Anda di halaman 1dari 4

Antibiotik penghambat sintesis protein

Penghambatan sintesis protein adalah berupa penghambatan dari proses translasi dan transkripsi
material genetic mikroorganisme. Penghambat sintesis protein bekerja di eubunit 30s dan
50sMenghambat atau melambat sintesis protein berarti mengurangi akumulasi protein salah dilipat
dalam sel, yang mengurangi stres pada sel dan memungkinkan sintesis protein untuk kembali normal.
Sintesis protein dapat dihambat oleh antibiotik seperti Klindamisin, Tetrasiklin, Spektinomisin,
Khloramfenikol, Neomisin, Streptomisin, Kanamisin, Eritromisin, Oleandomisin, Tilosin dan Linkomisin.

Proses Translasi

Ribosom bergerak disepanjang untai mRNA,membaca kodon (mRNA menempel pd ribosom).

Molekul tRNA membawa asam amino

Kodon tRNA cocok (A, T, G, C) dgn kodon mRNA

Asam amino ditambahkan pada rantai asam amino (polipeptida)

tRNA dilepas untuk dipakai lg

tRNA membentuk urutan asam amino yg benar untuk membuat protein

Mekanisme Kerja Penghambatan sintesis protein

Eritromisin

pd ribosom 50S dan menghambat translokasi kompleks tRNA-peptida dr lokasi asam amino ke lokasi
peptida. akibatnya rantai polipeptida tdk dapat diperpanjang krn lokasi asam amino tdk dapat menerima
kompleks tRNA-asam amino yg baru.

Kloramfenikol

Berikatan dgn ribosom 50S dan menghambat pengikatan asam amino baru pada rantai polipeptida oleh
enzim peptidil transferase

Tetrasiklin

dgn ribosom 30S dan menghalangi masuknya kompleks tRNA-asam amino pada lokasi asam amino.

Aminoglikosida (streptomisin)

pd ribosom 30S yg menyebabkan kode pd mRNA salah dibaca oleh tRNA ,tjd protein abnormal dan non
fungsional bagi sel bakteri.

Mekanisme kerja
1. Tetrasiklin

Golongan Tetrasiklin termasuk antibiotika yang bersifat bakteriostatik dan bekerja dengan jalan
menghambat sintesis protein kuman. Golongan Tetrasiklin menghambat sintesis protein bakteri pada
ribosomnya. Paling sedikit terjadi 2 proses dalam masuknya antibiotika Tetrasiklin ke dalam ribosom
bakteri gram negatif; pertama yang disebut difusi pasif melalui kanal hidrofilik, kedua ialah sistem
transportasi aktif.

Spektrum Antibiotik Tetracyclines merupakan antibiotik spekturm luas. Tetracyclines juga efektif
terhadap organisme lain selain bakteri. Tetracyclines bersifat bakteriostatik danmerupakan obat pilihan
untuk infeksi yang disebabkan batang Gram (+) (corinebacteriumacnes), batang Gram (-) (H.influenza, V.
cholera), enterobacteriaceae, chlamydia sp.,spirochaeta, mycoplasma pneumonia.C.

2. Aminoglikosida

Aminoglikosid bersifat bakterisidal yang terutama tertuju pada basil gram negatif yang aerobik. Sedang
aktifitas terhadap mikroorganisme anaerobik atau bakteri fakultatif dalam kondisi anaerobik rendah
sekali.

Spektrum aminoglikosida ia masuk ke dalam sel melalui mekanisme oxygen-dependent transport system
(transpor aktif) sehingga hanya efektif pada bakteri aerob dan dapat dikombinasi dengan penghambat
sintesis dinding sel, mis. Vankomisin, sehingga memberikan efek sinergis

3. Makrolida

menghambat sintesis protein bakteri pada ribosomnya dengan jalan berikatan secara reversibel dengan
ribosom subunit 50S. Sintesis protein terhambat karena reaksi- reaksi translokasi aminoasil dan
hambatan pembentuk awal sehingga pemanjangan rantai peptida tidak berjalan.

Spektrum Makrolida. Ia aktif terhadap bakteri Gram-positif, tetapi juga dapat menghambat beberapa
Enterococcus dan basil Gram-positif. Sebagian besar Gram-negatif aerob resisten terhadap makrolida,
namun azitromisin dapat menghambat Salmonela.

4. Klindamisin

Mekanisme kerja serupa dengan Eritromisin yaitu Sintesis protein bakteri dihentikan setelah klindamisin
berikatan secarairreversible dengan ribosom bakteri sub unit 50s. Hal ini menghambat translokasi
sintesis protein

Spektrum kerjaS. aureus, S. pyogenes, S. pneumoniae, S. viridans, dan Bacteroides fragilis. Klindamisin
terutama diberikan untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri anaerob, seperti bakteri
Bakteriodes fragilis yang sering kali menimbulkan infeksi abdomen yang diakibatkan trauma.

Efek samping: clindamycin-associated pseudomembranous colitis (gejala= demam, nyeri abdomen, diare
dengan darah, dan lendir pada tinja) yang disebabkan oleh toksin C. difficile.
5. Kloramfenikol

Chloramphenicol mengikat ribosom bakteri sub unit 50s dan menghambat sintesa protein pada reaksi
transferase peptidil.B.

Spektrum kloramfenikol Digunakan secara luas untuk hampir semua gram positif dan gram negatif.
Bekerja sangat baik pada bakteri anaerob. Sayangnya, toksisitasnya yang cukup tinggi terhadap hati
membuat antibiotik ini hanya digunakan pada kasus infeksi akibat mikroba-mikroba yang telah resisten
terhadap antibiotik lainnya. Bersifat bakteriostatik (secara umum) dan bakterisid jika konsentrasi
ditingkatkan.

6. Dalfopristin

Quinupristin/dalfopristin merupakan kombinasi dua antibiotik golongan streptogramins dengan


perbandingan 30:70 (30% Quinupristin & 70% dalfopristin) digunakan untuk mengatasi Vancomycin-
resistant Enterococcus faecium (VRE).

7. Oksazolidindinon

bekerja dengan menghambat pertumbuhan bakteria. Dengan menghambat pembentukan protein yang
dibutuhkan bakteri, maka produksi protein bakteri terganggu. Akibatnya bakteri kesulitan tumbuh
bahkan mati.

Spektrum nya dapat digunakan untuk bakteri gram positif serta organie anaerob.

Antibiotik penghambat sintesis asam nukleat

1. Kuinolon

Asam nalidiksat menghambat sebagian besar Enterobacteriaceae. Golongan fluorokuinolon meliputi


norfloksasin, siprofloksasin, ofloksasin, moksifloksasin, pefloksasin, levofloksasin, dan lain-lain.
Fluorokuinolon bisa digunakan untuk infeksi yang disebabkan oleh Gonokokus, Shigella sp, E. coli,
Salmonella sp, Haemophilus sp, Moraxella catarrhalis serta Enterobacteriaceae dan P. Aeruginosa

Spektrum kuinolon dapat digunakan untuk bakteri gram positif dan negatif, organisme anaerob,
mikroplasma, dan chlamydia.

2. Kotrimoxazol

Kotrimoxazol bekerja dengan cara menghambat enzim metabolisme asam folat pada bakteri
penginfeksi. Spektrumnya bekerja pada bakteri grma positif dan negatif.

Efek samping antibiotik penghambat sintesis asam nukleat yaitu

Diare

Hipersensitif
Sakit kepala

Mual

Dan lain sebagainya

Mekanisme Resistensi

Menurunkan permeabilitas membran terhadap obat: adanya pompa effluks akan menurunkan
konsentrasi molekul obat dalam sel

Perubahan enzim DNA gyrase (untuk Fluorokuinolon)

Perubahan struktur enzim dihidrofolat reductase; umumnya pada bakteri gram negatif (untuk
trimetoprim)

Transfer pola resistensi alami melalui plasmid; Bakteri yang memperoleh folat dari lingkungan akan
memiliki resistensi alami terhadap antibiotik gol. Sulfa sehingga jika terjadi transfer plasmid maka
bakteri lain yang sensitif akan ikut menjadi resisten

Anda mungkin juga menyukai