Anda di halaman 1dari 7

BAB II

PEMBAHASAN

Antibiotika Golongan Makrolida

Macrolide merupakan suatu kelompok senyawa yang berhubungan erat, denganciri


suatu cincin lakton ( biasanya terdiri dari 14 atau 16 atom ) di mana terkait gulagula deoksi.
Antibiotika golongan makrolida yang pertama ditemukan adalah Pikromisin,diisolasi pada
tahun 1950 .Macrolide merupakan salah satu golongan obat antimikroba yang
menghambatsintesis protein mikroba. Untuk kehidupannya, sel mikroba perlu mensintesis
berbagaiprotein. Sintesis protein berlangsung di ribosom, dengan bantuan mRNA dan
tRNA.Pada bakteri, ribosom terdiri atas atas dua subunit, yang berdasarkan
konstantasedimentasi dinyatakan sebagai ribosom 30S dan 50S. untuk berfungsi pada
sintesisprotein, kedua komponen ini akan bersatu pada pangkal rantai mRNA menjadi
ribosom70S. Kerja dari makrolida ini adalah berikatan pada ribosome sub unit 50S dan
mencegahpemanjangan rantai peptida.

Obat-obat Antibiotika Golongan Makrolida


Sekarang ini antibiotika Makrolida yang beredar di pasaran obat Indonesia adalah Eritomisin,
Spiramisin, Roksitromisin, Klaritromisin dan Azithromisin.

PENGGOLONGAN TURUNAN MAKROLIDA DIANTARANYA

1. Eritromisin

Eritromisin dihasilkan oleh suatu strain Streptomyces erythreus. Aktif terhadap


kumangram positif seperti Str Pyogenesm dan Str Pneumoniae. Yang biasa digunakan untuk
infeksi. Mycloplasma pneumoniae, penyakit Legionnaire, infeksi Klamidia, Difter, Pertusis,
InfeksiStreptokokus, Stafilokokus, infeksi Camylobacter, Tetanus, Sifilis, Gonore.Sediaan
dari Eritromisin berupa kapsul/ tablet, sirup/suspensi, tablet kunyah dan obattetes oral
Dapat mengalami resistensi dalam 3 mekanisme :
a. Menurunnya permeabilitas dinding sel kuman.
b. Berubahnya reseptor obat pada Ribosom kuman dan
c. Hidrolisis obat oleh esterase yang dihasilkan oleh kuman tertentu.

Efek samping yang berat akibat pemakaian Eritromisin dan turunannya jarang
terjadi.Reaksi alergi mungkin timbul dalam bentuk demam, eosinofilia dan eksantem yang
cepat hilang bila terapi dihentikan.Ketulian sementara dapat terjadi bila Eritromisin diberikan
dalam dosis tinggi secara IV.Eritromisin dilaporkan meningkatkan toksisitas Karbamazepin,
Kortikosteroid, Siklosporin,Digosin, Warfarin dan Teofilin .

Struktur kimia eritromisin terdiri dari :

a. Aglikon eritronolid
b. Gula amino desosamin dan gula netral kladinosa
c. Membentuk garam pada gugus dimetilamino ( 3’) dengan asam, contoh:garam stearat
bersifat sukar larut dalam air dengan rasa yang sedikit pahit.
d .Membentuk ester pada gugus hidroksi ( 2’ ) yang tetap aktif secara biologis
dan aktivitasnya tidak tergantung pada proses hidrolisis.contoh: ester-esteretilsuksinat,
estolat, dan propinoat.yang tidak berasa.
Struktur umum dari ertromycin ditunjukkan diatas cincin
makrolida dan gula-guladesosamin dan kladinose.Obat ini sulit larut dalam air (0,1%)
namun dapat langsung larut pada zat-zatpelarut organik. Larutan ini
cukup satabil pada suhu 40 derajat celcius, namun dapat kehilanganaktivitas dengan cepat
pada suhu 20 derajat celcius dan pada suhu asam .Ertromycin biasanya tersedia dalam bentuk
berbagai ester dan garam.
Eritromisin

Eritromisin termasuk antibiotika golongan makrolid dan efektif baik untuk kuman gram
positif maupun gram negatif. Antibiotika ini dihasilkan oleh Streptomyces erythreus dan
digunakan untuk pengobatan akne. Eritromisin berikatan dengan ribosom 50S bakteri dan
menghalangi translokasi molekul peptidil-tRNA dari akseptor ke pihak donor, bersamaan
dengan pembentukan rantai polipepetida dan menghambat sintesis protein. Eritromisin juga
memiliki efek anti-inflamasi yang membuatnya memiliki kegunaan khusus dalam pengobatan
akne.

Eritromisin tersedia dalam sediaan solusio, gel, pledgets dan salep 1,5 %- 2% sebagai bahan
tunggal. Juga tersedia dalam sediaan kombinasi dengan benzoil peroksida, yang dapat
menghambat resistensi antibiotika terhadap eritromisin. Kombinasi zinc asetat 1,2% dengan
eritromisin 4% lebih efektif daripada dengan Clindamisin.

AMINOGLIKOSIDA TOPIKAL, TERMASUK NEOMISIN, GENTAMISIN, DAN


PAROMOMISIN

Aminoglikosida adalah kelompok antibiotika yang penting yang digunakan baik secara
topikal atau pun sistemik untuk pengobatan infeksi yang disebabkan bakteri gram negatif.
Aminoglikosida memberi efek membunuh bakteri melalui pengikatan subunit ribosomal 30S
dan mengganggu sintesis protein.

Neomisin sulfat, aminoglikosida yang sering digunakan secara topical adalah hasil fermentasi
Strep. faridae. Neomisin yang tersedia di pasaran adalah campuran neomisin B dan C ,
sedangkan framisetin yang digunakan di Eropa dan Canada adalah neomisin B murni.
Neomisin sulfat memiliki efek mematikan bakteri gram negatif dan sering digunakan sebagai
profilaksis infeksi yang disebabkan oleh abrasi superfisial, terluka, atau luka bakar. Tersedia
dalam bentuk salep (3,5 mg/g) dan dikemas dalam bentuk kombinasi dengan antibiotika lain
seperti basitrasin, polimiksin dan gramisidin.

Bahan lain yang sering dikombinasikan dengan neomisin adalah lidokain, pramoksin, atau
hidrokortison.

Neomisin tidak direkomendasikan oleh banyak ahli kulit karena dapat menyebabkan
dermatitis kontak alergi. Dermatitis kontak karena pemakaian neomisin memiliki angka
prevalensi yang tinggi, dan pada 6 –8 % penderita yang dilakukan patch test memberi hasil
positif. Neomisin sulfat (20%) dalam petrolatum digunakan untuk menilai alergi kontak.

Gentamisin sulfat diturunkan dari hasil fermentasi Micromonospora purpurea. Tersedia


dalam bentuk topikal krim atau salep 0,1%. Antibiotika ini banyak digunakan oleh ahli bedah
kulit ketika melakukan operasi telinga , terutama pada penderita diabet atau keadaan
immunocompromised lain, sebagai profilaksis terhadap otitis eksterna maligna akibat P.
aeruginosa.

Paromomisin berhubungan erat dengan neomisin dan memiliki efek antiparasit. Sediaan
topikal terdiri dari paramomisin sulfat dan metilbenzetonium klorida yang digunakan di Israel
untuk mengobati leismaniasis kutaneus.
FARMAKODINAMIKA

MEKANISME KERJA

Golongan makrolida menghambat sintesis protein bakteri padaribosomnya dengan jalan


berikatan secara reversibel dengan Ribosom subunit50S,. Sintesis protein terhambat karena
reaksi-reaksi translokasi aminoasil danhambatan pembentuk awal sehingga pemanjangan
rantai peptide tidak berjalan.Macrolide bisa bersifat sebagai bakteriostatik atau bakterisida,
tergantung antaralain pada kadar obat serta jenis bakteri yang dicurigai. Efek bakterisida
terjadipada kadar antibiotika yang lebih tinggi, kepadatan bakteri yang relatif rendah,
dan pertumbuhan bakteri yang cepat. Aktivitas antibakterinya tergantung padapH, meningkat
pada keadaan netral atau sedikit alkali.Meskipun mekanisme yang tepat dari tindakan
makrolid tidak jelas, telahdihipotesiskan bahwa aksi mereka makrolid menunjukkan dengan
menghambatsintesis protein pada bakteri dengan cara berikut:
1.Mencegah Transfer peptidil tRNA dari situs A ke situs P
2.Mencegah pembentukan peptida tRNA
3.Memblokir peptidil transferase.
4.Mencegah perakitan ribosom
Antibiotik macrolida terikat di lokasi P-dari subunit 50S ribosom. Hal inimenyebabkan
selama proses transkripsi, lokasi P ditempati oleh makrolida.Ketika t-RNA terpasang dengan
rantai peptida dan mencoba untuk pindah kelokasi P, t-RNA tersebut tidak dapat menuju ke
lokasi P karena adanya makrolida,sehingga akhirnya dibuang dan tidak dipakai. Hal ini dapat
mencegah transferpeptidil tRNA dari situs A ke situs-P dan memblok sintesis protein
denganmenghambat translokasi dari rantai peptida yang baru terbentuk. Makrolida
jugamemnyebabkan pemisahan sebelum waktunya dari tRNA peptidal di situs A.Mekanisme
kerja makrolida, selain terikat di lokasi P dari RNA ribosom50S, juga memblokir aksi dari
enzim peptidil transferase. Enzim ini bertanggung jawab untuk pembentukan ikatan peptida
antara asam amino yang terletak dilokasi Adan P dalam ribosom dengan cara menambahkan
peptidil melekat padatRNAke asam amino berikutnya. Dengan memblokir enzim ini,
makrolidamampu menghambat biosintesis protein dan dengan demikian membunuh bakteri.
FARMAKOKINETIK

A-D-M-E:

1. Absorbsi
Eritromisin bisa dihancurkan oleh asam lambung sehinggaobat ini diberikan dalam bentuk
tablet salut enterik atau ester. Semua obatini diabsorpsi secara adekuat setelah pemberian per-
ora.

2. Distribusi
Eritromisin ke seluruh cairan tubuh baik kecuali ke cairan sebrospinal. Obat ini merupakan
satu diantara sedikit antibiotika yang bedifusi ke dalam cairan prostat dan mempunyai sifat
akumulasi unit kedalam makrofag. Obat
ini berkumpul di hati, adanya inflamasi menyebabkan penetrasinya ke jaringan lebih baik

3. Metabolisme
Eritromisin dimetabolisme secara ekstensif dan diketahui menghambat oksidasi sejumlah
obat melalui interaksinya dengan sistemsitokrom P-450.4.

4. Ekskresi
Eritromisin terutama dikumpulkan dan diekskresikan
dalam bentuk aktif dalam empedu .Reabsorpsi parsial terjadi melalui sirkulasi enterohepatik

Dalam penjelasan farmakokinetik berikut akan dijelaskan mekanismefarmakokinetik 3


antibiotik turunan makrolida yaitu eritromycin, Claritromycin, danazitromycin.
FARMAKOLOGI :

Eritromisin bekerja dengan cara menghambat sintesa protein tanpa mempengaruhi sintesa
asam nukleat. Pada pemakaian per oral Eritromisin cepat diabsorpsi. terutama bila perut
kosong,Setelah diabsorpsi, Eritromisin terdifusi ke dalam cairan tubuh dan akan dicapai
kadar terapi yang efektif dari Eritromisin dalam darah selama 6 jam.

INDIKASI :

 Infeksi saluran pernapasan bagian atas ringan sampai sedang yang disebabkan oleh Streptococcus
pyogenes (Streptococci p-Hemolitik Group A), Streptococcus pneumonlae (Diplococcus pneumoniae),
Haemophilus influenzae.
 Infeksi saluran pernapasan bagian bawah ringan sampai agak berat yang disebabkan oleh
Streptococcus pyogenes (Streptococci p-Hemolitik Group A), Streptococcus pneumoniae (.Diplococcus
pneumoniae).
 Infeksi saluran pernapasan yang disebabkan oleh Mycoplasma pneumoniae.
 Pertusis yang disebabkan oleh Bordetella pertussis.
 Infeksi kulit don jaringan lunak ringan sampai agak berat yang disebabkan oleh Streptococcus
pyogenes, Staphylococcus aureus.

KONTRA-INDIKASI

Hipersensitif terhadap Eritromisin.

EFEK SAMPING

 Gangguan pada saluran pencernaan seperti mual. muntah, diare.


 Reaksi-reaksi kepekaan seperti urtikaria, ruam kulit, reaksi anafilaksis dapat terjadi pada penderita
yang hiper-sensitivitas.
 Pengobatan ddlam jangka waktu lama mungkin me-nimbulkan superlnfeksi
 Kadang-kadang terjadi gangguan pendengaran jika digunakan pada dosis besar, penderita gagal ginjal
atau penderitd lanjuf usia.
 Pernah dilaporkan terjadi kolitis pseudomembran.

PERHATIAN :

 Eritromisin harus digunakan dengan hati-hati pada wanita hamil dan penderita dengan ganggudn
fungsi hati.
 Penggunaan jangka panjang atau berulang-ulang da-pat menyebabkan pertumbuhan yang berlebihan
dari bakteri yang tidak peka atau fungi.
 Bila terjadi superinfeksi hentikan penggunaan dan ganfi dengan pengobatan yang sesuai.
 Hatl-hati pemberian pada ibu yang menyusui karena Eritromisin diekskresikan ke dalam ASI.
 Hati-hati pemberian pada penderita gangguan ginjal.

INTERAKSI OBAT :

 Teofilin: mengurangi bersihan dan meningkat-kan level serum teofilin, terutama pada dosis besar.
 Karbamazepin: meningkatkan toksisitas karba-mazepin.
 warfarin/antikoagulan oral: dapat memper-panjang waktu pembentukan protrombin dan kemung-
kinan perdarahan.
 Digoksin: meningkatkan level serum digoksin.
DOSIS :

 Anak-anak sampai 20 kg : 30-50 mg/kg berat badan/hari dibagi dalam jumlah yang sama tiap 6 jam.
 Dewasa dan anak-anak diatas 20 kg : 1 kapsul ERY”,250 tiap 6 jam atau 1 kaplet ERITROMISIN

Anda mungkin juga menyukai