2. Fungsi Imunologi
Selain menjadi penghalang fisik terhadap mikroba lingkungan, kulit memiliki sifat yang
berkontribusi terhadap sistem kekebalan tubuh: sel Langerhans, pH asam, dan peptida
antimikroba.
Sel langerhans adalah sel dendritik yang terutama berada di stratum spinosum yang
distimulus oleh mikroba asing yang memasuki epidermis. Selanjutnya sel langerhans
mengikat, memproses, dan menyediakan antigen ke T-limfosit yang juga berada di epidermis,
sehingga dapat memulai respons kekebalan tubuh.
Peptida antimikroba adalah fragmen protein bawaan yang merusak membran sel mikroba
sehingga membuatnya tidak aktif. Beberapa peptida antimikroba terdapat dalam jaringan
yang sehat dan terinfeksi, misalnya human β-defensin/HBD 1 dan RNase 7. Sedangkan yang
lain hanya ada jika terjadi penetrasi epidermis oleh mikroba, misalnya psoriasin S100A7,
human β-defensin 2/HBD 2, dan human β-defensin/HBD 3.
Kulit memiliki pH sedikit asam sekitar 4,2-6 yang berfungsi sebagai penghalang bakteri
eksogen. Pertahanan asam dari stratum korneum ini adalah hasil gabungan dari asam lemak
bebas, minyak (sebum) yang diproduksi oleh kelenjar sebasea, dan sekresi dari kelenjar
keringat. Lapisan asam ini tidak bersahabat bagi bakteri, karena dapat menghambat proses
replikasi, dengan demikian lapisan asam ini berfungsi sebagai kekebalan alami.
Text and Atlas of Wound Diagnosis and Treatment, 2e Ch 1
4. Regulasi Suhu
Kulit membantu mengatur dan mempertahankan suhu inti tubuh melalui pengatur aliran
darah di kulit. Ketika kedinginan, permbuluh arteriol dan arteriovenous anastomoses (AVAs)
akan menyempit, sehingga mengurangi aliran darah ke kulit dan menjaga panas tubuh bagian
dalam. Sebaliknya, dalam kondisi kepanasan pembuluh yang sama akan melebar untuk
memungkinkan lebih banyak darah bersirkulasi di dekat permukaan kulit sehingga dapat
menghilangkan panas
Clinical Dermatology, 1e Ch 1
5. Sensasi
Rangsangan yang diterima oleh kulit akan ditransmisikan ke otak sehingga menghasilkan
respon dengan menggerakkan tubuh agar menjauh dari rangsangan yang berbahaya.
Kurangnya rasa sensasi dapat menyebabkan tubuh terluka tanpa disadari dan mengakibatkan
luka yang sulit disembuhkan.
Text and Atlas of Wound Diagnosis and Treatment, 2e Ch 1