Anda di halaman 1dari 12

MENINGITIS TBC

Disusun Oleh :
Cindhy Karania Metta Silavatto

KEPANITERAAN KLINIK BAGIAN ILMU KESEHATAN ANAK


PERIODE 7 MEI – 21 JULI 2018
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KOTA BEKASI
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA
JAKARTA
2018
DEFINISI

 Meningitis tuberkulosis adalah infeksi pada meningen


/ selaput otak yang disebabkan oleh basil tahan asam
Mycobacterium tuberculosis. Terjadinya meningitis
tuberkulosa akibat adanya komplikasi tuberkulosa
primer.
PATOFISIOLOGI
DIAGNOSIS

 Berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan penunjang

Gold standard  Pungsi


Lumbal
GAMBARAN KLINIS
 Gejala meningitis meliputi:
o Gejala infeksi akut
o Panas
o Nafsu makan menurun
o Lesu
 Gejala kenaikan tekanan intracranial
o Kesadaran menurun
o Kejang
 Gejala rangsangan meningeal
o Kaku kuduk (+)
o Kernig (+)
o Brudzinsky I dan II (+)
Gejala klinis meningitis tuberkulosa
dapat dibagi dalam 3 stadium :
Stadium I : Stadium Stadium II : Stadium III :
awal (1 – 2 minggu) Intermediate Advanced
• Gejala prodromal • Iritasi meningen • Gerakan abnormal
non spesifik : • Gejala menjadi • Kejang
iritabilitas, nyeri lebih jelas • Penurunan
kepala, malaise, • Defisit neurologis kesadaran : stupor
demam fokal : hemiparesis, atau koma
• Tidak ada defisit paresis saraf • Defisit neurologis
neurologis kranial(terutama berat : hemiplegia,
• Kesadaran tidak N.III dan N.VII, paraplegia,
berkabut gerakan involunter dekortikasi,
• Lethargy / • Hidrosefalus, papil deserebrasi
perubahan perilaku edema
PEMERIKSAAN PENUNJANG

 Analisa Cairan Serebrospinal / Lumbal Pungsi (gold standard)


o Warna : jernih atau opalescent
o Tekanan : meningkat antara 40 – 75% pada anak – anak dan 50% pada dewasa
o Glukosa : penurunan kadar glukosa  30-45 mg/dl atau kurang dari 50% kadar
glukosa darah, dapat pula < 10 mg/dl
o Protein : akan meningkat mencapai 150 – 200 mg
o Sel : pleositosis yang moderat
o Mikroorganisme : 10-25% yang dapat menunjukkan preparat apus yang positif

 Laju Endap Darah (LED) : sedikit peningkatan  18-90 mm/jam, rata – rata
57 mm/jam
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan Radiologik
o Head CT scan : ‘isoatenuasi’ atau ‘hiperatenuasi’ pada sisterna basalis  tanpa zat kontras
dan penyegatan yang homogen  pemberian zat kontras. Head CT scan serial  identifikasi
komplikasi yang baru terjadi seperti hidrosefalus, area kalsifikasi, ensefalomalasia, osteitis
tb dari cranium, dan osteomastoiditis tb.
o MRI : lebih sensitive mendeteksi adanya meningitis basal, infark serebri, hidrosefalus, dan
tuberculoma pada parenkim
 Arteriografi : arteritis pada sirkulus Willisi atau cabang – cabangnya, penyempitan dan
oklusi pembuluh darah  area yang irregular
 Test Mantoux / tes kulit tuberkulin
o Reaksi imunologis
o Campuran protein ini dikenal sebagai PPD (Purified Protein Derivate)
o Reaksi negative  terutama pada kasus lanjut, keadaan umum yang buruk, malnutrisi, dan
imunosupresi oleh penyakit sistemik yang berat.
Kriteria Diagnosis Menurut Ogawa
 KERITERIA DEFINITE
o Bila kultur Mycobacterium tuberculosa dari CSS (+) atau diagnosis
meningitis TB ditegakkan melalui otopsi atau terdapat keduanya

 KRITERIA PROBABLE
o Bila gambaran CSS pleositosis
o Kultur bakteri lain / jamur (-) dan disertai salah 1 dari :
1. Uji tuberculin (+)
2. Terdapat tuberculosis diluar SSP atau mempunyai riwayat TB aktif
sebelumnya
3. Glukosa CSS < 40 mg/dl
4. Kadar protein CSS > 60 mg/dl
PENGELOLAAN Rifampicin ( R )
Efek samping : Hepatotoksik
Dosis harian
Nama Obat Lama Pemberian INH ( H )
(mg/kgbb/hari)
Efek samping : Hepatotoksik,
Rifampicin 10-20 12 bulan defisiensi vitamin B6

INH 20 12 bulan Pyrazinamid ( Z )


Pyrazinamid 15-40 2 bulan Efek samping : Hepatotoksik

25 2 bulan pertama Streptomycin ( S )


Ethambutol Efek samping : Gangguan
15 lanjutan
pendengaran dan vestibuler
Streptomycin 20 1 – 3 bulan
Ethambutol ( E )
• Deksametason 10 mg bolus intravena, kemudian 4 x 5 mg Efek samping : Neuritis optika
intravena selama 2 minggu, selanjutnya diturunkan / tap
off perlahan selama 1 bulan.
• Prednisone 1 – 2 mg/kgbb/hari selama 4 – 8 minggu,
selanjutnya di tap off selama 2 – 4 minggu.
Alur Tatalaksana

Anda mungkin juga menyukai