Anda di halaman 1dari 5

ERITROMISIN DAN MAKROLAID LAIN

1.1 ERITROMISIN

ASAL DAN KIMIA

Eritromisi dihasilkan oleh suatu strain Streptomyces erythreus.Antibiotikini stabil dalam


suasana asam, kurang stabil pada suhu kamar tetapi cukup satbil pada suhu rendah.Aktivitas in
itro paling besar dalam suasana alkalis.

AKTIVITAS ANTIMIKROBA

Golongan makrolid menghambat sintesis protein kuman dengan cara berikatan secara
reversibel dengan ribosom sub unit 50S, dan umumnya bersifat bakteriostatik.

SPEKTRUM ANTIMIKROBA

Efek terbesar eritromisin secara in vitro terhadap kokus Gram-positif, seperti S.pyogenes
dan S.pneumonia. S. Viridans mempunyai kepekaan yang bervariasi terhadap eritromisin.
S.aureus hanya sebagian yang peka terhadap obat ini.

Batang Gram-positif yang peka terhadap eritromisin antaralain C.perfringens, C.


diptheriae, dan L. monocytogenes. Eritromisin kebanyakan tidak efektifterhadap kuman Gram-
negatif, namun terdapat beberapa spesies yang sangat peka terhadap eritromisin: N.gonorrhoeae,
Campylobacter jejuni, M.pneumoniae, Legionella pneumophilia, dan C.trachomatis. H.Influenza
memiliki kepekaan yang bervariasi

RESISTENSI

Terjadi karena 3 mekanime:

1. menurunnya permeabilitas membran sel kuman

2. berubahnya reseptro obat karena ribosom obat

3. hidrolisis obat karena esterase yang dihasilkan kuman

FARMAKOKINETIK

Basa eritromisin diserap baik oleh usus kecil bagian atas, aktivitasnya menurun karena
obat dirusak oleh asam lambung. Adanya makanan juga menghambat absorbsi eritromisin.
Hanya 2-3% eritromisin yang disekresi dalam bentuk aktif melalui urin.Eritromisin mengalami
pemekatan pada jaringan hati. Kadar obat didalam empedu dapat mencapai 100x lipat
dibandingkan kadar dalam darah.

Masa paruh eleminasi sekitar 1,5 jam. Eritromisin berdifusi baik pada jaringan tubuh
kecuali ke otak dan cairan serebrospinal. Pada ibu hamil kadar eritromisin dalam sirkulasi fetus
mencapai 5-20% sirkulasi ibu. Obat ini dieksresi terutama melalui hati. Pada wanita hamil
pemberian eritromisin stearat dapat meningatkan sementara kadar SGOT/SGPT.

EFEK SAMPING DAN INTERAKSI OBAT

Reaksi alergi mungkin timbul dalam bentuk demam, eosinofilia dan eksantem. Hepatitis
kolestatik adalah reaksi kepekaan yang terutama terjadi oleh eritromisin estolat (sudah tidak
dipasarkan). Eritromisin oral sering menimbulkan iritasi saluran cerna seperti mual, muntah, dan
nyeri epigastrium. Suntikan IM dapat menimbulkan nyeri yang hebat disusul dengan timbulnya
tromboflebitis.

Eritromisin dilaporkan meningkatkan toksisitas karbamazepin, kortikosteroid,


siklosporin, digoksin, warfarin, terfenadin, astemizol, dan teofilin karena menghambat sitokrom
P-450. Kombinasi dengan terfenadin dan astemizol menimbulkan artimia jantung yang berbahya
(torsades de pointes).

SEDIAAN DAN POSOLOGI


PENGGUNAAN KLINIK

1.2 SPIRAMISIN

Obat ini efektif terhadap kuman stafilokokus, streptokokus, pneumokokus, enterokokus,


neisseria,Bordetella pertusis, Ricketsia, ameba dan toksoplasma. Secara in vitro aktifitas
spiramisin lebih rendah dibanding eritromisin.

Umumnya diberikan peroral, absorbis dari saluran cerna tidak lengkap, namun tidak
dipengaruhi oleh adanya makanan dalam lambung. Kadar spiramisin didalam jaringan umumnya
lebih baik dibanding antibiotik makrolid lainnya dan bertahan lama walaupun kadar serum obat
ini sudah rendah sekalin.

Preparat spiramisin yang tersedia adalah tablet 500mg yang setara dengan 1,5MIU dan
tablet 1000mg yang setara dengan 3,0MIU. Dosis oral untuk dewasa ialah 3-4 kali 500mg
perhari. Pada infeksi berat,dosis dapa ditingkatkan 2 kali lipat. Dosis oral untuk anak ialah 50-75
mg/kgBB sehari, terbagi dalam 2-3 kali pemberian.

Seperti eritromisin, spiramisin digunakan untuk terapi infeksi rongga mulut dan saluran
cerna. Spiramisin juga digunakan sebagai obat alternatif pasien toksoplasmosis yang karena
suatu sebab tidak dapat diobati oleh porimetamin + sulfonamid (wanita hamil). Dosis yang
digunakan untk indikasi ini ialah 3 g/hariyang dibagi dalam 3 dosis, yng diberikan selama
kehamilan. Spiramisin efektif untuk mencegah transmisi plasental toksoplasma dari ibu ke anak.
Pemberian spiramisin kadang menimbulkaniritasi saluran cerna.
1.3 ROKSITROMISIN DAN KLARITOMISIN

Roksitromisin adalah derivat eritromisin yang diserap baik pada pemberian oral. Obat ini
jarang menimbulkan iritasi lambung dibandingkan dengan eritromisin. Absorbsinya tidak
dipengaruhi oleh adanya makanan dalam lambung. Kadarnya dalam plasma dan jaringan lebih
tinggi dibanding eritromisin. Masa paruh eleminasinya sekitar 10 jam (diberikan 2 kali sehari).
Penggunaanya sama dengan eritromisin . Dosis oral untuk dewasa 2 kali 150 mg seharo. Untuk
anak 5-8mg/kgbb/ hari yang dibagi dalam dua dosis.

Klaritomisin juga digunakan untuk indikasi yang sama seperti eritromisin. Secara in
vitro, obat ini adalah makrolid yang paling aktif terhadap Chlamydia trachomatis. Dosis oral
untuk orang dewasa ialah 2 kali 250-500 mg sehari. Absorbsinya tidak dipengaruhi oleh adanya
maknan dalam lambung. Efek sampingnya ialah iritasi saluran cerna dan peningkatan sementara
enzim hati. Klaritomisin juga meningkatkan kadar teofilin dan karbamazepin bila diberikan
bersama obat tersebut.

1.4 AZITROMISIN

Obat ini mempunyai indikasi klinik serupa klaritomisin. Aktivitasnya sangat baik
terhadap Chlamidia. Kadar azitromisin yang tercapai dalam serum setelah pemberian oral relatif
rendah, tetapi kadar dijaringan dan fagosit sangat tinggi. Onat yang tersimpan didalam jaringan
ini perlahan lahan dilepaskan sehingga diperoleh masa paruh 3 hari. Dengan demikian pemberian
obat cukup 1 kali sehari. Absorbisnya cepat namun terganggu oleh adanya mkanan. Obat ini
tidak menghambat sitokrom P-450 sehingga praktis tidak menimbulkan masalah interaksi obat.

Dosis Azitromisin
1.5 TELITROMISIN

Telitromisin adalah antibiotika bari dari golongan ketolid yang bekerja pada 2 site of
action do ribosom 23S bakteri. Kuman yang peka: S. pneumoniae, H. influenza,dan S. aureus.
Obat ini diindikasikan untuk: (1) community-acquired pneumonia ringan dan sedang; (2)
eksarsebasi akut bronkitis kronik; (3) sinusitis bakterial akut; dan (4) Tonsilofaringitis yang
disebabkan oleh streptokokus betahemolitikus grup A.

Pada pemberian oral, absorbsinya hanya 57% namun namun tidak dipengaruhi oleh
adanya makanan. Metabolisme melalui sitokrom P-450 3A4 dan jalur non-CYP. Pengurangan
dosis tidak perlu dilakuan bagi pasien insufisiensi ginjal ringan/sedang atau gagal fungsi hati.
Dosis obat perlu dikurangi untuk pasien dengan klirens kreatinin <30mL/menit

Telitromisin tersedia dalam bentuk tablet 400mg. Dosisnya adlaah 800mg sekali sehari
selama 5 hari, tetapi untuk community-acquired pneumonia diberikan 7-10 hari.

Efek samping antaralian keluhan saluran cerna (mual, muntah, diare) dan sakit kepala.
Obat ini sedikit memperpanjang interval QT namun kelihatannya tidak sampai menimbulkan
kemaknaan klini.

Anda mungkin juga menyukai