Sifat genetik:
• resistensi alamiah
• resistensi didpt (acquired resistance).
• resistensi yg dipindahkan (transferred resistance), mutasi
genetik spontan
• rangsang antimikroba (induced resistance).
ANTIMIKROBA
MEKANISME RESISTENSI.
Ada 5 mekanisme resistensi kuman thd antimikroba yaitu :
• perubahan tempat kerja (target site) obat pd mikroba;
• mikroba menurunkan permeabilitasnya shg obat sulit
masuk ke dlm sel;
• inaktivasi obat oleh mikroba;
• mikroba membtk jalan pintas utk menghindari tahap yg
dihambat oleh antimikroba;
• meningkatkan produksi enzim yg dihambat oleh
antimikroba.
ANTIMIKROBA
• 5. EFEK SAMPING
– Efek samping penggunaan antimikroba dpt dikelompokkan
menurut reaksi alergi, reaksi idiosinkrasi, reaksi toksik,
serta perubahan biologik dan metabolik pd hospes.
ANTIMIKROBA
• REAKSI ALERGI.
– Reaksi alergi dpt ditimbulkan oleh semua antibiotik dg
melibatkan sistem imun tubuh hospes; terjadinya tdk
bergantung pd besarnya dosis obat. Manifestasi gejala dan
derajat beratnya reaksi dpt bervariasi.
ANTIMIKROBA
• REAKSI IDIOSINKRASI.
– Gejala ini merupakan reaksi abnormal yg diturunkan
secara genetik thd pemberian antimikroba tertentu.
– Contoh: 10% pria berkulit hitam akan mengalami anemia
hemolitik berat bila mendpt primakuin. Ini disebabkan
mereka kekurangan enzim G6PD.
ANTIMIKROBA
REAKSI TOKSIK.
• Antimikroba pd umumnya bersifat toksik-selektif, tetapi sifat
ini relatif. Efek toksik pd hospes dpt ditimbulkan oleh semua
jenis antimikroba.
• Yg mungkin dpt dianggap relatif tdk toksik sampai kini ialah
gol penisilin.
• Gol aminoglikosida pd umumnya bersifat toksik terutama thd
Nervus octavus.
• Gol tetrasiklin cukup terkenal dlm mengganggu pertumbuhan
jaringan tulang, tms gigi, akibat deposisi kompleks tetrasiklin
kalsium-ortofosfat. Dlm dosis besar obat ini bersifat
hepatotoksik, terutama pd pasien pielonefritis dan pd wanita
hamil.
ANTIMIKROBA
PERUBAHAN BIOLOGIK DAN METABOLIK.
• Pd tubuh hospes, baik yg sehat maupun yg menderita infeksi,
terdpt populasi mikroflora normal.
• Dg keseimbangan ekologik, populasi mikroflora tsb biasanya
tdk menunjukkan sifat patogen.
• Penggunaan antimikroba, terutama yg berspektrum lebar, dpt
mengganggu keseimbangan ekologik mikroflora shg jenis
mikroba yg meningkat jml populasinya dpt menjadi patogen.
• Gangguan keseimbangan ekologik mikroflora normal tubuh
dpt terjd di saluran cerna, napas dan kelamin, dan pd kulit.
ANTIMIKROBA
• Pd beberapa keadaan perubahan ini dpt menimbulkan
superinfeksi yaitu suatu infeksi baru yg terjadi akibat terapi
infeksi primer dg suatu antimikroba.
• Mikroba penyebab superinfeksi biasanya ialah jenis mikroba
yg menjadi dominan pertumbuhannya akibat penggunaan
antimikroba, misal kandidiasis sering timbul sbg akibat
penggunaan antibiotik berspektrum lebar, khususnya
tetrasiklin.
• Pd pasien yg lemah, superinfeksi potensial dpt sangat
berbahaya, sebab kebanyakan mikroba penyebab
superinfeksi biasanya ialah kuman gram-negatif dan
stafilococcus yg multi-resisten thd obat, Candida serta fungus
sejati.
• Superinfeksi dpt menimbulkan kesulitan di Rumah sakit.
ANTIMIKROBA
Faktor yg memudahkan timbulnya superinfeksi ialah :
1) adanya faktor atau penyakit yg mengurangi daya tahan pasien;
2) penggunaan antimikroba terlalu lama;
3) Luas spektrum aktivitas antimikroba, tunggal maupun kombinasi
• Makin lebar spektrum antimikroba makin besar kemungkinan jenis
mikroflora tertentu menjadi dominan. Frekuensi kejadian superinfeksi
paling rendah ialah dg penisilin G.
Utk mengatasi superinfeksi:
1) menghentikan terapi dg antimikroba yg sedang digunakan
2) melakukan biakan mikroba penyebab superinfeksi
3) memberikan suatu antimikroba yg efektif thd mikroba tsb
• Selain menimbulkan perubahan biologik, penggunaan antimikroba
tertentu dpt pula menimbulkan gangguan nutrisi atau metabolik, misal
gangguan absorpsi zat makanan oleh neomisin.
UJI POTENSI ANTIMIKROBA