KEMOTERAPI ANTIBIOTIK
a. Golongan Sefalosporin
Sefalosporin adalah kelompok antibiotik yang bekerja untuk membunuh bakteri dengan cara
menghambat pembentukan dinding sel bakteri. Struktur kimia sefalosporin mirip dengan
struktur penisilin sehingga memiliki cara kerja yang mirip dengan antibiotik tersebut.
Sefalosporin merupakan antibiotik yang berasal dari jamur spesies Acremonium. Hingga saat
ini, sefalosporin terdiri dari lima generasi atau kelas dan digunakan untuk mengobati
berbagai jenis penyakit akibat infeksi bakteri.
NO Nama Generik
1 cefadroxil,
2 cefalexin
3 cefazolin
4 cefuroxime
5 cefprozil
6 cefaclor
7 ceftriaxone,
8 cefotaxime,
9 cefixime,
10 cefpodoxime,
11 cefditoren,
12 ceftizoxime,
13 cefoperazone,
14 ceftazidime,
15 cefdinir
1. Cefadroxil adalah obat antibiotik yang masuk ke dalam jenis sefalosporin. Obat ini
digunakan untuk mengobati berbagai infeksi bakteri seperti radang tenggorokan, kulit,
dan infeksi saluran kemih. Cara kerja obat ini adalah dengan menghentikan
pertumbuhan bakteri.
2. Cefotaxim adalah obat antibiotik yang digunakan untuk mengobati berbagai macam
infeksi bakteri misalnya infeksi pernafasan bagian bawah, infeksi saluran kemih,
meningitis, dan gonore. Obat ini termasuk dalam kelas antibiotik bernama
cephalosporin. Antibiotik ini bekerja dengan menghentikan pertumbuhan bakteri.
3. Cefixime adalah antibiotik yang digunakan untuk mengobati pilek dan flu
4. Ceftriaxone adalah antibiotik yang digunakan untuk mengobati penyakit gonore dan
infeksi bakteri lainnya. Selain itu, obat ini juga dapat digunakan untuk mencegah infeksi
pada luka operasi.
b. Golongan Kloramfenikol
Kloramfenikol adalah antibiotik berspektrum luas, menghambat bakteri Gram-positif dan
negatif, aerob dan anaerob, Klamidia, Ricketsia, dan Mikoplasma. Kloramfenikol
mencegah sintesis protein dengan berikatan pada subunit ribosom 50S. Efek samping
yang ditimbulkan adalah supresi sumsum tulang, grey baby syndrome, neuritis optik
pada anak, pertumbuhan kandida di saluran cerna, dan timbulnya ruam (Kemenkes,
2011).
Antibiotik ini diindikasikan pada pasien dengan demam tifoid, infeksi berat lain terutama
yang disebabkan oleh Haemophilus influenzae, abses serebral, mastoiditis, ganggren,
septikemia, pengobatan empiris pada meningitis. Contoh obat golongan
kloramphenicole adalah kloramphenicole dan thiamphenicole
c. Golongan Quinolon
Quinolone adalah antibiotik sintetik yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri,
seperti infeksi saluran kemih, infeksi kulit, infeksi mata, infeksi telinga, sinusitis, bronkitis,
pneumonia, radang panggul, hingga infeksi menular seksual seperti gonore.
1. Ciprofloxacin, antibiotik untuk Infeksi saluran pernapasan dan infeksi kulit, Otitis
eksterna berat, Infeksi ginjal, Prostatitis, Tifus, Infeksi tulang dan sendi
2. Levofloxacin, antibiotik untuk Sinusitis bakteri akut, Pneumonia, infeksi kulit,
Anthrax, Konjungtivitis bakteri (obat tetes mata)
3. Ofloxacin, antibiotik untuk Infeksi menular seksual, Gonore (kencing nanah), Otisis
media akut (obat tetes telinga)
d. Aminoglikosida
Aminoglikosida adalah kelompok antibiotik yang digunakan untuk mengatasi infeksi yang
disebabkan bakteri aerob gram-negatif. Antibiotik ini cukup efektif dalam melawan bakteri
seperti Mycobacterium Tuberculosis dan Staphylococcus. Aminoglikosida dapat
membunuh secara langsung bakteri yang bisa menyebabkan infeksi serius. Antibiotik
bakterisida ini bekerja dengan cara menghentikan produksi protein yang dibutuhkan
bakteri untuk bertahan hidup. Aminoglikosida tersedia dalam bentuk tetes mata dan
telinga, salep/krim, serta suntik. Beberapa contoh obat aminoglikosida di antaranya
adalah gentamicin, paromomycin, neomycin, streptomycin, tobramycin, dan amikacin.
e. Golongan Makrolida
Makrolid adalah jenis antibiotik yang berasal dari bakteri bernama Saccharopolyspora
erythraea atau Streptomyces erythreus. Bakteri ini biasanya tumbuh di tanah atau air,
dan memiliki struktur senyawa kimia kompleks yang dinamakan macrocyclic. Makrolid
biasanya diresepkan untuk mengobati infeksi saluran pernapasan, pneumonia, dan
infeksi kulit. Obat ini bekerja cara dengan menghambat sintesis protein dalam bakteri.
- Dosis Tetracycline
Rincian dosis tablet tetracycline HCl untuk dewasa adalah sebagai berikut:
Keperluan Dosis
g. Golongan Penisilin
Penisilin adalah antibiotik yang digunakan untuk menangani infeksi bakteri. Obat ini
bekerja dengan membunuh bakteri penyebab infeksi atau menghentikan
pertumbuhannya. Beberapa kondisi yang dapat diobati dengan penisilin meliputi:
Radang tenggorokan akibat infeksi Streptococcus
Demam rematik
Aktinomikosis
jenis dan dosis yang digunakan dapat berbeda, tergantung kondisi yang diderita. Pasien
dianjurkan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum menggunakan penisilin.
ANTIMALARIA
Obat malaria yang dikenal umum adalah :
1. Obat standar : Klorokuin dan Primakuin. Klorokuin efektivitasnya sangat tinggi
terhadap Plasmodium vivax dan Plasmodium falciparum.
2. Obat alternatif : Kina dan Sp (Sulfadoksin + Pirimetamin). Kombinasi SP sangat efektif
untuk mengobati penderita malaria oleh Plasmodium falciparum yang sudah resisten
klorokuin.
3. Obat penunjang : Vitamin B Complex, Vitamin C dan SF (Sulfas Ferrosus).
4. Obat malaria berat : Kina HCL 25% injeksi (1 ampul 2 cc).
5. Obat standar dan Klorokuin injeksi ( 1 ampul 2 cc) sebagai obat alternatif.
PENGGOLONGAN OBAT MALARIA :
1. Obat propilaksis/pencegahan : obat nyamuk yang mengandung DEET
2. Obat pencegah/penyembuh demam/kurativum : klorokuin,meflokuin, halofantrin,
pirimetamin.
3. Obat pencegah kambuh : primakuin
4. Obat pembunuh gametosit
ANTIAMUBA
PENGGOLONGAN OBAT :
1. Obat amuba kontak : yang meliputi senyawa metrokonazol dan tinidazol, dengan jenis
antibiotik tetrasiklin dan aminoglikosida.
2. Obat amuba jaringan : yang terdiri dari senyawa nitro-mikonazol.
ANTIHELMETIKA
Obat-Obat Untuk Pengobatan Nematoda
1. Mebendazol
2. Pirantel Pamoat
3. Tiabendazol
4. Invermektin
Obat Untuk Pengobatan Trematoda (Prazikuantel)
Obat Untuk Pengobatan Cestoda (Niklosamid)
ANTIFUNGI
Obat-obat antijamur diklasifikasikan menjadi beberapa golongan yaitu : (Tripathi M.D, 2001)
Antibiotik
o Polyenes : Amfotericin B, Nystatin, Hamycin, Nalamycin
o Heterocyclibenzofuran : griseofulvin
Antimetabolite: Flucytosine (5-Fe)
Azoles
o Imidazole (topical) : clotrimazol, econazol, miconazol (sistemik) : ketoconazole
o Triazoles (sistemik) : Flukonazole, Itrakonazole
Allylamine Terbinafine
Antijamur lainnya : tolnaftate, benzoic acid, sodium tiosulfat.
ANTIVIRUS
ANTIVIRUS UNTUK HERPES
Asiklovir
ANTIVIRUS UNTUK INFLUENZA
A. Amantadin dan Rimantadin
B. Inhibitor Neuraminidase (Oseltamivir, Zanamivir)
C. Ribavirin
ANTIVIRUS UNTUK HBV DAN HCV
A. Lamivudin
B. Adefovir
C. Entekavir
D. Interferon
GOLONGAN OBAT ANTIRETROVIRUS
1. NUCLEOSIDE REVERSE TRANSCRIPTASE INHIBITOR (NRTI)
A. Zidovudin
B. Didanosin
C. Zalsitabin
D. Emtrisitabin
E. Abakavir
ANTI KANKER
FORBIDEN
ANTI TBC
Pengobatan tuberculosis sekunder meliputi :
1. Kanamisin
2. PAS (Para Amino Salicylic) Acid
3. Tiasetazon
4. Etionamid
5. Prorionamid
6. Sikloserin
7. Viomisiun
8. Kapreomisin
9. Amikasin
10. Ofloksasin
11. Siprofloksasin
12. Klofazimin
ANTILEPRA Kusta alias lepra atau penyakit Morbus Hansen adalah infeksi menular kronis
yang menyerang sistem saraf, kulit, selaput lendir hidung, dan mata. Penyakit ini disebabkan
oleh Mycobacterium leprae, bakteri tahan asam berbentuk batang.
GANGGUAN PENCERNAAN
1. Antasida adalah obat yang digunakan untuk menetralkan kadar asam di dalam lambung
a. Aluminium Hidroksida
b. Al Oksida
c. Magnesium Karbonat
d. Mg Trisilikat
e. Mg Oksida
f. Mg Hidroklorida
g. Natrium Karbonat
h. Bismuth Subnitrat
i. Bismuth Subsitrat
j. Kalsium Karbonat
2. Obat digestive adalah obat yang berisi kombinasi enzim pencernaan, seperti amilase,
lipase, atau protease, yang berguna untuk membantu tubuh mencerna makanan ketika
pankreas tidak bisa menghasilkan enzim pencernaan yang cukup
4. Obat laksativa atau Obat pencahar adalah golongan obat-obatan yang digunakan untuk
mengatasi sembelit atau konstipasi.
5 Obat Anti Spasmodika untuk meredakan kram pada perut, akibat otot kandung kemih atau
usus yang tegang.
Atropin Sulfat
Alkaloida belladona
Hiosin Butil Bromida
Papaverin HCl
Mebeverin HCl
Propantelin Bromida
Pramiverin HCl
Cisaprid
1. Obat Anestetik :
a) Anestetik Lokal
1. Bupivikain
Indikasi : anestetik lokal
2. Etil Klorida
Indikasi : anestetik lokal
3. Lidokain
Indikasi : anestesi filtrasi dan anestesi permukaan, antiaritmia
Efek samping : mengantuk
4. Benzokain
Indikasi : anestesi permukaan dan menghilangkan rasa nyeri dan gatal
5. Prokain (novokain)
Indikasi : anestesi filtrasi dan permukaan
6. Tetrakain
Indikasi : anestesi filtrasi
7. Benzilalkohol
Indikasi : menghilangkan rasa gatal, sengatan matahari dan gigi
Kontra indikasi : inssufiensi sirkulasi jantung dan hipertensi
Efek samping : menekan pernafasan
b) Anestetika Umum
Sediaan, indikasi, kontra indikasi dan efek samping
1. Dinitrogen monoksida
Indikasi : anestesi inhalasi
2. Enfluran
Indikasi : anestesi inhalasi (untuk pasien yang tidak tahan eter)
Efek samping : menekan pernafasan, gelisah, dan mual
3. Halotan
Indikasi : anestesi inhalasi
Efek samping : menekan pernafasan, aritmia, dan hipotensi
4. Droperdol
Indikasi : anestesi inhalasi
5. Ketamin Hidroklorida
Indikasi : anestesi inhalasi
Efek samping : menekan pernafasan (dosis tinggi), halusinasi dan tekanan darah naik.
6. Tiopental
Indikasi : anestesi injeksi pada pembedahan kecil seperti di mulut
Kontra indikasi : insufiensi sirkulasi jantung dan hipertensi
Efek samping : menekan pernafasan
3. Obat Psikofarmaka/psikotropik
Penggolongan obat-obat ataraktika dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Derivat Benzodiazepin
2. Kelompok lain, contohnya : benzoktamin, hidrosizin dan meprobramat.
4. Obat Antikonvulsan
Obat mencegah & mengobati bangkitan epilepsi.
Contoh : Diazepam, Fenitoin, Fenobarbital, Karbamazepin, Klonazepam.
6. Neuroleptika
Obat Generik, Indikasi, Kontra Indikasi, dan Efek Samping
1. Piracetam
Obat ini diindikasikan untuk gejala dengan proses menua seperti daya ingat berkurang,
terapi pada anak seperti kesulitan belajar.
2. Pyritinol HCl
Obat ini diindikasikan untuk pasca trauma otak, pendarahan otak, gejala degenerasi
otak sehubungan gangguan metabolisme.
3. Mecobalamin
Obat ini diindikasikan untuk terapi neuropati perifer.
7. Obat Antiepileptika
Obat Generik, Indikasi, Kontra Indikasi, Efek Samping
1. Fenitoin
Indikasi : semua jenis epilepsi kecuali petit mal, status epileptikus
Kontra indikasi : gangguan hati, wanita hamil dan menyusui
Efek samping : gangguan saluran cerna, pusing nyeri kepala tremor,
insomnia.
2. Penobarbital
Indikasi : semua jenis epilepsi kecuali petit mal, status epileptikus
Kontra indikasi : depresi pernafasan berat, porifiria
Efek samping : mengantuk, depresi mental
3. Karbamazepin
Indikasi : epilepsi semua jenis kecuali petit mal neuralgia trigeminus
Kontra indikasi : gangguan hati dan ginjal, riwayat depresi sumsum tulang
Efek samping : mual, muntah, pusing, mengantuk, ataksia, bingung
4. Klobazam
Indikasi : terapi tambahan pada epilepsi penggunaan jangka pendek ansietas.
Kontra indikasi : depresi pernafasan
Efek samping : mengantuk, pandangan kabur, bingung, amnesia
ketergantungan kandang-kadang nyeri kepala, vertigo
hipotensi.
5. Diazepam
Indikasi : status epileptikus, konvulsi akibat keracunan
Kontra indikasi : depresi pernafasan
Efek samping : mengantuk, pendangan kabur, bingung, ataksia,
amnesia, ketergantungan, kadang nyeri kepala.
8. Obat Antiemetika
Obat Generik, Indikasi, Kontra Indikasi, Efek Samping
1. Sinarizin
Indikasi : kelainan vestibuler seperti vertilago, tinnitus, mual dan muntah.
Kontra indikasi : kehamilan/menyusui, hipotensi, dan serangan asma
Efek samping : gejala ekstra piramidal, mengantuk, sakit kepala
2. Dimenhidrinat
Indikasi : mual, muntah, vertigo, mabuk perjalanan dan kelainan labirin
Kontra indikasi : serangan asma akut, gagal jantung dan kehamilan
Efek samping : mengantuk dan gangguan psikomotor
3. Klorpromazin HCl
Indikasi : mual dan muntah
Kontra indikasi : gangguan hati dan ginjal
Efek samping : mengantuk, gejala ekstra piramidal
4. Perfenazin
Indikasi : mual dan muntah berat
Kontra indikasi : gangguan hati dan ginjal
Efek samping : mengantuk, gejala ekstra piramidal
5. Proklorperazin
Indikasi : mual dan muntah akibat gangguan pada labirin
Kontra indikasi : gangguan hati dan ginjal
Efek samping : mengantuk, gejala ekstra piramidal
6. Trifluoperazin
Indikasi : mual dan muntah berat
Kontra indikasi : gangguan hati dan ginjal
Efek samping : mengantuk, gejala ekstra piramidal
3. Levodopa
Levodopa terutama efektif terhadap hipokinesia dan kekakuan, sedangkan terhadap
tremor umumnya kurang efektif dibandingkan dengan antikolinergik.
Indikasi : parkinsonisme bukan karena obat
Kontra indikasi : glukoma, penyakit psikiatri berat
Efek samping : anoreksia, mual, muntah, insomnia
4. Bromokriptin
Bekerja sebagai antagonis dopamine, obat ini semula digunakan pada pasien-pasien
parkinson hanya dimana efek-efek dopa berkurang setelah beberapa tahun dan
efeknyapun menjadi singkat, bersamaan dengan lebih seringnya terjadi efek samping.
Indikasi : parkinsonisme
Efek samping : gangguan lambung usus, pada dosis tinggi halusinasi, gangguan
psikomotor dll.
5. Amantidine
Obat anti influenza ini secara kebetulan ditemukan daya anti parkinsonnya.
Efek samping : lebih ringan dari levodopa, pada dosis biasa tidak sering terjadi
antara lain mulut kering, gangguan penglihatan, hipotensi ortostatik,
kadang-kadang terjadi udema mata kaki.
Mekanisme kerja melalui memperbanya pelpasan dari ujung-ujung saraf.
KARDIOVASKULAR
ANTIANGINA
Obat Antiangina :
1. Nitrat organic
2. Beta bloker
3. Calsium antagonis
ANTIARITMIA
Contoh Obat :
1. Propanolol : tab 10 dan 40 mg, kapsul lepas lambat 160 mg
2. Alprenolol : tab 50 mg
3. Oksprenolol : tab 40 mg, 80 mg, tab lepas lambat 80 mg
4. Metoprolol : tab 50 mg dan 100 mg, tab lepas lambat 100 mg
5. Bisoprolol : tab 5 mg
6. Asebutolol : kap 200 mg dan tab 400 mg
7. 'Pindolol : tab 5 dan 10 mg
8. Nadolol : tab 40 dan 80 mg
9. Atenolol : tab 50 dan 100 mg
GLIKOSIDA
Tablet Lanatosid C (cedilanid) 0,25 mg
Digoksin 0,25 mg
Beta-metildigoksin 0,1 mg
ANTIHIPERTENSI
Obat Antihipertensi dibedakan :
1. Diuretik
2. Beta bloker
3. Alfa bloker
4. Ca antagonist
5. Penghambat ACE
6. Penghambat saraf sentral
7. Vasodilator
SISTEM PERNAFASAN
2. Ketotifen
Indikasi : Profilaksis asma bronchial karena alergi.
Kontra indikasi : -
Efek samping : Mengantuk, pusing, mulut kering.
3. Ipratorium
Indikasi : Asma bronchial, bronchitis kronis, emfisema.
Kontra indikasi : Hipersensitif terhadap senyawa yang menyerupai atropin.
Efek samping : Mulut kering, iritasi kerongkongan, batuk, peningkatan tekanan
intra okuler jika mengenai mata penderita glaukoma.
4. Terbutalin
Indiaksi : Asma bronchial, bronchitis kronis, emfisema, dan penyakit paru lain
dengan komplikasi bronchospasme.
Kontra indikasi : Hipertiroidisme.
Efek samping : Tremor, palpitasi, pusing.
5. Efedrin
Indikasi : Asma, bronchitis, emfisema.
Kontra indikasi : Penyakit jantung, hipertensi, gondok, glaukoma.
Efek samping : Tachycardia, gelisah, insomnia, sakit kepala, eksitasi, aritmia ventrikuler.