan memasukan selang plastik atau karet melalui uretra ke dalam kandung kemih.
Kateter memungkinkan mengalirnya urin yang berkelanjutan pada klien yang tidak mampu
mengontrol perkemihan atau klien yang mengalami obstruksi. Kateter juga menjadi alat untuk
mengkaji pengeluaran urin per jam pada klien yang status hemodinamiknya tidak stabil (Potter
dan Perry, 2002 ).
Jenisnya :
 Nelaton Cathether : terbuat dari latex/ karet
 Metal Cathether : terbuat dari stainlesstil
 Balloon Cathether/ Foley Cathether : terbuat dari latex/ karet dilengkapi dengan balon dengan
cara menyutikan aqua pada ventilnya bila telah masuk agar Cathether tidak copot.
2.3 Prinsip dan Prosedur Penggunaan Alat Keshatan
1. Tabung reaksi
Prinsip kerja: Yaitu sebagai tempat dimana kita mereaksikan bahan kimia dalam laboratorium
2. Refleks hammer
Prinsip kerja : Yaitu digunakan untuk memeriksa kemampuan refleksi dari bagian-bagian
tertentu tubuh kita, biasanya lutut kita.
3. Infus set
Prinsip kerja : Yaitu digunakan oleh petugas medis untuk melakukan pemasangan infus.
4. Sprei
Prinsip kerja : Yaitu digunakan untuk menutupi kasur
5. Pipet
Prinsip kerja : Yaitu digunakan dalam pengujian-pengujian biologi molekul, kimia analitik, juga
kedokteran
6. Cathether
Prinsip kerja : Yaitu digunakan untuk mengeluarkan/ pengambilan urine

2.4 Prinsip Aseptik dan Antiseptik pada Alat Kesehatan


 Aseptik adalah mencegah terjadinya kontaminasi oleh mikroorganisme pada jaringan bahan
dan alat steril
Prinsip-Prinsip tindakan aseptik yang umum :
Semua benda yang menyentuh kulit yang luka atau dimasukkan ke dalam kulit untuk
menyuntikkan sesuatu ke dalam tubuh, atau yang dimasukkan ke dalam rongga badan yang
dianggap steril haruslah steril.
1. Jangan sekali-kali menjauhi atau membelakangi tempat yang steril.
2. Peganglah objek-objek yang steril, setinggi atas pinggang dengan demikian objek-objek itu
selalu akan terlihat jelas dan ini mencegah terjadinya kontaminasi diluar pengawasan.
3. Hindari berbicara, batuk, bersin atau menjangkau suatu objek yang steril.
4. Jangan sampai menumpahkan larutan apapun pada kain atau kertas yang sudah steril.
5. Bukalah bungkusan yang steril sedemikian rupa, sehingga ujung pembungkusnya tidak
mengarah pada si petugas.
6. Objek yang steril menjadi tercemar, jika bersentuhan dengan objek yang tidak steril.
7. Cairan mengalir menurut arah daya tarik bumi, jika forcep dipegang sehingga cairan desinfektan
menyentuh bagian yang steril, maka forcep itu sudah tercemar.
 Antiseptik adalah mencegah terjadiya infeksi dengan menghambat atau menghancurkan
tumbuhnya organism pathogen dalam luka.
Penggunaan desinfektan / antiseptic :
1. Desinfeksi kulit secara umum (Pre Operasi) dengan larutan savlon 1:30 dalam alkohol 70%.
Hibiscrup 0,5% dalam alkohol 70%.
2. Desinfeksi tangan dan kulit dengan Chlorrhexidine 4% (hibiscrup) minimal 2 menit
3. Untuk kasus Obgin (persiapan partus, vulva hygiene, neonatal hygiene). Hibiscrup 0,5% dalam
Aquadest Savlon 1:300 dalam aqua hibiscrup

2.5 Pengertian Sterilisasi

Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan suatu benda dari semua, baik bentuk
vegetatif maupun bentuk spora. Proses sterilisasi dipergunakan pada bidang mikrobiologi untuk
mencegah pencernaan organisme luar, pada bidang bedah untuk mempertahankan keadaan
aseptis, pada pembuatan makanan dan obat-obatan untuk menjamin keamanan terhadap
pencemaran oleh mikroorganisme dan di dalam bidang-bidang lain pun sterilisasi ini juga
penting. Steralisasi juga dikatakan sebagai tindakan untuk membunuh kuman patogen atau
kuman apatogen beserta spora yang terdapat pada alat perawatan atau kedokteran dengan cara
merebus, stoom, menggunakan panas tinggi, atau bahkan kimia. Jenis sterilisasi antara lain
sterilisasi cepat, sterilisasi panas kering, steralisasi gas (Formalin H2, O2), dan radiasi ionnisasi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam steralisasi di antaranya:

 Sterilisator (alat untuk mensteril) harus siap pakai, bersih, dan masih berfungsi
 Peralatan yang akan di sterilisasi harus dibungkus dan diberi label yang jelas dengan
menyebutkan jenis peralatan, jumlah dan tanggal pelaksanaan sterilisasi
 Penataan alat harus berprinsip bahwa semua bagian dapat steril
 Tidak boleh menambah peralatan dalam sterilisator sebelum waktu mensteril selesai
 Memindahklan alat steril ke dalam tempatnya dengan korentang steril
 Saat mendinginkan alat steril tidak boleh membuka pembungkusnya, bila terbuka harus
dilakukan sterilisasi ulang.
Metode Sterilisasi

Sterilisasi secara Fisik

Sterilisasi secara fisik dipakai bila selama sterilisasi dengan bahan kimia tidak akan berubah
akibat temperatur tinggi dan tekanan tinggi. Cara membunuh mikroorganisme tersebut adalah
dengan panas. Berikut penjelasan mengenai cara membunuh mikroorganisme :

1. Pemanasan kering
Prinsipnya adalah protein mikroba pertama-tama akan mengalami dehidrasi sampai kering dan
selanjutnya teroksidasi oleh oksigen dari udara sehingga menyebabkan mikrobanya
mati. Digunakan pada benda atau bahan yang tidak mudah menjadi rusak, tidak menyala, tidak
hangus atau tidak menguap pada suhu tinggi. Umumnya digunakan untuk senyawa yang tidak
efektif untuk disterilkan dengan uap air, seperti minyak lemak, minyak mineral, gliserin
(berbagai jenis minyak), petrolatum jelly, lilin, wax, dan serbuk yang tidak stabil dengan uap air.
Metode ini efektif untuk mensterilkan alat-alat gelas dan bedah. Contohnya alat ukur dan
penutup karet atau plastik. Selain itu, bahan atau alat harus dibungkus, disumbat atau ditaruh
dalam wadah tertututp untuk mencegah kontaminasi setelah dikeluarkan dari oven.

2. Pemanasan basah
Prinsipnya adalah dengan cara mengkoagulasi atau denaturasi protein penyusun tubuh mikroba
sehingga dapat membunuh mikroba. Sterilisasi uap dilakukan menggunakan autoklaf dengan
prinsipnya memakai uap air dalam tekanan sebagai pensterilnya. Temperatur sterilisasi biasanya
121℃, tekanan yang biasa digunakan antara 15-17,5 psi (pound per square inci) atau 1 atm.
Lamanya sterilisasi tergantung dari volume dan jenis. Alat-alat dan air disterilkan selama 1 jam,
tetapi media antara 20-40 menit tergantung dari volume bahan yang disterilkan. Sterilisasi media
yang terlalu lama akan menyebabkan :

 Penguraian gula
 Degradasi vitamin dan asam-asam amino
 Inaktifasi sitokinin zeatin riboside
 Perubahan pH yang berakibatkan depolimerisasi agar

Bila ada kelembapan, bakteri akan terkoagulasi dan dirusak pada temperatur yang lebih rendah
dibandingkan jika tidak ada kelembapan. Mekanisme penghancuran bakteri oleh uap air panas
adalah terjadinya denaturasi dan koagulasi beberapa protein esensial dari organisme tersebut.

Metode sterilisasi uap umumnya digunakan untuk sterilisasi sediaan farmasi dan bahan-bahan
lain yang tahan terhadap temperatur yang dipergunakan dan tahan terhadap penembusan uap air,
larutan dengan pembawa air, alat-alat gelas, pembalut untuk bedah, penutup karet dan plastic
serta media untuk pekerjaan mikrobiologi. Uap jenuh pada suhu 121oC mampu membunuh
secara cepat semua bentuk vegetatif mikroorganisme dalam 1 atau 2 menit. Uap jenuh ini dapat
menghancurkan spora bakteri yang tahan pemanasan.

1. Pemanasan dengan Bakterisida


Digunakan untuk sterilisasi larutan berair atau suspensi obat yang tidak stabil dalam
autoklaf. Tidak digunakan untuk larutan obat injeksi intravena dosis tunggal lebih dari 15 ml,
injeksi intratekal, atau intrasisternal. Larutan yang ditambahkan bakterisida dipanaskan dalam
wadah bersegel pada suhu 100 oC selama 10 menit di dalam pensteril uap atau penangas air.
Bakterisida yang digunakan 0,5% fenol, 0,5% klorobutanol, 0,002 % fenil merkuri nitrat dan
0,2% klorokresol.

2. Air mendidih
Digunakan untuk sterilisasi alat bedah seperti jarum spoit. Hanya dilakukan dalam keadaan
darurat. Dapat membunuh bentuk vegetatif mikroorganisme tetapi tidak sporanya.

3. Pemijaran
Dengan cara membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum inokulum, pinset,
batang L, dan sebagainya.

Sterilisasi dengan radiasi

Prinsipnya adalah radiasi menembus dinding sel dengan langsung mengenai DNA dari inti sel
sehingga mikroba mengalami mutasi. Digunakan untuk sterilisasi bahan atau produk yang peka
terhadap panas (termolabil). Ada dua macam radiasi yang digunakan yakni gelombang
elektromagnetik (sinar x, sinar γ) dan arus partikel kecil (sinar α dan β). Sterilisasi dengan radiasi
digunakan untuk bahan atau produk dan alat-alat medis yang peka terhadap panas (termolabil).

1. Tyndalisasi
Konsep kerja metode ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air dan tidak tahan
tekanan atau suhu tinggi lebih tepat disterilkan dengan metode ini. Misalnya susu yang
disterilkan dengan suhu tinggi akan mengalami koagulasi dan bahan yang berpati disterilkan
pada suhu bertekanan pada kondisi pH asam akan terhidrolisis. Tyndalisai merupakan proses
memanaskan medium atau larutan menggunakan uap selama 1 jam setiap hari selama 3 hari
berturut- turut

2. Pasteurisasi
Proses pemanasan pada suhu dan waktu tertentu (650C selama 30’ atau 720C selama 15’ untuk
membunuh pathogen yang berbahaya bagi manusia.

3. Sterilisasi secara Kimia


Sterilisasi secara kimia dapat memakai antiseptik kimia. Pemilihan antiseptik terutama
tergantung pada kebutuhan daripada tujuan tertentu serta efek yang dikehendaki. Perlu juga
diperhatikan bahwa beberapa senyawa bersifat iritatif, dam kepekaan kulit sangat bervariasi. Zat-
zat kimia yang dapat di pakai untuk sterilisasi antara lain halogen (senyawa klorin, yodium),
alkohol, fenol, hydrogen peroksida, zat warna ungu Kristal, derivate akridin, rosalin, deterjen,
logam-logam berat, aldehida, ETO, uap formaldehid ataupun beta-propilakton (Volk, 1993)

4. Sterilisasi secara Mekanik


Sterilisasi secara mekanik dapat dilakukan dengan penyaringan. Penyaringan dengan
mengalirkan gas atau cairan melalui suatu bahan penyaring.

2.6 Prinsip dan Cara Pelaksanaan Perawatan (membersihkan, sterillisasi) dan Penyimpanan
Alat Kesehatan.
A. Sterilisasi
Adalah suatu tindakan untuk membunuh kuman pathogen dan apatogen beserta sporanya
pada peralatan perawatan dan kedokteran dengan cara merebus, stoom, panas tinggi, atau
menggunakan bahan kimia.
Dalam ilmu bedah, sterilisasi berarti memusnahkan semua mikroorganisme beserta sporanya,
sedangkan desinfeksi berarti memusnahkn semua mikroorganisme yang tidak mempunyai spora,
misalnya kuman-kuman. Desinfeksi biasanya dilakukan pada pakaian, alat-alat linen, tempat
tidur, alat buang air kecil dan besar, dan sebagainya.
Metode sterilisasi pada dasarnya dapat ditempuh melalui tiga cara yaitu:
1. Secara fisika
Yaitu dimana proses sterilisasi mengunakan hukum fisika yaitu dengan :
- Pemanasan kering
Prinsipnya adalah protein mikroba pertama-tama akan mengalami dehidrasi sampai kering.
Selanjutnya teroksidasi oleh oksigen dari udara sehingga menyebabkan mikrobanya mati.
a. Udara panas oven
Digunakan untuk sterilisasi alat gelas yang tidak berskala, alat bedah, minyak lemak, parafin,
petrolatum, serbuk stabil seperti talk, kaolin, ZnO. Suhu sterilisasi yang digunakan adalah 170oC
selama 1 jam, 160oC selama 2 jam, 150oC selam 3 jam.
b. Pemijaran langsung
Digunakan untuk sterilisasi alat logam, bahan yang terbuat dari porselen, tidak cocok untuk alat
yang berlekuk karena pemanasannya tidak rata.
c. Minyak dan penangas lain
Digunakan untuk sterilisasi alat bedah seperti gunting bedah sebagai lubrikan menjaga ketajaman
alat, bahan kimia stabil dalam ampul.
- Pemanasan basah
Prinsipnya adalah dengan cara mengkoagulasi atau denaturasi protein penyusun tubuh mikroba
sehingga dapat membunuh mikroba.
a. Uap bertekanan (autoklaf)
Digunakan untuk sterilisasi alat gelas, larutan yang dimaksudkan untuk diinjeksikan ke dalam
tubuh, alat berskala, bahan karet. Waktu yang dibutuhkan untuk sterilisasi larutan suhu 121oC
adalah 12 menit. Uap jenuh pada suhu 121oC mampu membunuh secara cepat semua bentuk
vegetatif mikroorganisme dalam 1 atau 2 menit. Uap jenuh ini dapat menghancurkan spora
bakteri yang tahan pemanasan.
b. Pemanasan dengan bakterisida
Digunakan untuk sterilisasi larutan berair atau suspensi obat yang tidak stabil dalam
autoklaf. Tidak digunakan untuk larutan obat injeksi intravena dosis tunggal lebih dari 15 ml,
injeksi intratekal, atau intrasisternal.
c. Air mendidih
Digunakan untuk sterilisasi alat bedah seperti jarum spoit. Hanya dilakukan dalam keadaan
darurat. Dapat membunuh bentuk vegetatif mikroorganisme tetapi tidak sporanya.
- Cara bukan panas
a. Sterilisasi dengan radiasi
Prinsipnya adalah radiasi menembus dinding sel dengan langsung mengenai DNA dari inti sel
sehingga mikroba mengalami mutasi. Digunakan untuk sterilisasi bahan atau produk yang peka
terhadap panas (termolabil). Ada dua macam radiasi yang digunakan yakni gelombang
elektromagnetik (sinar x, sinar γ) dan arus partikel kecil (sinar α dan β).
2. Secara kimia
a. Menggunakan bahan kimia
Dalam pensterilan digunakan bahan kimia seperti alkohol 96%, fenol 5%, selain itu juga Aceton
tab formalin, sulfur dioxida dan chlorin. Materi yang akan disuci hamakan dibersihkan terlebih
dahulu kemudian direndam dalam alkhohol aceton atau tab formalin selama kurang lebih 24 jam.
b. Sterilisasi gas
Dalam pensterilan digunakan bahan kimia dalam bentuk gas atau uap, seperti etilen oksida,
formaldehid, propilen oksida, klorin oksida, beta propiolakton, metilbromida, kloropikrin.
Digunakan untuk sterilisasi bahan yang termolabil seperti bahan biologi, makanan, plastik,
antibiotik.
3. Metode mekanik
a. Filtrasi
Digunakan untuk sterilisasi larutan yang termolabil. Penyaringan ini menggunakan filter
bakteri. Metode ini tidak dapat membunuh mikroba, mikroba hanya akan tertahan oleh pori-pori
filter dan terpisah dari filtratnya

Pelaksanaan :
(1)Sterilisasi dengan cara rebus
Mensterikan peralatan dengan cara merebus didalam air sampai mendidih (1000C) dan ditunggu
antara 15 sampai 20 menit. Misalnya peralatan dari logam, kaca dan karet.
(2)Sterilisasi dengan cara stoom
Mensterikan peralatan dengan uap panas didalam autoclave dengan waktu, suhu dan tekanan
tertentu. Misalnya alat tenun, obat-obatan dan lain-lain.
(3)Sterilisasi dengan cara panas kering
Mensterikan peralatan dengan oven dengan uap panas tinggi. Misalnya peralatan logam yang
tajam, peralatan dari kaca dan obat tertentu.
(4)Sterilisasi dengan cara menggunakan bahan kimia
Mensterikan peralatan dengan menggunakan bahan kimia seperti alkohol, sublimat, uap
formalin, khususnya untuk peralatan yang cepat rusak bila kene panas. Misalnya sarung tangan,
kateter, dan lain-lain.

Perhatian :
(1)Sterilisator harus dalam keadaan siap pakai.
(2)Peralatan harus bersih dan masigh berfungsi.
(3)Peralat yang dibungkus harus diberi label yang dengan jelas mencantumkan : nama, jenis
peralatan, tanggal dan jam disterilkan.
(4)Menyusun peralatan didalam sterilisator harus sedemikian rupa, sehingga seluruh bagian
dapat disterilkan.
(5)Waktu yang diperlukan untuk mensterilkan setiap jenis peralatan harus tepat (dihitung sejak
peralatan disterilkan).
(6)Dilarang memasukkan atau menambahkan peralatan lain kedalam sterilisator, sebelum waktu
untuk mensterilkan selesai.
(7)Memindahkan peralatan yang sudah steril ketempatnya harus dengan korentang steril.
(8)Untuk mendinginkan peralatan steril dilarang membuka bungkus maupun tutupnya.
(9)Bila peralatan yang baru disterilkan terbuka, peralatan tersebut harus disterilkan kembali.
Pemeliharaan Peralatan Perawatan dan Kedokteran
Pengertian :
Melaksanakan pemeliharaan peralatan perawatan dan kedokteran dengan cara membersihkan,
mendesinfeksi atau mensterilkan serta menyimpannya.
Tujuan :
(1)Menyiapkan peralatan perawatan dan kedokteran dalam keadaan siap pakai.
(2)Mencegah peralatan cepat rusak.
(3)Mencegah terjadinya infeksi silang.
B. Sterilisasi Alat Kesehatan dari Berbagai Bahan
1. STERILISASI TERHADAP BAHAN BAKU KARET ( Hand Schoen)
Hand schoen atau Sarung tangan dapat disterilkan dengan uap formalin atau dengan otoklaf.
Sebelum sarung tangan disterilkan, terlebih dahulu harus dibersihkan dengan jalan mencuci
dengan air dan sabun. Bila hendak memakai uap formalin, sarung tangan yang telah siap,
dimasukkan kedalam tromol atau stoples, lalu dimasukkan beebrapa tablet formalin. Sarung
tangan baru suci hama (steril) setelah terkena uap formalin paling sedikit 24 jam. Sebaiknya
disediakan beberapa buah stoples atau tromol agar selalu ada sarung tengan yang steril. Sarung
tangan dapat pula dimasukkan ke dalam otoklaf untuk disterilkan.
2. STERILISASI TERHADAP BAHAN BAKU LOGAM
Alat yang terbuat dari logam sebelum disteril dicuci terlebih dahulu. Perbiasakan segera mencuci
alat-alat begitu selesai memakainya, agar kotoran yang melengket mudah dibersihkan.
Alat-alat logam seperti jarum suntik, pinset, gunting, jarum oprasi, scapel blede maupun tabung
reaksi mula-mula dibersihkan terlebih dahulu kemudian dibungkus dengan kain gaas. Setelah itu
menggunakan metode pemanasan secara kering, agar suhu mencapai 160oC, jarak waktu
mencapai 1-2 jam, kemudian didiamkan agar suhu turun perlahan-lahan.
3. STERILISASI TERHADAP BAHAN BAKU KACA
Sterilisasi bahan baku kaca sama dengan sterilisasi logam yaitu dengan menggunakan
pemanasan kering, selain itu bahan baku kaca juga sering disterilisasi dengan menggunakan
metode radiasi karena bahan baku kaca banyak menyerap bahan kaca sehingga sterilisasi dengan
radiasi sangat efektive, pelaksanaanya yaitu alat bahan baku kaca dibersihkan terlebih dahulu
dari kotoran yang melekat kemudian keringkan dengan udara setelah kering alat bahan baku kaca
dimasukan ketempat elektronik yaitu dengan katoda panas (emisi termis) yang mengeluarkan
sinar ultraviolet kemudian sinari kaca tersebut dengan sinar ultraviolet dengan kekuatan kurang
lebih 2500 s/d 2600 angstrom sehingga spora dan bakteri yang melekat pada alat tersebut dapat
terbakar.
4. STERILISASI TERHADAP BAHAN BAKU KAIN ATAU MEDIA KULTUR ( kain
doek)
Media kultur yang akan disteril, terlebih dahulu dibersihkan dari kotoran, kemudian kain resebut
dibungkus dengan kertas agar setelah steril dan dikeluarkan dari alat sterilisator tidak
terkontaminasi dengan kuman maupun bakteri lagi. Demikian pula kain doek tersebut
dibersihkan terlebih dahulu, setelah dibersihkan bungkus dengan plastik terlebih dahulu sebelum
sterilisasi, metode sterilisasi yang akan dilakukan menggunakan metode pemanasan dengan uap
air dan juga dipengaruhi dengan tekanan (autoclave). Metode sterilisasi denga menggunakan
autoclave ini yaitu dengan adanya pertukaran anatara oksigen dan carbon dioxida.
5. STERILISASI TERHADAP BAHAN BAKU PLASTIK
Bahan baku plastik misalnya mayo apabila disterilkan sebaiknya jangan menggunakan metode
pemanasan, oleh karna itu maka akan merubah bentuk dari plastik tersebut. Untuk mensucikan
alat dari bahan baku plastik sebaiknya mula-mula bersihkan terlebih dahulu dengan
menggunakan detergen, kemudian keringkan, setelah itu rendam dalam larutan alkohol setelah
itu cuci denga aquades lalu rendam dalam larutan antiseptic
C.Perawatan Alat Kesehatan dari Berbagai Bahan
1. PERAWATAN ALAT DARI BAHAN BAKU LOGAM YANG SUDAH DISTERILKAN
Alat-alat yang terbuat dari logam misalnya besi, tembaga maupun alumunium sering terjadi
karatan. Untuk menghindari terjadinya hal demikian maka alat-alat tersebut harus disimpan pada
tempat yang mempunyai temperatur tinggi (sekitar 37oC) dan lingkungan yang kering kalau
perlu memakai bahan silikon sebagai penyerap uap air, sebelum alat tersebut disimpan maka alat
tersebut harus bebas dari kotoran debu maupun air yang melekat, kemudian olesi dengan olie
atau parafin.
2. PERAWATAN ALAT DARI BAHAN BAKU KACA SETELAH DISTERIL
Bahan baku kaca banyak dipakai dalam laboratorium medis. Ada beberapa keuntungan dan
kelemahan dari bahan baku kaca tersebut.
Keuntungan:
Bahan baku kaca tahan terhadap reaksi kimia, terutama bahan gelas pyrex, tahan terhadap
perubahan temperatur yang mendadak, koefisien muai yang kecil dan tembus cahaya yang besar.
Kelemahan:
Mudah pecah terhadap tekanan mekanik, dan mudah tumbuh jamur sehingga menggagu daya
tembus sinar, kadang-kadang dengan menggunakan kain katun untuk membersihkan saja timbul
goresan.
Dengan memeperhatikan keuntungan dan kelemahan dari bahan gelas, maka dalam segi
perawatan maupun memperlakukan alat-alat gelas harus memperhatikan:
a. Penyimpanan pada ruangan yang suhunya berkisar 27oC-37oC dan beri tambahan lampu
25 watt
b. Ruangan tempat penyimpana diberi bahan silikon sebagai zat higroskopis.
c. Gunakan alkohol, aceton, kapas, sikat halus dan pompa angin untuk membersihakan debu
dari permukaan kaca. Usahakan pada waktu membersihkan lensa jangan sampai merusak lapisan
lensa.
d. Pada waktu memanaskan tabung reaksi hendaknaya ditempatkan diatas kawat kasa, atau
boleh melakukan pemanasan asal bahan baku dari pyrex.
e. Gelas yang direbus hendaknya jangan dimasukkan langsung kedalam air yang sedang
mendidih melainkan gelas dimasukkan ke dalam air dingin kemudian dipanaskan secara
perlahan-lahan. Sebaiknya untuk pendinginan mendadak tidak diperkenankan.
f. Membersihkan kotoran dari kaca sebaiknya segera setelah dipakai dapat menggunakan:
- Air bersih
- Detergen: menghilangkan efek lemak dan tidak membawa efek lemak
- Larutan
· kalium dichromat : 10 gram
· Asam belerang : 25 ml.
· Aquades : 75 ml.

3. PERAWATAN ALAT DARI BAHAN BAKU KARET


Sarung tangan dari karet mudah meleleh atau lengket apabila disimpan terlalu lama. Untuk
menghindari kerusakan dari bahan baku karet, sebelum melakukan penyimpanan mula-mula
bersihkan kotoran darah atau cairan obat dengan cara mencuci dengan sabun kemudian
dikeringkan dengan menjemur dibawa sinar matahariatau hembusan udara hangat. Setelah itu
taburi tal pada seluruh permukaan karet.

Penyimpanan alat alat yag telah disterilkan

Penyimpanan berarti mengelolah barang yang ada dalam persediaan, dengan maksud
selalu dapat menjamin ketersediannya bila sewaktu – waktu dibutuhkan presiden. Pada tahap
penyimpanan, seluruh alat steril disimpan pada ruangan dengan kaidah ‘clean room’, dimana
suhu dan kelembapan diatur, pembatasan lalu lintas personel, fentilasi agar pertekanan positif,
dan mekanisme lain agar terbebas dari kotoran dan debu sampai alat akan digunakn kembali.
Distribusi alat keluar dari tempat penyimpanan harus dengan lalu lintas personel minimal
diwilayah steril untuk menjaga kondisi alat tetap steril. Untuk distribusi, petugas pelaksanaan
operasional dan pemeliharaan alat sterilisasi sentral menyerahkan alat alat yang telah steril
kepetugas administrasi sterilisasi sentral yang kemudian alat dapat diambil petugas rungan agar
dapa digunakan operator. Ada dua macam alat yang dilihat dari cara penyimpanan, yakni :

1. Alat yang dibungkus


Dalam kondisis penyimpanan yang optimal dan penanganan yang minimal, dinyatakan steril
sepanjang bungkus tetap kering dan utuh. Untuk penyimpanan yang optimal,simpan bungkusan
seteril dalam lemari tertutup dibagian yang tidak terlalu sering dijamah, suhu udara dan seajuk
atau kelembapan rendah. Jika alat-alat tersebut tidak dipakai dalam waktu yang lama, alat
tersebut harus disterilkan kembali sebelum pemakaian. Alat yang tidak dibungkus harus segera
diguanakan setelah dikeluarkan . jangan menyimpan alat dengan merendam dalam larutan .
2. Pengelolaan benda tajam
Benda tajam sangat beresiko untuk menyebabkan perlukaan sehingga meningkatkan terjadinya
penularan penyakit melalui kontak darah, untuk menghindari perlukaan atau kecelaan kerja maka
semua benda tajam harus digunakan sekali pakai, dengan demikian jarum suntik bekas tidak
boleh digunakan lagi. Tidak dianjurkan untuk melakukan daur ulang atas pertimbangan
penghematan karena 17% kecelakaan kerja disebabkan oleh luka tusukan sebelum atau selama
pemakaian. salah satu contoh cara yang dianjurkan untuk mencegah perlukaan akibat
penggunaan jarum suntik yaitu jarum suntik tersebut langsung dibuang ketempat sementaranya
tanpa menyentuh atau memanipulasi bagian tajamnya sperti dibengkokkan. Dipatahkan ata
ditutup kembali. Jika jarum terpaksa ditutup kembali, gunakanlah cara penutupan dengan satu
tangan untuk mencegah jari tertusuk jarum.

BAB III

PENUTUP

2.6 Kesimpulan
 Jenis dan Tipe Alat Kesehatan
1. Alat dari kaca (Taung reaksi) berfungsi untuk tempat dimana kita mereaksikan bahan kimia
dalam laboratorium
2. Alat dari logam (Refleks hammer) berfungsi untuk memeriksa kemampuan refleksi dari bagian-
bagian tertentu tubuh kita, biasanya lutut kita
3. Alat dari plastic (Infus set) berfungsi untuk melakukan pemasangan infus.
4. Alat dari kain (Sprei) berfungsi untuk untuk menutupi kasur Alat dari
5. Alat dari (pipet) berfungsi untuk pengujian-pengujian biologi molekul, kimia analitik, juga
kedokteran
6. Alat dari karet (cathether) berfungsi untuk mengeluarkan/ pengambilan urine

2.7 Saran
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu saya sebagai
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari seluruh pihak demi sempurnanya makalah ini.
Saran yang dapat penulis berikan adalah agar mahasiswa dapat memahami tentang proses
sterilisasi serta macam-macam sterilisasi. Pada makalah berikutnya menjadi lebih baik lagi.

DAFTAR PUSTAKA

http://fungsialatkesehatan.blogspot.co.id/2013/06/jenis-jenis-alat-kesehatan.html
https://vbamburis.wordpress.com/2013/12/15/makalah-sterilisasi/
http://subuhmuamar.blogspot.co.id/2013/04/sterilisasi-alat.html
http://www.slideshare.net/HuryCanz/makalah-sterilisasi-alat-kesehatan-di-bpm
https://www.google.com/search?noj=1&q=prinsip+kerja+tabung+reaksi+&oq=prinsip+kerja+tab
ung+reaksi+&gs_l=serp.3..0i22i30l7.23161.32864.0.33309.36.24.4.8.8.0.990.2978.8j4j2j1j6-
1.16.0....0...1c.1.64.serp..11.25.1983.8Vhu9L3rPQ8
https://www.google.com/search?noj=1&q=prosedur+penggunaan+tabung+reaksi&oq=prosedur+
penggunaan+tabung+reaksi&gs_l=serp.3..0.3770.6144.0.6547.9.9.0.0.0.0.388.977.1j2j1j1.5.0....
0...1c.1.64.serp..4.5.975.gYyl7uFCkFk
https://www.google.com/search?channel=fflb&q=fungai+cateter+&ei=YEkoVp-
ACJWhugSc9r6oCQ&emsg=NCSR&noj=1
ALAT-ALAT KESEHATAN

No Nama Alat Fungsi foto


Untuk mendengarkan
1 Stetoskop denyut nadi dan
jantung
Untuk mengukur
2 Tensimeter
tekanan darah
Untuk memasukkan
3 Spuit cairan obat kedalam
tubuh
Mengalirkan cairan
4 Infus Set dari botol infuse
kedalam tubuh
Untuk mengukur suhu
5 Thermometer
panas tubuh
Digunakan untuk
orang-orang yang
6 Kursi Roda
tidak bisa jalan atau
yang lumpuh
Untuk membantu
memberikan cahaya
7 Pen Light
supaya pemeriksaan
lebih jelas
Untuk mengetahu
8 Timbangan
berat badan seseorang

Regulator Untuk mengatur kadar


9
Oksigen oksigen

Alat ini biasanya


digunakan di bidang
10 Sinar X kesehatan untuk
keperluan diagnostik
dan terapi dan di
bidang industri,
antara lain untuk
radiografi

Dapat mengambil
contoh darah atau
11 Kateter
potongan kecil tubuh
untuk biopsi.
Sebagai alat untuk
12 Momografi melihat beberapa tipe
tumor dan kista.
Alat dalam dunia
kedokteran yang
13 USG
memanfaatkan
gelombang ultrasonic.
Tongkat penyangga
tubuh yang digunakan
pada pasien yang
14 Tongkat
mengalami gangguan/
cedera/ pasca operasi
pada kakinya.
Alat ini digunakan
untuk menjahit
15 Jarum Bedah luka,umumnya luka
operasi.

Biasanya digunakan
tenaga medis,
karyawarn, pabrik2
16 Masker
kimia, farmasi dan
kegunaan lainnya
khusunya kesehatan.
Mobil Untuk megantar
17
ambulance pasien atau mayat.
PERAWATAN ALAT KESEHATAN
A. Perawatan Elektronika
Perawatan elektronika yang dimaksudkan adalah peralatan yang menggunakan sumber
daya listrik, misalnya alat electrocardiography, electro encephalography, unit thermography,
ventilator, unit monitor EKG, dan lain-lain.
Peralatan elektronik sangat peka terhadap goncangan sehingga perlu dihindari dari
goncangan. Hindari penggunaan alat dari medan magnet sensivitas meter tidak berubah. Alat-alat
elektronika tidak tahan pada suhu 25C, sehingga pada waktu menggunakan suhu ruangan
sebaiknya berkisar antara 18C sampai dengan 25C, rata-rata pada temperatur 21C. Untuk
menghindari suhu terlalu tinggi, pada alat perlu tempati kipas anging di sekitar power supply /
sumber daya alat tersebut. Pengetahuan dan keterampilan penggunaan peralatan memengang
peranan penting dalam perawatan peralatan agar peralatan berjalan dengan baik dan kerusakan
dapat dihindari sejauh mungkin. Pengetahuan dan keterampilan meliputi:
 Sasaran pengukuran telah dipahami terlebih dahulu
 Persiapan metode, waktu dan program pengukuran
 Kondisi peralatan baik atau tidak

B. Perawatan Alat dari Bahan Baku Logam


Alat-alat yang terbuat dari logam misalnya besi, tembaga maupun aluminium sering
terjadi karatan. Untuk menghidari terjadinya hal demikian maka alat-alat tersebut harus disimpan
pada tempat yang mempunyai temperatur tinggi (±37C) dan lingkungan yang kering kalau perlu
memakai bahan silikon sebagai penyerap uap air.
Sebelum disimpan alat tersebut harus bebas dari kotoran debu maupun air yang melekat,
kemudian diolesi dengan minyak oli, minyak rem atau parafin cair.

C. Perawatan Alat dari Bahan Baku Gelas


Bahan gelas banyak dipakai dalam laboratorium medis. Ada beberapa keuntungan
maupun kelemahan dari bahan baku gelas tersebut.
ngannya : Bahan gelas tahan terhadap reaksi kimia, terutama bahan gelas pyrex, tahan terhadap perubahan
temperatur yang mendadak, koefisien mulai yang kecil dan tembus cahaya yang besar.
ahan : Mudah pecah terhadap tekanan mekanik, dan mudah tumbuh jamur sehingga menggangu daya
tembus sinar, kadang-kadang dengan menggunakan kain katun untuk membersihkan saja mudah
timbul goresan.
Dengan memperhatikan keuntungan dan kelemahan dari bahan gelas, maka dalam segi
perawatan maupun memperlakukan alat-alat gelas harus perhatikan:
a. Penyimpanan pada ruangan yang suhunya berkisar 27C-37C dan diberi tambahan lampu
b. Ruang tempat penyimpanan diberikan silikon sebagai zat higroskopis
c. Gunakan alkohol, aceton, kapas, sikat halus dan pompa angin untuk membersihkan lensa sampai
merusak lapisan lensa
d. Pada waktu memanaskan tabung reaksi hendaknya ditempatkan diatas kawat kasa, atau boleh
melakukan pemanasan secara langsung asalkan bahan gelas terbuat dari pyrex
e. Gelas yang akan direbus hendaknya jangan dimasukkan langsung kedalam air yang sedang
mendidih melainkan gelas dimasukkan kedalam air dingin kemudian dipanaskan secara
perlahan-lahan. Sebaliknya untuk pendingin mendadak tidak diperkenangkan
f. Membersihkan bahan/kotoran dari gelas sebaiknya segera setelah dipakai dapat menggunakan:
 Air yang bersih
 Detergent : dapat menghilangkan lemak dan tidak membawa efek perubahan fisik.
 Larutan : Kalium dishromat 10 gram
Asam belerang 25 ml
Aquadest 75 ml
Kadang-kadang memerlukan perendam sampai beberapa jam, kemudian dibilas dengan air
bersih, dikeringkan dengan udara panas lalu disimpan ditempat yang kering.

D. Perawatan Alat dari Bahan Baku Karet


Sarung tangan dari karet/hand schoen mudah sekali meleleh atau melengket apabila
disimpan terlalu lama. Untuk menghidari kerusakan dari bahan karet, sebelum melakukan
penyimpanan mula-mula bersihkan kotoran darah atau cairan obat dengan cara mencuci dengan
sabun kemudian dikeringkan dengan menjemur dibawah sinar matahari atau hembusan udara
hangat. Setelah itu taburi talk pada seluruh permukaan karet
PEMELIHARAAN ALAT KESEHATAN

Leave a reply

TERMOFISIKA

1. Hukum-hukum termodinamika dan metabolisme

Termodinmika berasal dari dua kata yaitu Thermal ( yang berkenaan dengan panas) dan
Dinamika ( yang berkenaan dengan pergerakan).Jadi termodinamika adalah ilmu mengenai
fenomena-fenomena tentang energy yang berubah-ubah karena pengaliran panas dan usaha yang
dilakukan.misalnya pada suatu benda dinaikan suhunya maka akan timbul pemuaian atau
penyusutan, pada termo elemen akan membangkitkan gaya gerak listrik.Pada proses ini terdapat
suatu pemindahan panas dan juga bekerja sesuatu gaya yang mengalami perpindahan yang
mengakibatkan terlaksananya usaha.

1. Termometrik

Mengetahui panas dinginnya suatu zat dengan mempergunakan indra peraba merupakan
penilaian yang subjektif serta tidak ilmiah.Pengamatan itu disebut pengamatan yang kwualitatif
yang justru dapat menyesatkan.Misalnya seseorang mencelupkan tangannya kedalam air suam
akan menilai air itu hangat, apabila orang tersebut sebelumnya mencelupkan tangannya ke air
yang dingin.(jhon locke’68).

Sebaiknya akan terasa dingin apabila sebelumnya mencelupkan tangan ke air yang lebih
hangat.Untuk menghindari adanya penilaian yang subjekif maka perlu adanya alat ukur serta
satuan dasar.Alat yang dipakai untuk pengukuran suhu adalah thermometer.Prinsip dasar alai ini
ialah fenomena pemuaian yang merupakan indeks temperature.Contoh :thermometer air raksa
dan thermometer alcohol.Air raksa mampunyai batas muai dan titik uap tertentu yaitu pada 40̊
C.Air raksa akan membeku dan titip uap berkisar diatas 360̊ C.Sehingga perlu ada metode lain /
alat lain untuk mengukur suhu suatu benda.

Macam-macam thermometer :

– Termometer air raksa / alcohol

Terdiri dari bola gelas A berbanding tipis.Bagian atas bola dihubungkan dengan pipa kapiler
B.Antara pipa kapiler dan bola A terdapat suatu penyempitan.Tujuannya agar supaya air raksa
setelah memuai, tidak mudah kembali kekeadaan semula.Bagian atas kapiler dihampakan udara
kemudian ujung kapiler tersebut ditutup.untuk mengukur tinggi permukaan air raksa dibuat skala
yang digoreskan pada dinding pipa tersebut.Pada dinding yang berlawanan dengan skala,
disebelah luarnya ruangan terdapat /diberikan lapisan perak agar dapat memberikan gambaran
skala yang lebih tajam.Untuk ;lebih jelasnya dibuat potongan penampungan lintang pipa kapiler
dari sebuah thermometer.

– Termometer tahanan (termistor termometer)


– Termometer elemen (thermocouple)

– Pyrometer Optik

– Termometer gas yang bervolume tetap

1. Skala temperature

Skala Fahrenheit banyak digunakan Amerika.Dalam pembuatannya dicari skala titik referensi,
yang disebut titik tetapi keudian dibuat skala sekendaknya.Fahrenheit tahun 1724 telah
menentukan skala temperature dimana pada 32 F adalah titik es, pada 212 F adalah titik uap serta
temperature rectal berkisar 98,6 F.Dalam bidang kedokteran banyak menggunakan Celcius, titik
es diberi harga 0 C suhu pada titik uap diberi 100 C.

1. Hukum termodinamika

Termidinamika adalah suatu pengetahuan tentang transformasi energy kedalam usaha.Walaupun


kerja/ usaha dapat ditransformasikan secara komplit kedalam energy dalam, namun energy
dalam tidak dapat ditransformasikan secara komplit kedalam usaha.

4 hukum termodinamika :

1. Hukum ke Nol termidinamika (oleh R.H.Fowler).

Dalam keadaan adiabatic suatu gas ideal dalam ruangan tertutup pemuaian sangat lambat, tidak
ada panas yang dimasukkan maupun dilepaskan.

1. Hukum pertama termodinamika

Suatu proses penambahan panas dan kerja yang dilakukan, sedangkan perubahan energy suatu
zat tak tergantung pada lintasan.( membahas berapa besar energy yang diserap / bebas).

1. Hukum kedua termodinamika

Panas yang dikeluarkan oleh mesin kurang dari panas yang diberikan kemesin.

1. Hukum ketiga termodinamika

Eksperimen pada temperature absolute nol, Nernst (1960) mengambil dua kesimpulan dari
percobaan ini yang kemudian diberi nama hukum termodinamika ketiga atau hukum Nernst.

1. Pengaturan suhu tubuh

Keseimbangan panas
Pengaturan temperature atau regulasi termal ialah suatu pengaturan secara komplek dari suatu
proses fisiologis dimana terjadi keseimbangan antara produksi panas dan kehilangan panas
sehingga suhu tubuh dapat dipertahankan secara konstans. Organisme homotermal ini secara
umum dapat dikatakan temperature tubuh tetap konstan walaupun suhu lingkungan berubah.

Hal ini oleh karena ada interaksi secara berantai, antara heat produksi atau pembentukan panas
dan heat loss ( kehilangan panas ).Kedua proses ini dalam keadaan tertentu aktifitasnya disusun
oleh susunan saraf pusat yang mana mengatur metabolisme sirkulasi perspirasi atau penguapan
dan pekerjaan otot-otot skeletal, sebagai contoh kontraksi otot banyak menghasilkan panas.

Mekanisme aktifitas oleh dingin :

– Mengigil ,

– Kelaparan

– Peningkatan aktifitas otot bergaris

– Peningkatan sekresi norepineprin dan epineprin

– > menyebabkan peningkatan produksi panas.

Transfer panas ( alih panas )

Sesuai dengan seluruh reaksi kimia, rata-rata reaksi kimia didalam tubuh tergantung pada
temperature.menurunnya reaksi kimia tubuh, seiring dengan menurunnya temperature ( hukum
Vantt-hoff).

Energy panas yang hilang atau yang masuk kedalam tubuh melalui kulit ada 4 cara :

1. Konduksi

Adalah pemaparan dengan objek lain dengan cara kontak langsung. Berdasarkan teori kenetis,
dimana enegri kenetis dihantarkan dari suatu molekul ke molekul yang lain dengan jalan tabrak
sehingga terbentuk panas.Berdasarkan teori tersebut persamaan hantaran panas melalui
konduksi.

1. Konveksi

Aliran konveksi dapat terjadi dikarenakan massa jenis udara panas sangat ringan dibanding
dengan udara dingin.Gaya konveksi dapat terjadi bila angina secukupnya mengalir melewati
tubuh.Pertukaran panas dan gaya konveksi adlah berbanding lurus perbedaan temperature antara
kulit, udara dan kecepatan kuda.

1. Radiasi
Adalah suatu transfer suatu enegri panas dari suatu permukaan objek keobjek lain tanpa melalui
kontak dengan kedua objek lain.Benda hitam merupakan penyerap panas radiasi yang baik
sehingga disebut radiator.

1. Efaporasi

Adalah gejala peralihan panas dari bentuk cairan menjadi uap.Manusia kehilangan sekitar 9 x
103 kalori / gram melalui penguapan paru-paru.Dengan suatu latihan yang berat atau lingkungan
panas seseorang akan minum air 4 liter / jam ini merupakan suatu proses pertukaran energi
termal.

Kehilangan panas lewat efaporasi dapat terjadi apabila :

– perbedaan tekanan uap air antara keringat pada kulit dan udara ambient.

– Temperatur lingkungan rendah dari normal sehingga efaporasi dari keringat dapat terjadi
dan dapat menghilangkan panas dari tubuh, dan dapat terjadi apabila basah kering dibawah
temperature kulit

– Adanya gerakan angin

– Adanya kelembaban

1. Energy panas dalam bidang kedokteran

Sejak beribu-ribu tahun energy panas telah banyak digunakan dalam bidang kedokteran hingga
kini masih banyak orang bahkan diklinik masih menggunakan air panas dan dingin sebagai
bahan kompres.

1. Efek panas

Dibagi 3 grup :

Fisik :

 Panas menyebabkan zat cair padat dan gas mengalami pemuaian kesegala arah.

Kimia
 Kecepatan reaksi kimia akan meningkat dengan reaksi temperature hal ini terlihat pada reaksi
oksidasi.
 Permeabilitas membrane sel akan meningkat sesuai dengan peningkatan suhu, pada jaringan
akan terjadi peningkatan metabolism seiring dengan peningkatan pertukaran antara zat kimia
tubuh dengan cairan tubuh.

Biologis

 Efek panas terhadap biologis terhadapsosami merupakan somasi dari efek panas terhadap fisik
dan kimia.

2 Pengunaan energy panas dalam pengobatan

Metode konduksi

 Dari sifat fisik kedua benda


 Apabila terjadi perbedaan temperature antara 2 benda maka panas akan ditransfer secara
konduksi.

Pemindahan energy panas total tergantung kepada :

– Luas daerah kontak

– Perbedaan temperature

– Lama melakukan kontak

– Material konduksi panas

Melalui metode konduksi :

 Kantong air panas/botol berisi air panas : untuk nyeri abdomen


 Handuk panas : untuk spasme otot, fase akut

Poliomylities.

 Turkish batsh (mandi uap ) : untuk penyegaran dan efek relaksasi otot.
 Mud packs ( lumpur panas) : mencegah kehilangan panas (heat loss)
 Wax bath ( paraffin bath) : untuk mentransfer panas pada tungkai bawah terutama pada
orangtua.Caranya wax diletakkan didalam bak air dan dipanaskan sampai temperature 115 ̊ –
120̊ F.Lama merendam kaki berkisar antara 30 menit – 1 jam.
 Electric pads : melingkati kawat elemen panas yang dibungkus asbes atau
plastic.Untuk amannya dilegkapi dengan thermostat.Output berkisar antara 8-10
watt/foot.Dikatakan dengan metode kondiksi 1-6 ini dapat melakukan pengobatan terhadap
penyakit : neuritis, contusion, low back pain.

Melalui metode radiasi :


 Dengan pemanasan sinar matahari atau nyala api.
 Infra merah salah satu sumber radiasi

Metode elektromagnetis

Ada dua metode yang dipakai untuk transfer panas ke dalam jaringan tubuh :

1. Shot wave diathermy ( diatermi gelombang pendek)

– Tehnik kondensor : bagian tubuh sebelah menyebelah diletakkan dua mental plate like
electro

– Diatermi metode induksi : bagian tubuh akan dipanasi dililitkan dengan kabel kemudian
dialiri listrik, dengan cara jaringan tubuh tidak berada dalam sirkuit tetapi terletak dalam medan
magnet dari uatu koil.

1. Micro wave diathermy (diatermi gelombang micro )

Termasuk gelombang radio dengan frekuensi yang sangat tinggi.Penyakit-penyakit yang


memerlukan pengobatan dengan micro wave diathermy ialah patah tulang, radang tendon dan
artritis.

Gelombang Ultrasonic

Diperoleh dari gelombang bunyi, dengan frekuensi mendekati 1 M Hz.Penggunaan dilakukan


langsung pada daerah yang akan diobati .karena tulang lebih banyak menyerap panas.

Penggunaan temperature rendah pada bidang kedokteran :

– Penyimpanan darah

– Penyimpanan sperma

– Penyimpanan bone marrow (sumsum tulang)

– Penyimpanan jaringan tubuh lain

– Penyimpanan obat-obatan

– Pengobatan edema akibat ruda paksa mendadak (trauma akut)

– Pengobatan nyeri bengkak yang local biasanya dipakai kompres dingin

– Operasi jaringan kanker.


TERMOFISIKA

1. Hukum-hukum termodinamika dan metabolisme

Termodinmika berasal dari dua kata yaitu Thermal ( yang berkenaan dengan panas) dan
Dinamika ( yang berkenaan dengan pergerakan).Jadi termodinamika adalah ilmu mengenai
fenomena-fenomena tentang energy yang berubah-ubah karena pengaliran panas dan usaha yang
dilakukan.misalnya pada suatu benda dinaikan suhunya maka akan timbul pemuaian atau
penyusutan, pada termo elemen akan membangkitkan gaya gerak listrik.Pada proses ini terdapat
suatu pemindahan panas dan juga bekerja sesuatu gaya yang mengalami perpindahan yang
mengakibatkan terlaksananya usaha.

1. Termometrik

Mengetahui panas dinginnya suatu zat dengan mempergunakan indra peraba merupakan
penilaian yang subjektif serta tidak ilmiah.Pengamatan itu disebut pengamatan yang kwualitatif
yang justru dapat menyesatkan.Misalnya seseorang mencelupkan tangannya kedalam air suam
akan menilai air itu hangat, apabila orang tersebut sebelumnya mencelupkan tangannya ke air
yang dingin.(jhon locke’68).

Sebaiknya akan terasa dingin apabila sebelumnya mencelupkan tangan ke air yang lebih
hangat.Untuk menghindari adanya penilaian yang subjekif maka perlu adanya alat ukur serta
satuan dasar.Alat yang dipakai untuk pengukuran suhu adalah thermometer.Prinsip dasar alai ini
ialah fenomena pemuaian yang merupakan indeks temperature.Contoh :thermometer air raksa
dan thermometer alcohol.Air raksa mampunyai batas muai dan titik uap tertentu yaitu pada 40̊
C.Air raksa akan membeku dan titip uap berkisar diatas 360̊ C.Sehingga perlu ada metode lain /
alat lain untuk mengukur suhu suatu benda.

Macam-macam thermometer :

– Termometer air raksa / alcohol

Terdiri dari bola gelas A berbanding tipis.Bagian atas bola dihubungkan dengan pipa kapiler
B.Antara pipa kapiler dan bola A terdapat suatu penyempitan.Tujuannya agar supaya air raksa
setelah memuai, tidak mudah kembali kekeadaan semula.Bagian atas kapiler dihampakan udara
kemudian ujung kapiler tersebut ditutup.untuk mengukur tinggi permukaan air raksa dibuat skala
yang digoreskan pada dinding pipa tersebut.Pada dinding yang berlawanan dengan skala,
disebelah luarnya ruangan terdapat /diberikan lapisan perak agar dapat memberikan gambaran
skala yang lebih tajam.Untuk ;lebih jelasnya dibuat potongan penampungan lintang pipa kapiler
dari sebuah thermometer.

– Termometer tahanan (termistor termometer)

– Termometer elemen (thermocouple)

– Pyrometer Optik

– Termometer gas yang bervolume tetap

1. Skala temperature

Skala Fahrenheit banyak digunakan Amerika.Dalam pembuatannya dicari skala titik referensi,
yang disebut titik tetapi keudian dibuat skala sekendaknya.Fahrenheit tahun 1724 telah
menentukan skala temperature dimana pada 32 F adalah titik es, pada 212 F adalah titik uap serta
temperature rectal berkisar 98,6 F.Dalam bidang kedokteran banyak menggunakan Celcius, titik
es diberi harga 0 C suhu pada titik uap diberi 100 C.

1. Hukum termodinamika

Termidinamika adalah suatu pengetahuan tentang transformasi energy kedalam usaha.Walaupun


kerja/ usaha dapat ditransformasikan secara komplit kedalam energy dalam, namun energy
dalam tidak dapat ditransformasikan secara komplit kedalam usaha.

4 hukum termodinamika :

1. Hukum ke Nol termidinamika (oleh R.H.Fowler).

Dalam keadaan adiabatic suatu gas ideal dalam ruangan tertutup pemuaian sangat lambat, tidak
ada panas yang dimasukkan maupun dilepaskan.

1. Hukum pertama termodinamika

Suatu proses penambahan panas dan kerja yang dilakukan, sedangkan perubahan energy suatu
zat tak tergantung pada lintasan.( membahas berapa besar energy yang diserap / bebas).

1. Hukum kedua termodinamika

Panas yang dikeluarkan oleh mesin kurang dari panas yang diberikan kemesin.

1. Hukum ketiga termodinamika


Eksperimen pada temperature absolute nol, Nernst (1960) mengambil dua kesimpulan dari
percobaan ini yang kemudian diberi nama hukum termodinamika ketiga atau hukum Nernst.

1. Pengaturan suhu tubuh

Keseimbangan panas

Pengaturan temperature atau regulasi termal ialah suatu pengaturan secara komplek dari suatu
proses fisiologis dimana terjadi keseimbangan antara produksi panas dan kehilangan panas
sehingga suhu tubuh dapat dipertahankan secara konstans. Organisme homotermal ini secara
umum dapat dikatakan temperature tubuh tetap konstan walaupun suhu lingkungan berubah.

Hal ini oleh karena ada interaksi secara berantai, antara heat produksi atau pembentukan panas
dan heat loss ( kehilangan panas ).Kedua proses ini dalam keadaan tertentu aktifitasnya disusun
oleh susunan saraf pusat yang mana mengatur metabolisme sirkulasi perspirasi atau penguapan
dan pekerjaan otot-otot skeletal, sebagai contoh kontraksi otot banyak menghasilkan panas.

Mekanisme aktifitas oleh dingin :

– Mengigil ,

– Kelaparan

– Peningkatan aktifitas otot bergaris

– Peningkatan sekresi norepineprin dan epineprin

– > menyebabkan peningkatan produksi panas.

Transfer panas ( alih panas )

Sesuai dengan seluruh reaksi kimia, rata-rata reaksi kimia didalam tubuh tergantung pada
temperature.menurunnya reaksi kimia tubuh, seiring dengan menurunnya temperature ( hukum
Vantt-hoff).

Energy panas yang hilang atau yang masuk kedalam tubuh melalui kulit ada 4 cara :

1. Konduksi

Adalah pemaparan dengan objek lain dengan cara kontak langsung. Berdasarkan teori kenetis,
dimana enegri kenetis dihantarkan dari suatu molekul ke molekul yang lain dengan jalan tabrak
sehingga terbentuk panas.Berdasarkan teori tersebut persamaan hantaran panas melalui
konduksi.
1. Konveksi

Aliran konveksi dapat terjadi dikarenakan massa jenis udara panas sangat ringan dibanding
dengan udara dingin.Gaya konveksi dapat terjadi bila angina secukupnya mengalir melewati
tubuh.Pertukaran panas dan gaya konveksi adlah berbanding lurus perbedaan temperature antara
kulit, udara dan kecepatan kuda.

1. Radiasi

Adalah suatu transfer suatu enegri panas dari suatu permukaan objek keobjek lain tanpa melalui
kontak dengan kedua objek lain.Benda hitam merupakan penyerap panas radiasi yang baik
sehingga disebut radiator.

1. Efaporasi

Adalah gejala peralihan panas dari bentuk cairan menjadi uap.Manusia kehilangan sekitar 9 x
103 kalori / gram melalui penguapan paru-paru.Dengan suatu latihan yang berat atau lingkungan
panas seseorang akan minum air 4 liter / jam ini merupakan suatu proses pertukaran energi
termal.

Kehilangan panas lewat efaporasi dapat terjadi apabila :

– perbedaan tekanan uap air antara keringat pada kulit dan udara ambient.

– Temperatur lingkungan rendah dari normal sehingga efaporasi dari keringat dapat terjadi
dan dapat menghilangkan panas dari tubuh, dan dapat terjadi apabila basah kering dibawah
temperature kulit

– Adanya gerakan angin

– Adanya kelembaban

1. Energy panas dalam bidang kedokteran

Sejak beribu-ribu tahun energy panas telah banyak digunakan dalam bidang kedokteran hingga
kini masih banyak orang bahkan diklinik masih menggunakan air panas dan dingin sebagai
bahan kompres.
1. Efek panas

Dibagi 3 grup :

Fisik :

 Panas menyebabkan zat cair padat dan gas mengalami pemuaian kesegala arah.

Kimia

 Kecepatan reaksi kimia akan meningkat dengan reaksi temperature hal ini terlihat pada reaksi
oksidasi.
 Permeabilitas membrane sel akan meningkat sesuai dengan peningkatan suhu, pada jaringan
akan terjadi peningkatan metabolism seiring dengan peningkatan pertukaran antara zat kimia
tubuh dengan cairan tubuh.

Biologis

 Efek panas terhadap biologis terhadapsosami merupakan somasi dari efek panas terhadap fisik
dan kimia.

2 Pengunaan energy panas dalam pengobatan

Metode konduksi

 Dari sifat fisik kedua benda


 Apabila terjadi perbedaan temperature antara 2 benda maka panas akan ditransfer secara
konduksi.

Pemindahan energy panas total tergantung kepada :

– Luas daerah kontak

– Perbedaan temperature

– Lama melakukan kontak

– Material konduksi panas

Melalui metode konduksi :

 Kantong air panas/botol berisi air panas : untuk nyeri abdomen


 Handuk panas : untuk spasme otot, fase akut

Poliomylities.

 Turkish batsh (mandi uap ) : untuk penyegaran dan efek relaksasi otot.
 Mud packs ( lumpur panas) : mencegah kehilangan panas (heat loss)
 Wax bath ( paraffin bath) : untuk mentransfer panas pada tungkai bawah terutama pada
orangtua.Caranya wax diletakkan didalam bak air dan dipanaskan sampai temperature 115 ̊ –
120̊ F.Lama merendam kaki berkisar antara 30 menit – 1 jam.
 Electric pads : melingkati kawat elemen panas yang dibungkus asbes atau
plastic.Untuk amannya dilegkapi dengan thermostat.Output berkisar antara 8-10
watt/foot.Dikatakan dengan metode kondiksi 1-6 ini dapat melakukan pengobatan terhadap
penyakit : neuritis, contusion, low back pain.

Melalui metode radiasi :

 Dengan pemanasan sinar matahari atau nyala api.


 Infra merah salah satu sumber radiasi

Metode elektromagnetis

Ada dua metode yang dipakai untuk transfer panas ke dalam jaringan tubuh :

1. Shot wave diathermy ( diatermi gelombang pendek)

– Tehnik kondensor : bagian tubuh sebelah menyebelah diletakkan dua mental plate like
electro

– Diatermi metode induksi : bagian tubuh akan dipanasi dililitkan dengan kabel kemudian
dialiri listrik, dengan cara jaringan tubuh tidak berada dalam sirkuit tetapi terletak dalam medan
magnet dari uatu koil.

1. Micro wave diathermy (diatermi gelombang micro )

Termasuk gelombang radio dengan frekuensi yang sangat tinggi.Penyakit-penyakit yang


memerlukan pengobatan dengan micro wave diathermy ialah patah tulang, radang tendon dan
artritis.

Gelombang Ultrasonic

Diperoleh dari gelombang bunyi, dengan frekuensi mendekati 1 M Hz.Penggunaan dilakukan


langsung pada daerah yang akan diobati .karena tulang lebih banyak menyerap panas.

Penggunaan temperature rendah pada bidang kedokteran :

– Penyimpanan darah

– Penyimpanan sperma

– Penyimpanan bone marrow (sumsum tulang)

– Penyimpanan jaringan tubuh lain


– Penyimpanan obat-obatan

– Pengobatan edema akibat ruda paksa mendadak (trauma akut)

– Pengobatan nyeri bengkak yang local biasanya dipakai kompres dingin

– Operasi jaringan kanker.

TERMOFISIKA

1. Hukum-hukum termodinamika dan metabolisme

Termodinmika berasal dari dua kata yaitu Thermal ( yang berkenaan dengan panas) dan
Dinamika ( yang berkenaan dengan pergerakan).Jadi termodinamika adalah ilmu mengenai
fenomena-fenomena tentang energy yang berubah-ubah karena pengaliran panas dan usaha yang
dilakukan.misalnya pada suatu benda dinaikan suhunya maka akan timbul pemuaian atau
penyusutan, pada termo elemen akan membangkitkan gaya gerak listrik.Pada proses ini terdapat
suatu pemindahan panas dan juga bekerja sesuatu gaya yang mengalami perpindahan yang
mengakibatkan terlaksananya usaha.

1. Termometrik

Mengetahui panas dinginnya suatu zat dengan mempergunakan indra peraba merupakan
penilaian yang subjektif serta tidak ilmiah.Pengamatan itu disebut pengamatan yang kwualitatif
yang justru dapat menyesatkan.Misalnya seseorang mencelupkan tangannya kedalam air suam
akan menilai air itu hangat, apabila orang tersebut sebelumnya mencelupkan tangannya ke air
yang dingin.(jhon locke’68).

Sebaiknya akan terasa dingin apabila sebelumnya mencelupkan tangan ke air yang lebih
hangat.Untuk menghindari adanya penilaian yang subjekif maka perlu adanya alat ukur serta
satuan dasar.Alat yang dipakai untuk pengukuran suhu adalah thermometer.Prinsip dasar alai ini
ialah fenomena pemuaian yang merupakan indeks temperature.Contoh :thermometer air raksa
dan thermometer alcohol.Air raksa mampunyai batas muai dan titik uap tertentu yaitu pada 40̊
C.Air raksa akan membeku dan titip uap berkisar diatas 360̊ C.Sehingga perlu ada metode lain /
alat lain untuk mengukur suhu suatu benda.

Macam-macam thermometer :

– Termometer air raksa / alcohol

Terdiri dari bola gelas A berbanding tipis.Bagian atas bola dihubungkan dengan pipa kapiler
B.Antara pipa kapiler dan bola A terdapat suatu penyempitan.Tujuannya agar supaya air raksa
setelah memuai, tidak mudah kembali kekeadaan semula.Bagian atas kapiler dihampakan udara
kemudian ujung kapiler tersebut ditutup.untuk mengukur tinggi permukaan air raksa dibuat skala
yang digoreskan pada dinding pipa tersebut.Pada dinding yang berlawanan dengan skala,
disebelah luarnya ruangan terdapat /diberikan lapisan perak agar dapat memberikan gambaran
skala yang lebih tajam.Untuk ;lebih jelasnya dibuat potongan penampungan lintang pipa kapiler
dari sebuah thermometer.

– Termometer tahanan (termistor termometer)

– Termometer elemen (thermocouple)

– Pyrometer Optik

– Termometer gas yang bervolume tetap

1. Skala temperature

Skala Fahrenheit banyak digunakan Amerika.Dalam pembuatannya dicari skala titik referensi,
yang disebut titik tetapi keudian dibuat skala sekendaknya.Fahrenheit tahun 1724 telah
menentukan skala temperature dimana pada 32 F adalah titik es, pada 212 F adalah titik uap serta
temperature rectal berkisar 98,6 F.Dalam bidang kedokteran banyak menggunakan Celcius, titik
es diberi harga 0 C suhu pada titik uap diberi 100 C.

1. Hukum termodinamika

Termidinamika adalah suatu pengetahuan tentang transformasi energy kedalam usaha.Walaupun


kerja/ usaha dapat ditransformasikan secara komplit kedalam energy dalam, namun energy
dalam tidak dapat ditransformasikan secara komplit kedalam usaha.

4 hukum termodinamika :

1. Hukum ke Nol termidinamika (oleh R.H.Fowler).

Dalam keadaan adiabatic suatu gas ideal dalam ruangan tertutup pemuaian sangat lambat, tidak
ada panas yang dimasukkan maupun dilepaskan.
1. Hukum pertama termodinamika

Suatu proses penambahan panas dan kerja yang dilakukan, sedangkan perubahan energy suatu
zat tak tergantung pada lintasan.( membahas berapa besar energy yang diserap / bebas).

1. Hukum kedua termodinamika

Panas yang dikeluarkan oleh mesin kurang dari panas yang diberikan kemesin.

1. Hukum ketiga termodinamika

Eksperimen pada temperature absolute nol, Nernst (1960) mengambil dua kesimpulan dari
percobaan ini yang kemudian diberi nama hukum termodinamika ketiga atau hukum Nernst.

1. Pengaturan suhu tubuh

Keseimbangan panas

Pengaturan temperature atau regulasi termal ialah suatu pengaturan secara komplek dari suatu
proses fisiologis dimana terjadi keseimbangan antara produksi panas dan kehilangan panas
sehingga suhu tubuh dapat dipertahankan secara konstans. Organisme homotermal ini secara
umum dapat dikatakan temperature tubuh tetap konstan walaupun suhu lingkungan berubah.

Hal ini oleh karena ada interaksi secara berantai, antara heat produksi atau pembentukan panas
dan heat loss ( kehilangan panas ).Kedua proses ini dalam keadaan tertentu aktifitasnya disusun
oleh susunan saraf pusat yang mana mengatur metabolisme sirkulasi perspirasi atau penguapan
dan pekerjaan otot-otot skeletal, sebagai contoh kontraksi otot banyak menghasilkan panas.

Mekanisme aktifitas oleh dingin :

– Mengigil ,

– Kelaparan

– Peningkatan aktifitas otot bergaris

– Peningkatan sekresi norepineprin dan epineprin

– > menyebabkan peningkatan produksi panas.

Transfer panas ( alih panas )


Sesuai dengan seluruh reaksi kimia, rata-rata reaksi kimia didalam tubuh tergantung pada
temperature.menurunnya reaksi kimia tubuh, seiring dengan menurunnya temperature ( hukum
Vantt-hoff).

Energy panas yang hilang atau yang masuk kedalam tubuh melalui kulit ada 4 cara :

1. Konduksi

Adalah pemaparan dengan objek lain dengan cara kontak langsung. Berdasarkan teori kenetis,
dimana enegri kenetis dihantarkan dari suatu molekul ke molekul yang lain dengan jalan tabrak
sehingga terbentuk panas.Berdasarkan teori tersebut persamaan hantaran panas melalui
konduksi.

1. Konveksi

Aliran konveksi dapat terjadi dikarenakan massa jenis udara panas sangat ringan dibanding
dengan udara dingin.Gaya konveksi dapat terjadi bila angina secukupnya mengalir melewati
tubuh.Pertukaran panas dan gaya konveksi adlah berbanding lurus perbedaan temperature antara
kulit, udara dan kecepatan kuda.

1. Radiasi

Adalah suatu transfer suatu enegri panas dari suatu permukaan objek keobjek lain tanpa melalui
kontak dengan kedua objek lain.Benda hitam merupakan penyerap panas radiasi yang baik
sehingga disebut radiator.

1. Efaporasi

Adalah gejala peralihan panas dari bentuk cairan menjadi uap.Manusia kehilangan sekitar 9 x
103 kalori / gram melalui penguapan paru-paru.Dengan suatu latihan yang berat atau lingkungan
panas seseorang akan minum air 4 liter / jam ini merupakan suatu proses pertukaran energi
termal.

Kehilangan panas lewat efaporasi dapat terjadi apabila :

– perbedaan tekanan uap air antara keringat pada kulit dan udara ambient.

– Temperatur lingkungan rendah dari normal sehingga efaporasi dari keringat dapat terjadi
dan dapat menghilangkan panas dari tubuh, dan dapat terjadi apabila basah kering dibawah
temperature kulit

– Adanya gerakan angin

– Adanya kelembaban
1. Energy panas dalam bidang kedokteran

Sejak beribu-ribu tahun energy panas telah banyak digunakan dalam bidang kedokteran hingga
kini masih banyak orang bahkan diklinik masih menggunakan air panas dan dingin sebagai
bahan kompres.

1. Efek panas

Dibagi 3 grup :

Fisik :

 Panas menyebabkan zat cair padat dan gas mengalami pemuaian kesegala arah.

Kimia

 Kecepatan reaksi kimia akan meningkat dengan reaksi temperature hal ini terlihat pada reaksi
oksidasi.
 Permeabilitas membrane sel akan meningkat sesuai dengan peningkatan suhu, pada jaringan
akan terjadi peningkatan metabolism seiring dengan peningkatan pertukaran antara zat kimia
tubuh dengan cairan tubuh.

Biologis

 Efek panas terhadap biologis terhadapsosami merupakan somasi dari efek panas terhadap fisik
dan kimia.

2 Pengunaan energy panas dalam pengobatan

Metode konduksi

 Dari sifat fisik kedua benda


 Apabila terjadi perbedaan temperature antara 2 benda maka panas akan ditransfer secara
konduksi.

Pemindahan energy panas total tergantung kepada :

– Luas daerah kontak

– Perbedaan temperature
– Lama melakukan kontak

– Material konduksi panas

Melalui metode konduksi :

 Kantong air panas/botol berisi air panas : untuk nyeri abdomen


 Handuk panas : untuk spasme otot, fase akut

Poliomylities.

 Turkish batsh (mandi uap ) : untuk penyegaran dan efek relaksasi otot.
 Mud packs ( lumpur panas) : mencegah kehilangan panas (heat loss)
 Wax bath ( paraffin bath) : untuk mentransfer panas pada tungkai bawah terutama pada
orangtua.Caranya wax diletakkan didalam bak air dan dipanaskan sampai temperature 115 ̊ –
120̊ F.Lama merendam kaki berkisar antara 30 menit – 1 jam.
 Electric pads : melingkati kawat elemen panas yang dibungkus asbes atau
plastic.Untuk amannya dilegkapi dengan thermostat.Output berkisar antara 8-10
watt/foot.Dikatakan dengan metode kondiksi 1-6 ini dapat melakukan pengobatan terhadap
penyakit : neuritis, contusion, low back pain.

Melalui metode radiasi :

 Dengan pemanasan sinar matahari atau nyala api.


 Infra merah salah satu sumber radiasi

Metode elektromagnetis

Ada dua metode yang dipakai untuk transfer panas ke dalam jaringan tubuh :

1. Shot wave diathermy ( diatermi gelombang pendek)

– Tehnik kondensor : bagian tubuh sebelah menyebelah diletakkan dua mental plate like
electro

– Diatermi metode induksi : bagian tubuh akan dipanasi dililitkan dengan kabel kemudian
dialiri listrik, dengan cara jaringan tubuh tidak berada dalam sirkuit tetapi terletak dalam medan
magnet dari uatu koil.

1. Micro wave diathermy (diatermi gelombang micro )

Termasuk gelombang radio dengan frekuensi yang sangat tinggi.Penyakit-penyakit yang


memerlukan pengobatan dengan micro wave diathermy ialah patah tulang, radang tendon dan
artritis.

Gelombang Ultrasonic
Diperoleh dari gelombang bunyi, dengan frekuensi mendekati 1 M Hz.Penggunaan dilakukan
langsung pada daerah yang akan diobati .karena tulang lebih banyak menyerap panas.

Penggunaan temperature rendah pada bidang kedokteran :

– Penyimpanan darah

– Penyimpanan sperma

– Penyimpanan bone marrow (sumsum tulang)

– Penyimpanan jaringan tubuh lain

– Penyimpanan obat-obatan

– Pengobatan edema akibat ruda paksa mendadak (trauma akut)

– Pengobatan nyeri bengkak yang local biasanya dipakai kompres dingin

– Operasi jaringan kanker.

TERMOFISIKA

1. Hukum-hukum termodinamika dan metabolisme

Termodinmika berasal dari dua kata yaitu Thermal ( yang berkenaan dengan panas) dan
Dinamika ( yang berkenaan dengan pergerakan).Jadi termodinamika adalah ilmu mengenai
fenomena-fenomena tentang energy yang berubah-ubah karena pengaliran panas dan usaha yang
dilakukan.misalnya pada suatu benda dinaikan suhunya maka akan timbul pemuaian atau
penyusutan, pada termo elemen akan membangkitkan gaya gerak listrik.Pada proses ini terdapat
suatu pemindahan panas dan juga bekerja sesuatu gaya yang mengalami perpindahan yang
mengakibatkan terlaksananya usaha.

1. Termometrik
Mengetahui panas dinginnya suatu zat dengan mempergunakan indra peraba merupakan
penilaian yang subjektif serta tidak ilmiah.Pengamatan itu disebut pengamatan yang kwualitatif
yang justru dapat menyesatkan.Misalnya seseorang mencelupkan tangannya kedalam air suam
akan menilai air itu hangat, apabila orang tersebut sebelumnya mencelupkan tangannya ke air
yang dingin.(jhon locke’68).

Sebaiknya akan terasa dingin apabila sebelumnya mencelupkan tangan ke air yang lebih
hangat.Untuk menghindari adanya penilaian yang subjekif maka perlu adanya alat ukur serta
satuan dasar.Alat yang dipakai untuk pengukuran suhu adalah thermometer.Prinsip dasar alai ini
ialah fenomena pemuaian yang merupakan indeks temperature.Contoh :thermometer air raksa
dan thermometer alcohol.Air raksa mampunyai batas muai dan titik uap tertentu yaitu pada 40̊
C.Air raksa akan membeku dan titip uap berkisar diatas 360̊ C.Sehingga perlu ada metode lain /
alat lain untuk mengukur suhu suatu benda.

Macam-macam thermometer :

– Termometer air raksa / alcohol

Terdiri dari bola gelas A berbanding tipis.Bagian atas bola dihubungkan dengan pipa kapiler
B.Antara pipa kapiler dan bola A terdapat suatu penyempitan.Tujuannya agar supaya air raksa
setelah memuai, tidak mudah kembali kekeadaan semula.Bagian atas kapiler dihampakan udara
kemudian ujung kapiler tersebut ditutup.untuk mengukur tinggi permukaan air raksa dibuat skala
yang digoreskan pada dinding pipa tersebut.Pada dinding yang berlawanan dengan skala,
disebelah luarnya ruangan terdapat /diberikan lapisan perak agar dapat memberikan gambaran
skala yang lebih tajam.Untuk ;lebih jelasnya dibuat potongan penampungan lintang pipa kapiler
dari sebuah thermometer.

– Termometer tahanan (termistor termometer)

– Termometer elemen (thermocouple)

– Pyrometer Optik

– Termometer gas yang bervolume tetap

1. Skala temperature

Skala Fahrenheit banyak digunakan Amerika.Dalam pembuatannya dicari skala titik referensi,
yang disebut titik tetapi keudian dibuat skala sekendaknya.Fahrenheit tahun 1724 telah
menentukan skala temperature dimana pada 32 F adalah titik es, pada 212 F adalah titik uap serta
temperature rectal berkisar 98,6 F.Dalam bidang kedokteran banyak menggunakan Celcius, titik
es diberi harga 0 C suhu pada titik uap diberi 100 C.

1. Hukum termodinamika
Termidinamika adalah suatu pengetahuan tentang transformasi energy kedalam usaha.Walaupun
kerja/ usaha dapat ditransformasikan secara komplit kedalam energy dalam, namun energy
dalam tidak dapat ditransformasikan secara komplit kedalam usaha.

4 hukum termodinamika :

1. Hukum ke Nol termidinamika (oleh R.H.Fowler).

Dalam keadaan adiabatic suatu gas ideal dalam ruangan tertutup pemuaian sangat lambat, tidak
ada panas yang dimasukkan maupun dilepaskan.

1. Hukum pertama termodinamika

Suatu proses penambahan panas dan kerja yang dilakukan, sedangkan perubahan energy suatu
zat tak tergantung pada lintasan.( membahas berapa besar energy yang diserap / bebas).

1. Hukum kedua termodinamika

Panas yang dikeluarkan oleh mesin kurang dari panas yang diberikan kemesin.

1. Hukum ketiga termodinamika

Eksperimen pada temperature absolute nol, Nernst (1960) mengambil dua kesimpulan dari
percobaan ini yang kemudian diberi nama hukum termodinamika ketiga atau hukum Nernst.

1. Pengaturan suhu tubuh

Keseimbangan panas

Pengaturan temperature atau regulasi termal ialah suatu pengaturan secara komplek dari suatu
proses fisiologis dimana terjadi keseimbangan antara produksi panas dan kehilangan panas
sehingga suhu tubuh dapat dipertahankan secara konstans. Organisme homotermal ini secara
umum dapat dikatakan temperature tubuh tetap konstan walaupun suhu lingkungan berubah.

Hal ini oleh karena ada interaksi secara berantai, antara heat produksi atau pembentukan panas
dan heat loss ( kehilangan panas ).Kedua proses ini dalam keadaan tertentu aktifitasnya disusun
oleh susunan saraf pusat yang mana mengatur metabolisme sirkulasi perspirasi atau penguapan
dan pekerjaan otot-otot skeletal, sebagai contoh kontraksi otot banyak menghasilkan panas.

Mekanisme aktifitas oleh dingin :

– Mengigil ,

– Kelaparan
– Peningkatan aktifitas otot bergaris

– Peningkatan sekresi norepineprin dan epineprin

– > menyebabkan peningkatan produksi panas.

Transfer panas ( alih panas )

Sesuai dengan seluruh reaksi kimia, rata-rata reaksi kimia didalam tubuh tergantung pada
temperature.menurunnya reaksi kimia tubuh, seiring dengan menurunnya temperature ( hukum
Vantt-hoff).

Energy panas yang hilang atau yang masuk kedalam tubuh melalui kulit ada 4 cara :

1. Konduksi

Adalah pemaparan dengan objek lain dengan cara kontak langsung. Berdasarkan teori kenetis,
dimana enegri kenetis dihantarkan dari suatu molekul ke molekul yang lain dengan jalan tabrak
sehingga terbentuk panas.Berdasarkan teori tersebut persamaan hantaran panas melalui
konduksi.

1. Konveksi

Aliran konveksi dapat terjadi dikarenakan massa jenis udara panas sangat ringan dibanding
dengan udara dingin.Gaya konveksi dapat terjadi bila angina secukupnya mengalir melewati
tubuh.Pertukaran panas dan gaya konveksi adlah berbanding lurus perbedaan temperature antara
kulit, udara dan kecepatan kuda.

1. Radiasi

Adalah suatu transfer suatu enegri panas dari suatu permukaan objek keobjek lain tanpa melalui
kontak dengan kedua objek lain.Benda hitam merupakan penyerap panas radiasi yang baik
sehingga disebut radiator.

1. Efaporasi

Adalah gejala peralihan panas dari bentuk cairan menjadi uap.Manusia kehilangan sekitar 9 x
103 kalori / gram melalui penguapan paru-paru.Dengan suatu latihan yang berat atau lingkungan
panas seseorang akan minum air 4 liter / jam ini merupakan suatu proses pertukaran energi
termal.

Kehilangan panas lewat efaporasi dapat terjadi apabila :

– perbedaan tekanan uap air antara keringat pada kulit dan udara ambient.
– Temperatur lingkungan rendah dari normal sehingga efaporasi dari keringat dapat terjadi
dan dapat menghilangkan panas dari tubuh, dan dapat terjadi apabila basah kering dibawah
temperature kulit

– Adanya gerakan angin

– Adanya kelembaban

1. Energy panas dalam bidang kedokteran

Sejak beribu-ribu tahun energy panas telah banyak digunakan dalam bidang kedokteran hingga
kini masih banyak orang bahkan diklinik masih menggunakan air panas dan dingin sebagai
bahan kompres.

1. Efek panas

Dibagi 3 grup :

Fisik :

 Panas menyebabkan zat cair padat dan gas mengalami pemuaian kesegala arah.

Kimia

 Kecepatan reaksi kimia akan meningkat dengan reaksi temperature hal ini terlihat pada reaksi
oksidasi.
 Permeabilitas membrane sel akan meningkat sesuai dengan peningkatan suhu, pada jaringan
akan terjadi peningkatan metabolism seiring dengan peningkatan pertukaran antara zat kimia
tubuh dengan cairan tubuh.

Biologis

 Efek panas terhadap biologis terhadapsosami merupakan somasi dari efek panas terhadap fisik
dan kimia.

2 Pengunaan energy panas dalam pengobatan

Metode konduksi
 Dari sifat fisik kedua benda
 Apabila terjadi perbedaan temperature antara 2 benda maka panas akan ditransfer secara
konduksi.

Pemindahan energy panas total tergantung kepada :

– Luas daerah kontak

– Perbedaan temperature

– Lama melakukan kontak

– Material konduksi panas

Melalui metode konduksi :

 Kantong air panas/botol berisi air panas : untuk nyeri abdomen


 Handuk panas : untuk spasme otot, fase akut

Poliomylities.

 Turkish batsh (mandi uap ) : untuk penyegaran dan efek relaksasi otot.
 Mud packs ( lumpur panas) : mencegah kehilangan panas (heat loss)
 Wax bath ( paraffin bath) : untuk mentransfer panas pada tungkai bawah terutama pada
orangtua.Caranya wax diletakkan didalam bak air dan dipanaskan sampai temperature 115 ̊ –
120̊ F.Lama merendam kaki berkisar antara 30 menit – 1 jam.
 Electric pads : melingkati kawat elemen panas yang dibungkus asbes atau
plastic.Untuk amannya dilegkapi dengan thermostat.Output berkisar antara 8-10
watt/foot.Dikatakan dengan metode kondiksi 1-6 ini dapat melakukan pengobatan terhadap
penyakit : neuritis, contusion, low back pain.

Melalui metode radiasi :

 Dengan pemanasan sinar matahari atau nyala api.


 Infra merah salah satu sumber radiasi

Metode elektromagnetis

Ada dua metode yang dipakai untuk transfer panas ke dalam jaringan tubuh :

1. Shot wave diathermy ( diatermi gelombang pendek)

– Tehnik kondensor : bagian tubuh sebelah menyebelah diletakkan dua mental plate like
electro
– Diatermi metode induksi : bagian tubuh akan dipanasi dililitkan dengan kabel kemudian
dialiri listrik, dengan cara jaringan tubuh tidak berada dalam sirkuit tetapi terletak dalam medan
magnet dari uatu koil.

1. Micro wave diathermy (diatermi gelombang micro )

Termasuk gelombang radio dengan frekuensi yang sangat tinggi.Penyakit-penyakit yang


memerlukan pengobatan dengan micro wave diathermy ialah patah tulang, radang tendon dan
artritis.

Gelombang Ultrasonic

Diperoleh dari gelombang bunyi, dengan frekuensi mendekati 1 M Hz.Penggunaan dilakukan


langsung pada daerah yang akan diobati .karena tulang lebih banyak menyerap panas.

Penggunaan temperature rendah pada bidang kedokteran :

– Penyimpanan darah

– Penyimpanan sperma

– Penyimpanan bone marrow (sumsum tulang)

– Penyimpanan jaringan tubuh lain

– Penyimpanan obat-obatan

– Pengobatan edema akibat ruda paksa mendadak (trauma akut)

– Pengobatan nyeri bengkak yang local biasanya dipakai kompres dingin

– Operasi jaringan kanker.

TERMOFISIKA

1. Hukum-hukum termodinamika dan metabolisme


Termodinmika berasal dari dua kata yaitu Thermal ( yang berkenaan dengan panas) dan
Dinamika ( yang berkenaan dengan pergerakan).Jadi termodinamika adalah ilmu mengenai
fenomena-fenomena tentang energy yang berubah-ubah karena pengaliran panas dan usaha yang
dilakukan.misalnya pada suatu benda dinaikan suhunya maka akan timbul pemuaian atau
penyusutan, pada termo elemen akan membangkitkan gaya gerak listrik.Pada proses ini terdapat
suatu pemindahan panas dan juga bekerja sesuatu gaya yang mengalami perpindahan yang
mengakibatkan terlaksananya usaha.

1. Termometrik

Mengetahui panas dinginnya suatu zat dengan mempergunakan indra peraba merupakan
penilaian yang subjektif serta tidak ilmiah.Pengamatan itu disebut pengamatan yang kwualitatif
yang justru dapat menyesatkan.Misalnya seseorang mencelupkan tangannya kedalam air suam
akan menilai air itu hangat, apabila orang tersebut sebelumnya mencelupkan tangannya ke air
yang dingin.(jhon locke’68).

Sebaiknya akan terasa dingin apabila sebelumnya mencelupkan tangan ke air yang lebih
hangat.Untuk menghindari adanya penilaian yang subjekif maka perlu adanya alat ukur serta
satuan dasar.Alat yang dipakai untuk pengukuran suhu adalah thermometer.Prinsip dasar alai ini
ialah fenomena pemuaian yang merupakan indeks temperature.Contoh :thermometer air raksa
dan thermometer alcohol.Air raksa mampunyai batas muai dan titik uap tertentu yaitu pada 40̊
C.Air raksa akan membeku dan titip uap berkisar diatas 360̊ C.Sehingga perlu ada metode lain /
alat lain untuk mengukur suhu suatu benda.

Macam-macam thermometer :

– Termometer air raksa / alcohol

Terdiri dari bola gelas A berbanding tipis.Bagian atas bola dihubungkan dengan pipa kapiler
B.Antara pipa kapiler dan bola A terdapat suatu penyempitan.Tujuannya agar supaya air raksa
setelah memuai, tidak mudah kembali kekeadaan semula.Bagian atas kapiler dihampakan udara
kemudian ujung kapiler tersebut ditutup.untuk mengukur tinggi permukaan air raksa dibuat skala
yang digoreskan pada dinding pipa tersebut.Pada dinding yang berlawanan dengan skala,
disebelah luarnya ruangan terdapat /diberikan lapisan perak agar dapat memberikan gambaran
skala yang lebih tajam.Untuk ;lebih jelasnya dibuat potongan penampungan lintang pipa kapiler
dari sebuah thermometer.

– Termometer tahanan (termistor termometer)

– Termometer elemen (thermocouple)

– Pyrometer Optik

– Termometer gas yang bervolume tetap

1. Skala temperature
Skala Fahrenheit banyak digunakan Amerika.Dalam pembuatannya dicari skala titik referensi,
yang disebut titik tetapi keudian dibuat skala sekendaknya.Fahrenheit tahun 1724 telah
menentukan skala temperature dimana pada 32 F adalah titik es, pada 212 F adalah titik uap serta
temperature rectal berkisar 98,6 F.Dalam bidang kedokteran banyak menggunakan Celcius, titik
es diberi harga 0 C suhu pada titik uap diberi 100 C.

1. Hukum termodinamika

Termidinamika adalah suatu pengetahuan tentang transformasi energy kedalam usaha.Walaupun


kerja/ usaha dapat ditransformasikan secara komplit kedalam energy dalam, namun energy
dalam tidak dapat ditransformasikan secara komplit kedalam usaha.

4 hukum termodinamika :

1. Hukum ke Nol termidinamika (oleh R.H.Fowler).

Dalam keadaan adiabatic suatu gas ideal dalam ruangan tertutup pemuaian sangat lambat, tidak
ada panas yang dimasukkan maupun dilepaskan.

1. Hukum pertama termodinamika

Suatu proses penambahan panas dan kerja yang dilakukan, sedangkan perubahan energy suatu
zat tak tergantung pada lintasan.( membahas berapa besar energy yang diserap / bebas).

1. Hukum kedua termodinamika

Panas yang dikeluarkan oleh mesin kurang dari panas yang diberikan kemesin.

1. Hukum ketiga termodinamika

Eksperimen pada temperature absolute nol, Nernst (1960) mengambil dua kesimpulan dari
percobaan ini yang kemudian diberi nama hukum termodinamika ketiga atau hukum Nernst.

1. Pengaturan suhu tubuh

Keseimbangan panas

Pengaturan temperature atau regulasi termal ialah suatu pengaturan secara komplek dari suatu
proses fisiologis dimana terjadi keseimbangan antara produksi panas dan kehilangan panas
sehingga suhu tubuh dapat dipertahankan secara konstans. Organisme homotermal ini secara
umum dapat dikatakan temperature tubuh tetap konstan walaupun suhu lingkungan berubah.

Hal ini oleh karena ada interaksi secara berantai, antara heat produksi atau pembentukan panas
dan heat loss ( kehilangan panas ).Kedua proses ini dalam keadaan tertentu aktifitasnya disusun
oleh susunan saraf pusat yang mana mengatur metabolisme sirkulasi perspirasi atau penguapan
dan pekerjaan otot-otot skeletal, sebagai contoh kontraksi otot banyak menghasilkan panas.

Mekanisme aktifitas oleh dingin :

– Mengigil ,

– Kelaparan

– Peningkatan aktifitas otot bergaris

– Peningkatan sekresi norepineprin dan epineprin

– > menyebabkan peningkatan produksi panas.

Transfer panas ( alih panas )

Sesuai dengan seluruh reaksi kimia, rata-rata reaksi kimia didalam tubuh tergantung pada
temperature.menurunnya reaksi kimia tubuh, seiring dengan menurunnya temperature ( hukum
Vantt-hoff).

Energy panas yang hilang atau yang masuk kedalam tubuh melalui kulit ada 4 cara :

1. Konduksi

Adalah pemaparan dengan objek lain dengan cara kontak langsung. Berdasarkan teori kenetis,
dimana enegri kenetis dihantarkan dari suatu molekul ke molekul yang lain dengan jalan tabrak
sehingga terbentuk panas.Berdasarkan teori tersebut persamaan hantaran panas melalui
konduksi.

1. Konveksi

Aliran konveksi dapat terjadi dikarenakan massa jenis udara panas sangat ringan dibanding
dengan udara dingin.Gaya konveksi dapat terjadi bila angina secukupnya mengalir melewati
tubuh.Pertukaran panas dan gaya konveksi adlah berbanding lurus perbedaan temperature antara
kulit, udara dan kecepatan kuda.

1. Radiasi

Adalah suatu transfer suatu enegri panas dari suatu permukaan objek keobjek lain tanpa melalui
kontak dengan kedua objek lain.Benda hitam merupakan penyerap panas radiasi yang baik
sehingga disebut radiator.

1. Efaporasi
Adalah gejala peralihan panas dari bentuk cairan menjadi uap.Manusia kehilangan sekitar 9 x
103 kalori / gram melalui penguapan paru-paru.Dengan suatu latihan yang berat atau lingkungan
panas seseorang akan minum air 4 liter / jam ini merupakan suatu proses pertukaran energi
termal.

Kehilangan panas lewat efaporasi dapat terjadi apabila :

– perbedaan tekanan uap air antara keringat pada kulit dan udara ambient.

– Temperatur lingkungan rendah dari normal sehingga efaporasi dari keringat dapat terjadi
dan dapat menghilangkan panas dari tubuh, dan dapat terjadi apabila basah kering dibawah
temperature kulit

– Adanya gerakan angin

– Adanya kelembaban

1. Energy panas dalam bidang kedokteran

Sejak beribu-ribu tahun energy panas telah banyak digunakan dalam bidang kedokteran hingga
kini masih banyak orang bahkan diklinik masih menggunakan air panas dan dingin sebagai
bahan kompres.

1. Efek panas

Dibagi 3 grup :

Fisik :

 Panas menyebabkan zat cair padat dan gas mengalami pemuaian kesegala arah.

Kimia

 Kecepatan reaksi kimia akan meningkat dengan reaksi temperature hal ini terlihat pada reaksi
oksidasi.
 Permeabilitas membrane sel akan meningkat sesuai dengan peningkatan suhu, pada jaringan
akan terjadi peningkatan metabolism seiring dengan peningkatan pertukaran antara zat kimia
tubuh dengan cairan tubuh.
Biologis

 Efek panas terhadap biologis terhadapsosami merupakan somasi dari efek panas terhadap fisik
dan kimia.

2 Pengunaan energy panas dalam pengobatan

Metode konduksi

 Dari sifat fisik kedua benda


 Apabila terjadi perbedaan temperature antara 2 benda maka panas akan ditransfer secara
konduksi.

Pemindahan energy panas total tergantung kepada :

– Luas daerah kontak

– Perbedaan temperature

– Lama melakukan kontak

– Material konduksi panas

Melalui metode konduksi :

 Kantong air panas/botol berisi air panas : untuk nyeri abdomen


 Handuk panas : untuk spasme otot, fase akut

Poliomylities.

 Turkish batsh (mandi uap ) : untuk penyegaran dan efek relaksasi otot.
 Mud packs ( lumpur panas) : mencegah kehilangan panas (heat loss)
 Wax bath ( paraffin bath) : untuk mentransfer panas pada tungkai bawah terutama pada
orangtua.Caranya wax diletakkan didalam bak air dan dipanaskan sampai temperature 115 ̊ –
120̊ F.Lama merendam kaki berkisar antara 30 menit – 1 jam.
 Electric pads : melingkati kawat elemen panas yang dibungkus asbes atau
plastic.Untuk amannya dilegkapi dengan thermostat.Output berkisar antara 8-10
watt/foot.Dikatakan dengan metode kondiksi 1-6 ini dapat melakukan pengobatan terhadap
penyakit : neuritis, contusion, low back pain.

Melalui metode radiasi :

 Dengan pemanasan sinar matahari atau nyala api.


 Infra merah salah satu sumber radiasi

Metode elektromagnetis
Ada dua metode yang dipakai untuk transfer panas ke dalam jaringan tubuh :

1. Shot wave diathermy ( diatermi gelombang pendek)

– Tehnik kondensor : bagian tubuh sebelah menyebelah diletakkan dua mental plate like
electro

– Diatermi metode induksi : bagian tubuh akan dipanasi dililitkan dengan kabel kemudian
dialiri listrik, dengan cara jaringan tubuh tidak berada dalam sirkuit tetapi terletak dalam medan
magnet dari uatu koil.

1. Micro wave diathermy (diatermi gelombang micro )

Termasuk gelombang radio dengan frekuensi yang sangat tinggi.Penyakit-penyakit yang


memerlukan pengobatan dengan micro wave diathermy ialah patah tulang, radang tendon dan
artritis.

Gelombang Ultrasonic

Diperoleh dari gelombang bunyi, dengan frekuensi mendekati 1 M Hz.Penggunaan dilakukan


langsung pada daerah yang akan diobati .karena tulang lebih banyak menyerap panas.

Penggunaan temperature rendah pada bidang kedokteran :

– Penyimpanan darah

– Penyimpanan sperma

– Penyimpanan bone marrow (sumsum tulang)

– Penyimpanan jaringan tubuh lain

– Penyimpanan obat-obatan

– Pengobatan edema akibat ruda paksa mendadak (trauma akut)

– Pengobatan nyeri bengkak yang local biasanya dipakai kompres dingin

– Operasi jaringan kanker.


Pemeliharaan Alat Kesehatan

1. konsep instrumen dalam keperawatan

Kategori instrumen : Peralatan elektronik , Peralatan dari bahan baku logam, peralatan dari
bahan baku gelas, peralatan dari bahan baku karet/plastik

1. Peralatan elektronik : merupakan instrument dengan menggunakan sumber daya listrik,


misalnya elektrochephalografy, EKG, ventilator, mamorafi
2. Peralatan dari bahan baku logam : bahannya nikel, logam, tembaga atau campurannya. Misalnya
: forcep, traksi, gunting, pinset, jarum hecting.
3. Peralatan dari bahan baku gelas : bahannya pyrek, fiber glass. Misal : extracy fakum, pipet,
tabung reaksi, buret, tabung WSD.
4. Peralatan dari bahan baku karet : bahannya dari karet. Misalnya buli-buli panas, sarung tangan.
1. Perawatan instrumen
2. peralatan elektronik

peka terhadap goncangan perlu dihindari dari goncangan, hindari medan magnet sehingga
sensitifitasnya tidak berubah, tidak taha suhu di atas 250 C, suhu yang digunakan berkisar 180C-
250C, gunakan vacum cleaner untuk menyedot debu.

Ketrampilan dan pengetahuan yang perlu diketahui

 sasaran pengukuran telah dipahami


 persiapan metode, waktu program, dan pengukuran
 kondisi alat baik atau tidak

1. peralatan dari bahan baku logam

biasanya terjadi karatan, simpan pada temperatur tinggi (+ 370C), lingkungan kering (gunakan
silikon sebagai penyedot air), sebelum disimpan bebaskan dari debu, kotoran , air. Kemudian
olesi dengan minyak rem, minyak oli, atau parafin cair.

1. Peralatan dari bahan baku gelas

Keuntungannya tahan terhadap reaksi kimia (pyrex), tahan terhadapperubahan temperatur,


koefesien mulai dari yang , tembus cahaya besar.
Kelemahan : mudah pecah terhadap teknik mekanik,mudah umbuh jamur (mengganggu tembus
sinar), mudah timbul goesan saat dibersihkan.

Perawatan yang perlu di perhatikan :

 Penyimpanan suhu berkisar (270 C- 370 C) dan diberi tambahan lampu 25 watt
 Tempat penyimpanan diberi silikon (zat higroskopis)
 Membersihkan debu dengan alkohol, aceton, kapas, sikat halus
 Pemanasan secara langsung
 Untuk perebusan : masukkan dalam air dingin kemudian panaskan secara perlahan, pendinginan
mendadak tidak dianjurkan.
 Membersihkan kotoran dengan air bersih, detergent, larutan : belerang 25 ml, aquadest 75 ml,
kalium dochromat 10 gr (rendam, bilas, dan keringkan).

1. Peralatan dari bahan baku karet

 Sarung tangan mudah lengket dan meleleh


 Cuc dengan saun, keringkan, jemur dibawah sinar matahari atau hembusan udara hangat
 Kering taburi dengan talk lalu simpan

1. Sterilisasi

Sterilisasi yaitu proses membunuh microorganisme dengan teknik fisika dan kimia

a. Metode fisika

 Radiasi (sinar ultraviolet, gamma untuk bahan yang tertutup plastik, matahari, mercury)
 Pemanasan dengan uap air dan pengaruh tekanan (autoclave)

Caranya bahan diletakkan dalam saringan yang tidak langsung mengenai, pemanasan dilakukan
hingga air mendidih, bisa juga ditambah natrium carbonat, organisme mat dalam waktu 10-30
menit.

 Pemanasan secara kering menggunakan temperatur 1600-1800 C (bakteri patogen bisa


terbakar/merusak sel dan jaringan hdup), membutuhkan waktu + 45 menitsampai dengan 1 jam.
Alat yang disterilkan : pipet, tabung reaksi, jarum operasi, syring.
 Pemanasan secara intermitten/terputus-putus

Temperatur didih (1000 C) selama 1 jam membunuh mikroorganisme, bila didihkan secara
berulang akan membunuh kuman sehingga lingkaran spora dapat terputus.

 Pembakaran langsung (incineration)

Platina, khrom dilakukan pembakaran dengan nyala lampu buzen hingga mencapai merah
padam, tetapi lama kelamaan alat bisa rusak, keuntungan mikroorganisme akan hancur

 Penyaringan (filtrasion)
Mikroorganisme tetap hidup tetapi dipisahkan dari alat. Bahan filtar adalah porselin yang
berpori. Metode ini untuk sterilisasi larutan gula, sterilisasi hasil enzym, exotoxin, memisahkan
fitrable virus dari bakteria dan organisme lain.

1. Sterilisasi secara kimia

 Bahan yang digunakan alkhohol 96%, aceton, sulfur dioksida dan chlorine
 Materi yang akan disterilisasi dibersihkan dahulu
 Kemudian rendam dengan larutan tadi selama + 24 jam

1. Pelaksanaan sterilisasi

Sterilisasi dapat terlaksana sesuai tujuan sehingga perlu diketahui macam alat yang akan
disterilisasikan, metode sterilisasi yang akan dipakai

1. Sterilisasi bahan baku logam

bahan logam dibersihkan dibungkus dengan kai gaas. Digunakan metode pemanasan kering suhu
1600 C jarak 1 jam, diamkan agar suhu turun sendiri

1. Sterilisasi bahan baku kain

alat dibungkus dengan kertas,kain dibungkus dengan plastik, metode pemanasan dengan uap air.

1. Sterilisasi bahan baku karet

mula-mula bersihkan alat yang akan disterilkan dengan air bersih dan detergen, keringkan taburi
dengan talk simpan dengan tablet formalin.

Pemeliharaan Alat Kesehatan

1. konsep instrumen dalam keperawatan

Kategori instrumen : Peralatan elektronik , Peralatan dari bahan baku logam, peralatan dari
bahan baku gelas, peralatan dari bahan baku karet/plastik

1. Peralatan elektronik : merupakan instrument dengan menggunakan sumber daya listrik,


misalnya elektrochephalografy, EKG, ventilator, mamorafi
2. Peralatan dari bahan baku logam : bahannya nikel, logam, tembaga atau campurannya. Misalnya
: forcep, traksi, gunting, pinset, jarum hecting.
3. Peralatan dari bahan baku gelas : bahannya pyrek, fiber glass. Misal : extracy fakum, pipet,
tabung reaksi, buret, tabung WSD.
4. Peralatan dari bahan baku karet : bahannya dari karet. Misalnya buli-buli panas, sarung tangan.
1. Perawatan instrumen
2. peralatan elektronik

peka terhadap goncangan perlu dihindari dari goncangan, hindari medan magnet sehingga
sensitifitasnya tidak berubah, tidak taha suhu di atas 250 C, suhu yang digunakan berkisar 180C-
250C, gunakan vacum cleaner untuk menyedot debu.

Ketrampilan dan pengetahuan yang perlu diketahui

 sasaran pengukuran telah dipahami


 persiapan metode, waktu program, dan pengukuran
 kondisi alat baik atau tidak

1. peralatan dari bahan baku logam

biasanya terjadi karatan, simpan pada temperatur tinggi (+ 370C), lingkungan kering (gunakan
silikon sebagai penyedot air), sebelum disimpan bebaskan dari debu, kotoran , air. Kemudian
olesi dengan minyak rem, minyak oli, atau parafin cair.

1. Peralatan dari bahan baku gelas

Keuntungannya tahan terhadap reaksi kimia (pyrex), tahan terhadapperubahan temperatur,


koefesien mulai dari yang , tembus cahaya besar.

Kelemahan : mudah pecah terhadap teknik mekanik,mudah umbuh jamur (mengganggu tembus
sinar), mudah timbul goesan saat dibersihkan.

Perawatan yang perlu di perhatikan :

 Penyimpanan suhu berkisar (270 C- 370 C) dan diberi tambahan lampu 25 watt
 Tempat penyimpanan diberi silikon (zat higroskopis)
 Membersihkan debu dengan alkohol, aceton, kapas, sikat halus
 Pemanasan secara langsung
 Untuk perebusan : masukkan dalam air dingin kemudian panaskan secara perlahan, pendinginan
mendadak tidak dianjurkan.
 Membersihkan kotoran dengan air bersih, detergent, larutan : belerang 25 ml, aquadest 75 ml,
kalium dochromat 10 gr (rendam, bilas, dan keringkan).

1. Peralatan dari bahan baku karet

 Sarung tangan mudah lengket dan meleleh


 Cuc dengan saun, keringkan, jemur dibawah sinar matahari atau hembusan udara hangat
 Kering taburi dengan talk lalu simpan

1. Sterilisasi

Sterilisasi yaitu proses membunuh microorganisme dengan teknik fisika dan kimia

a. Metode fisika

 Radiasi (sinar ultraviolet, gamma untuk bahan yang tertutup plastik, matahari, mercury)
 Pemanasan dengan uap air dan pengaruh tekanan (autoclave)

Caranya bahan diletakkan dalam saringan yang tidak langsung mengenai, pemanasan dilakukan
hingga air mendidih, bisa juga ditambah natrium carbonat, organisme mat dalam waktu 10-30
menit.

 Pemanasan secara kering menggunakan temperatur 1600-1800 C (bakteri patogen bisa


terbakar/merusak sel dan jaringan hdup), membutuhkan waktu + 45 menitsampai dengan 1 jam.
Alat yang disterilkan : pipet, tabung reaksi, jarum operasi, syring.
 Pemanasan secara intermitten/terputus-putus

Temperatur didih (1000 C) selama 1 jam membunuh mikroorganisme, bila didihkan secara
berulang akan membunuh kuman sehingga lingkaran spora dapat terputus.

 Pembakaran langsung (incineration)

Platina, khrom dilakukan pembakaran dengan nyala lampu buzen hingga mencapai merah
padam, tetapi lama kelamaan alat bisa rusak, keuntungan mikroorganisme akan hancur

 Penyaringan (filtrasion)

Mikroorganisme tetap hidup tetapi dipisahkan dari alat. Bahan filtar adalah porselin yang
berpori. Metode ini untuk sterilisasi larutan gula, sterilisasi hasil enzym, exotoxin, memisahkan
fitrable virus dari bakteria dan organisme lain.

1. Sterilisasi secara kimia

 Bahan yang digunakan alkhohol 96%, aceton, sulfur dioksida dan chlorine
 Materi yang akan disterilisasi dibersihkan dahulu
 Kemudian rendam dengan larutan tadi selama + 24 jam

1. Pelaksanaan sterilisasi

Sterilisasi dapat terlaksana sesuai tujuan sehingga perlu diketahui macam alat yang akan
disterilisasikan, metode sterilisasi yang akan dipakai
1. Sterilisasi bahan baku logam

bahan logam dibersihkan dibungkus dengan kai gaas. Digunakan metode pemanasan kering suhu
1600 C jarak 1 jam, diamkan agar suhu turun sendiri

1. Sterilisasi bahan baku kain

alat dibungkus dengan kertas,kain dibungkus dengan plastik, metode pemanasan dengan uap air.

1. Sterilisasi bahan baku karet

mula-mula bersihkan alat yang akan disterilkan dengan air bersih dan detergen, keringkan taburi
dengan talk simpan dengan tablet formalin.
MAKALAH

JENIS, MANFAAT, dan CARA PENGGUNAAN ALAT KESEHATAN dalam PELAYANAN KEPERAWATAN

Disusun Untuk Memenuhi Mata Kuliah Keperawatan Dasar


Yang Di Bimbing Oleh:
Bu Erna Eka Agustina Hidayat,S.Kep.Ns.MM.Kes

Kelas : 1 C

Oleh: Kelompok 4
1. LENY FIDIYAWATI (15.102)
2. FIRDHA CAHYA P (15.096)
3. HILDA NOVI AJENG K (15.097)
4. M YUSRON (15.105)
5. MUKHAMAD RIZAL Z. (15.116)
6. RIA WATI (15.121)
7. TRIAS PUTRI M. (15.127)

AKADEMI KEPERAWATAN PEMKOT PASURUAN

Semester I

Tahun pelajaran 2015-2016

Jalan KH. Mansyur No. 207 Pasuruan

Telp. 0343 (426730), Fax. 0343 (426730)

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, akhirnya kami dapat
menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktunya. Makalah yang berjudul “Jenis, Manfaat dan Cara
Penggunaan Alat Kesehatan dalam Pelayanan Keperawatan” yaitu mahasiswa Akademi Keperawatan
semester I yang mana merupakan penugasan yang harus diselesaikan untuk memenuhi penugasan oleh
Dosen. Tidak lupa juga saya ucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah mendukung dalam
menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah yang kami selesaikan ini masih jauh dari sempurna, untuk itu
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari para pembaca, demi penyempurnaan
makalah ini.

Akhir kata kami mengucapkan banyak terima kasih. Dan semoga makalah ini dapat memberikan
pengetahuan kepada mahasiswa dan masyarakat.

Pasuruan , 21 Oktober 2015

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................... i

DAFTAR ISI....................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................... 1

1.1 Latar Belakang.......................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah..................................................... 2
1.3 Tujuan Masalah......................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN.................................................................. 3

2.1 Pengertian alat kesehata............................................ 3

2.2 Jenis dan Tipe Alat Kesehatan.................................. 3

2.3 Manfaat dan Fungsi Alat Kesehatan......................... 3


2.4 Prinsip dan Prosedur Penggunaan Alat Keshatan..... 11

2.5 Prinsip Aseptik dan Antiseptik pada Alat Kesehatan12

2.6 Pengertian Sterilisasi................................................. 13

2.7 prinsip dan cara pelaksanaan perawatan ( membersikan,

sterilisasi ) dan penyimpanan alat..............................17

BAB III PENUTUP............................................................................ 27

3.1 Kesimpulan............................................................... 27

3.2 Saran......................................................................... 27

DAFTAR PUSTAKA......................................................................... 28

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Banyak penyakit yang menganggu kelangsungan hidup masyarakat banyak. Penyakit-penyakit ini bukan
hanya muncul dikarenakan keteledoran dari pada pengidap itu sendiri. Melainkan juga dari lingkungan
luar yang ada di sekitarnya. Biasanya para pasien yang ada di rumah sakit paling gampang tertular
dengan berbagai macam penyakit yang dapat membahayakan kehidupannya sendiri.

Tahapan penting yang mutlak harus dilakukan selama bekerja di ruang praktikum mikrobiologi adalah
sterilisasi. Bahan atau peralatan yang digunakan harus dalam keadaan steril. Sterilisasi adalah proses
penghilangan semua jenis organisme hidup, dalam hal ini adalah mikroorganisme yang terdapat dalam
suatu benda. Proses ini melibatkan aplikasi biocidal agent atau proses fisik dengan tujuan untuk
membunuh atau menghilangkan mikroorganisme. Setiap proses baik fisika, kimia dan mekanik yang
membunuh semua bentuk kehidupan terutama mikroorganisme disebut sterilisasi. Adanya
pertumbuhan mikroorganisme menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri masih berlangsung dan tidak
sempurnanya sterilisasi.

Sterilisasi didesain untuk membunuh atau menghilangkan mikroorganisme. Target suatu metode
inaktivasi tergantung dari metode dan tipe mikroorganisme yaitu tergantung dari asam nukleat, protein
atau membrane mikroorganisme tersebut. Agen kimia untuk sterilisasi disebut sterilant (Pratiwi,2006).
Sterilisasi banyak dilakukan di rumah sakit melalui proses fisik, kimia dan mekanik. Setiap proses (baik
fisika, kimia maupun mekanik) yang membunuh semua bentuk kehidupan terutama mikrooranisme
disebut dengan sterilisasi. Adanya pertumbuhan mikroorganisme menunjukkan bahwa pertumbuhan
bakteri masih berlangsung dan tidak sempurnanya proses sterilisasi. Jika sterilisasi berlangsung
sempurna, maka spora bakteri yang merupakan bentuk paling resisten dari kehidupan mikroba, akan
diluluhkan (Cappuccino, 1983).

Pembiakan mikroba dalam laboratorium memerlukan medium yang berisi zat hara serta lingkungan
pertumbuhan yang sesuai dengan mikroorganisme. Zat hara digunakan oleh mikroorganisme untuk
pertumbuhan, sintesis sel, keperluan energi dalam metabolisme, dan pergerakan. Lazimnya, medium
biakan berisi air, sumber energi, zat hara sebagai sumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfat,
oksigen, hidrogen, serta unsur-unsur lainnya. Dalam bahan dasar medium dapat pula ditambahkan
faktor pertumbuhan berupa asam amino, vitamin, atau nukleotida (Lim, 1998).

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa saja Jenis dan Tipe Alat Kesehatan?


2. Apa saja Manfaat dan Fungsi Alat Kesehatan?
3. Apa Prinsip dan Prosedur Penggunaan Alat Keshatan?
4. Apa Prinsip Aseptik dan Antiseptik pada Alat Kesehatan?
5. Bagaimana Perawatan alat-alat steril?
6. Apa Pengertian Sterilisasi
7. Penyimpanan alat alat yag telah disterilkan?

1.3 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah ;

1. Agar pembaca mengetahui apa Jenis dan Tipe Alat Kesehatan


2. Agar pembaca mengetahui apa Manfaat dan Fungsi Alat Kesehatan
3. Agar pembaca mengetahui apa saja prinsip dan prosedur penggunaan alat
4. Agar pembaca mengetaui Prinsip Aseptik dan Antiseptik pada Alat Kesehatan
5. Agar pembaca mengetahui Bagaimana Perawatan alat-alat steril
6. Agar pemaca mengetahi Pengertian Sterilisasi
7. Agar pembaca mengetahui cara Penyimpanan alat alat yag telah disterilkan

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Jenis dan Tipe Alat Kesehatan

1. Alat dari kaca : Tabung reaksi

2. Alat dari logam : Refleks hammer

3. Alat dari plastic : Infus set


4. Alat dari kain : Sprei

5. Alat dari bahan campuran : Pipet

6. Alat dari karet : Cathether

2.2 Manfaat dan Fungsi Alat Kesehatan

1. Tabung Reaksi

Tabung Reaksi adalah sebuah tabung yang terbuat dari sejenis kaca atau plastik yang dapat menahan
perubahan temperatur dan tahan terhadap reaksi kimia. Tabung Reaksi ada yang dilengkapi dengan
tutup ada juga yang tanpa tutup. Terdiri dari berbagai ukuran tergantung kebutuhan. Tabung Reaksi
disebut juga Test Tube atau Culture tube. Culture Tube adalah tabung reaksi tanpa bibir yang biasanya
digunakan untuk pembiakan mikroorganisme dalam medium cair.

Fungsi tabung reaksi Antara lain adalah:


-Sebagai tempat untuk mereaksikan bahan kimia
-Untuk melakukan reaksi kimia dalam skala kecil
-Sebagai tempat perkembangbiakan mikroba dalam media cair

Seperti dengan namanya, fungsi tabung reaksi adalah sebagai tempat dimana kita mereaksikan bahan
kimia dalam laboratorium. Alat ini terbuat dari bahan kaca bening sehingga proses reaksi kimia didalam
tabung ini dapat terlihat jelas oleh analis. Tabung ini juga mempunyai sifat tahan terhadap panas / api,
karena seperti kita ketahui beberapa proses reaksi kimia berjalan dengan membutuhkan panas.
Beberapa macam reaksi yang biasanya menggunakan tabung ini adalah reaksi oksidasi / reaksi reduksi.

Tabung reaksi mempunyai variasi ukuran baik dari segi panjang ataupun diameternya, untuk itu kita
harus memastikan tujuan penggunaan dari tabung ini sebelum membelinya. Berikut ini adalah beberapa
varian dari panjang tabung ini yaitu 23 ; 12 ; 14 ; 22 ; 15 ; 16 ; 11 centimeter, sedangkan untuk
diameternya bervariasi dari 2.2 ; 1 ; 1.2 ; 1.9 ; 1.6 centimeter. Selain dari ukuran, tabung ini juga ada 2
macam yaitu dilengkapi dengan tutup dan tidak dilengkapi dengan tutup.
Untuk mempermudah pekerjaan di laboratorium kimia, dalam penggunaan tabung reaksi ini biasanya
kita juga menggunakan rak tabung reaksi dan penjepit tabung reaksi yang juga dijual dalam berbagai
ukuran.

tabung reaksi merupakan salah satu alat yang diperlukan pada setiap percobaan kimia, karena itu kita
sering menjumpai alat peraga sikat tabung reaksi ini di laboratorium kimia. Fungsi utama dari sebuah
pipet sikat tabung reaksi ini adalah membersihkan tabung reaksi, gelas ukur, labu ukur dan lain-lain
setelah digunakan.

Kegunaan Tabung Reaksi atau Test Tube

Tabung reaksi atau Test Tube banyak digunakan oleh ahli kimia untuk menahan, campuran, atau jumlah
kecil panas bahan kimia padat atau cair, terutama untuk percobaan kualitatif dan tes. Putaran bawah
dan sisi lurus meminimalkan kehilangan massa ketika menuangkan, membuat mereka lebih mudah
untuk membersihkan, dan memungkinkan pemantauan nyaman dari isi. Panjang, leher sempit
memperlambat penyebaran uap dan gas ke lingkungan.

Sebuah tabung reaksi atau Test tube diisi dengan air dan terbalik ke dalam gelas berisi air sering
digunakan untuk menangkap gas, misalnya dalam demonstrasi elektrolisis.
Sampel darah manusia dikumpulkan untuk tes darah.

Tabung biakan sering digunakan dalam biologi untuk penanganan dan kultur semua jenis organisme
hidup, seperti jamur, bakteri, bibit, stek tanaman, dll, dan dalam bidang kedokteran dan forensik untuk
menyimpan sampel darah atau cairan lainnya.

Sebuah tabung reaksi dengan stopper sering digunakan untuk penyimpanan sementara sampel kimia
atau biologi.

Tabung reaksi biasanya diselenggarakan di tujuan khusus rak, klem, atau penjepit. Beberapa rak untuk
Test Tube biakan dirancang untuk menahan Test Tube dalam posisi hampir horisontal, sehingga untuk
memaksimalkan permukaan media kultur dalam.
Tabung reaksi kadang-kadang dimanfaatkan untuk penggunaan kasual di luar lingkungan laboratorium,
misalnya sebagai vas bunga, gelas untuk gambar lemah tertentu, atau wadah untuk rempah-rempah.

Dimana sejumlah besar tes dijalankan atau hanya sejumlah kecil tersedia untuk pengujian, atau
keduanya, piring mikro, piring manotiter, atau piring picotiter sering digunakan sebagai tabung reaksi
kecil.

2. Reflex Hammer

Reflex Hammer (palu refleks) digunakan untuk memeriksa kemampuan refleksi dari bagian-bagian
tertentu tubuh kita, biasanya lutut kita.

Fungsi Alat REFLEX HAMMER. Reflex hammer atau palu refleks digunakan untuk memeriksa kemampuan
reflesi dari bagian-bagian tertentu tubuh kita, biasanya lutut kita.

Seperti kita ketahui refleksi adalah suatu reaksi tubuh atau bagian tubuh kita yang tidak sengaja,yang
terjadi karena adanya suatu rangsangan dari luar terus melalui syaraf-syaraf perasa ke pusat reflex,
yang kemudian menyalurkan ke syaraf penggerak dan otot-otot yang terus membuat gerakan-gerakan
reflex itu. Oleh sebab itu Alat REFLEX HAMMER ini biasanya digunakan oleh dokter spesialis syaraf untuk
mendeteksi sejauh mana fungsi refleks dan biasanya alat ini berbentuk seperti palu.

Reflex Hammer/palu refleks merupakan alat medis yang digunakan oleh dokter untuk menguji refleks
tendon dalam/lutut. Pengujian refleksitas pasien merupakan bagian penting dari pemeriksaan fisik
neurologis untuk mendeteksi kelainan pada sistem saraf pusat atau perifer.

Alat ini berbentuk segitiga/tailor digunakan untuk memeriksa kemampuan refleksi dari bagian-bagian
tubuh. Gagangnya terbuat dari besi stanless. Palu terbuat dari karet yang lembut sehingga tidak
menyakitkan bagi pasien.
Fungsi Dari Penggunaan Alat reflex hammer adalah

 Untuk memancing reaksi dan refleks, karena pengujian reflek bagian penting dari pemeriksaan
fisik
 Untuk mendeteksi kelainan dalam sistem saraf pusat atau perifer

3. Infus Set

Infus Set adalah alat yang digunakan oleh petugas medis untuk melakukan pemasangan infus.

Infus Set terbagi 2, yaitu :

 Infus Set Mikro, yaitu infus set yang mampu menampung cairan sekitar 60 ml / tetes

 Infus Set Makro, yaitu infus set yang digunakan untuk pasien yang membutuhkan cairan dalam
volume yang besar, sekitar 100 – 1000 ml.

Selang infus ini fungsinya untuk jalan masuk cairan. sesuai namanya infus set digunakan untuk khusus
cairan infus kalau transet gunanya untuk tranfusi. infus set tidak bisa digunakan untuk transet dan
transet bisa digunakan untuk infus set, perbedaanya di saringnya kalau transet ada saringanya kalau
infus set tidak ada. gambar disamping adalah infus set.

4. Sprei

Bed sheet atau sprei adalah kain lembaran untuk menutupi kasur. Biasanya Bedsheet diletakan untuk
menutupi kasur yang disebut sprei pertama setelah itu ada satu lembaran lagi untuk menutupi sprei itu
sendiri yang berfungsi agar sprei tetap rapi dan terhindar dari debu jika tempat tidur tidak digunakan
untuk beberapa lama.

Selanjutnya mengikuti perkembangan kebutuhan saat ini banyak terdapat asesoris tempat tidur yang
digunakan untuk berbagai pertimbangan kenyamanan , keindahan , dan segi praktis dalam pemakaian
serta perawatan .

Asesoris itu teridri apa yang disebut Selimut(Blankets), comforters(Quilt cover),dan bed covers yang
diletakan diatas sprei .

Bed sheets atau sprei dibuat dalam 2 macam yaitu berupa lembaran (flat) atau yang pas di kasur (fitted).
Sprei lembaran sangatlah simple bentuknya persegi empat sesuai dengan ukuran kasur ditambah
beberapa cm untuk bias disisipkan ke kasur, biasanya sprei jenis ini dipergunakan untuk rumah sakit
atau hotel, sedangkan sprei fitted dilengkapi dengan karet elastik di ke empat sudut dibagian bawah
kasur, sprei jenis ini sangat lah praktis dalam pemasangan dan pemakaian nya karena sprei akan terjaga
kerapihan nya sepanjang hari.

Sprei sprei yang sangat biasa dipergunakan biasanya berwarna putih, sampai saat ini baik Hotel maupun
Rumah sakit masih menggunakan warna putih,tetapi untuk pemakaian rumah tangga atau apartement
biasanya menggunakan warna warni, print bunga atau design design tertentu.

Kwalitas dari kain sprei ditentukan oleh konstruksi benang atau kerapatan benang per meter persegi.
(tread count).Pada umumnya tread count yang lebih tinggi biasanya tebih tebal atau lebih rapat,
sedangkan tread count lebih rendah akan terasa lebih halus .

5. Pipet

Pipet adalah salah satu alat Laboratorium yang umum digunakan. Pipet mempunyai ukuran yang kecil
dan biasanya terbuat dari plastik atau kaca dengan ujung bawahnya meruncing serta ujung atasnya
ditutupi karet. Berguna untuk mengambil cairan dalam skala tetesan kecil.

Terkadang pada proses penelitian kita diharuskan memindahkan cairan yang volumenya tidaklah terlalu
besar, disaat itu lah kita membutuhkan pipet yang dapat memindahkan cairan yang tidak besar
volumenya dari satu wadah ke wadah lainnya.
Pemindahan cairan dengan menggunakan pipet memang membutuhkan waktu yang agak lama, karena
biasanya kita harus menggunakan pipet jenis pipet tetes yang memiliki volume maksimal tidak lebih dari
5ml. tapi demi hasil ukuran yang sesuai kita harus tetap menggunakan pipet tetes .

Pipet tetes memiliki berbagai bentuk ukuran mulai dari yang terkecil 1ml, hingga ukuran pipet tetes
yang paling besar yaitu 5ml.

Jenis-jenis Pipet dan fungsinya.

1. Pipet (pipette, pipettor, chemical dropper)


Befungsi untuk memindahkan sejumlah cairan. Pipet tersedia untuk berbagai jenis penggunaan
dengan berbagai tingkatan akurasi dan presisi. Pipet dengan ukuran volume 1 hingga 1000 ?l
dinamakan mikropipet (micropipettes), sedangkan ukuran volume yang lebih besar dinamakan
dengan makropipet (macropipettes)
2. Pipet ukur (measuring pipette)
Pipet Ukur berfungsi untuk memindahkan larutan dengan berbagai ukuran volume
3. Pipet volume (volume pipette)
Pipet Volume berfungsi untuk memindahkan larutan dan hanya memiliki satu ukuran volume
4. Pipet tetes (drop pipette)
Pipet tetes berfungsi untuk membantu memindahkan cairan dari wadah yang satu ke wadah
yang lain dalam jumlah yang sangat kecil yaitu setetes demi tetes.
5. Pipet Buret

Pipet buret berfungsi untuk mengukur banyaknya cairan yang dikeluarkan saat titrasi

6. Cathether

Kateter adalah pipa untuk memasukkan atau mengeluarkan cairan.


Kateter terutama terbuat dari bahan karet atau plastik, metal, woven silk dan silikon
Kandung kemih adalah sebuah kantong yang berfungsi untuk menampung air seni yang berubah-ubah
jumlahnya yang dialirkan oleh sepasang ureter dari sepasang ginjal
Kateterisasi kandung kemih adalah dimasukkannya kateter melalui uretra ke dalam kandung kemih
untuk mengeluarkan air seni atau urine.
Jadi Pemasangan kateter merupakan tindakan keperawatan dengan cara memasukkan kateter ke dalam
kandung kemih melalui uretra yang bertujuan membantu memenuhi kebutuhan eliminasi dan sebagai
pengambilan bahan pemeriksaan (Hidayat, 2006). Tindakan pemasangan kateter urin dilakukan dengan
memasukan selang plastik atau karet melalui uretra ke dalam kandung kemih. Kateter memungkinkan
mengalirnya urin yang berkelanjutan pada klien yang tidak mampu mengontrol perkemihan atau klien
yang mengalami obstruksi. Kateter juga menjadi alat untuk mengkaji pengeluaran urin per jam pada
klien yang status hemodinamiknya tidak stabil (Potter dan Perry, 2002 ).

Jenisnya :

 Nelaton Cathether : terbuat dari latex/ karet

 Metal Cathether : terbuat dari stainlesstil

 Balloon Cathether/ Foley Cathether : terbuat dari latex/ karet dilengkapi dengan balon dengan cara
menyutikan aqua pada ventilnya bila telah masuk agar Cathether tidak copot.

2.3 Prinsip dan Prosedur Penggunaan Alat Keshatan

1. Tabung reaksi
Prinsip kerja: Yaitu sebagai tempat dimana kita mereaksikan bahan kimia dalam laboratorium
2. Refleks hammer
Prinsip kerja : Yaitu digunakan untuk memeriksa kemampuan refleksi dari bagian-bagian tertentu tubuh
kita, biasanya lutut kita.
3. Infus set
Prinsip kerja : Yaitu digunakan oleh petugas medis untuk melakukan pemasangan infus.
4. Sprei
Prinsip kerja : Yaitu digunakan untuk menutupi kasur
5. Pipet
Prinsip kerja : Yaitu digunakan dalam pengujian-pengujian biologi molekul, kimia analitik, juga
kedokteran
6. Cathether
Prinsip kerja : Yaitu digunakan untuk mengeluarkan/ pengambilan urine

2.4 Prinsip Aseptik dan Antiseptik pada Alat Kesehatan

 Aseptik adalah mencegah terjadinya kontaminasi oleh mikroorganisme pada jaringan bahan dan alat
steril
Prinsip-Prinsip tindakan aseptik yang umum :
Semua benda yang menyentuh kulit yang luka atau dimasukkan ke dalam kulit untuk menyuntikkan
sesuatu ke dalam tubuh, atau yang dimasukkan ke dalam rongga badan yang dianggap steril haruslah
steril.
1. Jangan sekali-kali menjauhi atau membelakangi tempat yang steril.
2. Peganglah objek-objek yang steril, setinggi atas pinggang dengan demikian objek-objek itu selalu akan
terlihat jelas dan ini mencegah terjadinya kontaminasi diluar pengawasan.
3. Hindari berbicara, batuk, bersin atau menjangkau suatu objek yang steril.
4. Jangan sampai menumpahkan larutan apapun pada kain atau kertas yang sudah steril.
5. Bukalah bungkusan yang steril sedemikian rupa, sehingga ujung pembungkusnya tidak mengarah pada si
petugas.
6. Objek yang steril menjadi tercemar, jika bersentuhan dengan objek yang tidak steril.
7. Cairan mengalir menurut arah daya tarik bumi, jika forcep dipegang sehingga cairan desinfektan
menyentuh bagian yang steril, maka forcep itu sudah tercemar.

 Antiseptik adalah mencegah terjadiya infeksi dengan menghambat atau menghancurkan tumbuhnya
organism pathogen dalam luka.

Penggunaan desinfektan / antiseptic :

1. Desinfeksi kulit secara umum (Pre Operasi) dengan larutan savlon 1:30 dalam alkohol 70%. Hibiscrup
0,5% dalam alkohol 70%.
2. Desinfeksi tangan dan kulit dengan Chlorrhexidine 4% (hibiscrup) minimal 2 menit
3. Untuk kasus Obgin (persiapan partus, vulva hygiene, neonatal hygiene). Hibiscrup 0,5% dalam Aquadest
Savlon 1:300 dalam aqua hibiscrup
2.5 Pengertian Sterilisasi

Steralisasi adalah suatu cara untuk membebaskan suatu benda dari semua, baik bentuk
vegetatif maupun bentuk spora. Proses sterilisasi dipergunakan pada bidang mikrobiologi untuk
mencegah pencernaan organisme luar, pada bidang bedah untuk mempertahankan keadaan aseptis,
pada pembuatan makanan dan obat-obatan untuk menjamin keamanan terhadap pencemaran oleh
mikroorganisme dan di dalam bidang-bidang lain pun sterilisasi ini juga penting. Steralisasi juga
dikatakan sebagai tindakan untuk membunuh kuman patogen atau kuman apatogen beserta spora yang
terdapat pada alat perawatan atau kedokteran dengan cara merebus, stoom, menggunakan panas
tinggi, atau bahkan kimia. Jenis sterilisasi antara lain sterilisasi cepat, sterilisasi panas kering, steralisasi
gas (Formalin H2, O2), dan radiasi ionnisasi. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam steralisasi di
antaranya:

 Sterilisator (alat untuk mensteril) harus siap pakai, bersih, dan masih berfungsi
 Peralatan yang akan di sterilisasi harus dibungkus dan diberi label yang jelas dengan menyebutkan jenis
peralatan, jumlah dan tanggal pelaksanaan sterilisasi
 Penataan alat harus berprinsip bahwa semua bagian dapat steril
 Tidak boleh menambah peralatan dalam sterilisator sebelum waktu mensteril selesai
 Memindahklan alat steril ke dalam tempatnya dengan korentang steril
 Saat mendinginkan alat steril tidak boleh membuka pembungkusnya, bila terbuka harus dilakukan
sterilisasi ulang.

Metode Sterilisasi

Sterilisasi secara Fisik

Sterilisasi secara fisik dipakai bila selama sterilisasi dengan bahan kimia tidak akan berubah akibat
temperatur tinggi dan tekanan tinggi. Cara membunuh mikroorganisme tersebut adalah dengan panas.
Berikut penjelasan mengenai cara membunuh mikroorganisme :

1. Pemanasan kering

Prinsipnya adalah protein mikroba pertama-tama akan mengalami dehidrasi sampai kering dan
selanjutnya teroksidasi oleh oksigen dari udara sehingga menyebabkan mikrobanya mati. Digunakan
pada benda atau bahan yang tidak mudah menjadi rusak, tidak menyala, tidak hangus atau tidak
menguap pada suhu tinggi. Umumnya digunakan untuk senyawa yang tidak efektif untuk disterilkan
dengan uap air, seperti minyak lemak, minyak mineral, gliserin (berbagai jenis minyak), petrolatum jelly,
lilin, wax, dan serbuk yang tidak stabil dengan uap air. Metode ini efektif untuk mensterilkan alat-alat
gelas dan bedah. Contohnya alat ukur dan penutup karet atau plastik. Selain itu, bahan atau alat harus
dibungkus, disumbat atau ditaruh dalam wadah tertututp untuk mencegah kontaminasi setelah
dikeluarkan dari oven.

2. Pemanasan basah

Prinsipnya adalah dengan cara mengkoagulasi atau denaturasi protein penyusun tubuh mikroba
sehingga dapat membunuh mikroba. Sterilisasi uap dilakukan menggunakan autoklaf dengan prinsipnya
memakai uap air dalam tekanan sebagai pensterilnya. Temperatur sterilisasi biasanya 121℃, tekanan
yang biasa digunakan antara 15-17,5 psi (pound per square inci) atau 1 atm. Lamanya sterilisasi
tergantung dari volume dan jenis. Alat-alat dan air disterilkan selama 1 jam, tetapi media antara 20-40
menit tergantung dari volume bahan yang disterilkan. Sterilisasi media yang terlalu lama akan
menyebabkan :

 Penguraian gula
 Degradasi vitamin dan asam-asam amino
 Inaktifasi sitokinin zeatin riboside
 Perubahan pH yang berakibatkan depolimerisasi agar

Bila ada kelembapan, bakteri akan terkoagulasi dan dirusak pada temperatur yang lebih rendah
dibandingkan jika tidak ada kelembapan. Mekanisme penghancuran bakteri oleh uap air panas adalah
terjadinya denaturasi dan koagulasi beberapa protein esensial dari organisme tersebut.

Metode sterilisasi uap umumnya digunakan untuk sterilisasi sediaan farmasi dan bahan-bahan lain yang
tahan terhadap temperatur yang dipergunakan dan tahan terhadap penembusan uap air, larutan
dengan pembawa air, alat-alat gelas, pembalut untuk bedah, penutup karet dan plastic serta media
untuk pekerjaan mikrobiologi. Uap jenuh pada suhu 121oC mampu membunuh secara cepat semua
bentuk vegetatif mikroorganisme dalam 1 atau 2 menit. Uap jenuh ini dapat menghancurkan spora
bakteri yang tahan pemanasan.

1. Pemanasan dengan Bakterisida


Digunakan untuk sterilisasi larutan berair atau suspensi obat yang tidak stabil dalam autoklaf. Tidak
digunakan untuk larutan obat injeksi intravena dosis tunggal lebih dari 15 ml, injeksi intratekal, atau
intrasisternal. Larutan yang ditambahkan bakterisida dipanaskan dalam wadah bersegel pada suhu
100 oC selama 10 menit di dalam pensteril uap atau penangas air. Bakterisida yang digunakan 0,5%
fenol, 0,5% klorobutanol, 0,002 % fenil merkuri nitrat dan 0,2% klorokresol.

2. Air mendidih

Digunakan untuk sterilisasi alat bedah seperti jarum spoit. Hanya dilakukan dalam keadaan darurat.
Dapat membunuh bentuk vegetatif mikroorganisme tetapi tidak sporanya.

3. Pemijaran

Dengan cara membakar alat pada api secara langsung, contoh alat : jarum inokulum, pinset, batang L,
dan sebagainya.

Sterilisasi dengan radiasi

Prinsipnya adalah radiasi menembus dinding sel dengan langsung mengenai DNA dari inti sel sehingga
mikroba mengalami mutasi. Digunakan untuk sterilisasi bahan atau produk yang peka terhadap panas
(termolabil). Ada dua macam radiasi yang digunakan yakni gelombang elektromagnetik (sinar x, sinar γ)
dan arus partikel kecil (sinar α dan β). Sterilisasi dengan radiasi digunakan untuk bahan atau produk dan
alat-alat medis yang peka terhadap panas (termolabil).

1. Tyndalisasi

Konsep kerja metode ini mirip dengan mengukus. Bahan yang mengandung air dan tidak tahan tekanan
atau suhu tinggi lebih tepat disterilkan dengan metode ini. Misalnya susu yang disterilkan dengan suhu
tinggi akan mengalami koagulasi dan bahan yang berpati disterilkan pada suhu bertekanan pada kondisi
pH asam akan terhidrolisis. Tyndalisai merupakan proses memanaskan medium atau larutan
menggunakan uap selama 1 jam setiap hari selama 3 hari berturut- turut

2. Pasteurisasi

Proses pemanasan pada suhu dan waktu tertentu (650C selama 30’ atau 720C selama 15’ untuk
membunuh pathogen yang berbahaya bagi manusia.

3. Sterilisasi secara Kimia


Sterilisasi secara kimia dapat memakai antiseptik kimia. Pemilihan antiseptik terutama tergantung pada
kebutuhan daripada tujuan tertentu serta efek yang dikehendaki. Perlu juga diperhatikan bahwa
beberapa senyawa bersifat iritatif, dam kepekaan kulit sangat bervariasi. Zat-zat kimia yang dapat di
pakai untuk sterilisasi antara lain halogen (senyawa klorin, yodium), alkohol, fenol, hydrogen peroksida,
zat warna ungu Kristal, derivate akridin, rosalin, deterjen, logam-logam berat, aldehida, ETO, uap
formaldehid ataupun beta-propilakton (Volk, 1993)

4. Sterilisasi secara Mekanik

Sterilisasi secara mekanik dapat dilakukan dengan penyaringan. Penyaringan dengan mengalirkan gas
atau cairan melalui suatu bahan penyaring.

2.6 Prinsip dan Cara Pelaksanaan Perawatan (membersihkan, sterillisasi) dan Penyimpanan Alat
Kesehatan.
A. Sterilisasi
Adalah suatu tindakan untuk membunuh kuman pathogen dan apatogen beserta sporanya pada
peralatan perawatan dan kedokteran dengan cara merebus, stoom, panas tinggi, atau menggunakan
bahan kimia.
Dalam ilmu bedah, sterilisasi berarti memusnahkan semua mikroorganisme beserta sporanya,
sedangkan desinfeksi berarti memusnahkn semua mikroorganisme yang tidak mempunyai spora,
misalnya kuman-kuman. Desinfeksi biasanya dilakukan pada pakaian, alat-alat linen, tempat tidur, alat
buang air kecil dan besar, dan sebagainya.

Metode sterilisasi pada dasarnya dapat ditempuh melalui tiga cara yaitu:

1. Secara fisika

Yaitu dimana proses sterilisasi mengunakan hukum fisika yaitu dengan :

- Pemanasan kering

Prinsipnya adalah protein mikroba pertama-tama akan mengalami dehidrasi sampai kering. Selanjutnya
teroksidasi oleh oksigen dari udara sehingga menyebabkan mikrobanya mati.
a. Udara panas oven

Digunakan untuk sterilisasi alat gelas yang tidak berskala, alat bedah, minyak lemak, parafin, petrolatum,
serbuk stabil seperti talk, kaolin, ZnO. Suhu sterilisasi yang digunakan adalah 170oC selama 1 jam, 160oC
selama 2 jam, 150oC selam 3 jam.

b. Pemijaran langsung

Digunakan untuk sterilisasi alat logam, bahan yang terbuat dari porselen, tidak cocok untuk alat yang
berlekuk karena pemanasannya tidak rata.

c. Minyak dan penangas lain

Digunakan untuk sterilisasi alat bedah seperti gunting bedah sebagai lubrikan menjaga ketajaman alat,
bahan kimia stabil dalam ampul.

- Pemanasan basah

Prinsipnya adalah dengan cara mengkoagulasi atau denaturasi protein penyusun tubuh mikroba
sehingga dapat membunuh mikroba.

a. Uap bertekanan (autoklaf)

Digunakan untuk sterilisasi alat gelas, larutan yang dimaksudkan untuk diinjeksikan ke dalam tubuh, alat
berskala, bahan karet. Waktu yang dibutuhkan untuk sterilisasi larutan suhu 121oC adalah 12 menit.
Uap jenuh pada suhu 121oC mampu membunuh secara cepat semua bentuk vegetatif mikroorganisme
dalam 1 atau 2 menit. Uap jenuh ini dapat menghancurkan spora bakteri yang tahan pemanasan.

b. Pemanasan dengan bakterisida

Digunakan untuk sterilisasi larutan berair atau suspensi obat yang tidak stabil dalam autoklaf. Tidak
digunakan untuk larutan obat injeksi intravena dosis tunggal lebih dari 15 ml, injeksi intratekal, atau
intrasisternal.

c. Air mendidih
Digunakan untuk sterilisasi alat bedah seperti jarum spoit. Hanya dilakukan dalam keadaan darurat.
Dapat membunuh bentuk vegetatif mikroorganisme tetapi tidak sporanya.

- Cara bukan panas

a. Sterilisasi dengan radiasi

Prinsipnya adalah radiasi menembus dinding sel dengan langsung mengenai DNA dari inti sel sehingga
mikroba mengalami mutasi. Digunakan untuk sterilisasi bahan atau produk yang peka terhadap panas
(termolabil). Ada dua macam radiasi yang digunakan yakni gelombang elektromagnetik (sinar x, sinar γ)
dan arus partikel kecil (sinar α dan β).

2. Secara kimia

a. Menggunakan bahan kimia

Dalam pensterilan digunakan bahan kimia seperti alkohol 96%, fenol 5%, selain itu juga Aceton tab
formalin, sulfur dioxida dan chlorin. Materi yang akan disuci hamakan dibersihkan terlebih dahulu
kemudian direndam dalam alkhohol aceton atau tab formalin selama kurang lebih 24 jam.

b. Sterilisasi gas

Dalam pensterilan digunakan bahan kimia dalam bentuk gas atau uap, seperti etilen oksida,
formaldehid, propilen oksida, klorin oksida, beta propiolakton, metilbromida, kloropikrin. Digunakan
untuk sterilisasi bahan yang termolabil seperti bahan biologi, makanan, plastik, antibiotik.

3. Metode mekanik

a. Filtrasi

Digunakan untuk sterilisasi larutan yang termolabil. Penyaringan ini menggunakan filter bakteri.
Metode ini tidak dapat membunuh mikroba, mikroba hanya akan tertahan oleh pori-pori filter dan
terpisah dari filtratnya

Pelaksanaan :
(1)Sterilisasi dengan cara rebus
Mensterikan peralatan dengan cara merebus didalam air sampai mendidih (1000C) dan ditunggu antara
15 sampai 20 menit. Misalnya peralatan dari logam, kaca dan karet.
(2)Sterilisasi dengan cara stoom
Mensterikan peralatan dengan uap panas didalam autoclave dengan waktu, suhu dan tekanan tertentu.
Misalnya alat tenun, obat-obatan dan lain-lain.
(3)Sterilisasi dengan cara panas kering
Mensterikan peralatan dengan oven dengan uap panas tinggi. Misalnya peralatan logam yang tajam,
peralatan dari kaca dan obat tertentu.
(4)Sterilisasi dengan cara menggunakan bahan kimia
Mensterikan peralatan dengan menggunakan bahan kimia seperti alkohol, sublimat, uap formalin,
khususnya untuk peralatan yang cepat rusak bila kene panas. Misalnya sarung tangan, kateter, dan lain-
lain.

Perhatian :
(1)Sterilisator harus dalam keadaan siap pakai.
(2)Peralatan harus bersih dan masigh berfungsi.
(3)Peralat yang dibungkus harus diberi label yang dengan jelas mencantumkan : nama, jenis peralatan,
tanggal dan jam disterilkan.
(4)Menyusun peralatan didalam sterilisator harus sedemikian rupa, sehingga seluruh bagian dapat
disterilkan.
(5)Waktu yang diperlukan untuk mensterilkan setiap jenis peralatan harus tepat (dihitung sejak
peralatan disterilkan).
(6)Dilarang memasukkan atau menambahkan peralatan lain kedalam sterilisator, sebelum waktu untuk
mensterilkan selesai.
(7)Memindahkan peralatan yang sudah steril ketempatnya harus dengan korentang steril.
(8)Untuk mendinginkan peralatan steril dilarang membuka bungkus maupun tutupnya.
(9)Bila peralatan yang baru disterilkan terbuka, peralatan tersebut harus disterilkan kembali.
Pemeliharaan Peralatan Perawatan dan Kedokteran
Pengertian :
Melaksanakan pemeliharaan peralatan perawatan dan kedokteran dengan cara membersihkan,
mendesinfeksi atau mensterilkan serta menyimpannya.
Tujuan :
(1)Menyiapkan peralatan perawatan dan kedokteran dalam keadaan siap pakai.
(2)Mencegah peralatan cepat rusak.
(3)Mencegah terjadinya infeksi silang.

B. Sterilisasi Alat Kesehatan dari Berbagai Bahan

1. STERILISASI TERHADAP BAHAN BAKU KARET ( Hand Schoen)

Hand schoen atau Sarung tangan dapat disterilkan dengan uap formalin atau dengan otoklaf. Sebelum
sarung tangan disterilkan, terlebih dahulu harus dibersihkan dengan jalan mencuci dengan air dan
sabun. Bila hendak memakai uap formalin, sarung tangan yang telah siap, dimasukkan kedalam tromol
atau stoples, lalu dimasukkan beebrapa tablet formalin. Sarung tangan baru suci hama (steril) setelah
terkena uap formalin paling sedikit 24 jam. Sebaiknya disediakan beberapa buah stoples atau tromol
agar selalu ada sarung tengan yang steril. Sarung tangan dapat pula dimasukkan ke dalam otoklaf untuk
disterilkan.

2. STERILISASI TERHADAP BAHAN BAKU LOGAM

Alat yang terbuat dari logam sebelum disteril dicuci terlebih dahulu. Perbiasakan segera mencuci alat-
alat begitu selesai memakainya, agar kotoran yang melengket mudah dibersihkan.

Alat-alat logam seperti jarum suntik, pinset, gunting, jarum oprasi, scapel blede maupun tabung reaksi
mula-mula dibersihkan terlebih dahulu kemudian dibungkus dengan kain gaas. Setelah itu menggunakan
metode pemanasan secara kering, agar suhu mencapai 160oC, jarak waktu mencapai 1-2 jam, kemudian
didiamkan agar suhu turun perlahan-lahan.

3. STERILISASI TERHADAP BAHAN BAKU KACA

Sterilisasi bahan baku kaca sama dengan sterilisasi logam yaitu dengan menggunakan pemanasan
kering, selain itu bahan baku kaca juga sering disterilisasi dengan menggunakan metode radiasi karena
bahan baku kaca banyak menyerap bahan kaca sehingga sterilisasi dengan radiasi sangat efektive,
pelaksanaanya yaitu alat bahan baku kaca dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran yang melekat
kemudian keringkan dengan udara setelah kering alat bahan baku kaca dimasukan ketempat elektronik
yaitu dengan katoda panas (emisi termis) yang mengeluarkan sinar ultraviolet kemudian sinari kaca
tersebut dengan sinar ultraviolet dengan kekuatan kurang lebih 2500 s/d 2600 angstrom sehingga spora
dan bakteri yang melekat pada alat tersebut dapat terbakar.

4. STERILISASI TERHADAP BAHAN BAKU KAIN ATAU MEDIA KULTUR ( kain doek)

Media kultur yang akan disteril, terlebih dahulu dibersihkan dari kotoran, kemudian kain resebut
dibungkus dengan kertas agar setelah steril dan dikeluarkan dari alat sterilisator tidak terkontaminasi
dengan kuman maupun bakteri lagi. Demikian pula kain doek tersebut dibersihkan terlebih dahulu,
setelah dibersihkan bungkus dengan plastik terlebih dahulu sebelum sterilisasi, metode sterilisasi yang
akan dilakukan menggunakan metode pemanasan dengan uap air dan juga dipengaruhi dengan tekanan
(autoclave). Metode sterilisasi denga menggunakan autoclave ini yaitu dengan adanya pertukaran
anatara oksigen dan carbon dioxida.

5. STERILISASI TERHADAP BAHAN BAKU PLASTIK

Bahan baku plastik misalnya mayo apabila disterilkan sebaiknya jangan menggunakan metode
pemanasan, oleh karna itu maka akan merubah bentuk dari plastik tersebut. Untuk mensucikan alat dari
bahan baku plastik sebaiknya mula-mula bersihkan terlebih dahulu dengan menggunakan detergen,
kemudian keringkan, setelah itu rendam dalam larutan alkohol setelah itu cuci denga aquades lalu
rendam dalam larutan antiseptic

C.Perawatan Alat Kesehatan dari Berbagai Bahan

1. PERAWATAN ALAT DARI BAHAN BAKU LOGAM YANG SUDAH DISTERILKAN

Alat-alat yang terbuat dari logam misalnya besi, tembaga maupun alumunium sering terjadi karatan.
Untuk menghindari terjadinya hal demikian maka alat-alat tersebut harus disimpan pada tempat yang
mempunyai temperatur tinggi (sekitar 37oC) dan lingkungan yang kering kalau perlu memakai bahan
silikon sebagai penyerap uap air, sebelum alat tersebut disimpan maka alat tersebut harus bebas dari
kotoran debu maupun air yang melekat, kemudian olesi dengan olie atau parafin.

2. PERAWATAN ALAT DARI BAHAN BAKU KACA SETELAH DISTERIL

Bahan baku kaca banyak dipakai dalam laboratorium medis. Ada beberapa keuntungan dan kelemahan
dari bahan baku kaca tersebut.
Keuntungan:

Bahan baku kaca tahan terhadap reaksi kimia, terutama bahan gelas pyrex, tahan terhadap perubahan
temperatur yang mendadak, koefisien muai yang kecil dan tembus cahaya yang besar.

Kelemahan:

Mudah pecah terhadap tekanan mekanik, dan mudah tumbuh jamur sehingga menggagu daya tembus
sinar, kadang-kadang dengan menggunakan kain katun untuk membersihkan saja timbul goresan.

Dengan memeperhatikan keuntungan dan kelemahan dari bahan gelas, maka dalam segi perawatan
maupun memperlakukan alat-alat gelas harus memperhatikan:

a. Penyimpanan pada ruangan yang suhunya berkisar 27oC-37oC dan beri tambahan lampu 25 watt

b. Ruangan tempat penyimpana diberi bahan silikon sebagai zat higroskopis.

c. Gunakan alkohol, aceton, kapas, sikat halus dan pompa angin untuk membersihakan debu dari
permukaan kaca. Usahakan pada waktu membersihkan lensa jangan sampai merusak lapisan lensa.

d. Pada waktu memanaskan tabung reaksi hendaknaya ditempatkan diatas kawat kasa, atau boleh
melakukan pemanasan asal bahan baku dari pyrex.

e. Gelas yang direbus hendaknya jangan dimasukkan langsung kedalam air yang sedang mendidih
melainkan gelas dimasukkan ke dalam air dingin kemudian dipanaskan secara perlahan-lahan. Sebaiknya
untuk pendinginan mendadak tidak diperkenankan.

f. Membersihkan kotoran dari kaca sebaiknya segera setelah dipakai dapat menggunakan:

- Air bersih

- Detergen: menghilangkan efek lemak dan tidak membawa efek lemak

- Larutan

· kalium dichromat : 10 gram


· Asam belerang : 25 ml.

· Aquades : 75 ml.

3. PERAWATAN ALAT DARI BAHAN BAKU KARET

Sarung tangan dari karet mudah meleleh atau lengket apabila disimpan terlalu lama. Untuk menghindari
kerusakan dari bahan baku karet, sebelum melakukan penyimpanan mula-mula bersihkan kotoran darah
atau cairan obat dengan cara mencuci dengan sabun kemudian dikeringkan dengan menjemur dibawa
sinar matahariatau hembusan udara hangat. Setelah itu taburi tal pada seluruh permukaan karet.

Penyimpanan alat alat yag telah disterilkan

Penyimpanan berarti mengelolah barang yang ada dalam persediaan, dengan maksud selalu
dapat menjamin ketersediannya bila sewaktu – waktu dibutuhkan presiden. Pada tahap penyimpanan,
seluruh alat steril disimpan pada ruangan dengan kaidah ‘clean room’, dimana suhu dan kelembapan
diatur, pembatasan lalu lintas personel, fentilasi agar pertekanan positif, dan mekanisme lain agar
terbebas dari kotoran dan debu sampai alat akan digunakn kembali. Distribusi alat keluar dari tempat
penyimpanan harus dengan lalu lintas personel minimal diwilayah steril untuk menjaga kondisi alat
tetap steril. Untuk distribusi, petugas pelaksanaan operasional dan pemeliharaan alat sterilisasi sentral
menyerahkan alat alat yang telah steril kepetugas administrasi sterilisasi sentral yang kemudian alat
dapat diambil petugas rungan agar dapa digunakan operator. Ada dua macam alat yang dilihat dari cara
penyimpanan, yakni :

1. Alat yang dibungkus


Dalam kondisis penyimpanan yang optimal dan penanganan yang minimal, dinyatakan steril sepanjang
bungkus tetap kering dan utuh. Untuk penyimpanan yang optimal,simpan bungkusan seteril dalam
lemari tertutup dibagian yang tidak terlalu sering dijamah, suhu udara dan seajuk atau kelembapan
rendah. Jika alat-alat tersebut tidak dipakai dalam waktu yang lama, alat tersebut harus disterilkan
kembali sebelum pemakaian. Alat yang tidak dibungkus harus segera diguanakan setelah dikeluarkan .
jangan menyimpan alat dengan merendam dalam larutan .
2. Pengelolaan benda tajam
Benda tajam sangat beresiko untuk menyebabkan perlukaan sehingga meningkatkan terjadinya
penularan penyakit melalui kontak darah, untuk menghindari perlukaan atau kecelaan kerja maka
semua benda tajam harus digunakan sekali pakai, dengan demikian jarum suntik bekas tidak boleh
digunakan lagi. Tidak dianjurkan untuk melakukan daur ulang atas pertimbangan penghematan karena
17% kecelakaan kerja disebabkan oleh luka tusukan sebelum atau selama pemakaian. salah satu contoh
cara yang dianjurkan untuk mencegah perlukaan akibat penggunaan jarum suntik yaitu jarum suntik
tersebut langsung dibuang ketempat sementaranya tanpa menyentuh atau memanipulasi bagian
tajamnya sperti dibengkokkan. Dipatahkan ata ditutup kembali. Jika jarum terpaksa ditutup kembali,
gunakanlah cara penutupan dengan satu tangan untuk mencegah jari tertusuk jarum.

BAB III

PENUTUP

2.6 Kesimpulan

 Jenis dan Tipe Alat Kesehatan

1. Alat dari kaca (Taung reaksi) berfungsi untuk tempat dimana kita mereaksikan bahan kimia dalam
laboratorium
2. Alat dari logam (Refleks hammer) berfungsi untuk memeriksa kemampuan refleksi dari bagian-bagian
tertentu tubuh kita, biasanya lutut kita

3. Alat dari plastic (Infus set) berfungsi untuk melakukan pemasangan infus.

4. Alat dari kain (Sprei) berfungsi untuk untuk menutupi kasur Alat dari

5. Alat dari (pipet) berfungsi untuk pengujian-pengujian biologi molekul, kimia analitik, juga kedokteran

6. Alat dari karet (cathether) berfungsi untuk mengeluarkan/ pengambilan urine

2.7 Saran

Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu saya sebagai penulis
sangat mengharapkan kritik dan saran dari seluruh pihak demi sempurnanya makalah ini. Saran yang
dapat penulis berikan adalah agar mahasiswa dapat memahami tentang proses sterilisasi serta macam-
macam sterilisasi. Pada makalah berikutnya menjadi lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai