TM 9
Ca ox
Epidermis bawah + stomata
IDENTIFIKASI KANDUNGAN
KIMIA
Simplisia yang diuji dapat berupa:
Rajangan
Serbuk
Ekstrak
Sampel ditambahkan dengan pereaksi tertentu dan
reaksi warna yang terbentuk digunakan untuk
pemastian identifikasi.
ALKALOID
EKSTRAK
Kualitatif Kuantitatif
1. Pereaksi kimia
1. Gravimetri
(warna, endapan, kristal)
2. Kromatografi
2. Titrimetri
3. Spektrometri 3. Spektrometri
Identifikasi Alkaloid Secara Kualitatif
Reaksi Pengendapan
Alkaloid
Warna
Metanol 70%,
panaskan 15 menit
Simplisia Filtrat, totolkan
lanjutan ....
Secara KLT :
Pengembang (fase gerak): penjenuhan bejana: etil asetat – metanol -
air (77:13:10), dua kali, setiap kali 5 cm. Kemudian dengan kloroform
- metanol (95:5), satu kali 10 cm. Setiap kali selesai pengembangan,
pelat dikeringkan dulu selama 5 menit.
Cuplikan:
Ekstrak: cuplikan simplisia dididihkan, refluks (1:1) 15 mnt, saring
panas. Voleme campuran ad 100 mL metanol-air (1:1), dinginkan,
tambahkan 2 mL lart, timbal asetat basa (pereaksi), saring. Filtrat
ditotolkan 5 uL berupa bercak atau 10 uL berupa pita.
Larutan pembanding: 10 mg arbutin, 10 mg hidrokuinon, dan metil
hidrokuinon dilarutkan dalam 10 mL metanol. Ditotolkan 5 uL berupa
bercak dan 10 uL berupa pita.
Lanjutan ....
Deteksi KLT:
1. Larutan gelatin darah (pereaksi) dituangkan pada pelat.
2. Asam fosfomolibdad-anisaldehida (pereaksi)
GLIKOSIDA
Penentuan Secara Kualitatif:
1. Secara KLT:
Cuplikan: Simplisia dididihkan dengan merefluk methanol
air (1:1) selama 15 mnt, saring panas + methanol air
(1:1), dinginkan, tambahkan larutan timbal asetat
(pereaksi), saring. Filtrat, ditotolkan.
Larutan Pembanding: 10 mg arbutin, 10 mg hidrokuinon
dan metl hidrokuinon dilarutkan dalam 10 mL methanol.
Ditotolkan 5 uL berupa bercak dan 10 uL berupa pita.
Deteksi
1. UV 254 nm. Perhatikan pemadaman fluorrsensi
turunan hidrokuinon
2. Semprot dengan pereaksi kloronil dan berikan
uap ammonia.
MINYAK ATSIRI
Penentuan Secara Kualitatif:
1. Identifikasi dengan data Fisika: P20 (Berat jenis),
nD (Indeks Bias), AD (Rotasi Optik).
2. GC
3. Secara KLT
3. Secara KLT:
Cuplikan: minyak atsiri dilarutkan dalam toluene dg
konsentrasi 1% , cuplikan ditotolkan 3 uL, kecuali minyak
Juniperus & minyak terpentin yg ditotolkan 6 uL.
Larutan pembanding: 10 uL anetol, linail asetat, 1,8-
sineol, karvon, eugenol, dan 10 mg mentol masing2 di
larutkan dalam 0,1 mL toluene & larutan ditotolkan 5 uL
Deteksi:
a.UV 254 nm. Perhatikan pemadaman fluoresensi
b. Anis-aldehid-asam sulfat (pereaksi) diamkan 5 mnt
perubahan warna
KARBOHIDRAT
Penentuan Secara Kualitatif:
Pereaksi Mollish cincin ungu
Pereaksi Luff endapan merah
Pereaksi Fehling A dan B endapan kuning jingga
(karbohidrat)
Jika dipanaskan dengan asam sulfat dan fenol :
resorsinol, antron, anaftol, timol semua karbohidrat
pembentukan warna
Penambahan pereaksi Iod terjadi warna biru yang
disebabkan oleh komponen amilosa. Amilopektin
memberikan warna lembayung merah.
Penambahan pereaksi Iod terjadi warna biru yang
disebabkan oleh komponen amilosa. Amilopektin memberikan
warna lembayung merah.
Penambahan froroglusinol dalam asam klorida memberikan
warna lembayung merah: Pentosa dan polisakarida
(mengandung pentosa)
Golongan Karbohidrat tertentu berdasarkan daya mereduksi
tidak khas seperti: lart. Fehling, lart. Benedict, perak nitrat ber-
amonia, asam dinitro-salisilat basa, dsb. Asam askorbat dapat
dibedakan daya mereduksinya sangat kuat seperti reduksi zat
warna 2,6-dichlorofenol-indofenol atau perak nitrat dalam
larutan bersifat asam.
Secara khusus, kromatografi cair kinerja tinggi
dipakai secara efektif untuk menganalisis campuran
karbohidrat. Gula berbobot molekul rendah dan
polisakarida keduanya dapat dipisahkan dengan
menggunakan kolom dan pengelusi yang cocok.
GC: memerlukan pembentukan senyawa turunan
seperti asetat atau eter trimetilsilil.
NMR: telah digunakan untuk pencirian dan
penggolongan fruktan.
MINYAK LEMAK
Penentuan Secara Kualitatif/Kuantitatif