1
1. Pengantar
2. Sulfonamida
3. Penisilin & sefalosporin
4. Kloramfenikol, tetrasiklin
5. Aminoglikosida
6. Makrolida
2
Anti mikroba:
Obat pembasmi mikroba khususnya mikroba yang merugikan
manusia (bakteri/fungi)
Antibiotik :
Senyawa kimia yang diproduksi mikroorganisme dalam
konsentrasi kecil dapat menghambat pertumbuhan atau
membunuh mikroorganisme lainnya
Dapat dibuat secara semi sintetik atau sintetik
3
Fa
rm
ak
is
es
ok
Fa
s
en
in
rm
ita
et
tog
un
ak
ik
Pa
a
od
Im
in
am
ik
a
Sensitivitas/resistensi
4
Bakteriostatika/sida
Faktor penderita yang mempengaruhi sifat
farmakodinamika dan farmakokinetika
5
Seleksi obat-obat AM
• Perlu pengetahuan tentang :
Spektrum sempit
Gram (+)
Spektrum luas Kloramfenikol
Tetrasiklin
Gram (-)
9
A. Berdasarkan daya kerja
• Bakteriostatik : menghambat pertumbuhan dan
perkembangan bakteri
AB yang bekerja menghambat sintesis protein
Konsentrasi Hambat Minimal (KHM)
17
3. Merusak keutuhan membran sel mikroba
18
4. Menghambat sintesis protein sel mikroba
• Asam nalikdisat
menghambat sintesis DNA, tanpa menganggu
sintesis RNA bakteri Gram (-)
• Rifampisin
menghambat RNA polimerase à sintesis RNA
terganggu
efektif untuk bakteri Gram (+) dan (–)
• Isoniasid
tidak terbentuk asam mikolat 20
Penggunaan Kombinasi Antibiotik
23
Profilaksis antimikroba
1. Melindungi seseorang yang terpajan kuman
tertentu ( Penisilin G à infeksi Streptokokus
Grup A )
2. Mencegah infeksi bakteri sekunder pada seseorang
yang sedang menderita penyakit lain
3. Mencegah endokarditis pada pasien kelainan katup
atau struktur jantung lain yang akan menempuh
prosedur yang sering menimbulkan bakteremia
(Contoh : endokarditis terjadi karena kolonisasi
kuman pada katup jantung yang rusak )
4. Tindakan bedah tertentu : bedah kolon, amputasi
ekstremitas, luka luas dan kotorà sesaat sebelum
24
operasi sampai 24 jam sesudah operasi
PROFILAKSIS ANTIBIOTIK
• Resiko :
• ES obat yang tidak diperlukan
• Resistensi
• Biaya tinggi
• Missuses AB
• AB digunakan pada:
• Infeksi virus
• Profilaksis berlebihan
• AB toksik untuk terapi infeksi remeh
Sebab kegagalan terapi
• Dosis yang kurang
• Waktu terapi yang kurang
• Faktor mekanik
abses
benda asing menggagalkan
terapi
jaringan nekrotik
tindakan yang dilakukan
• Etiologi yang salah
• Faktor farmakokinetika
• Pilihan antibiotik yang kurang tepat
• Faktor pasien 26
Penggunaan antibiotika rasional
Kriteria :
Tepat diagnosis
Tepat indikasi
Tepat dosis, cara dan lama pemberian
Tepat peracikan dan pemberian
informasi
Tepat pemilihan obat
Tepat dalam upaya tindak lanjut
Kepatuhan pasien
27
Strategi dasar terapi-AB
• Goal utamaà membunuh bakteri tanpa membahayakan jaringan
selective toxicity
• Identifikasi kuman penyebab infeksi
à - uji laboratorium
- EDUCATED GUESS
• Gunakan AB SPEKTRUM tersempit
• AB spektrum luas diindikasikan untuk kondisi tertentu
Terapi Empirik-antibiotik
• Penggunaan AB sebelum patogen penyebab suatu infeksi
diidentifikasikan in vitro
• Berdasarkan pengalaman thd entity klinik tertentu
• Justifikasi :
• Hasil akan lebih baik dengan intervensi dini ( e.g community
acquired pnemonia, sulit diidentifikasi etiologi yang spesifik
Terapi Empirik-antibiotik
Sebaliknya
ada banyak keadaan klinik dimana terapi empirik dapat
berbahaya
e.g penderita neutropenik dengan demam
àvariasi etiologi luas
à ambil spesimen untuk kultur lab
pilih AB spektrum sesempit mungkin berdasarkan kultur
Evidence base medicine
Anamnesis/pem.fisik
Diagnosis Etiologi
Educates guess
F.Kuman: uji kepekaan F. Penderita
F.Obat : f’kinetik Usia, f.organ (renal,hepar)
f’dinamik, e.samping, Kondisi fisik:hamil, daya tahan tubuh
e.toksik
Penyebab resistensi :
• Penggunaan antibiotik yang tidak tepat
• Dosis
• Pemakaian yang tidak teratur/ tidak kontinu
• Lama penggunaan yang tidak cukup
32
Mekanisme resistensi
1. Perubahan tempat kerja obat pada mikroba
2. Mikroba menurunkan permeabilitasnya
sehingga obat sulit masuk ke dalam sel
3. Inaktivasi obat oleh mikroba
4. Mikroba membentuk jalan pintas untuk
menghindari tahap yang dihambat oleh
antimikroba
5. Meningkatkan produksi ensim yang dihambat
oleh antimikroba. 33
Cara mengatasi resistensi
34
• Resistensi silang
• Pada struktur yang mirip : Eritromisin dengan
oleandomisin
Neomisin dengan kanamisin
35
Superinfeksi
• Infeksi baru yang terjadi sewaktu pengobatan terhadap infeksi
primer sedang dilakukan
1
Sulfonamida
• Bakteri butuh asam folat sebagai koenzim
Untuk sintesis purin dan pirimidin
(prekursor DNA dan RNA)
• Senyawa-senyawa lain untuk
pertumbuhan selular dan replikasi
• Bila asam folat tidak ada, sel2 tidak dapat
tumbuh atau membelah.
2
Sulfonamida
• Obat gol Sulfa adalah penghambat sintesis
asam folat
• Sampai sekarang masih digunakan karena
relatif murah dan efektif untuk infeksi
bakteri pada traktus urinarius dan trakoma
• Bakteri banyak yang mutan, maka
dikembangkan kombinasi yaitu :
Sulfametoksazol dan trimetophrin
Kotrimoksazol
3
Kelompok Sulfanamida
• Absorpsi & ekskresi cepat : sulfadiazin, sulfisoksazol
• Absoprsi sedikit; suksinilsulfatiazol
• Pemakaian lokal; sulfasetamid
Penggunaan klinik
• Disentri basiler
• Meningitis
• Infeksi saluran kemih (ISK)
• Nokardiosis
• Toksoplasmosis
4
Kristal putih
Sukar larut dalam air (garam Na mudah larut- intravena)
Bakteriostatika , pada kadar tinggi (urin)à bakterisida
Sifat antibakteri tergantung pada substiuen pada :
-- gugus amido (SO2-NH-R)
-- gugus amino (NH2)
Spektrum antimikroba luas, tapi lebih < daripada Antibiotika
Gram (+) dan Gram (-)
Kuman yang resisten : strain meningokokus,pneumokokus,
staphylococus dan gonokokus
Efek antimikroba sulfa dihambat bila terdapat darah, nanah,
jaringan nekrotik
5
Dihidropteroat sintetase
Asam dihidrofolat
Dihidrofolat reduktase
Purin DNA
6
EFEK NON TERAPI
Gangguan saluran kemih
pH netral atau asam à kristaluria, hematuria,
obstruksi
pencegahan: minum banyak air
alkalinisasi urin ( 5- 15 g NaHCO3)
Gangguan sistem hematopoetik :
Anemia hemolitik akut
Agranulositosis
Trombositopenia
Eosinofilia
Reaksi alergi
7
POSOLOGI
• Kortimoksazol (TMP 80 mg dan sulfametoksazol 400 mg )
• Infeksi saluran kemih dan bronkitis
Dewasa dan anak-anak diatas 12 tahun
2 tablet diberikan setiap 12 jam; lama terapi 5 – 7
hari
Anak dibawah 12 tahun
TMP 6 mg /kg – 30 mg / kg SMZ setiap 12 jam
• Pneumocystis
TMP 20 mg /kg –100 mg /kg SMZ
• Gonorrhoe
5 tablet diikuti dengan 5 tablet setiap 8 jam selama 3
hari
• Chancroid
2 tablet 2 x sehari selama 7 hari
8
9
1
Ditemukan oleh Alexander
Fleming ( 1928 ) dari
Penicillium notatum
Asam organik dengan inti
siklik yaitu cincin tiazolidin
(a) dan cincin beta laktam
(b)
Rantai samping mengikat
radikal berbagai penisilin
Beberapa penisilin hilang
aktivitasnya : suasana asam,
enzim penisilanse yang akan
memecah cincin beta laktam.
2
Jenis penisilin Tahan Spektrum AM
Penisilinas Asam
e
Penisilin alam
Bensil penisilin - - Sempit
Fenoksi penisilin - + Sempit
Penisilin antistafilokokus
Metisilin, nafsilin + - Sempit
Penisilin isoksazolil
Oksasilin, klosasilin + - Sempit
Diklosasilin, fluklosasilin + - Sempit
Aminopenisilin
Ampisilin, Amoksisilin - + Luas
Penisilin Antipseudomonas
Karbenisilin, Tikarsilin, Azlosilin - - Luas
3
Penisilin dg spektrum diperluas
Mikroba Gram positif dan Spirokaeta
Mikroba Gram negatif :
Streptokokus N. gonorrhoae
Stafilokokus Salmonella
Pneumokokus Shigella
H. influenzae
P. vulgaris
E. coli
4
Figure 43-3. A highly simplified diagram of the cell envelope of a gram negative
bacterium. The outer membrane, a lipid bilayer, is present in gram-negative but not gram
positive organisms. It is penetrated by porins, proteins that form channels providing
hydrophilic access to the cytoplasmic membrane. The peptidoglycan layer is unique to the
bacteria and is much thicker in gram positive organisms than in gram negative ones.
Together, the outer membrane and the peptidoglygan layer constitute the cell wall.
Penicillin binding proteins (PBPs) are membrane proteins that cross-link peptidoglycan.
Beta-lactamases, if present, reside in the periplasmic space or on the outer surface of the
cytoplasmic membrane, where they may destroy beta lactam antibiotics that penetrate the
outer membrane.
5
Pembentukan ensim beta laktamase
S aureus, H influenzae, Gonococcus
Ensim autolisin kuman, tidak bekerja
Kuman tidak mempunyai dinding sel
Perubahan PBP atau obat tidak dapat
mencapai PBP
Distribusi :
Penisilin G distribusi luas, ikatan protein 65 %
Ampisilin distribusi luas, ikatan oleh mikroba?
8
Infeksi kokus Gram positif
contoh : Pneumococcus, meninggitis, endokarditis,
Streotococus, Staphylococcus
Infeksi kokus Gram negatif
Contoh : Meningcoccus, gonococcus
Infeksi batang Gram positif
Contoh : diphteri, klostridia, antraks dan listeria
Infeksi batang Gram negatif
Contoh : Salmonella, Shigela., H influenza, Pasteurella
9
Profilaksis bermanfaat:
infeksi Strep. Pyogenes Grup A
kambuhnya demam rematik
gonorrhoe dan sifilis
pembedahan pada pasien dengan kelainan katup
jantung
Profilaksis diragukan
tindakan pembedahan
kataterisasi jantung
ketuban pecah dini
penyebaran infeksi S. aureus.
Profilkasis tidak bermanfaat
infeksi virus
koma, syok, luka bakar
perawatan luka bersih
gagal jantung
10
Inti dasar :asam 7 amino sefalosporanat (ACA)
hidrolisis asam sefalosporin C à 7 ACA
dikembangkan berbagai derivat sefaloporin
Sefalosporin C resisten terhadap penisilinase tetapi
dirusak oleh sefalosporinase.
Ditemukan tahun 1948 oleh Brotzu dari fungus
Cephalosporium acremonium
11
Generasi pertama :
Efektif : S aureus, Streptokokus, Cl.
perfringens,
Corynebacterium, diphteriae ( Gram positif )
Generasi ke dua
kurang aktif terhadap bakteri Gram positif
H. influenzae. P. vulgaris, E coli dan Klebsiela
Generasi ke tiga
Kurang aktif terhadap Gram positif
Efektif terhadap Enterobacteriaceae, strain
penghasil penisilinase
12
} Oral : absorpsi melalui saluran cerna
Contoh : sefaleksin, sefaklor, sefadroksil
} Parenteral : iritasi lokal dan nyeri pada pemberian IM
contoh : sefalotin, sefapirin IV.
} Melewati sawar darah, uri, kadar tinggi dicairan
sinovial, cairan pericardium.
} Diekskresi dalam bentuk utuh; dosis dikurangi pada
penderita gangguan fungsi ginjal.
13
Reaksi alergi
Reaksi anafilaksis dengan spasme bronkus, urtikaria
Reaksi Coombs à dosis tinggi
Nefrotoksis
Diare ; ekskresi melalui empedu (mengganggu flora)
sefoperazon
Perdarahan hebat;hipoprotrombinemia, disfungsi
trombosit
14
} Generasi pertama
Sefaleksin : dewasa : 1-4 g/hari dibagi dalam 4 dosis
anak : 25-50 mg/hari dibagi dalam 4 dosis
Sefradin : dewasa : 1-4 g/hari dibagi dalam 4dosis
anak : 25-50 mg/hari dibagi dalam 4 dosis
} Generasi ke dua
Sefaklor
} Generasi ke tiga :
Moksalaktam : dewasa : 2-4 g IM tiap 8- 12 jam
anak :150 - 200 mg/kg /hari (3 – 4 dosis)
Dianjurkan untuk pemberian profiklasis vitamin K 10 mg setiap
minggu pertama
15
Uricosuric agent :
menghambat ekskresi Beta laktam sehingga
meningkatkan konsentrasi dalam serum
contoh : probenesid, aspirin dosis tinggi
Copper reduction test for glycosuria; false
positive test for glycosuria.
16
Infeksi Klebsiela
DOC : meningitis oleh bakteri Gram negatif
enterik
Infeksi H. influenzae
sefalosporin generasi kedua dan ketiga~(ampisilin
kloramfenikol
17
18
Klortetrasiklin
Strept. aureofaciens
Sem
isin Streptomyces sp
Oksitetrasiklin teti
s
Strept. rimosus
1
Tetra siklin pertama aureomisin
Dari streptomyces aureofaciens
Oksitetrasiklin dari streptomyces
rimosus
2
Jenis tetrasiklin R7 R6 R5 Cl (mL/menit)
Klortetrasiklin -Cl -CH3 -H 35
Oksitetrasiklin -H -CH3 -OH 90
Tetrasiklin -H -CH3 -H 65
Demeklosiklin -Cl -H -H 35
Metasiklin -H =CH2* -OH 31
Doksisiklin -H -CH3* -OH 16
Minosiklin -N(CH3)2 -H -H 10
4
Aktivitas antimikroba
Spektrum antimikroba
Bakteri Gram (+), (-), aerob dan anaerob
Spirokaeta, mikoplasma, riketsia, klamidia, legionela dan
protozoa tertentu
-- Tidak untuk infeksi streptokokus à penisilin G,
eritromisin, sefalosporin
Sebagai pengganti gol penisilin
◦ Batang Gram positif : B. anthracis, Clostridium tetani
◦ Batang Gram negatif; Brucella, Vibrio cholerae
Kadar tinggi à Entamoeba histolytica
5
Resistensi
Adanya faktor R ketidak
mampuan organisme untuk
mengakumulasi obat
Modifikasi tempat pengikatan
tetrasiklin
Resisten terhadap salah satu
Tetrasiklin, juga resisten terhadap
yang lainnya.
6
Klasifikasi berdasarkan sifat farmakokinetika
7
Farmakokinetika
Absorpsi
diserap dalam sal cerna (lambung dan usus halus bagian atas)
à 30 – 80 %
Penghambatan absorpsi oleh :
makanan
pH yang tinggi
logam polivalen (dalam antasida)à membentuk senyawa
kelat
q Berikan : sebelum makan atau 2 jam setelah makan
Distribusi
Ditimbun dalam sistem retikuloendotelial di hati, limpa,
sumsum tulang, dentin dan email gigi yg belum bererupsi.
Menembus sawar uri dan terdapat dalam air susu ibu.
Ekskresi; melalui urin (filtrasi glomerulus) dan empedu
8
Figure 11-2. Serum concentrations after a single oral dose of 300 mg of
9
demethylchlortetracycline (Gibaldi,1984)
Efek Samping
Reaksi kepekaaan
Erupsi morbiliformis, urtikaria dan dermatitis
Oedem angioneurotik dan anafilaksis
Deman dan eosinofili
Reaksi toksik dan iritasi
Iritasi lambung; terutama oksitetrasiklin, doksisiklin
Diare akibat iritasi (bedakan dengan diare akibat
super infeksi Staphylococcus, Cl. Difficille yang
sangat berbahaya
10
Efek Samping (2)
Tromboflebitis
Kelainan darah tepi
Reaksi fototoksik
Hepatotoksisitas
Perubahan warna gigi (pertengahan kedua
kehamilan – anak umur 8 tahun)
Sindrom Fanconi, gejala poliuria, polidipsia,
proteinuria, asidosis,glukosuria, amino-asiduria,
mual dan muntah
Ø Akibat minum tetrasiklin
kadaluwarna/degradasi à anhidro-4
epitetrasiklin
Minosiklik à vestibulotoksik ; vertigo, ataksia,
muntah
11
Efek samping akibat perubahan biologik
12
Usaha untuk memperkecil efek non terapi
13
Penggunaan klinik
Trakoma: Tetrasiklin + doksisiklin (oral) 40
hari à hasilnya memuaskan
Uretritis non spesifik: tetrasiklin 4 x 500
mg sehari (7 hari)
Kolera; mengurangi kebutuhan infus 50 %
untuk mencapai kondisi rehidrasi
Akne vulgaris; menghambat produksi asam
lemak dari sebum
Profilaksis pada penyakit paru obstruktif
menahun
14
Interaksi obat
Kombinasi tetrasiklin dengan :
metoksifluoran à nefrotoksik
penisilin : aktivitas antimikroba penisilin
terhambat
antasida (logam bivalen);
bioavailabilitas tetrasiklin berkurang ,
karena terbentuk senyawa kelat yang
tidak diabsorpsi
15
16
ANTIVIRUS
Farmakologi I
Program Diploma III
FFUP
SIKLUS HIDUP VIRUS DALAM SEL
Absorpsi dan penetrasi ke dalam sel inang
Uncoating (pengupasan asam nukleat virus)
Sintesis protein awal (protein regulator)
Sintesis virus RNA atau DNA
Sintesis protein akhir (protein struktural)
Pembentukan partikel virus
Pelepasan virus baru dari dalam sel
Siklus hidup virus dalam sel
Dihambat oleh amantadin
Didanosin
MK : terminasi sintesis DNA
ES : neuropati perifer, pankreatitis
OBAT ANTIRETROVIRAL (HIV) : IRTN
Zalcitabin
Diaktifkan secara trifosforilasi
Terminasi sintesis DNA virus
Kurang efektif, namun harganya murah
ES : neuropati perifer, ulserasi esofagus
Stavudin
o Memerlukan pengaktifan secara trifosforilasi
o MK : hambat reverse transkriptase, cincin terminator
o ES : neuropati perifer
OBAT ANTIRETROVIRAL (HIV) : IRTNN
Nevirapin
Indikasi : infeksi HIV pada dewasa dan anak-anak
Dikombinasi dengan obat antiviral lain
Efavirens
Memperlihatkan efek yang baik jika dikombinasi
dengan antiviral lain
Pemberian sekali sehari
ES : keluhan SSP, ruam kulit, teratogenik pada
penelitian terhadap hewan coba
OBAT ANTIRETROVIRAL (HIV) :
PROTEASE INHIBITOR
Saquinavir
Hambat aktivitas HIV protease
Jika dikombinasi dengan IRTN efek aditif
atau sinergistik
Bioavalibilitas PO buruk, makanan
meningkatkan absorpsi
Rifampisin dan rifabutin menurunkan kadar
saquinavir dalam darah
ES : keluhan GIT
OBAT ANTIRETROVIRAL (HIV) :
PROTEASE INHIBITOR
Indinavir
Hambat protease HIV-1, enzim penting pada
pembentukan virus matur
Dikombinasi dengan IRT untuk memperlambat
resistensi
ES : hiperbilirubinemia, nefrolitiasis
Nasehat terhadap pasien untuk banyak minum
PRINSIP TERAPI OBAT ANTIRETROVIRUS
Famsiklovir
Dimetabolisme menjadi pensiklovir (bentuk aktif)
Indikasi : herpes genital rekurens
ANTIVIRUS UNTUK VIRUS HERPES DAN
CITOMEGALOVIRUS (CMV)
Foskarnet
Hambat DNA dan RNA polimerase virus
Pemberian : IV saja
Indikasi : retinitis CMV yang resisten terhadap gansiklovir
ES : nefrotoksik, hipokalsmia, hipomagnesemia, hipokalemia
Trifluridin
Analog pirimidin
Pemberian topikal untuk keratokonjungtivitis oleh virus herpes
simpleks
Hambat sintesis DNA virus
ANTIVIRUS UNTUK VIRUS HERPES DAN
CITOMEGALOVIRUS (CMV)
Vidarabin
Analog nukleosida, hambat DNA polimerase virus
Pemberian IV dan topikal
Indikasi : keratokonjungtivitis oleh HSV (topikal), ensefalitis
oleh HSV (IV)
Sidovovir
Analog nukleotida
Indikasi : retinitis oleh CMV
Pemberian : IV dan topikal
ES : nefrotoksik
KI : wanita hamil (teratogenik terhadap hewan coba)
ANTIVIRUS UNTUK HEPATITIS
Entecavir
• Analog guanosin; hambat HBV polimerase
• Bioavailibilitas oral baik
• Indikasi : hepatitis B kronik
Interferon
• Dibentuk oleh host (leukosit, fibroblas, limfosit-T)
• Menduduki reseptor pada membran sel host mensintesis
protein yang menghambat sintesis protein virus
• Indikasi : hepatitis B dan C, infeksi virus herpes zoster, hairy
cell leukemia, AIDS-related Kaposi’s sarcoma
• ES : flu like syndrome, leukopenia, trombositopenia
ANTIVIRUS UNTUK INFEKSI
SALURAN PERNAFASAN
Amantadin
MK : hambat uncoating virus
Indikasi : virus influenza A pada 48 jam pertama infeksi dan
untuk profilaksis
ES : insomnia, ataksia, intoleransi gastrointestinal
Ribavirin
Hambat sintesis mRNA virus
Indikasi untuk infeksi RSV berat pada anak-anak (aerosol) dan
juga untuk hepatitis B (dikombinasi dengan interferon)
ES : anemia transien, hiperbilirubinemia
KI : wanita hamil
ANTIVIRUS UNTUK INFEKSI
SALURAN PERNAFASAN
diperantarai
peningkatan cGMP Peningkatan sekresi
(cyclic guanosine asam lambung
monophosphate) Relaksasi otot polos
Kontraksi otot polos Vasodilatasi
Permeabilitas Flushing
pembuluh darah Meningkatkan kadar
meningkat cAMP dan
Sekresi mukus menurunkan cGMP
meningkat Relaksasi bronkus
Bronkokonstriksi
RESEPTOR H3
Kontraindikasi
Pasien asma bronkial
hipotensi
Mengantagonis efek histamin
Epinefrin pertama digunakan
Antergan, neoantergan, difenhidramin, dan
tripelenamin udem,
Tapi tidak melawan efek hipersekresi asam
lambung akibat histamin
1972 antihistamin baru : burinamid,
metiamid dan simetidin menghambat
sekresi asam lambung akibat histamin
Organ Kerja Antihistamin
Otot Polos Menghambat bronkokonstriksi akibat
histamin
Pembuluh penurunan permeabilitas dan udem
darah Kapiler
Farmakologi I
Program Diploma III
FFUP
DERIVAT AMINOGLIKOSIDA
• Gentamisin
• Tobramisin
• Amikasin
• Netilmisin
• Kanamisin
• Streptomisin
• Neomisin
MEKANISME KERJA
• Hambat sintesis protein (ribosom subunit
30S)
• Bakterisidal
• Sinergisme dengan AB betalaktam pada
pengobatan beberapa infeksi berat
• Menghambat asetilkolin release
SPEKTRUM ANTIMIKROBA
• Terutama kuman gram negatif seperti
P.aeruginosa, Klebsiella, Proteus, E.coli
• Streptomisin : tidak efektif terhadap
P.aeruginosa. Hanya diindikasikan untuk
pengobatan tuberkulosis.
• Amikasin efektif untuk infeksi yang
resisten gentamisin gram negatif.
MEKANISME RESISTENSI
• Kegagalan penetrasi ke dalam kuman
• Rendahnya afinitas obat pada ribosom
• Mengeluarkan enzim perusak obat (mis.
Asetiltransferase), via plasmid
FARMAKOKINETIK
• Absorpsi : sangat polar, tidak diserap via saluran
cerna tidak dapat diberikan per oral
• Distribusi : baik keseluruh tubuh, kecuali cairan
serebrospinal atau sawar darah otak
• Konsentrasi tinggi pada ginjal dan telinga bagian
dalam menyebabkan nefropati dan
ototoksisitas
• Metabolisme : tidak dimetabolisme
• Ekskresi : filtrasi glomerulus. Pada insufisiensi
ginjal : terjadi akumulasi obat perlu
pengurangan dosis.
INDIKASI
• Gentamisin, netilmisin, tobramisin,
amikasin : untuk infeksi berat oleh kuman
gram negatif. Seperti infeksi saluran urin.
Sering dikombinasi dengan antibiotik
betalaktam
• Streptomisin : tuberkulosis, bruselosis.
• Neomisin : sterilisasi usus dan infeksi kulit
minor
EFEK SAMPING
• Ototoksisitas : menyebabkan kerusakan sistem
koklear dan vestibuler kehilangan pendengaran,
tinnitus, vertigo, ataksia, kehilangan keseimbangan.
Perhatian : insufisiensi ginjal dan usia lanjut
- Streptomisin & gentamisin >> vestibuler
- Neomisin, kanamisin, amikasin >> akustik
- Tobramisin kedua sistem
• Nefrotoksisitas
• Paralisis neuromuskuler (hanya pada dosis sangat
tinggi). Perhatian : pemberian intraperitoneal /
intrapleural
• Neutritis perifer : parestesi di sekitar mulut, muka,
tangan setelah suntikan streptomisin
• Reaksi alergi : awas neomisin topikal
INTERAKSI OBAT
Nefrotoksisitas ↑ jika aminoglikosida dikombinasikan dengan
nefrotoksik lain seperti :
•Furosemid
•Asam etakrinat
•Vankomisin
•Ampoterisin B
•Siklosporin
•Indometasin
Streptomisin :
• Hanya diindikasikan untuk tuberkulosis, bruselosis
Kanamisin
• Dulu untuk antituberkulosis
• Tidak efektif untuk P. aeruginosa
Neomisin
• Untuk sterilisasi usus dan topikal (+ bacitrasin) untuk infeksi kulit ringan
• Terlalu toksik untuk penggunaan sistemik
ANTIBIOTIKA
TETRASIKLIN
PENDAHULUAN
• Derivat :
Klortetrasiklin Oksitetrasiklin
Tetrasiklin Demeklosiklin
Doksisiklin Minosiklin
Metasiklin
• Bakteriostatik
• MK : hambat sintesis protein mikroba
• Spektrum :
Luas, bakteri Gram (+) dan (-), aerobik & anaerobik,
Chlamydia, Mycoplasma pneumoniae, Legionella spp,
atypical Mycobacteria, Plasmodium spp, Rickettsiae, dan
beberapa protoza dan ameba.
MEKANISME RESISTENSI
• Menghambat influks dan meningkatkan
efluks obat oleh pompa protein
• Menghambat binding obat ke ribosom
• Membuat enzim yang merusak obat
FARMAKOKINETIK
• Diserap hanya sebagian, kecuali doksisiklin dan
minosiklin
• Penyerapan terhambat makanan, ion divalen (Ca++,
Fe++, Mg++) atau trivalen (Al+++), produk susu serta
antasida, kecuali doksisiklin dan minosiklin.
• Distribusi : luas, kecuali CSF
• Metabolisme : hati
• Menembus plasenta dan diekskresi dalam ASI
• Ekskresi melalui empedu dan urin
• Mengalami sirkulasi enterohepatik
• Pada gagal ginjal terjadi akumulasi, kecuali doksisiklin
• Yang diserap hampir lengkap : doksisiklin dan minosiklin
• Doksisiklin dan minosiklin punya t½ panjang (16-18 jam)
dapat diberikan sekali sehari
INDIKASI
• Acne / Jerawat
• Drug Of Choice : infeksi oleh Mycoplasma
pneumoniae, Chlamydiae, ricketsiae dan
beberapa spirochaeta.
• Ulkus duodenum oleh H. pylory
(dikombinasi)
• Penyakit Menular Seksual (PMS)
• Kolera oleh Vibrio cholerae
• Eksaserbasi bronkitis kronis
• Leptospirosis
ES dan IO
Efek samping :
• Gangguan GIT : mual, muntah, diare
obat + makanan/karboksimetilselulosa n,v,d ↓↓
• Perubahan warna gigi pada anak
• Hepatotoksis : wanita hamil & deformitas
• Nefrotoksisitas : tetrasiklin kadaluarsa
Interaksi Obat :
• Antasid atau hematinik ganggu absorpsi tetrasiklin
• Karbamazepin, fenobarbital, dan fenitoin
memperpendek t½ tetrasiklin
ANTIBIOTIKA
MAKROLID
PENDAHULUAN
Derivat :
• Eritromisin (prototip), spiramisin,
roksitromisin, klaritromisin
• Linkomisin, klindamisin (gol. Linkosamid)
• Azitromisin (golongan azalid)
ERITROMISIN
• Bakteriostatik atau bakterisid
• Mekanisme kerja :
Hambat sintesis protein kuman pada
ribosom subunit 50S
• Spektrum antibakteri :
Terutama kuman gram positif : stafilokokus,
streptokokus, pneumokokus, corynebacyteria
Juga : Mycoplasma, legionella, C.
trachomatis, Campylobacter, Treponema, H.
ducreyi, riketsia
RESISTENSI
1. penurunan permeabilitas membran sel atau
pengaliran keluar (efluks) yang aktif
2. produksi esterase (oleh enterobacteriaceae)
yang menghidrolisis makrolid
3. modifikasi situs ikatan ribosom (proteksi
ribosom) oleh mutasi kromosom atau oleh
methylase m/ plg dominan
Resistensi silang eritromisisn-makrolid lain.
FARMAKOKINETIK
Bentuk basa mudah dirusak asam lambung (hrs
dlm btk salut enterik); bentuk stearat dan ester
lebih stabil
Makanan ganggu absorpsi
Distribusi luas, kecuali SSP dan CSF
Waktu paruh 1,5 jam
Resirkulasi enterohepatik
Gagal ginjal tdk perlu penyesuaian dosis
Kadar tinggi dalam empedu
Ekskresi mll feses (±95%), sisanya urine
Melintasi plasenta janin
INDIKASI
Indikasi/Penggunaan Klinik :
Infeksi sal. Nafas atas dan bawah oleh kuman yg peka
(diphteria, pneumonia atipik oleh M. pneumoniae,
Legionella)
Obat alternatif pd pasien hipersensitif thdp penisilin
Infeksi Clamydia tracomatis, mis. Uretritis, servisitis
Infeksi C. jejuni
Chancroid, sifilis
Dosis :
Eritromisin basa, stearat atau estolate oral 0,25-0,5 g
tiap 6 jam (anak 40 mg/kg/hari)
Eritromisin etilsuksinat oral 0,4-0,6 g tiap 6 jam
Eritromisin lactobionate i.v. 0,5-1,0 g tiap 6 jam
ES dan IO
Efek Samping :
Gangguan GIT mual, muntah, diare, anoreksia
Toksisitas hati hepatitis kolestasis akut oleh
Eritromisin estolate
Reaksi hipersensitivitas kulit, eosinofilia, drug fever
Interaksi Obat :
Hambat enzim sitokrom P450 dan meningkatkan kadar
serum bbrp obat (teofilin, antikoagulan oral/warfarin,
siklosporin, metilprednisolon, karbamazepin)
Spiramisin
Kadar di jaringan lebih tinggi
Daya antibakteri < eritromisin
Roksitromisin
Kadar dalam darah dan jaringan lebih
tinggi
T ½ 10 jam
Efek samping lebih sedikit
LINKOMISIN DAN KLINDAMISIN
Juga aktif terhadap kuman anaerob
Absorpsi linkomisin dihambat makanan,
klindamisin tidak
Penetrasi ke tulang baik
Indikasi untuk infeksi berat oleh kuman yang
peka, juga infeksi oleh kuman anaerob
(pneumonia aspirasi, infeksi intraabdominal,
infeksi pelvis wanita), oeteomielitis
Hati-hati antibiotic-associated
pseudomembranous cilitis (AAPMC). Kausa :
toksin C. difficile. Terapi :
hentikan obat
beri vankomisin atau metronidazol
AZITROMISIN
Absorpsi per oral cepat dan sangat baik
Makanan ganggu absorpsi berikan 1 jam a.c atau
2 jam p.c
Kadar dalam jaringan tinggi sekali, kecuali CSF
Masa paruh eliminasi panjang (2-4 hari)
Diambil oleh makrofag jaringan dan fibroblas
Tdk hambat E sitokrom P450 interaksi obat (-)
Aktif terhadap M. avium dan Toksoplasma gondii
Sangat aktif thdp Clamydia dan H. influenzae
Dosis : awal 500 mg, selanjutnya 250 mg ds tunggal
harian selama 4 hari
KLARITROMISIN
Absorpsi oral lebih baik
Lebih stabil dalam pH rendah
T1/2 lebih panjang (6 jam) dosis
2x/hari
Lebih aktif terhadap M. avium, M. leprae,
T.gondii
ES terhadap saluran cerna ↓
Dosis : 250-500 mg 2x/hari
ANTIBIOTIKA
KUINOLON
Farmakologi I
Program Diploma III
FFUP
ASAM NALIDIKSAT
• Kuinolon lama
• Hanya sebagai antiseptik saluran kemih
• Kekurangan :
- spektrum antibakteri sempit
- daya antibakteri lemah
- cepat terjadi resistensi
- eliminasi melalui urin berlangsung cepat
sulit dicapai kadar terapeutik dalam darah
• Kontra indikasi : anak-anak dan wanita hamil
FLUOROKUINOLON
• Modifikasi struktur golongan kuinolon
baru dengan atom fluor pada cincin
kuinolon fluorokuinolon
Dengan kelebihan :
• Spektrum antibakteri lebih luas
• Daya antibakteri >>
• Dapat untuk infeksi sistemik (dengan
memperbaiki penyerapan)
• Memperpanjang masa kerja
DERIVAT FLUOROKUINOLON
• Generasi I :
Asam nalidiksat
• Generasi II :
Siprofloksasin, Norfloksasin, Ofloksasin
• Generasi III :
Gatifloksasin, levofloksasin, moksifloksasin,
sparfloksasin
• Generasi IV :
Trovafloksasin
MEKANISME KERJA
• Hambat enzim DNA girase (topoisomerase
II) kuman
• Fungsi DNA girase : dalam proses
supercoling untuk menata kromosom
kuman sehingga bisa muat dalam sel yang
kecil
• Bersifat bakterisidal
MEKANISME RESISTENSI
• Melalui mutasi pada DNA atau pada
membran sel, tidak melalui plasmid
• Resistensi silang antar fluorokuinolon
SPEKTRUM ANTIMIKROBA
• Terutama kuman gram negatif, misalnya
Enterobacteriaceae, S. typhi, gonokokus,
klamidia.
• Efektif terhadap kuman-kuman nosokomial
yang sudah resisten terhadap antibiotik
lain (aminoglikosida dan betalaktam)
• Beberapa kuman gram positif, misalnya
stafilokokus (termasuk MRSA)
• Kuman yang kurang peka terhadap
fluorokuinolon : P. aeruginosa,
streptokokus, kuman anaerob
FARMAKOKINETIK
• Absorpsi per oral :
Terbaik : pefloksasin
Kurang baik : siprofloksasin, norfloksasin (adanya
antasida absorpsi menurun)
• Semua fluorokuinolon diberikan per oral
Yang juga ada bentuk parenteralnya : pefloksasin,
siprofloksasin
• Metabolisme : di hati
• Ekskresi : ginjal
• Masa paruh eliminasi : 4-10 jam
Pefloksasin mempunyai t½ terpanjang
• Gagal ginjal : Pefloksasin : kumulasi (-)
Ofloksasin : kumulasi (+)
• Gangguan faal hati berat : pefloksasin : kumulasi (+)
• Siprofloksasin dan ofloksasin dapat mencapai kadar
tertinggi pada CSS bila ada meningitis
INDIKASI
• Infeksi saluran kemih (indikasi utama)
• Infeksi saluran nafas bagian bawah
• Uretis gonore, uretritis karena klamidia
• Infeksi saluran cerna, demam tifoid
KI, IO, ES
Kontra indikasi
• Anak dan wanita hamil
Interaksi obat :
• Siprofloksasin/pefloksasin + teofillin kadar
teofilin meningkat
Efek samping
• Mual, muntah, diare
• Gangguan SSP : sakit kepala, vertigo, insomnia
ANTIBIOTIKA
PENGHAMBAT SINTESIS FOLAT
PENDAHULUAN
• Penghambat sintesis folat yaitu :
- Sulfonamid
- Sulfonamid + trimetoprim (kotrimoksazol)
SULFONAMID
• Analog PABA
• Broad spektrum
Sekarang sudah banyak galur kuman
(meningokokus, pneumokokus,
streptokokus, stafilokokus dan gonokokus)
yang resisten thd sulfonamid
• Bakteriostatik, kadar >> diurin
bakterisid
SULFONAMID (2)
• Farmakokinetik :
- Absorpsi : - Diserap baik melalui saluran cerna
- Diserap kurang baik pada saluran nafas,
vagina, kulit yang terluka cukup toksik
atau hipersensitivitas
- Distribusi :- terikat protein plasma
-terdistribusi ke seluruh jaringan sistemik
-dapat menembus masuk ke CSS
resistensi jarang digunakan untuk
meningitis
- Metabolisme : Asetilasi di hepar
- Ekskresi : >> ginjal (dalam bentuk asetil maupun
bebas)
<<< tinja, empedu dan ASI
SULFONAMID (3)
• Lama kerja :
- Pendek : sulfadiazin, sulfisoksazol
- Menengah : sulfametoksazol (biasanya +
trimetoprim)
- Lama : sulfadoksin ( + pirimetamin untuk
malaria)
SULFONAMID (4)
• Sulfasalazin :
- Untuk kolitis
- sukar diserap di saluran cerna
As. dihidrofolat
As. tetrahidrofolat
• Farmakokinetik :
- Absorpsi cepat
- Kadar trimetoprim tinggi di prostat
3
Agar sel normal menjadi sel kanker, perubahan genetik
harus :
• mendorong pertumbuhan sel
• menginaktivasi gen yang normalnya tumbuh lambat
• membiarkan sel tetap membelah (imortal)
• membiarkan sel tetap dalam keadaan abnormal, yang
dalam keadaan lain akan menyebabkan kematian sel
(= apoptosis)
• memungkinkan sel kanker merekrut sel normal untuk
menunjang suplai nutrisi bagi kehidupannya
• mengembangkan strategi agar sistem imun tidak
menghancurkan sel kanker.
Pada masa embriogenesis – semua sel bereproduksi
(memperbanyak diri)
Telophase
Metaphase
Anaphase
DEATH
G0
DIFFERENTIATION
Mitosis
M
S
DNA synthesis
Interfase
(G1, S, G2)
S
G1 kkk
G2
G0 M Mitosis (M)
• Proto-onkogen
Adalah gen pada sel, yang ketika diaktifkan , merangsang
sel untuk menjalani siklus sel sehingga menghasilkan
pertumbuhan dan proliferasi sel.
Proto-onkogen normal yang menjadi overaktif dan
menyebabkan pembelahan sel tak-terkontrol dinamakan
onkogen (gen penyebab kanker)
Terbentuknya kanker adalah proses bertahap yang perlu waktu lama
(beberapa dekade). Langkah pertama diduga adalah mutasi DNA
Kebanyakan kesalahan ini teridentifikasi oleh enzim pengoreksi dan
dikoreksi atau sel diperintahkan untuk menghancurkan diri sendiri.
Pada individu tertentu, kesalahan ini tidak disadari, tidak diperbaiki,
atau sel tidak menghancurkan diri sendiri. Perubahan genetik menjadi
mutasi permanen, diturunkan ke semua sel anak dan bersifat
ireversibel (disebut inisiasi seluler).
Agar dapat terbentuk, selanjutnya sel tersebut harus berinteraksi
selama bertahun² dengan faktor endogen dan faktor eksogen yang
menyebabkan perubahan genetik tambahan (peristiwa promosi).
Semua ini memicu produksi sel yang berproliferasi secara agresif
tanpa kendali kualitas. Bila peristiwa promosi terkait erat dengan sel
yang menjadi otonom, maka peristiwa tersebut dapat menyebabkan
sel menjadi sel kanker.
18
Sel kanker tidak berespons terhadap sinyal normal
yang mengontrol reproduksi sel (otonomi).
Sebaliknya, sel kanker menjalani siklus sel lebih
sering dibandingkan sel normal, menyebabkan
munculnya sel abnormal yang berlebihan.
A. Karakteristik pejamu :
Usia, jenis kelamin, status kesehatan/imun dan gizi.
B. Karakteristik tumor :
Letak dalam tubuh, suplai darah, derajat anaplasia,
ada tidaknya faktor pertumbuhan tumor, sekresi bahan yang
menunjang pertumbuhan (contoh faktor angio-genesis –
yang merangsang pembentukan pembuluh darah baru).
Normal
cell
Nucleus
Few
mitoses
Blood vessel
Abnormal
heterogeneous cells
NORMAL
EXPRESSION
MUTAGENIC OR
CELLULAR
CARCINOGENIC AGENTS
ONCOGENE
VIRAL ONCOGENE
INCREASED OR ABNORMAL
EXPRESSION
CANCER
GROWTH
36
37
Tumor di-identifikasikan berdasarkan jaringan asal tempat
mereka tumbuh, ditambahkan akhiran –OMA untuk
mengidentifikasikan sebagai tumor (baik jinak /benigna
atau ganas/maligna = kanker).
38
number of
cancer cells
10 12
10 9 diagnostic
threshold
(1cm)
time
undetectable detectable
cancer cancer
limit of host
clinical death
detection 39
• Efek Frekuensi Siklus Sel pada Kesalahan Transkripsi
Semakin sering transkripsi DNA dan sel membelah, semakin
besar kemungkinan terjadi kesalahan, tidak terkoreksi dan
terjadi mutasi yang diwariskan.
Sel² yang sering bereproduksi dan membelah berisiko tinggi
untuk menjadi sel kanker.
40
• Efek Bahan Penyebab Mutasi
Setiap bahan fisik, kimiawi, atau virus dapat menyebabkan
kesalahan replikasi DNA atau menghancurkan enzim
pengoreksi. Mutagen juga dapat menginaktifkan gen penekan
tumor . Bila kesalahan pertama diikuti oleh mutasi yang
mengubah proto-onkogen menjadi onkogen, proliferasi dapat
menjadi tidak terkendali.
• Promosi
Sel bermutasi bukan sel kanker, perlu efek promosi ber-tahun²
sebelum berubah menjadi sel kanker.
Contoh promotor : hormon estrogen, zat tambahan dalam
makanan, obat²an, asap rokok dan alkohol, dll.
41
• Faktor Risiko
Yaitu faktor² yang dapat meningkatkan atau menurunkan
kemungkinan munculnya suatu mutasi dan dipromosikannya
suatu sel bermutasi menjadi sel kanker.
Contoh : Pajanan ke bahan fisik, kimiawi, atau virus yang
diketahui bersifat mutagenik, dan pajanan berkepanjangan
kepada ke suatu promotor.
Mutagen dapat terhirup, tertelan atau bekerja di kulit.
42
• Tanda / gejala klinis yang SPESIFIK untuk jenis tumor tertentu
(letak tumor, keluhan yang menyertai, dll.)
• Beberapa gejala UMUM yang terdapat pada sebagian besar
penderita kanker a.l. :
▪ Kakeksia (cachexia)
Pasien akan menjadi kurus karena lemak dan protein berkurang.
Penyebab : nafsu makan menurun, pencernaan terganggu, sel
kanker menggunakan nutrien yang diambil dari pejamu untuk
metabolismenya.
▪ Anemia
Terjadi dini pada kanker sumsum tulang, akibat perdarahan kronik,
akibat kemoterapi/radiasi.
▪ Keletihan
Akibat malnutrisi , gangguan oksigenasi, hambatan suplai darah.
43
• Anamnesa : Keluhan, riwayat genetik, kebiasaan hidup, dll.
• Pemeriksaan tambahan :
- Metode canggih termasuk radiografi, pemindai (CT-scan),
Magnetic Resonance Imaging (MRI), pemindai tulang, dll.
44
• Untuk membantu diagnosa kanker pada tahap dini .
• Beberapa contoh :
a) Pap smear – mendeteksi kanker serviks
b) Mamografi – kanker payudara
c) Pemeriksaan prostat (digital) dan kadar PSA
(Prostat Specific Antigen) – kanker prostat
45
• Infeksi
Sering terjadi pada pasien kanker, disebabkan oleh malnutrisi
protein, defisiensi gizi lain, supresi imun (sering terjadi pada
terapi konvensional) , hormon yang diproduksi sebagai respons
terhadap stress jangka panjang, pembedahan, dll.
• Nyeri
Akibat tumor yang menekan saraf atau pembuluh darah di area
tertentu (sehingga terjadi hipoksia, penimbunan asam laktat dan
kematian sel), enzim pencerna dari sel kanker dapat merusak
sel, bagian dari reaksi imun dan inflamasi terhadap kanker.
46
1. Kanker Payudara
2. Kanker Darah/Leukemia
3. Kanker Paru
4. Kanker Serviks
5. Kanker Colon