Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

UJI UNSUR DAN GUGUS FUNGSI

Dosen pembimbing

Zora Olivia, S.Farm.,M.Fram.,Apt.

Di susun oleh:

Kelompok 2

1. Debbyana Rifka NurHidayati (G42192256)


2. Dian Puji Diarti (G42192257)
3. Vebbia Ainur Qoriah (G42192268)
4. Adwilia Khusnul Khotimah (G42192288)
5. Khalishah Nabilla Kusuma (G42192300)
6. Triksy Tiara Amanda (G42192312)
7. Dewi Handisca Raudatul Jannah (G42192323)
8. Dika Samudera Azranofrizal (G42192345)

PROGRAMSTUDIGIZIKLINIK

JURUSANKESEHATAN

POLITEKNIKNEGERIJEMBER
BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Senyawa di alam sangat banyak dan melimpah, diperkirakan pada saat ini telah
mencapai jutaan dan akan terus bertambah dengan munculnya senyawa-senyawa baru
hasil sintesis para ahli kimia organik. Dapat dipastikan senyawa organik merupakan
senyawa yang paling banyak dibandingkan dengan senyawa lain. Senyawa karbon
atau yang biasa dikenal dengan senyawa organik adalah suatu senyawa yang unsur-
unsur penyusunnya terdiri dari atom karbon dan atom-atom hidrogen, oksigen,
nitrogen, sulfur, halogen, atau fosfor
( Riswiyanto,2009).
Gugus fungsi adalah suatu atom atau kumpulan atom yang melekat pada
suatu senyawa dan berperan memberikan sifat yang khas dan berpengaruh pada sifat
fisik dan kimia senyawa tersebut. Senyawa organik yang mempunyai gugus
fungsional sama akan ditempatkan pada deret homolog yang sama. Ikatan tunggal
karbon-karbon dan karbon-oksigen dalam senyawa organik biasanya tidak reaktif
karena mereka non polar. Golongan polar membentuk bagian yang reaktf dalam suatu
molekul organik yaitu gugus fungsional tersebut terikat pada karbon. (Prasojo, 2010).
Pada praktikum identifikasi gugus fungsional dan senyawa organik
berdasarkan sifat fisiknya ini diketahui memerlukan pendekatan yang menyeluruh
dari suatu analisis kwalitatif senyawa organik untuk mengidentifikasi senyawa
organik. Secara umum identifikasi senyawa organik melibatkan 7 kegiatan,yaitu :
menentukan sifat fisiknya, misalnya warna, bau, indeks refraksi, massa jenis, titik
leleh, titik didih, pemurnian dan uji kemurnian, teknik pemurnian, menganalisis unsur
pemyusun, menentukan kelompok kelarutan, mendapatkan data spektrokopis,
melakukan uji kimia terhadap suatu gugus, membuat turunan kimia. Tujuan dari
praktikum kali ini adalah untuk mengindentifikasi gugus fungsional.
1.2 Tujuan
Mengidentifikasi bahan – bahan yang tergolong senyawaborganik melalui
uji organoleptis dan sifat fisikokimia.
BAB II
METODOLOGI

2.1 Alat
1. Pipet volume 1 mL
2. Gelas ukur 10mL dan 20 mL
3. Pipet tetes
4. Tabung reaksi
5. Plat tetes
6. Cawan Porselin
7. Gelas Kimia 500 MI
8. Kawat Penyangga
9. Bunsen
10. Kaki Tiga
11. Batang pengaduk

2.2. Bahan
1. Nessler
2. Etanol
3. Fenol
4. Formalin
5. Resorsinol
6. HNO3 pekat
7. Asam Asetat
8. H2SO4 pekat
9. Lucas A
10. Lucas B
11. Fehling A
12. Fehling B
13. NaOH 40%
14. Larutan cupro chloride amoniakal
15. Methanol
16. Asam Asetat glasial
2.3. Prosedur Kerja
1. UJI UNSUR C (PENGARANGAN)
0,1 g sampel dalam cawan porselin dipanaskan lemah, kemudian dipanaskan kuat.
Adanya sisa hitam (arang) pada cawan porselin menunjukan adanya unsur karbon
(c) pada zat tersebut.
2. UJI UNSUR N (PERCOBAAN KJEDAHL)
10 mg zat ditambah 10 tetes asam sulfat pekat , panaskan sampai tidak bewarna .
dinginkan denganpenambahan 1 ml air kemudian dibasakan dengan NaOH.
Adanya unsure nitrogen (N) akan menimbulkan endapan coklat bila ke dalam
larutan ditambah beberapa tetes pereaksi nessler
3. UJI GUGUS INTI AROMATIS
Zat ditambahkan asam nitrat pekat, warna kuning menunjukan positif inti
aromatis
4. UJI GUGUS ALKOHOL
a. reaksi esterifikasi : zat +asam asetat/ as. Salisilat ditambah HSO4 pekat ,
dipanaskan, jika timbul bauc harum positif memiliki gugus alcohol
5. UJI GUGUS FENOL
a. 5 tetes larutan zat pada plat tetes ditambah 1 tetes FeCl3 , warna ungu, merah
ungu, hijau positif gugus fenol
b. 1 ml larutan zat, ditambah 1 bag fehling A dan 1 bag fehling B di netralkan
dengan NaOH, endapan merah bata menunjukan positif gugus fenol
6. UJI IKATAN TAK JENUH (BERTHELOT)
Larutan zat ditambah larutan KMnO4
7. UJI GUGUS ALDEHID (CROCKER)
Larutan zat ditambah 1 tetes larutan resorsin 1% ditambah 1 tetes H2SO4, warna
merah menunjukan positif memiliki gugus aldehid pada formal dehid
2.4. Diagram Alir
1. Uji Unsur C

2. Uji Unsur N

3. Uji Gugus Inti Aromatis

4. Uji Gugus Alkohol

5. Uji Gugus Fenol


6. Uji Ikatan Tak Jenuh

7. Uji Gugus Aldehid


BAB III

HASIL

Nama Unsur Unsur Cincin Fenol Alkohol Aldehid Ikatan


Zat C N Aromatis tak
Oranik Jenuh
Nessler - + - - + +
_+

Etanol + - - + - -
+

Fenol - - - - - - +
Formalin - - + + + +
-
BAB IV
PEMBAHASAN

Etanol adalah nama suatu golongan senyawa organic yang mengandung unsure c,
h dan O. etanol dalam ilmu kimia disebut dengan etil alkohol dengan rumus kimia
C2H5OH. Rumus umum dari alkohol dalah R-OH. Secara struktur alkohol sama dengan
air namun salah satu hidrogennya digantikan oleh gugus alkil. Gugus fungsional alkohol
adalah gugus hidroksil, OH. Karakteristik etanol meliputi berupa zat cair, tidak berwarna,
berbau spesifik, mudah terbakar dan menguap, dan dapat bercampur dengan air dalam
segala perbandingan. Secara garis besar penggunaan etanol adalah sebagai pelarut untuk
zat organik maupun anorganik, bahan dasar industri asam cuka, ester, spiritus, dan
asetaldehid. Ada 2 jenis etanol menurut Rama (2008), etanol sinetetik sering disebut
methanol atau metil alkohol atau alkohol kayu. Selain itu etanol juga digunakan untuk
campuran minuman serta sebagai bahan bakar terbarukan (Endah dkk, 2007). Menurut
hasil praktikum dapat kami sampaikan bahwa etanol positif mengandung unsur C,
Negatif mengandung unsur N, Negatif mengandung Cincin Aromatis, positif
mengandung fenol, positif mengandung alkohol, negatif mengandung aldehid dan etanol
bukan merupakan ikatan tak jenuh.

Formalin adalah larutan yang tidak berwarna dan baunya sangat menusuk.
Didalam formalin mengandung sekitar 37% formaldehid dalam air, biasanya ditambah
methanol sebanyak 15% sebagai pengawet. Formalin dikenal sebagai pembunuh hama
(desinfektan) dan banyak digunakan dalam industri. Nama lain dari formalin adalah
formol, Methylene aldehyde, Paraforin, Morbicid, Oxomethane, Polyoxymethylene
glycols (Astawan,Made,2006). Berat molekul formalin adalah 30,03 dengan rumus
molekul HCOH. Karena kecilnya molekul ini memudahkan absorpsi dan distribusinya
kedalam sel tubuh. Gugus karbonil yang dimilikinya sangat aktif dapat bereaksi dengan
gugus NH2 dari protein yang ada pada tubuh membentuk senyawa yang mengendap
(Harmita,2010). Menurut hasil praktikum dapat kami sampaikan bahwa Formalin negatif
mengandung unsure C dan N, Positif mengandung Cincin Aromatis, Negatif mengandung
Fenol dan positif mengandung alkohol, aldehid dan merupakan ikatan tak jenuh.
Fenol atau asam karbolat atau benzenol adalah zat kristal tak berwarna yang
memiliki bau khas. Rumus kimianya adalah C6H5OH dan strukturnya memiliki gugus
hidroksil (-OH) yang berikatan dengan cincin fenil. Kata fenol juga merujuk pada
beberapa zat yang memiliki cincin aromatik yang berikatan dengan gugus hidroksil.

Mempunyai sebuah cincin aromatic dengan satu atau lebih gugus hidroksil ,sering
bergabung dengan glukosida dan biasanya terdapat dalm rongga sel. Beberapa golongan
polimer penting seperti lignin, melanin, dan tannin, adalah polfenol.

Nessler adalah suatu larutan alkali dari K2HgI4 yang disebut reagen Nessler.
Larutan pucat ini menjadi kuning gelap dengan adanya ammonia. Pada konsentrasi
lebih tinggi, dapat membentuk endapan coklat. Kepekaan seperti uji noda adalah sekitar
0,3 μg NH3 dalam 2 μL.

NH4+ + 2[HgI4]2− + 4OH− → HgO·Hg(NH2)I ↓ + 7I− + 3H2O

Rumus untuk endapan coklatnya diberikan sebagai 3HgO.Hg(NH3)2I2 dan sebagai


NH2.Hg2I3. Reagen Nessler umumnya dibuat dengan menggabungkan Kalium iodida
(KI) dan Merkuri(II) klorida (HgCl). Reagen Nessler dapat digunakan dengan tabung
Nessler. Kristalkan dari larutan Merkuri iodida encer yang dipekatkan dengan kalium
iodida ialah KHgI3.H2O monohidrat, yang berwarna jingga pucat. Dalam larutan berair
kompleks triiodo ini mem-berikan dianion tetraiodo tetrahedral. Larutan
K2HgI4 bereaksi dengan garam Cu(I) yang menghasilkan CuHgI4. Kegunaan reagen
Nessler adalah untuk uji ammoniak. Menurut hasil praktikum yang kami peroleh bahwa
Nessler mengandung unsur C, unsur N, fenol, dan alkohol negatif , sedangkan
aldehid,cincin aromatis, unsur N dan ikatan tak jenuh positif
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari percobaan kali ini adalah identifikasi
senyawa organik dengan menambahkan suatu reagen yang spesifik terhadap gugus
fungsi. Teknik pengukuran fisik yang digunakan adalah warna dan bau untuk menentukan
senyawa organik. Sampel yang bereaksi secara positif mengandung gugus tidak jenuh
adalah Nessler. Sedangkan pada uji fenol yang breaksi secara positif hanya Etano.

5.2 Saran

Pada praktikum selanjutnya disarankan lebih berhati hati menggunakan bahan


dan alat-alat praktikum
DAFTAR PUSTAKA

S, Muslihah. 2012. Etanol. Universitas Islam Malang. Malang


Astawan, Made, 2006. Mengenal Formalin Dan Bahayanya. Jakarta: Penebar
Swadaya

Tim Penyusun. 2015. Petunjuk Praktikum Kimia Organik. Jember :


Universitas Jember.

Hart, Harold. 2003. kimia organik. Erlangga. Jakarta

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai