Anda di halaman 1dari 39

MIKROBIOLOGI & PARASITOLOGI

Muhammad Anugerah Alam Waris


Bagian-bagian sel
mikroorganisme yang
berhubungan dengan Bidang
Farmasi
a) Dinding Sel
b) Membran Sitoplasma
c) Kromosom
d) Ribosom
a) Dinding Sel
Bagian terpenting

Dari segi kimia

struktur berbeda dengan jaringan hewan


manapun

sasaran kerja obat (sediaan farmasi) tanpa


membahayakan inangnya.
Tanpa dinding sel, dalam keadaan
lingkungan yg normal bakteri akan
menyerap air dan pecah
Fungsi utama Dinding Sel

menyediakan komponen struktural


yang kaku & kuat

menahan tekanan osmose yg tinggi

kadar bahan ion anorganik dalam


sel.
Semua dinding sel bakteri

komponen struktural yang sama,


yaitu mukopolisakarida dinding sel,
peptidoglikan atau murein

memberikan kekakuan yang


dibutuhkan untuk mempertahankan
keutuhan sel
Peptidoglikan merupakan molekul yang
sangat besar yang meliputi seluruh sel.

Peptidoglikan

Asam
N-asetil gluksamin
N-asetil muramat
Pada setiap molekul asam N-asetil
muramat terkait tetrapeptida yang
terdiri atas 4 asam amino

Menyediakan kekuatan tambahan


yang diperlukan bagi jembatan
molekul asam amino yang
terhubung secara menyilang
dengan tetrapeptida yang terikat
pd asam N-asetil muramat.
Pada sintesa dinding sel melibatkan
sejumlah langkah enzimatik

Banyak dihalangi antibiotik


Antibiotik yang mempengaruhi
Dinding Sel

 Fosfomisin
 Penisilin
Penisilin

 Untuk memahami bagaimana penisilin


memberikan efek bakteriosidanya, maka
perlu dketahui sintesa peptidoglikan dari
dinding sel bakteri.
 Apapun yang mengganggu sintesa
peptidoglikan akan melemahkan dinding
sel dan menyebabkan membran
sitoplasma merekah & menyebabkan
berhamburnya isi sel.
 Penisilin mempunyai struktur yang mirip
dengan struktur D-alanin-D-alanin terminal
yang harus mengalami transpeptidasasi.
 Jadi, enzim transpeptidase bereaksi
dengan penisilin, sehingga tidak terjadi
penyelesaian jembatan pentaglisin antara
polimer-polimer linier N-asetil glukosamin
dan asam N-asetil muramat.
Fosfomisin
 Salah satu langkah pertama dalam sintesa
peptidoglikan adalah produksi unit asam
N-asetil muramat.
 Langkah tersebut diselesaikan dengan
penggabungan secara enzimatik
fosfofenolpirufat dengan N-asetil
glukosamin
 Fosfomisin ini termasuk antibiotika yang
berspektrum luas, karena bersifat
bakteriosida terhadap bakteri gram positif
& gram negatif
 Fosfomisin adalah senyawa yang analog
dengan struktur fosfoenolpiufat dan oleh
sebab itu terikat secara tidak terbalik pada
enzim yang mensintesa asam muramat,
sehingga menghalangi pembentukan
asam muramat.
b) Membran sitoplasma

 Dibawah dinding sel


 Rapuh
 Fungsi :
1. Aerob, mengangkut elektron dan proton yg
dibebaskan pada saat terjadi reaksi oksidasi.
2. Mengandung beberapa enzim yang
diperlukan dalam sintesis dan pengangkutan
peptidoglikan,asam teikhoat dan komponen
membran luar.
3. Mengeluarkan enzim hidrolisis ke luar sel.
4. Menjamin pemisahan material nukleus
(DNA)
5. Mengatur pengangkutan sebagian senyawa
 Berat 8 – 10 % dari bobot kering sel.
 Secara kimia, terdiri atas:
1. fosfolipid (gliserol, lemak, fosfat)
2. Protein
 Struktur MS yang bersifat semipermeabel
yang mengendalikan banyak
pengangkutan metabolit ke dalam dan ke
luar sehingga bila terjadi gangguan atau
kerusakan struktur, akan menghambat
atau merusak kemampuannya bertindak
sebagai penghalang osmosis dan
mencegah proses biosintesis yang
diperlukan
Antibiotik yang mempengaruhi
MS

 Polimiksin
 Nistatin
 Amfoterisin B
Polimiksin
 Suatu peptida yang didalamnya terdapat satu
ujung molekul larut dalam lipida dan ujung
lainnya larut dalam air.
 Apabila masuk ke dalam membran sitoplasa
akan menyebabkan gangguan antara lapisan-
lapisan membran.
 Kalau polimiksin masuk ke dalam sel maka
ujung yang larut di daerah air tetap tinggal diluar
membran dan ujung yang larut dalam lemak di
daerah dalam membran yang memungkinkan
lalu lintas substansi bebas keluar masuk sel.
Nistatin & Amfoterisin B

 Kedua antibiotik ini memiliki struktur


lingkar yang besar, disebabkan adanya
sejumlah ikatan ganda, dan antibiotika
sering disebut antibiotika polien.
 Antibiotika bergabung dengan sterol yang
terdapat dalam membran sel khusus fungi
dengan menimbulkan gangguan dan
kebocoran isi sitoplasma, oleh karena itu
antibiotika ini khusus untuk miko plasma
dan infeksi fungi yang mengandung sterol
pada membran sitoplamanya.
c) Kromosom

 Sasaran beberapa antibiotik dalam


mengganggu kehidupan suatu
mikroorganisme.
 Terdapat DNA yang merupakan informasi
genetik suatu mikroorganisme. Apabila
bagian ini terganggu oleh senyawa obat
akan menyebabkan terjadinya gannguan
dari kehidupan mikroorganisme tersebut.
Antibiotik yang mempengaruhi
Kromosom

 Mitomisin
 Aktinomisin
 Asam nadiliksat & Novobiosin
 Griseofulvin
 Rifampisin
Cara antibiotik menghambat
replikasi dan transkripsi DNA

 Interaksi dengan benang-benang heliks


ganda DNA dengan cara sedemikian rupa
untuk mencegah replikasi dan transkripsi
berikutnya.
 Kombinasi dengan polimerisasi yang
terlibat dalam biosintesis DNA dan RNA.
Mitomisin & Aktinomisin

 Kedua antibiotik ini terikat pada DNA


untuk mencegah replikasi dan transkripsi.
Kedua antibiotik ini digunakan sebagai anti
tumor karena dapat mempengaruhi sel-sel
yang membelah dengan cepat sepertipada
sel tumor.
Asam nadiliksat & Novobiosin
 Kedua antibiotk ini mengeluarkan efek
multiple pada sel-sel rentan, dan
penghambatan enzim DNA terjadi pada
saat adanya antibiotika tersebut.
 Kedua obat tersebut menghambat enzim
DNA yaitu DNA girase yang membuat
lilitan super ke dalam heliks ganda DNA
yang melingkar tertutup dengan membuka
heliks dan melepaskannya bebeapa kali.
Super heliks diperlukan untuk repertasi
DNA dan untuk mengekspresi beberapa
gen, tetapi tentu saja tidak semuanya.
Griseofulvin

 Antibiotik ini digunakan untuk mengobati


infeksi fungi super ficial. Cara kerjanya
tidak pasti, tetapi telah diperkirakan
antibiotik tersebut menghalangi replikasi
DNA.
Rifampisin

 Senyawa ini menghambat transkripsi DNA


dengan terikat pada RNA polimeraseyang
mengkatalisis transkripsi DNA.
d) Ribosom

 Sebagai tempat sintesa protein


 Setiap ribosom di dalam sel bakteri terdiri
atas 2 sub unit yang bebas, yang satu
mengendap pada 30-S dan lainnya pada
50-S.
 Beberapa antibiotik dapat mempengaruhi
atau berikatan dengan subunit-subunit
tersebut. Sehingga pembentukan protein
yang fungsional tidak terbentuk
sebagaimana mestinya.
Beberapa langkah sintesa Protein
yang dipengaruhi oleh antibiotik
1. RNA pembawa (m-RNA) disalin dari DNA gen
& membawa pesan dari DNA ke dalam
sitoplasma. Dalam sitoplasma terdapat unit
struktural, ribosom, yang padanya m-RNA
harus terikat agar dapat terjemahkan menjadi
protein.
Ribosom yang terdapat dalam sitoplasma
terdapat 2 sub unit yang berbeda kombinasi
untuk membentuk ribosom fungsional, setelah
bereaksi dengan m-RNA. M-RNA ini terikat
pada bagian ribosom 30-S.
2. Setiap asam amino mula-mula diaktifkan
dengan mereaksikan dengan ATP dan RNA
transfer (t-RNA) untuk membentuk suatu
kompleks dengan mereaksikan dengan ATP
dan RNA transfer (t-RNA) untuk membentuk
suatu kompleks asam amino-tRNA. Kompleks
ini mengenal kodon khasnya pada m-RNA dan
terikat pada bagian ribosom 50-S.
3. Setiap ikatan peptida terbentuk antara asam
amino baru dan asam amino terminal karboksil
peptida yang sedang berlangsung.
4. Selanjutnya ribosom bergerak di sepanjang
m-RNA ke kodon berikutnya, sehingga asam
amino berikutnya dapat dimasukkan. Gerakan
dari ribosom tersebut disebut translokasi dan
gerakan ini terjadi akibat dari hasil kerja dari
enzim translokase. Energi yang dibutuhkan
untuk gerakan tersebut berasal dari hidrolisis
ikatan fosfat berenergi tinggi dalam guanosin
trifosfat (GTP).
5. Akhirnya, ribosom mencapai kodon terminase
pada m-RNA dan molekul protein yang telah
selesai dilepaskan dari ribosom.
Penghalangan satu saja terhadap
langkah-langkah tersebut dapat
mengakibatkan penghentian sintesis
protein dan menyebabkan kematian dari
mikroorganisme.
Antibiotik yang memepengaruhi
Ribosom

 Kloramfenikol
 Golongan makrolida
 Tetrasiklin
 streptomisin
Kloramfenikol
Antibiotik ini memberikan efek dengan
cara bereaksi pada bagian ribosom 50-S,
dengan menghalangi enzim peptidil
transferase. Enzim inilah yang
melaksanakan langkah ke-3 pada sintesa
protein dengan membentuk ikatan peptida
antara asam amino baru, yang masih
melekat pada t-RNA-nya dan asam amino
terakhir peptida yang sedang
berkembang.
Sebagai akibat dari penghalangan ini
semua sintesa protein terhenti seketika.
Antibiotik Makrolida

Antibiotik dari golongan ini antara lain


eritromisin, oleandomisin, karbomisin dan
spriromisin. Semuanya mencegah sintesa
protein dengan bereaksi dengan subunit
ribosom 50-S dan semuanya memiliki
mekanisme penghalangan yang sama.
Tetrasiklin

Antibiotik ini menghambat sintesa


protein dengan terikat pada sub unit
ribosom 30-S dengan demikian
mencegah penempelan asam amino
yang dibawa t-RNA.
Streptomisin

 Salah satu antibiotik aminoglikosida, yang


memberikan efek bakteriosidanya pada
sejumlah besar mikroorganisme Gram
positif dan Gram negatif, sebagai akibat
gugus guanidine yang sangat basa.
 Streptomisin menyebabkan berbagai efek
yang tidak khas seperti keluarnya kalium
dari sel atau terjadi penggumpalan bakteri.
 Namun efek bakterisidanya yang khas
bergantung kemampuannya untuk terikat
secara khas pada salah satu protein sub
unit ribosom 30S. Pengikatan ini
berakibat 2 efek utama pada sintesis
protein :
1. Menyebabkan pembacaaan yang salah pada
m-RNA dan,
2. Mencegah gerakan ribosom setelah terikat pada
asam amino pertama untuk membentuk ribosom.
 Hasilnya adalah bahwa m-RNA terikat
hanya pada ribosom tunggal pada tempat
permulaannya dan bahwa ribosom itu
tidak dapat bergerak.
Gracias

Anda mungkin juga menyukai