PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui sediaan cream.
2. Untuk mengetahui rancangan formula dalam membuat cream.
3. Untuk mengetahui bagaiman cara membuat cream yang baik.
4. Untuk mengetahui bagaiman cara evaluasi cream yang sesuai dengan ketentuan.
5. Untuk mengetahui apakah cream yang dibuat sudah memenuhi persyaratan atau tidak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Krim didefenisikan sebagai “cairan kental atau emulsi setengah padat, baik
bertipe air dalam minyak atau minyak dalam air”. Krim biasanya digunakan sebagai
emolien atau pemakaian obat pada kulit. Istilah krim secara luas digunakan dalam
farmasi dan industri kosmetik. Banyak produk dalam perdagangan disebut sebagai krim
tetapi tidak sesuai dengan bunyi defenisi diatas, sehingga hasil produksi yang nampaknya
seperti krim tetapi tidak mempunyai dasar dengan jumlah emulsi disebut krim (Ansel,
1989).
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat mengandung satu atau lebih bahan
obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Istilah ini secara tradisional
telah digunakan untuk sediaan setengah padat yang mempunyai konsistensi relatif cair
diformulasi sebagai emulsi air dalam minyak atau minyak dalam air.
Sekarang ini batasan tersebut lebih diarahkan untuk produk yang terdiri dari
emulsi minyak dalam air atau dispersi mikrokristal asam asam lemak atau alkohol
berantai panjang dalam air, yang dapat dicuci dengan air dan lebih ditujukan untuk
penggunaan kosmetika dan estetika. Krim dapat digunakan untuk pemberian obat melalui
vaginal (Ditjen POM, 1995).
Krim adalah sediaan setengah padat berupa emulsi kental mengandung tidak
kurang dari 60% air, dimaksudkan untuk pemakaian luar. Tipe krim ada 2 yaitu: krim tipe
air dalam minyak (A/M) dan krim minyak dalam air (M/A). Untuk membuat krim
digunakan zat pengemulsi, umurnya berupa surfaktan-surfaktan anionik, kationik dan
nonionik (Anief, 2008).
Sifat umum sediaan semi padat terutama krim ini adalah mampu melekat pada
permukaan tempat pemakaian dalam waktu yang cukup lama sebelum sediaan ini dicuci
atau dihilangkan. Krim yang digunakan sebagai obat umumnya digunakan untuk
mengatasi penyakit kulit seperti jamur, infeksi ataupun sebagai anti radang yang
disebabkan oleh berbagai jenis penyakit (Anwar, 2012).
Krim adalah bentuk sediaan setengah padat yang mengandung satu atau lebih
bahan obat terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang sesuai. Istilah ini secara
tradisional telah digunakan untuk sediaan setengah padat yang mempunyai konsistensi
relatif cair diformulasi sebagai emulsi air dalam minyak atau disperse mikrokristal asam-
asam lemak atau alkohol berantai panjang dalam air, yang dapat dicuci dengan air dan
lebih ditujukan untuk penggunaan kosmetika dan estetika Kestabilan krim akan rusak
bila terganggu sistem pencampurannya terutama disebabkan karena perubahan suhu dan
perubahan komposisi, disebabkan penambahan salah satu fase secara berlebihan atau
pencampuran dua tipe krim, jika zat pengemulsinya tidak tercampurkan satu sama lain
(Anonim, 1979).
Krim digunakan sebagai obat luar yang dioleskan kebagian kulit badan. Obat luar
adalah obat yang pemakaiannya tidak melalui mulut, kerongkongan dan kearah lambung.
Menurut defenisi tersebut yang termasuk obat luar adalah obat luka, obat kulit, obat
hidung, obat mata, obat tetes telinga, obat wasir, injeksi dan lainnya
2.4 Zat yang tidak larut dicampur dengan sedikit basis, sisa basis ditambahkan terakhir. Di
sini dapat juga digunakan bantuan zat organik untuk melarutkan zat khasiatnya. Pada
skala industri dibuat dalam skala batch yang cukup besar dan keberhasilan produksi
sangat tergantung dari tahap-tahap pembuatan dan proses pemindahan dari satu tahap
pembuatan ke tahap yang lain. Untuk menjaga stabilitas zat Metode Pembuatan Cream
2.4.1 Metode Pelelehan ( fusion)
Zat khasiat maupun pembawa dilelehkan bersama-sama, setelah meleleh
diaduk sampai dingin. Yang harus diperhatikan: kestabilan zat khasiat.
2.4.2 Metode Triturasi
berkhasiat pada penyimpanan perlu diperhatikan, antara lain: . Kondisi
temperatur atau suhu . Kontaminasi dengan kotoran . Kemungkinan hilangnya
komponen yang mudah menguap.
Campuran pengemulsi yang sering dipakai yaitu :
No Parameter Data
1. Pemerian Serbuk hablur, putih atau agak kuning, tidak berbau atau
agak berbau tanah, rasa agak pahit
2. Kelarutan praktis tidak larut dalam air; larut dalam etanol, dalam
kloroform, dalam metanol, dan dalam eter.
3. Rotasi Jenis Antara +74 0 sampai +82 0 , dihitung terhadap zat bebas
air dan bebas etanol; lakukan penetapan menggunakan
larutan 10mg per ml.
4. PH Antara 6,0 dan 11,0
5. Penyimpanan Dalam wadah tertutup rapat
6. Indikasi Jerawat dan Infeksi kulit.
7. Efek Samping Rasa terbkar, ruamkulit, iritasi
8. OTT -
No Parameter Data
1. Pemerian Berupa serpihan putih atau granul seperti lilin,
berminyak memiliki bau khasdan rasa khas
2. Kelarutan Mudah larut dalam etanol 1* E dan eter, kelarutan
meningkat dengan peningkatan suhu, tidak larut dalam
air.
3. Stabilitas Setil akohol stabil pada keadaan asam, basa, light dan
udara
4. Inkompatibilitas inkompatibel dengan agent pengoksidasi
5. Titik didih 165 ℃
6. Titik Lebur 45-52 ℃
7. Kegunaan Basis cream
2. Asam Stearat
No Parameter Data
1. Pemerian Zat padat keras mengkilat menunjukkan susunan hablur,
putih atau kuning pucat, mirip lemak lilin.
2. Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, larut dalam 20 bagian
etanol (95%)P, dalam 2 bagian kloroform P dan dalam 3
bagian eter P.
3. Suhu lebur Tidak kurang dari 54 o C
4. Berat molekul 284, 47
5. Penyimpanan Dalam wadah tertutup baik
6. Khasiat Zat tambahan, untuk melembutkan kulit dengan
konsentrasi 1-20 %
3. TEA
No Parameter Data
1 Pemerian Cairan tidak berwarna atau berwarna kuning pucat;
jernih; tidak berbau atau hampir tidak berbau;
higroskopis
2 Kelarutan Dapat bercampur dengan air dan etanol (95%) P, sukar
larut dalam eter P.
3 Indeks bias 1,482 sampai 1,485
4 OTT Dengan asam membentuk garam dan ester, dengan
tembaga membentuk garam kompleks, dengan garam-
garam logam berat menyebabkan hilangnya warna dan
pengendapan.
5 Titik leleh 20-21 0 C
6 Kegunaan dikombinasi dengan asam lemak bebas membentuk
sabun untuk digunakan sebagai emulgator, pH netral 8.
dalam bentuk sabun tidak menyebabkan iritasi. Sabun
ini membentuk emulsi yang sangat stabil untuk hampir
semua minyak, lemak atau malam untuk pemakaian
luar. Konsentrasi yang digunakan sebagai pengemulsi 2-
4 TEA dan jumlah asam lemak yang digunakan 2-5 kali.
TEA juga berfungsi sebagai humektan.
7 Bobot Jenis 1,120 sampai 1,130
8 Keamanan Dapat menyebabkan iritasi pada kulit dan membran
mukosa.
9 Kestabilan Sediaan yang menggunakan sabun TEA menjadi gelap
selama penyimpanan untuk menghindari hilangnya
warna maka harus dihindari cahaya dan kontak langsung
dengan logam.
10 Wadah dan Dalam wadah tertutup rapat
Penyimpanan
No Parameter Data
1 Pemerian Serbuk hablur halus; putih; hampir tidak berbau; tidak
mempunyai rasa, kemudian agak membakar diikuti rasa
tebal
2 Kelarutan Larut dalam 500 bagian air, dalam 20 bagian air
mendidih, dalam 3,5 bagian etanol (95%) P dan dalam
3 bagian aseton P; mudah larut dalam eter P dan dalam
larutan alkali hidroksida; larut dalam 60 bagian gliserol
P panas dan dalam 40 bagian minyak lemak nabati
panas, jika diinginkan larutan tetap jernih
3 pH 4-8
4 OTT Inkompatibel dengan surfaktan ionik dan bentonit,
magnesium trisilikat, talkum, tragakan, Na. Alginat,
minyak esensial, sorbitol, atropin.
Inkompatibel dengan adanya surfaktan ionik seperti
polisorbat 80. Karena dapat menurunkan aktifitas
antimikroba, bereaksi gula-alkohol
5 Cara Sterilisasi -
6 Indikasi Anti mikroba dan dapat digunakan dalam bentuk
tunggal / dikombinasikan dengan parabens lain sebagai
antimikroba. Dapat digunakan juga sebagai buffer
7 Dosis Lazim -
8 Wadah dan Dalam wadah tertutup baik
Penyimpanan
No Parameter Data
1 Pemerian Serbuk hablur putih; tidak berbau; tidak berasa
2 Kelarutan Sangat sukar larut dalam air; larut dalam 3,5 bagian
etanol (95%) P, dalam 3 bagian aseton P, dalam 140
bagian gliserol P dan dalam 40 bagian minyak lemak,
mudah larut dalam larutan alkali hidroksida
3 Ph Stabil pada pH 3-6
4 OTT Surfaktan non-ionik
5 Cara Sterilisasi -
6 Indikasi Pengawet
7 Wadah dan Dalam wadah tertutup baik
Penyimpanan
No Parameter Data
1. Berbentuk Kristal padat atau serbuk berwarna putih atau
kuning muda dengan bau yang khas
2. Kelarutan Praktis tidak larut dalam air, glyserin, propilenglikol,
larutan hidroksi alkali dan Mineral encer. Larut dalam
acetone, benzene, etanol 95 %, eter, methanol, toluene,
paraffin cair dan minyak tertentu.
3. Fungsi Antioksian
4. Bobot molekul 220,35
5. OTT BHT bersifat fenol dan mengalami reaksi bau seperti
fenol. Tidak stabil dengan bahan oxidasi seperti
peroksida dan permanganat. Garam besi menyebabkan
pengotoran dengan kehilangan aktivitas
6. Wadah dan Dalam wadah tertutup rapat
Penyimpanan
7. Propilenglikol
8. Aquades
No Parameter Data
1 Pemerian Cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa
3 pH 5,0 – 7,0
8 Wadah dan Dalam wadah dosis tunggal, dari kaca atau plastik, tidak
Penyimpanan lebih besar dari 1 liter. Wadah kaca sebaiknya dari kaca
tipe I atau tipe II, wadah tertutup rapat, sejuk dan kering
BAB III
METODOLOGI PERCOBAAN
3.1 Alat
1. Mortir dan stemfer
2. Batang Pengaduk
3. Beaker Glass
4. Cawan uap
5. Gelas Ukur
6. Kaca Arloji
7. Kertas Perkamen
8. Mortir dan Stamper
9. Penangas air
10. Pipet Tetes
11. Pot Plastik
12. Spatel
13. Timbangan analitik
3.2 Bahan
1. Eritromisin stearat
2. Cetyl alcohol
3. BHT
4. Nipasol
5. Nipagin
6. TEA
7. Emulgator
8. Propilenglikol
9. Aquades
3.3 Formulasi
Pemakaian Bahan
Lazim Yang Per botol Per Batch (50
No Fungsi Bahan Nama Bahan
digunakan (10 gram) gram)
1 Zat Aktif Eritromisisn 1-2% 2% 0,2 gram 1 gram
stearat
2 Basis cream Cetyl alcohol 1-20% 10% 1 gram 5 gram
3 Emulgator fase Asam stearat 15-20% 15% 1,5 gram 7,5 gram
minyak
4 Emulgator fase air TEA 2-4% 4% 0,4 gram 2 gram
5 Antioksidan BHT 0,5-1% 0,5% 0,05 gram 0,25 gram
6 Wetting agent Propilenglikol 5-30% 15% 1,5 gram 7,5 gram
7 Pengawet larut air Nipagin 0,12-0,18% 0,15% 0,015 0,075 gram
gram
8 Pengawet larut Nipasol 0,01-0,05% 0,05% 0,005 0,025 gram
minyak gram
9 Pelarut Aquades qs qs 5,33 gram 26,65 gram
3.4 Perhitungan Formulasi
Pemakaian Bahan
Lazim Yang Per botol (10 gram) Per Batch (50
No Fungsi Bahan Nama Bahan
diguna gram)
kan
1 Zat Aktif Eritromisisn 1-2% 2% 2 0,2
x 10 =0,2 gram x 50 =1 gram
100 10
stearat
2 Basis cream Cetyl alcohol 1-20% 10% 10 1
x 10 =1 gram x 50 =5 gram
100 10
3 Emulgator fase Asam stearat 15-20% 15% 15 1,5
x 10 =1,5 gram x 50 =7,5 gram
100 10
minyak
4 Emulgator fase TEA 2-4% 4% 4 0,4
x 10 =0,4 gram x 50=2 gram
100 10
air
5 Antioksidan BHT 0,5-1% 0,5% 0,5 0,05
x 10 =0,05 gram x 50 =0,25
100 10
gram
6 Wetting agent Propilengliko 5-30% 15% 15 1,5
x 10 =1,5 gram x 50 =7,5 gram
100 10
l
7 Pengawet larut Nipagin 0,12- 0,15% 0,15 0,015
x 10 =0,015 x 50 =0,075
100 10
air 0,18%
gram gram
8 Pengawet larut Nipasol 0,01- 0,05% 0,05 0,005
x 10 =0,005 x 50 =0,025
100 10
minyak 0,05%
gram gram
9 Pelarut Aquades qs qs 10 - (0,2+1+1,5+0,4 5,33
x 50 =26,65
10
+0,05+1,5+0,015+0,
gram
005) = 5,33 gram
BAB V
EVALUASI
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. Sediaan cream adalah bentuk sediaan setengah padat, berupa emulsi mengandung air
tidak kurang dari 60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar.
2. Komponen penyususn cream yaitu terdiri dari :
a. Zat berkhasiat
b. Fase minyak
c. Fase air
d. Basis cream
e. Zat tambahan (pengawet, pendapar, pelembab, antioksidan, zat pengmpleks)
3. Terdapar dua tipe cream yaitu cream tipr M/A dan cream tipe A/M.
4. Metode pembuatan cream dibagi menjadi dua yaitu :
a. Metode pelelehan
b. Metode triturasi
5. Pada pembuatan cream, digunakan eritromisin sebagai zat aktinya, dan digunakan
bahan tambahan berupa asam stearat, cetyl alcohol, BHT, TEA, nipagin, nipasol,
propilengglikol dan aquades.
DAFTAR PUSTAKA