Anda di halaman 1dari 5

Nama : Fachri Dwi Aldila Pertemuan IV

Nim : 180901008 Tugas Antimikroba-Antibiotika

Soal
1. Jelaskan sejarah dan definisi antibiotika!
2. Jelaskan penggolongan antibiotika!
3. Jelaskan hubungan struktur aktivitas antibiotika golongan penisilin!
4. Jelaskan hubungan struktur aktivitas antibiotika golongan sefalosporin!
5. Jelaskan hubungan struktur aktivitas antibiotika golongan Aminoglikosida
6. Jelaskan hubungan struktur aktivitas antibiotika golongan kloramfenikol!
7. Jelaskan mengenai Resistensi Kuman terhadap antibiotik (Golongan Beta Laktam)!
Jawaban
1. Sejarah dan Definisi sebagai berikut :
 Antimikroba merupakan senyawa yang dapat membrantas infeksi mikroba pada
manusia.
 Pada tahun 1929 Alexander Fleming secara tidak sengaja menemukan sifat
antibakteria dari penisilin. Penemuan ini kemudian dianggap sebagai tonggak
kelahiran era antibiotika modern.
 Meski demikian, penisilin baru dipergunakan dalam terapi infeksi pada tahun
1939 oleh Florey dan Chain, dan sejak saat itulah eksploitasi terhadap penemuan
ini baru benar-benar terealisasi.
 Antibiotik secara garis besar adalah metabolit dari mikroba tertentu yang dalam
jumlah sangat encer akan menghambat pertumbuhan mikroorganisme.
2. ~ Penggolongan Antibiotika berdasarkan Mekanisme Kerjanya :
 Antibiotika yang menghambat sintesa dinding sel bakteri, contohnya
penisilin, sefalosporin, karbapenem, vankomisin, basitrasin, fosfomisin dan
isoniazid
 Antibiotika yang bekerja langsung pada membran sel bakteri,
mempengaruhi permeabilitas membran dan menyebabkan kebocoran sel,
contohnya polimiksin dan daptomisin.
 Antibiotika yang menghambat pembentukan DNA/RNA, contohnya
kuinolon dan rifampin
 Antibiotika yang menghambat pembentukan protein pada ribosom,
contohnya eritromisin, klindamisin, sinercyd, pleuromutilin yang aktif pada
ribosom sub unit 50S, aminoglikosida, gentamisin, streptomisin, tetrasiklin,
glycylcyclin aktif pada ribosom sub unit 30S dan linezolid yang aktif baik pada
ribosom 50S dan 30S.
 Antibiotika yang menghambat sintesa asam folat di dalam sitoplasma,
contohnya sulfonamida dan trimetoprim.
~ Penggolongan Antibiotika berdasarkan Struktur Kimianya :
 Beta-laktam : memengaruhi tahap akhir sintesis dinding bakteri dan
meningkatkan pecahnya dinding sel bakteri untuk menimbulkan efek bakterisida.
Eq: penisilin, sefalosporin, monobaktam dan karbapenem.
 Karbasefem : menghambat sintesis peptidoglikan. Eq: lorkarbef.
Nama : Fachri Dwi Aldila Pertemuan IV
Nim : 180901008 Tugas Antimikroba-Antibiotika

 Kuinolon : menghambat enzim topoisomerase yag berperan penting pada


pembentukkan DNA bakteri. Eq: siprofloxaxin, enoksasin, levofloksasin,
lomefloksasin, mksifloksasin, asam nalidiksat, pazufloksasin, rufloksasin dan
trovafloksasin.
 Aminoglikosida : tersusun atas gula amino yang diikat oleh ikatan glikosida,
Aminoglikosida bersifat bakterisida dan bekerja pada ribosom 30s untuk
menghentikan sintesis protein sel dan menyebabkan kode genetik mRNA salah
dibaca oleh bakteri.
 Kloramfenikol : bersifat bakteriostatik dengan mengikat komponen ribosom 50s
bakteri.
 Polipeptida : menyerang plasma bakteri sehingga terjadi kebocoran membran sel.
Eq: polimiksin B.
 Makrolida : memiliki struktur kimia sejumlah cincin lakton yang diikat oleh
gugus gula. Eritromisin menghambat sintesis protein dengan jalan mengikat
komponen ribosom 50S.
 Linkosamida : mirip dengan mekanisme eritromisin, Eq: linkomisin dan
klindamisin.
 Tetrasklin : berspektrum luas yang diekstrasi dari Streptomyces sp. Ini akan
menyebabkan terjadinya hambatan pengikatan aminoasil-tRNA dengan kompleks
mRNA-ribosom sehingga memengaruhi sintesis protein. Tetrasiklin bersifat
bakteriostatik.
 Glisiklin : menghambat sintesis protein dengan berinteraksi dengan ribososm 30S
sehingga sintesis DNA terhambat. Eq; tigesiklin.
 Streptogramin : mengikat ribosom 50S sehingga menyebabkan terganggunya
sintesis protein. Eq: kuinupristin dan dalfopristin.
 Sulfonamida : secara spesifik, kelompok ini menyebabkan terjadinya hambatan
kompetitif pada enzim bakteri yang bekerja menyatukan PABA dengan asam
dihidropteroat yang merupakan prekursor asam folat. Mikroba yang sensitif
terhadap antimikroba ini adalah mikroba yang menyintesis asam folatya sendiri.
 Trimetoprim : antibiotik ini menghambat asam dihidrofolat reduktase sehingga
mengahambat sintesis DNA.
~ Penggolongan Antibiotika berdasarkan Spektrum Aktifitasnya :
 Antibiotika yang efektif terhadap bakteri gram positif yakni
basitrasin,eritromisin, benzilpenisilin, penisilin G prokain, penisilin V,
fenetisilin K, metisilin Na, nafsilin Na, Oksasilin Na, Kloksasilin Na,
dikloksasilin Na, floksasilin, linkosamida, asam fusidat.
 Antibiotika yang efektif terhadap bakteri gram negatif yakni kolistin,
polimiksin B sulfat, sulfomisin.
 Antibiotika yang efektif terhadap mycobacteriaceae yakni streptomisin,
kanamisin, sikloserin, rifampisin, viomisin, kapreomisin.
Nama : Fachri Dwi Aldila Pertemuan IV
Nim : 180901008 Tugas Antimikroba-Antibiotika

 Antibiotika yang efektif terhadap jamur yakni griseofulvin, nistatin,


amfoterisin B dan kandisidin.
 Antibiotika yang aktif terhadap neoplasma (antikanker) yakni aktinomisin,
bleomisin, daunorubisin, doksorubisin, mitomisin, mitramisin.

3. Hubungan Struktur Aktivitas Antibiotika Golongan Penisilin


Penisilin alami telah mengalami banyak modifikasi pada molekulnya untuk membuat
turunan penisilin baru dengan sifat yang lebih baik, diantaranya :
a. Penisilin yang tahan asam, karena adanya gugus penarik electron seperti gugus
fenoksi yang terikat pada rantai samping amino. Gugus tersebut mencegah
penataulangan penisilin menjadi asam penilat yang terjadi dalam suasana asam.
b. Penisilin yang tahan terhadap β-laktamase, karena adanya gugus meruah (bulky)
pada rantai samping amino, misalnya cincin aromatic yang pada kedudukan orto
mengandung gugus halogen atau metoksi
c. Penisilin dengan spektrum luas yaitu karena ada gugus hidrofil seperti NH2 pada
rantai samping sehingga penembusan obat melalui pori saluran protein membran
terluar bakteri gram-negatif menjadi lebih besar.
d. Penisilin yang aktif terhadap bakteri gram negatif dan Pseudomonas aeruginosa
disebabkan adanya gugus asidik pada rantai samping seperti COOH, SO3H, dan –
NHCO-.
e. Penisilin yang bekerja sebagai prodrug (pra-obat), didapatkan melalui cara-cara
berikut ini :
 dibuat dalam bentuk garamnya, contoh: prokain penisilin G, dan benzatin
penisilin G;
 menutupi gugus amino bebas, missal yang terdapat pada struktur
ampisilin, dengan membentuk garam amida yang akan diurai kembali
pada in vivo contoh : piperasilin, azlosilin, mezlosilin dan apalsilin;
 membentuk ester pada gugus karboksil yang terikat pada atom C3,
contoh : bakampisilin, pivampisilin, dan talampisilin.

4. Hubungan Struktur Aktivitas Antibiotika Golongan Sefalosporin


a. Turunan sefalosporin memiliki struktur inti yang sama, kecuali pada rantai
samping pada posisi C7 dan C3.
 Modifikasi substituen pada C-3 dilakukan untuk mendapatkan sifat fisika
kimia yang lebih baik, dan modifikasi substituent pada posisi C7 untuk
mengubah spektrum aktivitasnya.
b. Adanya gugus pendorong electron pada posisi C3 dapat meningkatkan aktivitas
antibakteri.
c. Aktivitas biologis sangat bergantung pada rantai samping yang terikat pada posisi
C7.
 Substitusi gugus metoksi pada posisi C7 seperti pada sefamisin dapat
meningkatkan ketahanan terhadap β laktamase.
Nama : Fachri Dwi Aldila Pertemuan IV
Nim : 180901008 Tugas Antimikroba-Antibiotika

d. Pergantian isosterik dari atom S pada cincin dihidrotiazin dengan atom O


menghasilkan oksasefamisin atau oksasefem, menunjukkan spektrum antibakteri
yang lebih luas.

5. Hubungan Struktur Aktivitas Antibiotika Golongan Aminoglikosida


1. Gugus gula amino
◦ Posisi C6 dan C2 merupakan target dari penginaktifan enzim bakteri. Ada sustitusi
metil pada C6 dapat meningkatkan resistensi enzim.
◦ Hilangnya gugus 3-OH atau 4-OH atau keduanya tidak mempengaruhi aktivitas
enzim.
2. Cincin aminosiklisitol
◦ Asetilasi pada posisi C1 tidak menyebabkan hilangnya aktivitas.
◦ N-etilasi dari sisomisin menghasilkan netilmisin yang memperpanjang masa kerja
senyawa induk karena tahan terhadap penginaktifan oleh beberapa enzim endogen.
◦ Hilangnya atom O dari gugus 5-OH sisomisin, menghasilkan 5-deoksisisomisin,
menyebabkan senyawa tahan terhadap enzim yang mengasetilasi gugus 3-amino.

6. Hubungan Struktur Aktivitas Antibiotika Golongan Kloramfenikol


1. Modifikasi gugus p-nitrofenol dapat dilakukan melalui beberapa cara yakni :
a. Penggantian gugus nitro oleh substituent lainnya akan menurunkan aktivitas
antibakteri.
b. Pemindahan posisi gugus nitro dari posisi para juga akan menurunkan aktivitas
antibakteri.
c. Penggantian gugus fenil oleh gugus alisiklik akan menghasilkan senyawa yang
kurang poten.
2. Modifikasi pada rantai samping dikloroasetamida, rantai samping dihalogen lainnya
akan menghasilkan senyawa yang kurang poten, meski aktivitas utama tetap ada.
3. Modifikasi 1,3 propanadiol , bila gugus alkohol pada C1 diubah akan menurunkan
aktivitas. Sehingga adanya gugus alkohol pada senyawa ini penting untuk aktivitas
antibakterinya.

7. Beberapa bakteri diketahui memiliki resitensi terhadap antibiotik beta-laktam, salah satu
diantaranya adalah golongan Staphylococcus aureus resisten-metisilin (Methicillin
resistant Staphylococcus aureus/MRSA). Bakteri-bakteri yang resisten terhadap antibiotik
beta-laktam memiliki 3 mekanisme resistensi, yaitu destruksi antibiotik dengan beta-
laktamase, menurunkan penetrasi antibiotik untuk berikatan dengan protein
transpepidase, dan menurunkan afinitas ikatan antara protein pengikat tersebut dengan
senyawa antibiotik. Beberapa bakteri seperti Haemophilus influenzae, golongan
Staphylococcus, dan sebagian besar bakteri enterik berbentuk batang memiliki enzim
beta-laktamase yang dapat memecah cincin beta-laktam pada antibiotik tersebut dan
Nama : Fachri Dwi Aldila Pertemuan IV
Nim : 180901008 Tugas Antimikroba-Antibiotika

membuatnya menjadi tidak aktif. Secara detail, mekanisme yang terjadi diawali dengan
pemutusan ikatan C-N pada cincin beta-laktam dan mengakibatkan antibiotik tidak dapat
berikatan dengan protein transpeptdase sehingga terjadi kehilangan kemampuan untuk
menginhibisi pembentukan dinding sel bakteri. Beberapa studi menyatakan bahwa selain
ditemukan secara alami pada bakteri gram positif dan negatif, gen penyandi enzim beta-
laktamase juga ditemukan pada plasmida dan transposon sehingga dapat ditransfer
antarspesies bakteri. Hal ini menyebabkan kemampuan resistensi akan antibiotik beta-
laktam dapat menyebar dengan cepat. Difusi antibiotik beta laktam ke dalam sel bakteri
terjadi melalui perantaraan protein transmembran yang disebut porine dan kemampuan
difusinya dipengaruhi oleh ukuran, muatan, dan sifat hidrofilik dari suatu antibiotik.

Anda mungkin juga menyukai