Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH ANATOMI FISIOLOGI KULIT

Di susun oleh

VEBBIA AINUR QORIAH

SMKS KESEHATAN YANNAS HUSADA BANGKALAN

TAHUN PELAJARAN 2017-2018


Daftar isi

Pendahuluan...........................................................................................

Pembahasan...........................................................................................

Penutup.....................................................................................................

Daftar pustaka.........................................................................................

Lampiran.............................................................................................
Pendahuluan

Latar Belakang
Kulit adalah lapisan tubuh yang paling luar dan cukup sensitif terhadap
berbagai macam benda asing yang datang dari luar tubuh, yang menyebabkan
penyakit. Penyakit kulit bisa disebabkan oleh banyak faktor, di antaranya faktor
lingkungan dan pola tingkah laku sehari-hari. Lingkungan yang sehat dan bersih
akan membawa efek yang baik bagi kulit. Sebaliknya, lingkungan kotor yang
tidak terjaga kebersihannya bisa menjadi penyebab timbulnya berbagai macam
penyakit (Faulkner, 2008).
Pembahasan

Anatomi dan Fisiologi Integumen


Kulit adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh, merupakan
organ terberat dan terbesar dari tubuh. Kulit memiliki fungsi melindungi bagian
tubuh dari berbagai macam gangguan dan rangsangan luar. Fungsi perlindungan
ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti pembentukan lapisan
tanduk secara terus menerus keratinisasi dan pelepasan sel-sel kulit ari yang sudah
mati), respirasi dan pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan keringat serta
pembentukan pigmen melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultra
violet matahari
Kulit tersusun dari tida apisan, yaitu: epidermis, dermis, dan jaringan subkutan.

•Epidermis
Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari epitel
berlapis gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans dan merkel.
Fungsi epidermis adalah proteksi barier, organisasi sel, sintesis vitamin D dan
sitokin, pembelahan dan mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan pengenalan
alergen (sel Langerhans). Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang
paling atassampai yang terdalam) :
1. Stratum Korneum. Terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan
berganti
2. Stratum Lusidum. Berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebal
telapak kaki dan telapak tangan.
3. Stratum Granulosum. Mengandung protein kaya akan histidin.
4. Stratum Spinosum. Terdapat berkas-berkas filament yang dinamakan tonofibril,
dianggap filamen-filamen tersebut memegang peranan penting untuk
mempertahankan kohesi sel dan melindungi terhadap efek abrasi.
5. Stratum Basale (Stratum Germinativum). Terdapat aktifitas mitosis yang hebat
dan bertanggung jawab dalam pembaharuan sel epidermis secara konstan.
pidermis diperbaharui setiap 28 hari. Merupakan satu lapis sel yang
mengandung melanosit.

•Dermis
Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai
“True Skin”. Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan
menghubungkannya dengan jaringan subkutis. Dermis terdiri dari dua lapisan,
yaitu lapisan papiler; tipis mengandung jaringan ikat jarang, dan lapisan retikuler;
tebal terdiri dari jaringan ikat padat. Fungsi dermis adalah struktur penunjang,
suplai nutrisi dan respon inflamasi.

•Jaringan Subkutan
Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari lapisan
lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara
longgar dengan jaringan di bawahnya. Berfungsi menunjang suplai darah ke
dermis untuk regenerasi. Fungsi Subkutis /hipodermis adalah melekat ke struktur
dasar, isolasi panas dan cadangan kalori.

•Perlindungan
Kulit memberikan perlindungan invasi bakteri dan benda asing lainnya. Bagian
sternum korneum epidermis meripakan barrier yang paling efektif terhadap
berbagai faktor lingkungan, seperti zat-zat kimia, sinar matahari, virus, fungus,
gigitan serangga, luka karena gesekan angin, dan trauma. Lapisan dermis kulit
memberikan kekuatan mekanis dan keuletan lewat jaringan ikat fibrosa dan
serabut kolagennya. Serabut elastic dan kolagen yang saling berjalin dengan
epidermis memungkinkan kulit untuk berperilaku sebagai satu unit.

•Sensibilitas
Fungsi utama reseptor pada kulit adalah untuk mengindera suhu, rasa nyeri,
sentuhan yang ringan dan tekanan. Berbagai ujung saraf bertanggung jawab untuk
bereaksi terhadap stimuli yang berbeda.
•Keseimbangan Air
Stratum korneum memiliki kemampuan untuk menyerap air sehingga lapisan
tersebut dapat mencegah kehilangan air dan elektrolit yang berlebihan dari bagian
internal tubuh dan mempertahankan kelembaban dalam jaringan subkutan. Selain
itu, kulit juga akan mengalami evaporasi secara terus-menerus dari permukaan
kulit. Evaporasi ini yang dinamakan perspirasi tidak kasat mata (insensible
perspiration) berjumlah kurang-lebih 600 ml per hari untuk orang dewasa yang
normal. Pada penderita demam, kehilangan ini dapat meningkat. Ketika terendam
dalam air, kulit dapat menimbun air tiga sampai empat kali berat normalnya.

•Pengatur Suhu
Tubuh secara terus menerus akan menghasilkan panas sebagai proses
metabolisme makanan yang memproduksi energi. Tiga proses fisik yang penting
terlibat dalam kehilangan panas dari tubuh ke lingkungan, yaitu radiasi
(perpindahan panas ke banda lain yang suhunya lebih panas), konduksi
(pemindahan panas dari tubh ke benda lain yang lebih dingin), dan konveksi
(pergerakkan massa molekul udara hangat yang meninggalkan tubuh). Dalam
kondisi normal, produk panas dari metabolism akan diimbangi oleh kehilangan
panas, dan suhu internal tubuh akan dipertahankan agar tetap konstan pada suhu
kurang-lebih 37oC.

Pengeluaran keringat merupakan proses lainnya yang digunakan tubuh untuk


mengatur laju kehiangan panas. Pada hawa lingkungan yang sangat panas, laju
produksi keringat dapat setinggi 1 L/jam. Dalam keadaan tertentu, misalnya pada
stress emosional, perspirasi dapat terjadi secara refleks dan tidak ada
hubungannya dengan keharusan untuk menghilangkan panas dari tubuh.
•ProduksiVitamin
Kulit yang terpajan sinar ultraviolet dapat mengubah substansi yang diperlukan
untuk mensintesis vitamin D. Vitamin D merupakan unsur esensial untuk
mencegah penyakit riketsia, suatu keadaan yang terjadi akibat defisiensi vitamin
D, kalsium serta fosfor dan yang menyebabkan deformitas tulang (Morton, 1993
dalam Brunner and Suddarth, 2002).

•Fungsi Respons Imun


Hasil-hasil penelitian terakhir (Nicholoff, 1993 dalam Brunner dan Suddarth,
2002) menunjukkan bahwa beberapa sel dermal (sel-sel Langerhans, IL-1 yang
memproduksi keratinosit, dan sub kelompok limfosit-T) merupakan komponen
penting dalam sistem imun.

2.3 Pemeriksaan Fisik


Teknik pengkajian penting untuk mengevaluasi integumen yang mencakup teknik
inspeksi dan palpasi.

Inspeksi
1. Warna / adanya perubahan pigmentasi
Warna kulit di setiap bagian seharusnya sama, kecuali jika ada peningkatan
vaskularisasi. Variasi normal warna kulit antara lain:
Variasi normal Deskripsi
1. Tahi lalat Kecoklatan – coklat tua, bisa datar atau sedikit menonjol
2. Stretch mark (striae) Keputihan atau pink, dapat disebabkan karena berat yang
berlebih atau kehamilan.
3.Freckles (bintik-bintik di tubuh) Datar dimanapun bagian tubuh.
4. Vitiligo Area kulit tak terpigmentasi, prevalensi lebih pada orang kulit gelap.
5. Tanda lahir Umumnya datar, warnanya bisa kecoklatan, merah, atau coklat.
Warna kulit yang abnormal yaitu kekuningan atau jaudis. Hal ini dapat
mengindikasikan terjadinya kelainan fungsi hati atau hemolisis sel darah merah.
Pada orang berkulit gelap, jaundis terlihat sebagai warna kuning-hijau pada sklera,
telapak tangan, dna kaki. Pada orang berkulit cerah, jaundis terlihat berwarna
kuning pada kulit, sklera, bibir, palatum, dan dibawah lidah.

Warna kulit abnormal lainnya yaitu eritema. Eritema dimanifestasikan sebagai


kemerahan pada orang berkulit cerah dan coklat atau ungu pada orang berkulit
gelap. Hal ini mengindikasikan peningkatan temperatur kulit karena inflamasi
(proses vaskularisasi jaringan).

2. Adanya lesi
Lesi pada kulit dideskripsikan dengan warnanya, bentuk, ukuran, dan penampilan
umum. Selain itu batas luka apakah luka datar, menonjol juga harus dicatat.
Tipe Lesi Kulit Deskripsi
Blister Adanya cairan – vesikel terisi atau bullae
Bulla Blister lebih dari 1 cm.
komedo Karena dilatasi pori-pori
Crust (kerak) Eksudat kering yang merusak epitel kulit,
Cyst (kista) Semisolid atau masa berisi cairan, enkapsulasi pada lapisan kulit yang
lebih dalam.

Deskuamasi Peluruhan atau hilangnya debris pada permukaan kulit. Erosi


Kehilangan epidermis, dapat dikaitakan dengan vesikel, bulae, atau pustula.
Eksoriasi Erosi epidermal n=biasanya karena peregangan kulit.
Fissura Retak pada epidermis biasanya sampai ke dermis
Makula Area datar pada kulit dengan diskolorisasi, diameter kurang dari 5 mm.
Nodul Solid, peningkatan lesi atau masa, diameter 5 mm- 5 cm Papula Solid,
peningkatan lesi dengan diameter kurang dari 5 mm Plaque Timbul, lesi datar
diameter lebih besar dari 5 mm Pustula Papula berisi eksudat purulen Scale Debris
kulit pada permukaan epidermis Lesi vaskular mencakup petekie, purpura dan
ekimosis (berdasarkan ukurannya).
Petekie Purpura Ekimosis

3. Adanya ruam
Munculnya ruam kulit mengindikasikan adanya infeksi atau reaksi obat. Beberapa
jenis ruam dapat dilihat pada tabel diatas. Keberadaan ruam berhubungan dengan
perubahan farmako terapi yang penting untuk membantu identifikasi adanya
reaksi hipersensitivitas alergi. Perkembangan urtikaria terjadi karena adanya
reaksi obat atau makanan. Infeksi kulit dapat disebabkan oleh jamur atau ragi.
Misalnya infeksi oleh Candida Albicans yang meninvasi jaringan yang lebih
dalam.
4. Kondisi rambut
Kuantitas, kualitas, distribusi rambut perlu di catat. Kulit kepala seharusnya
elastis dan terdistribusi rambut merata. Alopesia berhubungan dengan adanya
kehilangan rambut dan menyebar, merata, dan lengkap, biasanya dikarenakan
terapi obat seperti kemoterapi. Hirsutism atau meningkatnya pertumbuhan rambut
pada wajah, tubuh, atau pubis merupakan salah satu penemuan abnormal. Hal ini
dapat ditemukan pada wanita menopause, gangguan endokrin, dan terapi obat
tertentu (kortikosteroid, androgenik).

5. Kondisi kuku
Kuku seharusnya berwarna pink dengan vaskularisasi yang baik dan dapat
dilakukan tes kapilari refil. Kuku yang membiru dan keunguan dapat
mengindikasikan terjadinya sianosis. Jika warnanya pucat, bisa saja terjadi
penurunan aliran darah ke perifer. Ketika ditemukan adanya clubbing, sudut kuku
≥180°, mengindikasikan adanya hipoksia kronik.

6. catat bau badan dan adanya bau pada pernapasan,


berhubungan erat dengan kualitas perawatan diri klien.
Palpasi
1. palpasi kelembutan permukaan kulit. Kulit kasar terjadi pada pasien
hipitiroidisme.

2. Kelembaban
Dideskripsikan dengan kering, berminyak, berkeringat, atau lembab. Kulit
berminyak dengan jerawat dan dengan peningkatan aktivitas kelenjar minyak dna
pada penyakit parkinson. Diaforesis sebagai respon meningkatnya suhu atau
melabolisme tubuh. Hiperhidrosis istilah terhadap perspirasi berlebihan.

3. Temperatur

4. Mobilitas dan turgor

Ketika mengkaji secara terpusat, diatas klavikula, kulit seharusnya mudah untuk
dicubit, dan cepat kembali ke posisi awal. Mobilitas kulit menurun pada
scleroderma atau pada pasien dengan peningkatan edema. Turgor kulit menurun
pada pasien dehidrasi.

5. nonpitting atau pitting edema


Nonpitting edema, tidak terdepresi dengan palpasi, terlihat pada pasien dengan
respon inflamasi lokal dan disebabkan oleh kerusakan endotel kapiler. Kulit
terlihat merah, keras, dan hangat. Pitting edema biasanya pada kulit ekstremitas
dan dapat menimbulakan depresi ketika dilakukan palpasi.

Skala (1+ to 4+) Pengukuran Deskripsi Waktu kembali


/41 2 mm Nyaris dapat terdeteksi Segera
/42 4 mm Pitting Lebih dalam Beberapa detik
/43 6 mm Pitting dalam 10-20 detik
4+/4 10 mm Sangat dalam >20 detik
Penutup

Kesimpulan
 Kulit merupakan organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh dan organ
terberat juga terbesar dari tubuh .
 Kulit tersusun dari tiga lapis : Epidermis , dermis dan jaringan subkutan .
 Terdapat berbagai macam fungsi kulit , antara lain : sebagai perlindungan infeksi
bakteri dan benda asing lainnya dan sebagai pengatur suhu tubuh .
 Terdapat empat teknik pengkajian dalam pemeriksaan kulit .

Saran.
a. Diharapkan kepada seluruh masyarakat untuk dapat merawat tubuh termasuk kulit,
agar kulit tetap bersih dan indah.

b. Agar seluruh masyarakat memperhatikan kebersihan tubuh, terutama kulit , agar


tidak terkena penyakit yang tidak diinginkan.

c. Kepada tenaga kesehatan untuk dapat mengadakan penyuluhan dan puskesmas


keliling di desa desa yang sumber dayanya kurang.
Daftar pustaka

1. Davenport, Joan. Patient Assessment:Integumentary System Chapter 51.


2. http://connectiondev.lww.com/Products/morton/documents/pdfs/morton_ch51.pdf
3. Physical Assessment - Chapter 2 Integumentary System.
4. http://nursinglink.monster.com/training/articles/297-physical-assessment---
chapter-2-integumentary-system
5. http://smartanddelicious.blogspot.com/2010/11/pemeriksaan-fisik-sistem-
integumen.html
Diposting oleh septia astuti di 16.09
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke
FacebookBagikan ke Pinterest
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai