1
Bakterisid membasmi kuman
2
mencegah atau
Bakteriostatik menghambat
1 Penicilin
Penicilin
Beberapa Penisilin akan berkurang aktivitas mikrobanya dalam suasana asam sehingga Penisilin
kelompok ini harus diberikan secara parenteral. Penisilin lain hilang aktivitasnya bila dipengaruhi
enzim Betalaktamase (Penisilinase) yang memecah cincin Betalaktam
Glongan Antibiotik
Pengaruh
1 Penicilin
lingkungan
• Temperatur: 240C
• pH : Menurut Moyet dan Coghill kehilangan penisilin dapat
terjadi pada pH dibawah 5 atau pH diatas 7,5
• Aerasi : aerasi dapat menghasilkan oksigen yang dihasilkan
oleh kapang Penicillum chrysogenum untuk metabolismenya
• Pengadukan : Kecepatan pengadukan proses fermentasi
umumnya berkisar pada range 250 – 500 cm/detik
• Sterilisasi
Glongan Antibiotik
2 Sefalosprin
Sefalosporin terdiri dari cincin berupa inti siklik pada gugus amida dan
dapat diikat berbagai radikal dan diperoleh berbagai jenis
Sefalosporin. Dalam suasana basa atau pengaruh enzim
sefalosporinase inti β laktam terbuka sehingga Sefalosporin terurai
menjadi asam penisiloat. Pengaruh amidase terurai menjadi asam 6-
amino penisilinat
Glongan Antibiotik
2 Sefalosprin Aplikasi
Sebagian besar dari sefalosporin perlu diberikan parenteral dan terutama digunakan di
rumah sakit.
1. Generasi I, digunakan per oral pada infeksi saluran kemih ringan dan sebagai obat
pilihan kedua pada infeksi saluran napas dan kulit yang tidak begitu parah dan bila
terdapat alergi untuk penisilin
2. Generasi II atau III, digunakan parenteral pada infeksi serius yang resisten terhadap
amoksisilin dan sefalosporin generasi I, juga terkombinasi dengan aminoglikosida
(gentamisin, tobramisin) untukmemperluas dan memperkuat aktivitasnya. Begitu pula
profilaksis pada antara lain bedah jantung, usus dan ginekologi. Sefoksitin dan
sefuroksim (generasi ke II) digunakan pada gonore (kencing nanah) akibat gonokok
yang membentuk laktamase
3. Generasi III, Seftriaxon dan sefotaksim kini sering dianggap sebagai obat pilihan pertama untuk
gonore, terutama bila telah timbul resistensi terhadap senyawa fluorkuinon (siprofloksasin). Sefoksitin
digunakan pada infeksi bacteroides fragilis
4. Generasi IV, dapat digunakan bila dibutuhkan efektivitas lebih besar pada infeksi dengan kuman
Gram-positif.
Glongan Antibiotik
3 Kloramfenikol
3 Kloramfenikol Sifat
Pengaruh
3 Kloramfenikol
Lingkungan
4 Tetrasiklin
4 Tetrasiklin Karakter
4 Tetrasiklin Karakter
1. sukar larut dalam air, tetapi bentuk garam natrium atau garam
HCl-nya mudah larut
2. Dalam keadaan kering, bentuk basa dan garam HCl tetrasiklin bersifat
relatif stabil
3. Dalam larutan, kebanyakan tetrasiklin sangat labil sehingga cepat
berkurang potensinya
4. Golongan tetrasiklin adalah suatu senyawa yang bersifat amfoter
sehingga dapat membentuk garam baik dengan asam maupun basa
5. Sifat basa tetrasiklin disebabkan oleh adanya radikal dimetilamino
yang terdapat didalam struktur kimia tetrasiklin, sedangkan sifat
asamnya disebabkan oleh adanya radikal hidroksi fenolik.
Glongan Antibiotik
4 Tetrasiklin Penanganan
5 Makrolid
5 Makrolid
5 Makrolid Sifat
5 Makrolid Sifat
• sulit larut dalam air (0,1%) namun dapat langsung larut pada zat-
zat pelarut organik. stabil dalam suasana asam, zat berupa kristal
kuning. Larutan ini cukup satabil pada suhu 4oC, namun dapat
kehilangan aktivitas dengan cepat pada suhu 20oC dan pada suhu
asam. Ertromycin biasanya tersedia dalam bentuk berbagai ester
dan garam.
• Makrolida mudah didegradasi di lingkungan sehingga tidak
berpotensi menjadi pencemar lingkungan. Secara umum,
penerimaan masyarakat terhadap senyawa alami juga lebih baik
dibandingkan dengan senyawa sintetik
Glongan Antibiotik
6 Aminoglikosida
Neomisin sulfas
• Pemerian serbuk putih atau putih kekuningan ,hamper tidak berbau
, higroskopis
• Larut dalam air
• neomisin mempunyai gugus amino kationik, merupakan
aminogliksida yang sangat nefrotoksik, dibandingkan streptomisin,
dengan 3 gugus amino yang sedikit toksik
• Gentamisin dan tobramisin , dengan 5 gugus amino mempunyai
toksisitas sedang dibandingkan amikasin dan netilmisin, dengan 4
dan 3 gugus amino, yang biasanya sedikit toksik
Glongan Antibiotik
6 Polipeptida
Polynyxini – B sulfas
• Pemerian serbuk , putih sampai putih kuning gading ,tidak berbau , atau berbau
lemah
• mudah larut dalam air dan sukar larut dalam etanol
Penggunaan antibiotika polipeptida dibedakan dlam tiga kelompok, yitu :
1. Antibiotika yang bersifat asam, mengandung gugus karboksilat bebas dan
menunjukan bagian srtuktur yang nonosiklik.
2. Antibiotic yang bersifat basa, mengandung gugus amino bebas dan juga
menunjukan bagian stuktur yang nonsiklik.
3. Antibiotika yang bersifat netral, tidak mempunyai gugus karboksilat dan amino
bebas, karena strukturnya dalam bentuk siklik, atau gugus reaktif diatas
dinetrlkanmelalui formilasi
Antibiotika polipeptida pada umumnya mempunyai spectrum aktivitas sempit, conto : gramisidin
hanya aktif terhadap bakteri Gram-positif sedang polimiksin hanya aktif terhadap bakteri Gram-negatif
Antibiotik alami (plant)
Hal ini dikarenakan antibiotik dalam tubuh akan menekan kinerja asam folat, dimana asam folat
memiliki fungsi memecah, menggunakan, sekaligus membentuk protein baru. Senyawa protein ini
akan membantu pembentukan sel darah merah dan memproduksi DNA, membangun fondasi
dasar tubuh yang membawa informasi genetik. Sehingga ketika terjadi defisiensi asam folat maka
pencernaan protein tidak akan maksimal dan hasil yang terjadi adalah pertumbuhan tidak maksimal.
• Kenapa pemberian antibiotik dalam pakan mampu meningkatkan pertumbuhan berat badan
dibandingka denga kontrol?
Hal ini dikarenakan antibiotik mampu menekan mikroba yang bersifat negatif disaluran pencernaan,
sehingga pencernaan nutrisi dapat terjadi secara maksima. Penyerapan nutrisi secara maksimal akan
menjadikan produksi sel jaringan tubuh semakin maksimal.
Hal ini dikarenakkan sifat dari antibiotik adalah menekan kinerja mikroorganisme yang menyebabkan
penyakit. Karena mikroba yang mampu menyebabkan toksik telah dihambat maka tubuh akan
terhindar dari ganggunan mikroba dan hal ini akan meningkatkan kesehatan ternak
Production of Vitamin B-12 in Tempeh, a
Fermented Soybean Foodt
IRENE T. H. LIEM, KEITH H. STEINKRAUS, AND TED C. CRONKtt
Cornell University, Geneva, New York 14456