Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH LIMBAH SAMPAH MEDIS

Di susun oleh

Vebbia ainur qoriah

SMKS KESEHATAN YANNAS HUSADA BANGKALAN

TAHUN PELAJARAN 2018/2019


Kata Pengantar

Pertama-tama kami panjatkan puja danpuji syukur atas rahmat dan ridho Allah
SWT, karena berkat rahmatNya, kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
dan selesai tepat waktu.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada GURU kami ibu widia selaku
guru biologi yang membimbing kami dalam pengerjaan tugas makalah ini. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman kami yang selalu setia membantu
dalam hal mengumpulkan data-data dalam pembuatan makalah ini.

Makalah ini menjelaskan mengenai limbah yang dihasilkan oleh sarana-sarana


kesehatan, yaitu limbah medis. Dengan membaca makalah ini, pembaca diharapkan
mampu memahami definisi, jenis-jenis, dan cara penanganan limbah secara tepat
sehingga tidak terjadi kesalahan dalam penanganan limbah medis.

Tiada gading yang tak retak.Makalah yang kami susun ini pun tak luput dari
kesalahan.Karena dari itu, kami memohon maaf apabila dalam penyusunan makalah ini
masih terdapat kekurangan.Kami meminta kritik dan saran dari pembaca demi
tercapainya makalah yang lebih sempurna lagi kedepannya.

Bangkalan, 26 Juli 2018

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman Judul ....................................................................................................................... i

Kata Pengantar....................................................................................................................... ii

Daftar Isi ................................................................................................................................ iii

Bab I Pendahuluan ................................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ........................................................................................... 2

Bab II Pembahasan ................................................................................................................ 3

2.1 Definisi limbah medis.................................................................................... 3


2.2 Jenis-jenis limbah medis................................................................................ 3
2.3 Cara penanganan limbah medis yang tepat ................................................... 4
2.4 Bahaya yang ditimbulkan limbah medis ...................................................... 7
2.5 Kenyataan penanganan limbah medis yang terjadi saat ini ........................... 9
2.6 Kebijakan rumah sakit dalam menangani limbah medis ............................... 9
2.7 Kebijakan pemerintah dalah upaya menangani limbah medis ...................... 10
2.8 Kesadaran tenaga medis dalam menangani limbah medis ............................ 10

Bab III Kesimpulan ............................................................................................................... 11

Daftar pustaka ........................................................................................................................ 12


BAB I

Pendahuluan

1.1 Latar Belakang Masalah


Seiring dengan perkembangan zaman, kesadaran akan kesehatan di
kalangan masyarakat pun akan semakin tinggi pula. Oleh karena itu pemerintah
meningkatkan berbagai macam pelayanan kesehatan untuk masyarakat.Salah satu
pelayanan kesehatan yang ditingkatkan adalah rumah sakit dengan berbagai macam
teknologi canggih untuk mengobati berbagai macam penyakit.Rumah sakit
merupakan sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan berbagai kegiatan
pelayanan kesehatan serta dapat berfungsi sebagai tempa pendidikan tenaga
kesehatan dan penelitian.
Kegiatan rumah sakit menghasilkan berbagai macam limbah.Limbah
inilah yang disebut sebagai limbah medis.Terdapat berbagai macam limbah medis
yang berbahaya bagi kesehatan manusia bila tidak diolah dengan benar.
Limbah medis kebanyakan sudah terkontaminasi oleh bakteri, virus,
racun dan bahan radioaktif yang berbahaya bagi manusia dan makhluk lain di sekitar
lingkungannya. Dampak negatif limbah medis terhadap masyarakat dan lingkungan
terjadi akibat pengelolaan yang kurang baik. Limbah medis jika tidak dikelola
dengan baik akan menimbulkan patogen yang dapat berakibat buruk terhadap
manusia dan lingkungan. Pengelolaan limbah medis merupakan bagian dari kegiatan
penyehatan lingkungan di rumah sakit yang bertujuan untuk melindungi masyarakat
dari bahaya pencemaran lingkungan yang bersumber dari limbah rumah sakit dan
upaya penanggulangan penyebaran penyakit.
Pengelolaan limbah medis pun tidak dilakukan dengan sembarangan.
Tiap jenis limbah media memiliki cara penangannya sendiri sendiri. Apabila tidak
dilakukan dengan prosedur yang sesuai maka akibatnya akan bisa lebih parah.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah mengenai limbah medis, penulisan makalah ini
didasarkan dari beberapa perumusan masalah yang terkait dengan limbah medis,
meliputi:
1. Apa yang dimaksud dengan limbah medis?
2. Apa saja jenis-jenis limbah medis?
3. Bagaimana cara penanganan limbah medis yang tepat?
4. Apa bahaya dari penanganan limbah medis yang tidak tepat?
5. Bagaimana kenyataan pengelolaan limbah medis saat ini?
6. Apa kebijakan rumah sakit mengenai limbah medis?
7. Apa kebijakan pemerintah dalah upaya menangani limbah medis?
8. Bagaimana kesadaran tenaga medis dalam menangani limbah medis?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun makalah ini dibuat dengan tujuan :
1. Menjelaskan apa itu limbah medis
2. Menjelaskan jenis-jenis limbah medis
3. Menjelaskan cara penanganan limbah medis yang tepat
4. Menjelaskan bahaya penanganan limbah medis yang tidak tepat
5. Menjelaskan kenyataan penanganan limbah medis yang terjadi saat ini
6. Menjelaskan kebijakan rumah sakit mengenai limbah medis
7. Menjelaskan kebijakan pemerintah dalam upaya menangani limbah
8. Menjelaskan kesadaran tenaga medis dalam menangani limbah medis
BAB II

Pembahasan

2.1 Definisi Limbah Medis


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), limbah adalah (1) sisa proses
produksi; (2) bahan yg tidak mempunyai nilai atau tidak berharga untuk maksud
biasa atau utama dalam pembuatan atau pemakaian; (3) barang rusak atau cacat dl
proses produksi. Limbah dapat juga diartikan sebagai hasil akhir dari suatu proses
pemanfaatan produk atau proses dari suatu kegiatan yang dilakukan dalam aktivitas
manusia.
Limbah medis dapat diartikan sebagai segala sesuatu hasil buangan dari kegiatan-
kegiatan medis, seperti kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjang lainnya.

2.2 Jenis-jenis Limbah Medis

Limbah medis identik dengan limbah yang dihasilkan institusi kesehatan seperti rumah
sakit. Padahal, tidak semua limbah yang dihasilkan rumah sakit merupakan limbah
medis. Berikut limbah yang dihasilkan rumah sakit:
 Limbah umum: limbah yang tidak membutuhkan penanganan khusus atau tidak
membahayakan pada kesehatan manusia dan lingkungan misal bahan pengemas
 Limbah patologis: terdiri dari jaringan-jaringan, organ, bagian tubuh, plasenta,
bangkai binatang, darah dan cairan tubuh
 Limbah radioaktif: dapat berfase padat, cair atau gas yang terkontaminasi
dengan radionuklisida
 Limbah kimiawi: dapat berupa padatan, cairan atau gas misalnya berasal dari
prosedur-prosedur medis. Pertimbangan terhadap limbah ini dapat ditinjau dari
sudut: toksik, korosif, mudah terbakar (flammable), reaktif (eksplosif, reaktif
terhadap air, dan shock sensitive), genotoxic (carcinogenic, mutagenic,
teratogenic dan lain-lain), misalnya obat-obatan cytotoxic. Limbah kimiawi
yang tidak berbahaya adalah seperti gula, asam- asam animo
 Benda-benda tajam yang biasa digunakan dalam kegiatan rumah sakit: jarum
suntik, syring, gunting, pisau, kaca pecah, gunting kuku dan sebagainya yang
dapat menyebabkan orang tertusuk (luka) dan terjadi infeksi. Benda-benda ini
mungkin terkontaminasi oleh darah, cairan tubuh, bahan mikrobiologi atau
bahan citotoksik
 Limbah farmasi (obat-obatan): obat-obatan dan bahan kimiawi yang
dikembalikan dari ruangan pasien isolasi, atau telah tertumpah, kadaluwarsa atau
terkontaminasi
 Limbah citotoksik: bahan yang terkontaminasi atau mungkin terkontaminasi
dengan obat citotoksik selama peracikan, pengangkutan atau tindakan terapi
citotoksik
 Kontainer di bawah tekanan: seperti yang digunakan untuk peragaan atau
pengajaran, tabung yang mengandung gas dan aerosol yang dapat meledak bila
diinsinerasi atau bila mengalami kerusakan karena kecelakaan, misalnya
tertusuk.
 Limbah berpotensi menularkan penyakit (infectious): mengandung
mikroorganisme patogen yang bila terpapar dengan manusia akan dapat
menimbulkan penyakit. Misalnya jaringan dan stok dari agen-agen infeksi dari
ruang bedah, dari autopsi pasien yang mempunyai penyakit menular , dari pasien
yang diisolasi, atau materi yang berkontak dengan pasien (tabung, filter, serbet,
jarumsuntik, sarung tangan)

2.3 Cara Penanganan Limbah Medis yang Tepat


Penanganan limbah medis memerlukan perhatian khusus, terutama harus
memperhatikan jenis-jenisnya. Masing-masing kelompok limbah medis tersebut
membutuhkan penanganan sendiri-sendiri
Bahkan, mengemas limbah medis pun telah ada aturannya. Misalnya kantong warna
hitam digunakan untuk limbah umum, kantong warna kuning untuk semua jenis
limbah infectious yang harus masuk incinerator,limbah kimia/farmasi kedalam
kantong plastik berwarna coklat, dan warna merah untuk limbah radio aktif.
Peraturan sederhana dalam cara mengemas limbah medis ini bila dilanggar justru
akan berakibat fatal.

Secara umum jenis pengolahan limbah rumah sakit adalah :


a. Limbah umum :Tidak diperlukan pengolahan khusus, dan dapat disatukan
dengan limbah domestik
b. Limbah patologis : Pengolahan yang dilakukan adalah dengan sterilisasi,
insinerasi dilanjutkan dengan landfilling.Kantong yang digunakan untuk
membungkus limbah juga harus diinsinerasi
c. Limbah radioaktif : Limbah radioaktif dari rumah sakit dapat dikatakan tidak
mengandung bahaya yang signifikan bila ditangani secara baik. Umumnya
radioaktifdisimpan untuk menunggu waktu paruhnya telah habis, untuk
kemudian disingkirkan sebagai limbah non-radioaktif biasa
d. Limbah kimia: Bagi limbah kimia yang tidak berbahaya, penanganannya
adalah identik dengan limbah lainnya yang tidak termasuk katagori
berbahaya.Beberapa kemungkinan daur-ulang limbah kimiawi berbahaya
misalnya dengan redistilasi solven (toluene, xylene, alcohol), membakar
solven organic yang tidak toksik, mendaur ulang batere, logam-merkuri dari
thermometer, elektrostatis larutan-larutan pemrosesan Insinerator merupakan
sarana yang paling sering digunakan dalam menangani limbah jenis ini.
e. Limbah cytotoxic dan obat-obatan genotoxic atau limbah yang
terkontaminasi
harus dipisahkan, dikemas dan diberi tanda serta dibakar pada insinerator
f. Limbah berpotensi menularkan penyakit (infectious) :Memerlukan sterilisasi
terlebih dahulu atau langsung ditangani pada insinerator ; autoclave tidak
dibutuhkan bila limbah tersebut telah diwadahi dan ditangani secara baik
sebelum diinsinerasi.
g. Benda-benda tajam : Dikemas dalam kemasan yang dapat melindungi
petugas
dari bahaya tertusuk, sebelum dibakar dalam insinerator
h. Limbah farmasi :Obat-obatan yang tidak digunakan dikembalikan pada
apotik
atau pemasok, sedangkan yang tidak dipakai lagi ditangani secara khusus
misalnya diinsinerasi atau di landfilling
i. Kontainer-kontainer di bawah tekanan: di landfilling atau didaur-ulang.

Tahap awal dalam pengelolaan limbah medis adalah melakukan


pencegahan pada sumbernya. Upaya pencegahan pencemaran dan minimisasi
limbah yang sering dikenal dengan Produksi Bersih (Cleaner Production) akan
memberikan keuntungan bagi pengelola dan lingkungan. Dengan berkurangnya
jumlah limbah yang harus dimusnahkan dengan incinerator maka akan
mengurangi jumlah biaya operasionalnya dan akan mengurangi emisi yang
dikeluarkan ke lingkungan. Berikut adalah beberapa upaya dalam melakukan
pencegahan timbulan limbah:
- Pelaksanaan ‘House Keeping’ yang baik, dengan menjaga kebersihan
lingkungan, mencegah terjadinya ceceran bahan. Dengan pelaksanaan
good house keeping yang baik di laboratorium dan kamar rawat akan
menghindarkan terjadinya ceceran bahan kimia ataupun racikan obat.
- Pemakaian air yang efisien akan mengurangi jumlah air yang masuk
kedalam instalasi pengolahan limbah cair (IPLC).
- Pelaksanaan preventif maintenance, yang ketat akan menghindarkan
terjadinya kerusakan alat yang pada akhirnya dapat mengurangi jumlah
limbah yang terjadi.
- Pengelolaan bahan-bahan atau obat-obatan yang tepat, rapi dan selalu
terkontrol sehingga tidak terjadi ceceran dan kerusakan bahan atau obat,
berarti mengurangi limbah yang terjadi.

Tahap selanjutnya terhadap limbah yang tidak bisa dihindari adalah


langkah segregasi atau pemilahan. Pemilahan dilakukan dengan tujuan untuk
memisahkan limbah berdasarkan karakteristiknya. Limbah domestik harus
terpisah dari limbah B3 ataupun limbah infeksius. Hal ini bertujuan agar jumlah
ataupun limbah yang harus ditreatmen secara khusus (limbah B3) tidak terlalu
besar (minimal). Limbah kimia dari laboratorium dan sisa racikan obat harus
memiliki tempat penampungan tersendiri agar tidak mengkontaminasi limbah
cair lainnya yang bukan limbah B3.

Tahap ketiga adalah pemanfaatan limbah. Limbah yang masih bisa


dimanfaatkan agar dipisahkan dari limbah yang tercemar oleh limbah B3
ataupun limbah infeksius. Limbah domestik yang dapat didaur ulang ataupun
dimanfaatkan harus dipisah dalam tempat terpisah. Limbah domestik berupa
kertas/karton, plastik, gelas dan logam masih mempunyai nilai jual untuk di
reuse. Begitu pula dengan limbah domestik berupa sampah organik bisa untuk
kompos. Limbah plastik bekas pengobatan lainnya seperti bekas infus yang tidak
terkontaminasi limbah B3 atau limbah infeksius dapat didaur ulang. Pada saat
ini hanya sekitar 19% limbah domestik dari rumah sakit yang sudah
dimanfaatkan untuk didaur ulang. Limbah berbahaya dan beracun sendiri tidak
menutup kemungkinan untuk dapat dimanfaatkan ataupun untuk direuse.
Beberapa limbah kimia yang dapat dimanfaatkan kembali antara lain adalah
limbah radiologi seperti fixer dan developer dengan dikirimkan ke pihak ke-3
yang berizin.

Insinerasi adalah teknologi pengolahan sampah dan limbah yang


melibatkan proses pembakaran bahan organik. Insinerasi dan pengolahan
sampah bertemperatur tinggi lainnya didefinisikan sebagai pengolahan termal
Insinerasi material sampah mengubah sampah menjadi abu, gas sisa hasil
pembakaran, partikulat, dan panas.Insinerasi memiliki banyak manfaat untuk
mengolah berbagai jenis sampah seperti sampah medis dan beberapa jenis
sampah berbahaya di mana patogen danracun kimia bisa hancur dengan
temperatur tinggi

2.4 Bahaya Penanganan Limbah Medis yang Tidak Tepat

Limbah medis jika tidak tertangani dengan baik akan berdampak bagi manusia, mahluk hidup,
serta lingkungan di sekitar rumah sakit. Dampak tersebut antara lain:

1. Pengelolaan limbah medis yang kurang baik akan menyebabkan estetika lingkungan yang
kurang sedap dipandang sehingga mengganggu kenyamanan masyarakat
2. Pencemaran lingkungan
a. Pencemaran Air

Air yang tercemar menjadi tidak bermanfaat untuk keperluan rumah tangga
(misalnya air minum, memasak, mencuci), industri, pertanian (misalnya: air yang
terlalu asam/basa akan mematikan tanaman/hewan). Air yang telah tercemar oleh
senyawa organik maupun anorganik menjadi media berkembangnya berbagai
penyakit dan penularan langsung melalui air (misalnya Hepatitis A, Cholera,
Thypus Abdominalis, Dysentri, Ascariasis/Cacingan, dan sebagainya). Selain itu,
air tercemar dapat menjadi penyebab penyakit tidak menular, yang muncul
terutama karena air lingkungan telah tercemar oleh senyawa anorganik terutama
unsur logam (misalnya keracunan air raksa/merkuri).

b. Pencemaran Daratan

Pencemaran daratan pada umumnya berasal dari limbah padat yang dibuang atau
dikumpulkan di suatu tempat penampungan. Dampak pencemaran daratan dapat
secara langsung dan tidak langsung bagi kesehatan lingkungan sekitar. Dampak
pencemaran daratan yang secara langsung dirasakan adalah timbulnya bau busuk
karena degradasi limbah organik oleh mikroorganisme dan timbunan limbah padat
dalam jumlah besar yang akan menimbulkan kesan kumuh dan kotor, yang secara
psikis akan mempengaruhi penduduk di sekitarnya. Dampak tak langsung,
contohnya adalah tempat pembuangan limbah padat baik Tempat Pembuangan
Sementara (TPS) maupun Tempat Pembuangan Akhir (TPA) akan menjadi pusat
perkembangbiakan tikus dan serangga yang merugikan manusia seperti lalat dan
nyamuk. Penyakit-penyakit yang ditimbulkan dengan perantaraan tikus, lalat dan
nyamuk di antaranya adalah pest, kaki gajah, malaria, demam berdarah dan
sebagainya.

c. Pencemaran Udara

Dampak pencemaraan udara berakibat langsung terhadap kesehatan manusia,


hewan, tanaman dan sebagainya. Komponen pencemar udara dapat berupa Karbon
Monoksida (CO) dan Nitrogen Oksida (Nox). Karbon monoksida apabila terhisap
ke dalam paru-paru akan ikut peredaran darah dan akan menghalangi masuknya
oksigen yang dibutuhkan oleh tubuh. Hal ini dapat terjadi karena gas CO bersifat
racun metabolis, ikut bereaksi secara metabolis dengan darah. Konsentrasi gas
Nitrogen Oksida yang tinggi dapat menyebabkan gangguan pada sistem syaraf
yang mengakibatkan kejangkejang.

Ada beberapa kelompok masyarakat yang mempunyai resiko untuk mendapat


gangguan karena buangan rumah sakit.Pertama, pasien yang datang ke Rumah
Sakit untuk memperoleh pertolongan pengobatan dan perawatan Rumah
Sakit.Kelompok ini merupakan kelompok yang paling rentan. Kedua,karyawan
Rumah sakit dalam melaksanakan tugas sehari-harinya selalu kontak dengan
orang sakit yang merupakan sumber agen penyakit. Ketiga,pengunjung /
pengantar orang sakit yang berkunjung ke rumah sakit,resiko terkena gangguan
kesehatan akan semakin besar. Keempat,masyarakatyang bermukim di sekitar
Rumah Sakit, lebih-lebih lagi bila Rumah sakit membuang hasil buangan Rumah
Sakit tidak sebagaimana mestinya ke lingkungan sekitarnya. Akibatnya adalah
mutu lingkungan menjadi turun kualitasnya, dengan akibat lanjutannya adalah
menurunnya derajat kesehatan masyarakat di lingkungan tersebut dan
menimbulkan kecelakaan kerja.

2.5 Kenyataan Penanganan Limbah Medis yang Terjadi Saat Ini


Pada kenyataannya, masih banyak terjadi kesalahan atau kelalaian dalam
penanganan limbah medis saat ini.Banyak rumah sakit yang tidak memiliki sarana
dan standar penanganan limbah medis yang sesuai syarat.Bahkan kelalaian tersebut
banyak merugikan masyarakat sekitar.Berikut contoh kasus mengenai penanganan
limbah yang salah.
Diberitakan dalam harian Pikiran Rakyat tanggal 1 Februari 2010,
ditemukan banyak limbah medis berupa alat suntik, botol-botol bekas obat, dan
sebagainya di TPA (Tempat Pembuangan Akhir) Cibeureum, Banjar. Keberadaan
limbah-limbah tersebut tentunya meresahkan warga karena warga menyadari
limbah-limbah tersebut membahayakan kesehatan.Warga mulai mengetahui
keberadaan limbah-limbah medis tersebut setelah ada anak-anak yang bermain di
TPA, memungut beberapa limbah alat sunti, membawanya ke rumah dan dijadikan
alat bermain.
Peraturan dan standar yang ditentukan oleh pemerintah pun masih sering
dilanggar. Seperti diberitakan dalam Pikiran Rakyat tanggal 9 Maret 2010,
disebutkan bahwa 40 dari 50 Rumah Sakit yang ada di Bandung belum memiliki
sarana pembuangan limbah B3 dan mereka membuangnya begitu saja di parit
dengan alasan mahalnya biaya pengelolaan limbah medis. Selain itu mterdapat 62
Puskesmas, 11 balai pengobatan, dan 17 laboratorium kesehatan yang tidak
mempunyai TPS limbah.

2.6 Kebijakan Rumah Sakit Dalam Menangani Limbah Medis

Dalam pengelolaan limbah padatnya, rumah sakit diwajibkan melakukan


pemilahan limbah dan menyimpannya dalam kantong plastik yang berbeda beda
berdasarkan karakteristik limbahnya. Limbah domestik di masukkan kedalam
plastik berwarna hitam, limbah infeksius kedalam kantong plastik berwarna kuning,
limbah sitotoksic kedalam warna kuning, limbah kimia/farmasi kedalam kantong
plastik berwarna coklat dan limbah radio aktif kedalam kantong warna merah.
Disamping itu rumah sakit diwajibkan memiliki tempat penyimpanan sementara
limbahnya sesuai persyaratan yang ditetapkan dalam Kepdal 01 tahun 1995.

2.7 Kebijakan Pemerintah dalam Upaya Menangani Limbah Medis

Selanjutnya, peraturan tentang limbah medis ini telah diatur pemerintah sebagai
berikut :

1. Rumah sakit diwajibkan memiliki tempat penyimpanan sementara limbahnya


sesuai persyaratan yang ditetapkan dalam Kepdal 01 tahun 1995
2. Bapedal No 03 tahun 1995 mengatur tentang kualitas incineratordan emisi yang
dikeluarkannya
3. Peraturan menteri kesehatan No.986/Menkes/PER/XI/1992 tentang persyaratan
kesehatan rumah sakit ( hal ini berkaitan dengan limbah medis yang dihasilkan
oleh rumah sakit dan segala macam pelanggaran terhadap peraturan diatur lebih
lanjut )
4. Peraturan Menteri Kesehatan No.512/Menkes/PER/IX/1990 tentang AMDAL
rumah sakit ( menyatakan tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan )
5. Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan lingkungan Hidup RI nomor :
Kep-02/MENKLH/I/1988 tentang pedoman penetapan Baku Mutu Lingkungan
Hidup.
6. UU no 23 tahun 1992 tentang kesehatan
7. UU no 23 tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup
8. PP no 18 tahun 1999 jo PP no 85 tahun 1999 tentang pengolahan limbah bahan
berbahaya dan beracun ( kode limbah rumah sakit D227 )
9. PP no 27 tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
10. PP no 74 tahun 2001 tentang Pengelolaan Bahan Berbahaya dan Beracun

2.8 Kesadaran Tenaga Medis dalam Menangani Limbah Medis


Setiap limbah medis memiliki bahaya yang dapat menyerang pasien maupun
petugas medis itu sendiri.Sehingga petugas medis saat ini sudah dituntut untuk
memiliki pengetahuan yang cukup mengenai limbah medis, mulai dari jenisnya
hingga pengelolaannya.Namun pengetahuan secara teori saja tidaklah cukup.Para
petugas medis tersebut harus mampu mengaplikasikannya dalam pekerjaan supaya
tidak terjadi kesalahan atau infeksi dari limbah tersebut.
Bab III
Kesimpulan

Limbah medis merupakan limbah yang dihasilkan dari kegiatan medis. Limbah
medis ini sangatlah berbahaya dan akan menimbulkan berbagai dampak negatif bila
tidak ditangani dengan baik. Berikut limbah yang dihasilkan rumah sakit, yaitu umum,
patologis, radioaktif, kimiawi, farmasi, citotoksik, dan infeksi.Sedangkan berikut
beberapa jenis limbah biomedis, yaitu human anatomical, tubuh hewan, laboratorium
mikrobiologi, dan benda tajam.Berdasarkan wujudnya limbah medis dibagi menjadi
dua, yaitu padat dan cair.

Jika penanganan rumah tangga hanya dibedakan dalam sampah organik dan
anorganik, atau sampah kering dan sampah basah, maka penanganan limbah medis
harus dibedakan kedalam tiga kelompok yaitu limbah cair, limbah infeksus dan limbah
noninfeksus.Limbah medis rumah sakit merupakan limbah B3 (Bahan Berbahaya
Beracun). Limbah rumah sakit jika tidak tertangani dengan baik akan berdampak bagi
manusia, mahluk hidup, serta lingkungan di sekitar rumah sakit. Dampak tersebut dapat
berupa pencemaran air, pencemaran daratan, serta pencemaran udara yang mengurangi
derajat kesehatan masyarakat.

Saat ini usaha rumah sakit dan pemerintah dalam upaya untuk menangani
limbah medis bermacam-macam bentuknya.Ada beberapa peraturan yang mengatur
pengelolaan limbah medis, diantaranya yaitu incinerator dan prisip 3R (Reuse, Recycle,
Recovery).Setiap limbah medis memiliki bahaya yang dapat menyerang pasien maupun
petugas medis itu sendiri.Sehingga petugas medis saat ini sudah dituntut untuk memiliki
pengetahuan yang cukup mengenai limbah medis, mulai dari jenisnya hingga
pengelolaannya. Seiring berkembangnya teknologi dan informasi, kesadaran para
petugas medis dalam menangani limbah medis pun harus kian meningkat.
DAFTAR ISI

http://www.anneahira.com/limbah-medis.htm

http://mariaroosmawarty.blogspot.com/2011/01/dampak-buruk-limbah-rumah-sakit-
bagi.html

http://www.scribd.com/doc/37312202/limbah-b3

http://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=jenis+limbah+medis&source=web&cd=19
&ved=0CFAQFjAIOAo&url=http%3A%2F%2Fxa.yimg.com%2Fkq%2Fgroups%2F27
209557%2F448086425%2Fname%2FTugas%2BB%2BB3%2BKelompok%2B5.docx&
ei=gsLkTouOHoXVrQfb3oT7Bw&usg=AFQjCNH4j4Ub5Rpk9L4O0mkWnBAQp4G9
qg

http://www.scribd.com/doc/49825062/limbah-medis

http://www.pikiran-rakyat.com/node/106511

http://www.scribd.com/doc/33519413/Limbah-Medis-Dan-Kesehatan

http://www.pikiran-rakyat.com/node/108707

http://www.proclean.co.id/index.php/cleaning-service-rumah-sakit

http://www.artikata.com/arti-338515-limbah.html

http://id.wikipedia.org/wiki/Insinerasi

Anda mungkin juga menyukai