Anda di halaman 1dari 7

4.

Penggolongan Antibiotik
1. Golongan Penisilin
Antibiotik pertama kali ditemukan dari Alexander Fleming tahun 1928 di London,
kemudian dikembangkan oleh Florey untuk penggunaan sistemik dengan menggunakan
Penisilium notatum.Antibiotik ini digunakan untuk mengobati infeksi yang berkaitan dengan
kulit, gigi, mata, telinga, saluran pernapasan, dan lain-lain.Sebagian orang mungkin mengalami
alergi terhadap penisilin dengan efek samping demam.
Mekanisme kerja penisilin yaitu merintangi atau menghambat pembentukan atau sintesa
dinding sel bakteri sehingga bila sel bakteri tumbuh dengan dinding sel yang tidak sempurna
maka bertambahnya plasma atau air yang terserap dengan jalan osmosis mengakibatkan dinding
sel pecah sehingga bakteri menjadi mati.
Penisilin spectrum sempit yaitu benzil penisilin (Penisilin G), fenoksimetil penisilin,
penisilin tahan penisilinase.Sedangkan penisilin spectrum luas yaitu ampisilin dan amoksilin.
Efek samping penisilin yaitu reaksi hipersensitif, mulai ruam dan gatal sampai serum
sickness dan reaksi alergi sistemik yang serius.Nyeri tenggorokan atau lidah, lidah terasa berbulu
lembut, muntah, diare, mudah marah, halusinasi, dan kejang.
2. Golongan Sefalosporin
Antibiotik ini mampu mengobati berbagai infeksi bakteri yang tidak dapat diobati dengan
penisilin, seperti meningitis, gonorrheae dan lain-lain. Dimana orang yang sensitif terhadap
penisilin, maka sefalosporin bisa diberikan sebagai alternatif,namun banyak juga ketika
seseorang alergi terhadap penisilin, maka kemungkinan besar dia akan alergi terhadap
sefalosporin juga.
Efek samping sefalosporin yaitu diare, kejang perut, dan demam tinggi maupun demam
biasa.
Mekanisme kerja sefalosporin sama dengan mekanisme kerja penisilin yaitu merintangi
atau menghambat pembentukan atau sintesa dinding sel bakteri sehingga bila sel bakteri tumbuh
dengan dinding sel yang tidak sempurna maka bertambahnya plasma atau air yang terserap
dengan jalan osmosis mengakibatkan dinding sel pecah sehingga bakteri menjadi mati.
Obat yang termasuk golongan sefalosporin yaitu sefaklor, sefadroxil, sefotaksim,
seftazidim, seftriakson, sefuroksim, sefaleksin, sefadrin, sefazolin.
3. Golongan Aminoglikosida
Antibiotik ini ditemukan dalam rangka mencari anti mikroba untuk mengatasi bakteri
gram negatif.Tahun 1943 berhasil diisolasi suatu turunan Streptomyces griseus yang
menghasilkan streptomisin, yang aktif terutama terhadap mikroba gram negatif termasuk basis
tuberkuliosis.
Mekanisme kerja aminoglikosida yaitu menghambat pembentukan sel bakteri karena
efektif dalam menghambat produksi protein bakteri, aminoglikosida diberikan untuk mengobati
thypus dan pneumonia.Meskipun efektif dalam mengobati bakteri penyebab infeksi, terdapat
risiko bakteri semakin tahan terhadap antibiotik ini.Aminoglikosida efektif mengendalikan dan
mengobati infeksi bakteri, namun berpotensi melemahkan ginjal dan fungsi hati.
Penggolongan berdasarkan rumus kimia ada 5 yaitu:
a. Steptomisin: diperoleh dari Steptomyces griseus oleh Walksman pada tahun 1943 dan sampai
sekarang penggunaannya terbatas hanya untuk tuberkulosa. Toksisitasnya sangat besar karena
dapat menyebabkan kerusakan pada saraf otak ke 8 yang melayani organ keseimbangan dan
pendengaran.Gejala awalnya yaitu sakit kepala, mual, dan muntah.
b. Neomicin: diperoleh dari Streptomyces fridae oleh Walksman.Tersedia untuk penggunaan
topikal dan oral. Penggunaan lokal banyak dikombinasi kan dengan antibiotik lain (polimiksin B,
basitrasin) untuk menghindari terjadi nya risistensi.
c. Kanamisin: diperoleh dari Streptomyces kanamyceticus oleh Umezawa pada tahun 1955.
Berkhasiat bakteriostatik pada basil TBC bahkan resistensi terhadap streptomisin sehingga
menjadi obat pilihan keduabagi penderita TBC.Digunakan juga untuk pengobatan saluran kemih
oleh pseudomonas (suntikan).Efek sampingnya gangguan keseimbangan dan pendengaran, toksis
terhadap ginjal.
d. Gentamisin: diperoleh dari Mycromonospora purpurea berkhasiat terhadap infeksi kuman gram
negatif seperti proteus, pseudomonas, klebseilla, enterobacter yang menyebab kan meningitis,
osteomielitis pneumonia, infeksi lika bakar, infeksi saluran kemih, telinga, hidung, dan
tenggorokan.
e. Famisetin: diperoleh oleh Streptomyces decaris digunakan secara local saja misalnya salep atau
kasa yan diimpragnasi.
Obat yang termasuk golongan aminoglokosida yaitu kanamisin sulfate, gentamisin, tobramisin
sulfate, neomisin sulfate, framisetin, streptomisin, amikasin.
Efek samping aminoglikosida yaitu alergi potensinya untuk menimbulkan alergi rendah.Kadang-
kadang dapat terjadi reaksi kulit memerah, eosinofilia, demam, kelainan darah, dermatitis,
angioudem, stomatitis dan syok anafilaksis.
4. Golongan Kloramfenikol
Antibiotik ini diisolasi pertama kali pada tahun 1974 dari Streptomyces venezuelae.
Merupakan antibiotik dengan spectrum luas dan memiliki daya anti mikroba yang kuat maka
penggunaan obat ini meluas dengan cepat sampai tahun 1950 ketika diketahui bahwa obat ini
menimbulkan anemia aplastik yang fatal.Mekanisme kerja nya yaitu merintangi sintesis protein
bakteri.
Efek Samping:
a. Kerusakan sumsum tulang belakang yang mengakibatkan pembuatan eritrosit terganggu
sehingga timbul anemia aplastis.
b. Gangguan gastrointestinal: mual, muntah, diare.
c. Gangguan neuron: sakit kepala, neuritis optik, neuritis perifer.
d. Pada bayi atau bayi prematur dapat menyebabkan gray syndrome (bayi alergi, kebiru-biruan,
kekurangan oksigen).
Digunakan untuk obat thypus-abdominalis dan infeksi parah meningitis, pneumonia
disebabkan oleh Haemophilus influenza.
Obat yang termasuk golongan kloramfenikol yaitu kloramfenikol kapsul, tiamfenicol
kapsul.
5. Golongan Tetrasiklin
Antibotik ini pertama ditemukan adalah klortetrasiklin yang dihasilkan oleh Streptomyces
aureofinciens.Kemudian ditemukan okstetrasiklin dari Streptomyces rimosus.Tetrasiklin dibuat
sendiri secara semi sintesis dari klortetrasilin.
Mekanisme kerja tetrasiklin menghambat sintesa protein bakteri.Penggunaan tetrasiklin
untuk mengobati bronchitis akut dan kronis, disentri amoeba, pneumonia, kolera, infeksi saluran
empedu.
Efek Samping:
a. Mual, muntah- muntah, diare karena adanya perubahan flora usus.
b. Mengendap pada jaringan tulang dan gigi yang sedang tumbuh menyebabkan gigi menjadi
bercak-bercak coklat mudah berlubang serta pertumbuhan tulang terganggu.
c. Foto sensitasi.

d. Sakit kepala, vertigo.


Obat yang termasuk golongan tetrasiklin yaitu tetrasiklin, doxycycline, oxytetracycline,
minosiklin.

6. Golongan Makrolida
Antibiotik ini terdiri dari Eritromisin dan Spiramisin.
a. Eritromisin: dihasilkan oleh Streptomyces erythreus, berkhasiat sebagai bakteriostatik, karena
memiliki spectrum antibakteri yang hampir sama dengan penisilin, maka obat ini digunakan
alternatif pengobatan.Mekanisme kerjanya yaitu merintangi sintesis protein bakteri.Sediaan
pengganti penisilin, bagi sensitif terhadap penisilin. Yang termasuk golongan ini yaitu
erytromisin (generik) kapsul 250 mg, 500mg, sirup kering 200 mg/5 ml.
b. Spiramisin: spectrum nya sama dengan eritromisin hanya lebih lemah. Keuntungan nya adalah
daya penetrasi ke jaringan mulut, tenggorokan dan saluran pernafasan lebih baik dari eritromisin.
Yang termasuk golongan ini yaitu: spiramisin (generik) tablet 250 mg dan 500 mg.Efek samping
makrolida yaitudemam, eosinofilia, erupsi kulit yang cepat hilang.Obat yang termasuk golongan
makrolida yaitu eritromisin, klaritromisin, roxitromisin, azitromisin, diritromisin serta
spiramisin.
7. Golongan Rifampisin
Antibiotik ini dihasilkan dari Streptomyces mediterranei berkhasiatbakteriostatik
terhadap mikobakterium tuberculosa dan lepra.
Efek samping golongan rifampisin yaitu menyebabkan warna merah pada urine, dahak,
keringat dan air mata, juga pakai lensa kontak dapat menjadi merah permanen.Obat yang
termasuk golongan rifampisin yaitu kalrifam, rifam, rifamtibi.
Mekanisme kerja rifampisin yaitu menghambat DNA-dependent RNA polimerase pada
sel-sel bakteri dengan mengikat versi beta-subunit, sehingga mencegah transkripsi RNA dan
selanjutnya untuk terjemahan pada protein.
8. Golongan Asam Fusidat
Antibiotik Asam Fusidat dihasilkan oleh jamur Fusidum coccineum.Merupakan satu-
satunya antibiotik dengan rumus steroid, aktifitas nya mirip penisilin tetapi lebih sempit. Khusus
nya dianjurkan pada radang sumsum tulang, biasanya obat ini dikombinasi kan dengan
eritromysin atau penisilin.Obat yang termasuk golongan asam fusidat yaitu rucidin.Mekanisme
kerja asam fusidat yaitu menghambat pembentukan asam- asam inti (DNA dan RNA) akibatnya
se1 tidak dapat berkembang.
9. Golongan Fluoroquinolones
Antibiotik ini adalah antibiotik satu-satunya kelas antibiotik yang secara langsung
menghentikan sintesis DNA bakteri.Karena dapat diserap dengan sangat baik oleh tubuh,
fluoroquinolones dapat diberikan secara oral.Antibiotik ini dianggap relatif aman dan banyak
digunakan untuk mengobati infeksi saluran kemih dan saluran pernapasan.Namun,
fluoroquinolones diduga mempengaruhi pertumbuhan tulang.Itu sebab nya, obat ini tidak
direkomendasikan untuk wanita hamil atau anak-anak.
Efek samping mual-mual, muntah, diare dan lain-lain.Mekanisme kerja fluoroquinolones
adalah menghentikan secara langsung sintesis DNA bakteri.
10. Golongan Polipeptida
Antibiotika golongan ini meliputi polimiksin A, B, C, D dan E. Merupakan kelompok
antibiotika yang terdiri dari rangkaian polipeptida dan secara selektif aktif terhadap kuman gram
negatif, misalnya psedudomonas maupun kuman-kuman koliform yang lain. Toksisitas
polimiksin membatasipemakaiannya, terutama dalambentuk neurotoksisitas dan nefrotoksisitas.
Mungkin dapat berperan lebih penting kembali dengan meningkatnya infeksi pseudomonas dan
enterobakteri yang resisten terhadap obat-obat lain.Efek samping polipeptida yaitu kerusakan
ginjal dan saraf.Mekanisme kerja polipeptida yaitu secara aktif membasmi kuman.

11. Golongan Lain- Lain


Antibiotik ini terdiri dari Linkomisin, Klindamisin, dan Kuinolon.
a. Linkomisin
Berasal dari Streptomyces lincolnensis, memiliki khasiat bakteriostatik terhadap gram positif
dengan spectrum lebih sempit dari eritromisin.Merupakan obat pilihan ke kedua bagi kuman
yang resisten terhadap penisilin khususnya pada radang tulang (osteomielitis).
Efek samping linkomisin:
1. Saluran pencernaan, seperti mual, muntah dan diare.
2. Reaksi hipersensitif, seperti rash dan urtikaria.

3. Rasa yang tidak umum seperti haus, letih dan kehilangan bobot tubuh (pseudomembranous
colitis).

4. Hematopoietik: Neutropenia, leukopenia, agranulositosis.


Mekanisme kerja linkomisin menghambat sintesa protein organisme dengan mengikat subunit
ribosom 50 S yang mengakibatkan terhambatnya pembentukan ikatan peptide.
b. Klindamisin
Merupakan derivate linkomisin sejak tahun 1981 digunakan sebagai lotion untuk pengobatan
jerawat.
Efek samping klindamisin:
1. Saluranpencernaan, seperti mual,muntah dan diare.
2. Reaksi hipersensitif, seperti rash dan urtikaria.
3. Hati: Penyakit kuning, abnormalitas pemeriksaan fungsi hati.
4. Ginjal: Klindamisin tidak bersifat langsung terhadap kerusakan ginjal.
5. Hematopoietic:Neutropenia (leukopenia dan eosinofilia sementara).
6. Muskuloskeletal: Poliartritis.
Mekanisme kerja klindamisin menghambat sintesa protein organisme dengan mengikat subunit
ribosom 50 S yang mengakibatkan terhambatnya pembentukan ikatan peptida.

c. Kuinolon
Obat golongan ini bekerja dengan jalan menghambat pembentukan DNA kuman golongan ini
terdiri dari asam nalidiksat, ofloksasin, spirofloksasin, norfloksasin.
Obat yang termasuk golongan lain- lain yaitu ciproflokxacin, ofloxacin, lincomycin, nalidixic
acid.
Efek samping kuinolon yaitu pada susunan syaraf pusat umumnya bersifat ringan berupa sakit
kepala, vertigo, dan insomnia
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai