Anda di halaman 1dari 41

Penggunaan Antibiotik

secara Rasional
Alexander Randy Angianto
Narasumber:
Prof. dr. Herdiman T. Pohan, SpPD-KPTI
Rabu 21 Maret 2018
Pendahuluan

 Penggunaan antibiotik secara irrasional merupakan fenomena global


 Penggunaan obat-obatan yang irrasional
 Outcome yang buruk
 Efek samping yang tidak perlu ada
 Wastage of resources
 Masalah ekonomi
 Penggunaan antibiotik yang irrasional  berkontribusi pada resistensi antimikrobal yang akan
dengan signifikan meningkatkan angka kesakitan dan kematian
Pendahuluan

 Konsep :
 “meresepkan obat yang tepat, dalam dosis yang adekuat untuk durasi yang cukup
dan sesuai dengan kebutuhan klinis pasien serta dengan harga yang paling rendah”
 WHO Global Strategy:
 penggunaan antibiotik yang tepat: efektif dari segi biaya dengan peningkatan efek
terapeutik klinis, meminimalkan toksisitas obat dan meminimalkan terjadinya
resistensi
Definisi

 Antibiotika:
 senyawa yang dihasilkan oleh mikroorganisme (bakteri, jamur) yang mempunyai
efek menghambat atau menghentikan suatu proses biokimia mikroorganisme lain
 WHO: segala obat-obatan yang dapat menyembuhkan infeksi yang disebabkan
oleh bakteri.
Golongan Antibiotik

1. Beta-laktam 8. Glikopeptida
 Penisilin 9. Kotrimoksazol
 Sefalosporin 10. Asam Fusidik
 Karbapenem 11. Metronidazol
 Monobaktam 12. Rifampin
2. Aminoglikosida 13. Polimiksin
3. Kuinolon 14. Linezolide
4. Tetrasiklin
5. Makrolid
6. Klindamisin
7. Kloramfenikol
Bakterisidal Bakteriostatik

 
Beta laktam-derivat penisilin Tetrasiklin
 sefalosporin,
 Sulfonamid
 monobaktam

 Trimetoprim
karbapenem
 Glikopeptida (vankomisin)  Kloramfenikol
 Fluorokuinolon  Makrolid
 Kuinolon
 Metronidazol
 Kotrimoksazol
 Aminoglikosida
 Rifampin
 Polimiksin
 Daptomisin
Mekanisme Kerja
Sintesis Protein: Transkripsi

 Molekul DNA harus utuh dalam bentuk heliks sebelum “dibaca” oleh
RNA polimerase
 Pemotongan terhadap molekul dan secara tepat merekatkan kembali ujung
potongan yang ada  DNA girase
 RNA polimerase
 bergerak di sepanjang DNA (gen), diurai oleh DNA girase, dan mengikuti
kode pesan dari deoksiribonukleotida, membentuk jaring ribonukleotida
yang berpasangan  pre-mRNA  mRNA (messenger RNA)
Sintesis Protein: Translasi

 Ribosom
 Subunit ribosom 30S melekat pada mRNA melalui “ribosome
binding site”, kemudian bergerak di sepanjang RNA sampai RNA
mencapai kodon awal (AUG)
 Di sini, sebuah tRNA (dengan antikodon UAC), yang membawa
metionin (f-Met)  kompleks inisiasi
 Sebuah subunit ribosom 5OS kemudian datang dan bergabung
dengan kompleks tersebut  ribosom 70S.
Sintesis Protein: Translasi

 RNA transfer (tRNA)  melekat pada 20 asam amino  protein


 Saat ribosom 70S bergerak di sepanjang mRNA, tRNA melekat dengan
membawa asam amino yang melekat pada mereka
 Asam amino  rantai protein yang panjang secara bertahap
 Ketika ribosom mencapai akhir kode pesan  translasi berhenti  sebuah
protein yang lengkap dilepaskan.
Antibiotik yang Menghambat Sintesis
Protein
Rifampisin
 Terikat pada RNA polimerase  menghambat inisiasi transkripsi DNA ke RNA.
Kuinolon
 Secara spesifik menghambat DNA girase bakteri  memotong struktur heliks ganda,
namun mencegah ujung potongan untuk bersatu kembali.
Metronidazol
 Antianaerob yang penting dan agen antiprotozoa
 Juga memiliki efek terhadap fungsi membran sel.
Aminoglikosida
 Aminoglikosida terikat secara ireversibel pada subunit ribosom 30S
 Mencegah subunit SOS untuk bergabung.
Antibiotik yang Menghambat Sintesis
Protein
Tetrasiklin
 Terikat secara reversibel pada subunit 30S  antikodon pada tRNA tidak dapat tersusun dengan
baik dengan kodon pada mRNA.
Makrolida
 Terikat secara reversibel pada subunit 5OS
 Mencegah pembentukan ikatan peptida antar asam amino dan menjaga ribosom 70S untuk tidak
translokasi ke mRNA
Klindamisin = Makrolida
Oksazolidinon dan Streptogramin
 Berikatan dengan subunit ribosom SOS
 Mencegah perlekatan pembentukan kompleks inisiasi.
Trimetoprim dan Sulfonamida
 Menghambat produksi asam folat dari asam para-amino benzoat (PABA).
Sintesis Dinding Bakteri

 Peptidoglikan:
 komponen dinding sel bakteri: polisakarida seperti N-asetilglukosamin (NAG) dan
asam N-asetilmuramat (NAM)  ikatan silang (cross link)  dinding yang solid
 NAG dan NAM (dan ikatan silangnya) sedikit berbeda antara organisme Gram positif
dan Gram negatif  Gram negatif memiliki membran luar (outer membrane) di luar
dinding sel.
Antibiotik yang Menghambat Sintesis
Dinding Bakteri
Beta-laktam
 Menghambat pembentukan dinding sel bakteri
 Reaksi idiosinkratik dapat terjadi, seperti alergi penisilin, anafilaksis, dan
nefritis interstisial akut
Vankomisin
 Menghambat sintesis dinding sel organisme Gram positif.
 Telavancin (derivat sintetik vankomisin): menghambat sintesis dinding sel dan
juga mengganggu membran sel.
Daftar Antibiotik
Daftar Antibiotik
Daftar Antibiotik
Daftar Antibiotik
Daftar Antibiotik
Daftar Antibiotik
Pemilihan Antibiotika

 Beberapa faktor yang dapat dipertimbangkan dalam pemilihan antibiotik


 Diagnosis yang sesuai
 Cakupan spektrum yang sesuai
 Bukti efektivitas
 Pola resistensi lokal, nasional, dan internasional
 Bukti adanya penggunaan pada infeksi spesifik tertentu
 Konsentrasi serum, jaringan, atau cairan tubuh
 Formulasi (oral atau intravena) dan bioavailabilitas
 Tingkat kepatuhan
 Biaya
Faktor-faktor untuk Memilih Antibiotik
Aspek Terapi Antibiotik

 Aspek Obat :
 Farmakokinetik dan farmakodinamik
 Kombinasi Antibiotik
 Efek Samping Antibiotik
 Aspek Mikrobiologi Kuman : identifikasi, sensitifitas
 Aspek Pasien : Derajat Infeksi, Tempat Infeksi, Usia, Faktor Genetik dan
Kondisi Komorbid, Status Imunitas, Kehamilan atau Laktasi, Riwayat Alergi,
Faktor Sosioekonomi, tujuan pemberian antibiotik
Antibiotik dengan Aktivitas Gram Positif
Antibiotik dengan Aktivitas Gram Negatif
Penetrasi Antibiotik pada Jaringan
Kombinasi Antibiotik

Kegunaan:
1. Mencegah terbentuknya kuman patogen resisten
2. Efek sinergistik/aditif, trimetoprim dengan sulfametoksazol terhadap bakteri
Gram negatif.
3. Terapi terhadap patogen multipel, pada infeksi intraabdomen sehingga
diberikan antibiotik spektrum luas (infeksi berat: infeksi intraabdomen,
abses otak, infeksi ekstremitas yang terjadi pada pasien dengan kaki
diabetes, sepsis)
Kombinasi Antibiotik
Efek samping antibiotik

Antibiotik Efek Samping


Beta-laktam Ruam pada kulit, diare (termasuk infeksi oleh C. difficile)
Vankomisin Anafilaksis (red man syndrome), nefrotoksisitas, ototoksisitas, alergi,
neutropenia
Aminoglikosida Nefrotoksisitas, ototoksisitas
Makrolid Gangguan pencernaan, ototoksisitas, hepatotoksisitas
Klindamisin Diare termasuk kolitis akibat C. difficile
Sulfonamid Reaksi alergi, insufisiensi renal
Fluorokuinolon Diare termasuk kolitis akibat C. difficile, insomnia, alergi, dll
Rifampin Hepatotoksisitas, perubahan warna pada urin dan cairan tubuh
lainnya, flu-like syndrome, insufisiensi renal
Metronidazol Efek metallic taste
Tetrasiklin Gangguan pencernaan, ulkus pada esofagus
Linezolid Mielosupresi, neuritis periferal
Tipe dan Tujuan Terapi Antibiotika
Mekanisme Resistensi Antibiotik
Mekanisme Resistensi Antibiotik
Tatalaksana Resistensi Antibiotik

 Extended Spectrum Beta-lactamase (ESBL)


 Mutidrug-resistant (MDR) Gram Negatif
 Carbapenemase-produsing Enterobactericeae (CRE)
Extended Spectrum Beta-lactamase (ESBL)

 ESBL: resistensi seluruh penisilin, sefalosporin, dan aztreonam


 Sering terjadi pada K. pneumoniae, K. ocytoca, E. Coli, dan P. Mirabilis
 Faktor risiko:
 riwayat perawatan di rumah sakit dengan tingkat ESBL tinggi,
 tinggal di panti sosial dalam jangka panjang, dan
 penggunaan antibiotik spektrum luas jangka panjang
 Terapi ESBL:
 meropenem 3 x 1 gram atau 3 x 2 gram pada infeksi SSP
 ertapenem 1 x 1 gram untuk ISK komplikata atau infeksi jaringan lunak
 siprofloksasin, kotrimoksazol, atau nitrofurantoin  alternatif ISK tanpa komplikasi.
Mutidrug-resistant (MDR) Gram Negatif

 Organisme tidak sensitif terhadap salah satu dari golongan antibiotik:


karbapenem, aminoglikosida, fluorokuinolon, penisilin, dan sefalosporin.
Carbapenemase-producing Enterobactericeae
(CRE)

 Karbapenemase
 enzim yang menyebabkan resistensi terhadap semua penisilin, sefalosporin,
karbapenem, dan aztreonam
 Tatalaksana:
 meropenem 3 x 2 gram iv selama 3 jam, ditambah satu agen yang masih sensitif, yaitu
amikasin, tigesiklin, kolistin.
Pemilihan Antibiotik secara Rasional

 Peresepan antibiotik hanya dilakukan atas dasar yang jelas


 Identifikasi patogen dengan mengumpulkan sampel cairan tubuh sebelum terapi antibiotik
dimulai
 Memulai terapi empiris sambil menunggu hasil laboratorium
 Untuk pasien dengan infeksi berat disertai gejala dan tanda sepsis, boleh langsung digunakan
antibiotik dengan sensitivitas tertinggi (sesuai kuman tersering pada pola kepekaan kuman)
 Pastikan dosis yang diberikan sudah benar
 Pada pasien dengan gangguan fungsi ginjal dan atau hati, sesuaikan dosis antibiotik
 Sesuaikan durasi terapi dengan jenis penyakit
 Sebisa mungkin gunakan antibiotik dengan spektrum sempit
 Observasi keadaan pasien dan mengawasi efektivitas pengobatan serta potensi terjadinya efek
samping dari obat.
 Ganti antibiotik atau kombinasi sesuai dengan hasil kultur dan tes resistensi.
Referensi

 World Health Organization. WHO global principles for the containment of antimicrobial resistance in animals intended for food:
report of a WHO consultation. Geneva. 2000.
 Kyriopoulos J. Introduction to the politics and economy of the medicine. Presentation of NSPC, National School of Public Health,
Europe. 2014.
 Kotsiftopoulos C, Kourkouta L, Papageorgiou M. The use of antibiotic medicine. Monograph, Lap Lambert Academic Publishing:
Saarbrucken, Germany. 2014.
 Hellenic Centre for Diseases Control and Prevention (HCDCP). Guidelines for diagnosis and experiential therapy infections. Athens,
Greece. 2007.
 Iosifidi H. Relationship of consumption of anti-microbial medicinal products and microbial resistance in a third-hospital hospital.
Study of the effect of therapeutic intervention instructions. Greece. 2013.
 Partalidou DA. The global phenomenon of antimicrobial resistance. Presentation of a phenomenon. Thesis. Intermediary Program of
Postgraduate Studies. Legal and Theological Schools. Department of Medicine-Dentistry. Aristotle University of Thessaloniki. Greece.
2016.
 Marcelos M. Medical pharmacology teaching notes. University of Ioannina. Greece. 2016.
 Kousoulakos X, Fragoulakis B. The drug market in Greece, annual report 2007. Greece. 2007.
 EOF. Primary care infections and their treatment. Athens. 2014.
 Livermore DM, Brown DF. Detection of beta-lactamase mediated resistance. J Antimicrob Chemother. 2001;48. h. 59-64.
 The World Health Organization (WHO). Antimicrobial resistance. Fact sheet No. 194. 2014.
 Koukos G. Microbial resistance to health and inflammation of periodontal disease and transfusional tissues. Greece. 2014.

Anda mungkin juga menyukai