Anda di halaman 1dari 5

LAPORAN PRAKTIKUM FARMASI RUMAH SAKIT

PEMUSNAHAN OBAT

Disusun oleh :

RIDWAN DWIATMOKO
17.71.018697

PROGAM STUDI DIPLOMA-III FARMASI


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKA RAYA
TAHUN 2019
PEMUSNAHAN/PENGHAPUSAN OBAT

I. TUJUAN
Mahasiswa mampu mengetahui dan melakukan pemusnahan obat di
instalasi farmasi rumah sakit RSUD Mas Amsyar Kasongan
II. MANFAAT
Mahasiswa mengetahui dan melakukan pemusnahan obat di instalasi
farmasi rumah sakit RSUD Mas Amsyar Kasongan
III. URAIAN KEGIATAN
Penghapusan merupakan kegiatan penyelesaian terhadap perbekalan
farmasi yang tidak terpakai karena kadaluwarsa, rusak, mutu tidak memenuhi
standar dengan cara membuat usulan penghapusan perbekalan farmasi kepada
pihak terkait sesuai dengan prosedur yang berlaku. Tujuan penghapusan
adalahuntuk menjamin perbekalan farmasi yang sudah tidak memenuhi syarat
dikelola sesuai dengan standar yang berlaku. Adanya penghapusan akan
mengurangi beban penyimpanan maupun mengurangi risiko terjadi penggunaan
obat yang sub standar. Ifrs harus membuat prosedur terdokumentasi untuk
mendeteksi kerusakan dan kadaluwarsa perbekalan farmasi serta penanganannya,
ifrs harus diberi tahu setiap ada produk perbekalan farmasi yang rusak, yang
ditemukan oleh perawat staf medik.
Penanganannya sebagai berikut:
a. Catatan dari manufaktur seperti nama dan nomor batch sediaan perbekalan
farmasi harus tertera pada resep pasien rawat jalan, order/p-3 pasien rawat
tinggal, rekaman pengendalian kemasan dan pada daftar persediaan dan
etiket yang bersangkutan.
b. Dokumen tersebut no 1 (resep, order perbekalan farmasi, dan sebagainya)
dikaji untuk menetapkan penerima (pasien dan unit rawat) no batch
perbekalan farmasi yang ditarik.
c. Dalam hal penarikan produk yang signifikan secara klinik, arus
disampaikan kepada penerima bahwa mereka mempunyai produk
perbekalan farmasi yang akan ditarik itu. Untuk pasien rawat jalan,
peringatan harus dilakukan sedemikian agar tidak menyebabkan hal-hal
yang tidak diinginkan. Tetapi pasien harus dijamin mendapat penggantian
perbekalan farmasi yang ditarik. Pimpinan rumah sakit, perawat, dan staf
medik harus diberi tahu setiap penarikan perbekalan farmasi. Beberapa
penjelasan juga harus diberitahukan kepada pasien yang menerima
perbekalan farmasi yang ditarik.
d. Memeriksa semua catatan pengeluaran, kepada pasien mana perbekalan
farmasi diberikan guna mengetahui keberadaan sediaan farmasi yang
ditarik.
e. Mengkarantina semua produk yang ditarik, diberi tanda “jangan gunakan”
sampai produk perbekalan farmasi tersebut diambil oleh atau dikembalikan
ke pabrik/produsennya
Pemusnahan dan penarikan sediaan farmasi, alat kesehatan,dan bahan
medis habis pakai yang tidak dapat digunakan harusdilaksanakan dengan cara
yang sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan yang
berlaku.penarikan sediaan farmasi yang tidak memenuhi standar/ketentuan
peraturan perundang-undangan dilakukan oleh pemilik izin edar berdasarkan
perintah penarikan oleh bpom (mandatory recall) atau berdasarkan inisiasi
sukarela oleh pemilik izin edar (voluntary recall) dengan tetap memberikan
laporan kepada kepala bpom.
Penarikan alat kesehatan dan bahan medis habis pakai dilakukan
terhadap produk yang izin edarnya dicabut oleh menteri. Pemusnahan dilakukan
untuk sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis pakai bila :
a. Produk tidak memenuhi persyaratan mutu;
b. Telah kadaluwarsa;
c. Tidak memenuhi syarat untuk dipergunakan dalam pelayanan
d. Kesehatan atau kepentingan ilmu pengetahuan; dan/ataud.
e. Dicabut izin edarnya.
Tahapan pemusnahan terdiri dari:
a. Membuat daftar sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahanmedis habis
pakai yang akan dimusnahkan;
b. Menyiapkan berita acara pemusnahan;
c. Mengoordinasikan jadwal, metode dan tempat pemusnahan kepada
pihak terkait;
d. Menyiapkan tempat pemusnahan; dan
e. Melakukanpemusnahandisesuaikandenganjenisdanbentuk sediaan serta
peraturan yang berlaku.
IV. KESIMPULAN
1. Pemusnahan dan penarikan sediaan farmasi, alat kesehatan,dan bahan
medis habis pakai yang tidak dapat digunakan harusdilaksanakan
dengan cara yang sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-
undangan yang berlaku.
2. Penarikan alat kesehatan dan bahan medis habis pakai dilakukan
terhadap produk yang izin edarnya dicabut oleh menteri.
3. Penghapusan adalahuntuk menjamin perbekalan farmasi yang sudah
tidak memenuhi syarat dikelola sesuai dengan standar yang berlaku.
Adanya penghapusan akan mengurangi beban penyimpanan maupun
mengurangi risiko terjadi penggunaan obat yang sub standar.
DAFTAR PUSTAKA

Depkes Ri, 2004, Direktorat Bina Farmasi Dan Alat Kesehatan, Standar
Pelayanan Farmasi Di Rumah Sakit, Jakarta
Republik Indonesia, 2016, Peraturan Meteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
72 Tahun 2016 Tentang Standar Pelayanan Kefarmasian Di Rumah Sakit,
Jakarta

Anda mungkin juga menyukai