Anda di halaman 1dari 29

Farmakologi obat penyakit kulit

OLEH:
DIAH RAMADHANI, S.Farm., M.Si., Apt.
KULIT
 Kulit adalah organ terluar dari tubuh yang melapisi seluruh tubuh
manusia. Berat kulit diperkirakan sekitar 7 % dari berat tubuh
total.
 Lapisan kulit terbagi menjadi
 Epidermis (Lapisan Luar atau Kulit Ari)
 Dermis (Lapisan Dalam atau Kulit Jangat)
 Hipodermis (Lapisan pengikat Bawah kulit atau Lapisan Lemak
kulit)
1. Lapisan Epidermis ( Lapisan Luar atau
Kulit Ari )
 Lapisan Epidermis memiliki tebal kurang lebih 0,1 mm dan
terdiri atas empat lapisan jaringan epitel.
 tidak memiliki pembuluh darah
 mendapatkan suplai nutrisi melalui proses difusi dari lapisan
dermis yang ada dibawahnya
a. Lapisan Tanduk (Stratum Korneum), merupakan lapisan
kulit paling luar dari tubuh, lapisan ini terus mengalami
deskuamasi (pengelupasan lapisan paling luar) secara terus
menerus.
b. Lapisan Malphigi (Stratum Granulosum), merupakan
lapisan kulit yang disusun oleh sel – sel hidup yang mendapatkan
nutrisi dari pembuluh kapiler pada lapisan dermis dan berperan
dalam memberikan warna pada kulit manusia.
1. Lapisan Epidermis ( Lapisan Luar
atau Kulit Ari )

c. Lapisan Spinosum (Stratus Spinosum), merupakan


lapisan kulit yang disusun oleh berbagai sel yang tidak
beraturan bentuknya. Lapisan ini berfungsi untuk menjaga
kekuatan dan kelenturan kulit.
d. Lapisan Basal (Stratum Germinativum), merupakan
lapisan kulit yang secara kontinu terus membelah diri
untuk memperbarui bagian Epidermis yang rusak.
2. Lapisan Dermis (Kulit Jangat)
 Lapisan Dermis (Kulit Jangat) adalah lapisan kulit yang
terdiri dari:
a. pembuluh darah
b. kelenjar minyak
c. kantung rambut
d. ujung – ujung saraf
e. kelenjar keringat/minyak
3. Hipodermis ( Jaringan ikat Bawah Kulit)
 Hipodermis merupakan jaringan ikat yang terletak di bawah
lapisan dermis, namun batas pemisah antara bagian Hipodermis
dengan bagian dermis ini tidak jelas
 tempat penyimpanan lemak dalam tubuh, sehingga sering juga
dikenal dengan Lapisan Lemak Bawah Tubuh. Lemak tersebut
berfungsi untuk melindungi dari benturan benda keras, sebagai
penjaga suhu tubuh karena lemak dapat menyimpan panas, dan
sebagai sumber energi cadangan.
FUNGSI KULIT

 Sebagai Pelindung tubuh


 Sebagai Indra Peraba
 Sebagai Alat Eksresi
 Sebagai Pengatur Suhu Tubuh
 Sebagai Penyimpan Lemak
 Sebagai Tempat Pembuatan Vitamin D
Penyakit kulit
 Didefinisikan sebagai gangguan fungsi yang terbatas atau
dominan pada permukaan kulit.
 Penyakit kulit dapat disebabkan oleh hal-hal berikut ini:
A. Jamur
B. Bakteri
C. Tungau
D. Kerusakan mekanik
Penyakit kulit akibat jamur
1. Tinea pedis (kutu air)
2. Tinea unguium
3. Tinea kruris
4. Tinea kapitis
5. Tinea korporis (kurap)
6. Pitriasis versikolor (panu)
7. Kandidosis
Amfoterisin B
 Merupakan hasil fermentasi dari Streptomyces nodosus
 Menyerang sel yang sedang tumbuh dan sel matang, dengan
cara menyerang membran sel jamur
 Bersifat fungistatik atau fungisidal tergantung dosis.
 berikatan kuat dengan ergosterol yang terdapat pada
membran sel jamur, sehingga menyebabkan kebocoran dari
membran sel, dan akhirnya lisis.
Flusitosin
 Spektrum antijamur sempit
 Efektif untuk kriptokokosis, kandidiosis, kromomikosis,
aspergilosis.
 Mekanisme kerja : flusitosin masuk ke dalam sel jamur
dengan bantuan sitosin deaminase dan dalam sitoplasma akan
bergabung dengan RNA setelah mengalami deaminasi
menjadi 5-fluorourasil. Sintesis protein sel jamur terganggu
akibat penghambatan langsung sintesis DNA oleh metabolit
5-fluorourasil.
Ketokonazol, mikonazol dan flukonazol
 Efektif terhadap Candida, Coccodioides immitis, Cryptococcus, H.
capsulatum, Aspergillus.
 Mekanisme kerja : berinteraksi dengan enzim P-450 untuk
menghambat demetilasi lanosterol menjadi ergosterol yang
penting untuk membran jamur.

Griseofluvin
 obat ini masuk ke dalam sel jamur, berinteraksi dengan
mikrotubulus dalam jamur dan merusak serat mitotik dan
menghambat mitosis
Infeksi kulit oleh bakteri
 Penyebab utamanya adalah Staphylococcus aureus dan Streptococcus
pyogenes
 tanda-tandanya adalah adanya inflamasi dengan sedikit atau
tanpa nekrosis dan adanya pengeluaran nanah dari jaringan
lunak.
 Klasifikasi infeksi kulit oleh bakteri adalah:
a. Infeksi kulit primer
Infeksi yang terjadi pada kulit yang normal
b. Infeksi kulit sekunder
Terjadi pada kulit yang telah terkena penyakit lain dengan
tanda-tanda yang sama dengan infeksi primer dan dapat diikuti
oleh tanda sistemik seperti demam
Pengobatan Infeksi kulit oleh bakteri
ANTIBIOTIKA
 Antibiotik topikal umumnya diresepkan oleh dermatologis dalam
praktek klinis untuk berbagai manfaat potensial dari antibiotik
tersebut, di antaranya adalah:
(i) infeksi, termasuk infeksi bakteri kulit lokal
(ii) untuk non-infeksius dermatosis, seperti acne vulgaris
(iii) aplikasi pasca operasi ke situs luka bedah untuk profilaksis
terhadap infeksi,
(iv) untuk luka kronis seperti ulkus pedis, kadang-kadang
berdasarkan kultur dan hasil sensitivitas
Mekanisme kerja antibiotik
1. Menghambat sintesa dinding sel, akibatnya pembentukan dinding
sel tidak sempurna dan tidak dapat menahan tekanan osmosa dari
plasma, akhirnya sel akan pecah (penisilin dan sefalosporin).
2. Menghambat sintesa protein sel, akibatnya sel tidak sempurna
terbentuk (kloramfenicol, tetrasiklin)
3. Menghambat metabolisme bakteri
4. Menghambat pembentukan asam-asam inti (DNA dan RNA)
akibatnya sel tidak dapat berkembang (rifampisin dan
fluoroquinolone)
Eritromisin
 Eritromisin termasuk antibiotika golongan makrolid dan
efektif baik untuk kuman gram positif maupun gram negatif.
Antibiotika ini dihasilkan oleh Streptomyces erythreus dan
digunakan untuk pengobatan akne.
 Eritromisin berikatan dengan ribosom bakteri dan
menghalangi translokasi molekul peptidil-tRNA, bersamaan
dengan pembentukan rantai polipeptida dan menghambat
sintesis protein.
 Eritromisin juga memiliki efek anti-inflamasi yang
membuatnya memiliki kegunaan khusus dalam pengobatan
akne.
 Klindamisin
Mekanisme kerja antibiotika ini serupa dengan eritromisin, dengan
mengikat ribosom 50S dan menekan sintesis protein bakteri.
 Basitrasin
mengganggu sintesis dinding sel bakteri dengan mengikat atau
menghambat defosforilasi, yaitu suatu ikatan membran lipid
pirofosfat, pada kokus gram positif seperti stafilokokus dan
streptokokus.
 Polimiksin B
sebagai detergen kationik yang berinteraksi secara kuat dengan
fosfolipid membran sel bakteri, sehingga menghambat intergritas sel
membran. Polimiksin B aktif melawan organisme gram negatif secara
luas termasuk P.aeruginosa, Enterobacter, dan Escherichia coli.
Aminoglikosida
 Aminoglikosida adalah kelompok antibiotika yang penting
yang digunakan baik secara topikal atau pun sistemik untuk
pengobatan infeksi yang disebabkan bakteri gram negatif.
 Aminoglikosida memberi efek membunuh bakteri melalui
pengikatan subunit ribosomal 30S dan mengganggu sintesis
protein.
 Contohnya: neomisin dan gentamisin
 Gramisidin
Gramisidin adalah antibiotika topikal. Gramisidin adalah
peptida linier yang membentuk stationary ion channels pada
bakteri yang sesuai. Aktifitas antibiotika gramisidin terbatas
pada bakteri gram positif.
 Kloramfenikol
Mekanisme kerjanya hampir mirip dengan eritromisin dan
klindamisin, yaitu menghambat ribosom 50S memblokade
translokasi peptidil tRNA
Infeksi kulit oleh tungau
 Skabies (kudis) adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau
(Sarcoptes scabiei)
 Gejala-gejala klinis dari penyakit ini adalah:
a. Adanya terowongan (kunikulus) pada tempat-tempat predileksi
yang berwarna putih atau keabu-abuan, berbentuk garis lurus atau
berkelok yang pada ujungnya dapat ditemukan penonjolan berisis zat
padat atau gelembung berisi nanah
b. Tempat predileksi biasanya merupakan tempat dengan stratum
korneum yang tipis seperti sela-sela jari tangan dan kaki
c. Pruritus nokturna yaitu rasa gatal yang hebat pada malam hari
d. Luka/koreng, yang disebabkan oleh garukan
Pengobatan infeksi kulit oleh tungau
(skabies)
 Jenis obat topikal untuk pengobatan skabies adalah permethrine
 Permethrin bekerja dengan cara mengganggu polarisasi dinding
sel syaraf parasit yaitu melalui ikatan dengan Natrium. Hal ini
memperlambat repolarisasi dinding sel dan akhirnya terjadi
paralise parasit. Permethrin dimetabolisir dengan cepat di kulit,
hasil metabolisme yang bersifat tidak aktif akan segera
diekskresi melalui urine. Permethrin juga diabsorbsi setelah
pengaplikasian secara topikal, tetapi kulit juga merupakan
sebuah tempat metabolisme dan konjugasi metabolit.
Penyakit kulit karena kerusakan mekanik
 Luka bakar
kerusakan atau kehilangan jaringan yang disebabkan kontak dengan sumber panas
seperti api, air panas, bahan kimia, listrik, dan radiasi.

 Luka iris
luka karena benda tajam dengan pinggir-pinggir luka yang rapi.
Pengobatan Penyakit kulit karena
kerusakan mekanik (luka bakar)

 Ekstrak plasenta dan neomycin sulfat


Obat ini digunakan untuk menangani luka bakar karena mencegah
infeksi dan membantu pemulihan jaringan kulit yang rusak

 Nitrofurazone (Furacin) adalah derivat nitrofuran yang digunakan


untuk pengobatan luka bakar. Mekanisme kerjanya adalah inhibisi
enzim bakteri pada degradasi glukosa dan piruvat secara aerob
maupun anaerob.
 Oleum iecoris aselli (minyak ikan)
Minyak ikan mengndung albumin dan asam lemak yang berperan
penting dalam penyembuhan luka
a. Fungsi pertama albumin adalah menjaga tekanan osmotik antara
cairan di dalam sel dengan cairan di luar sel pada fase inflamasi
Fungsi kedua adalah albumin bermanfaat sebagai bahan dasar dalam
pembentukan jaringan tubuh yang baru melalui proses katabolik
tubuh yang memecah albumin menjadi asam amino untuk
kemudian digunakan dalam pembentukan jaringan baru.
b. asam lemak pada minyak ikan memiliki efek penyembuhan luka.
Senyawa ini dapat membantu proses pembentukan kembali kolagen
dan jaringan epitel pada luka.

Anda mungkin juga menyukai