LINGKUNGAN RUMAH
SAKIT
Prof.Dr.Irnawati Marsaulina,MS
Rumah Sakit: Permenkes
No.1204/MENKES/SK/X/2004
Tempat berkumpul orang sakit
Tempat berkumpulnya orang sehat:
-- perawat
-- dokter
-- pegawai administrasi, cleaning service
-- keluarga pasien
-- pengunjung lain ====
Pencemaran lingkungan dan Gangguan Kesehatan,
serta
--Tempat penularan penyakit (Nosokomial Infection)
Karena itu penyelenggarann kesehatan lingkungan RS
hrs sesuai dg persyaratan kesehatan.
Penanggung jawab RS bertanggung jawab
thd pengelolaan kesehatan lingkungan RS
Pembinaan dan Pengawasan dilakukan ol
Kepala Dinas Kes.
Fungsi rumah sakit
Pelayanan kesehatan
Pendidikan tenaga kesehatan: dokter,
perawat, bidan, analis farmasi dll
Penelitian
PERSYARATAN LINGKUNGAN
RUMAH SAKIT
Batas jelas, ada pagar yg kuat, orang/binatang
tidak bebas keluar masuk
Ada halaman parkir yg cukup sesuai dg
kebutuhan dan dilengkapi dg rambu parkir
Bebas banjir, kl lokasi sering banjir, harus ada
fasilitas/teknologi utk mengatasinya
Lingkungan RS merupakan Kawasan bebas
rokok
Penerangan dengan intensitas cahaya yg cukup
Tidak berdebu,tidak becek,tdk ada genangan air,
landai kearah saluran terbuka atau tertutup,
tersedia lubang penerima air masuk yg cukup
PERSYARATAN LINGKUNGAN
RUMAH SAKIT (lanjutan)
Saluran limbah domestik dan limbah medis hrs
tertutup dan terpisah.
Masing2 limbah punya IPAL sendiri2
Tersedia tempat sampah di ruang tunggu, tempat
parkir, halaman dll
Selalu dalam keadaan bersih, tersedia fasilitas
sanitasi yg cukup kualitas dan kuantitas dan
memenuhi syarat kesehatan
Tidak memungkinkan menjadi tempat bersarang
dan berkembang biaknya serangga, binatang
pengerat dan binatang pengganggu lainnya.
KONSTRUKSI BANGUNAN
Lantai: bahan kuat, kedap air, permukaan rata,
tidak licin,warna terang dan mudah dibersihkan
Bgn yg selalu kontak dg air mempunyai
kemiringan yg cukup ke arah pembuangan
limbah
Pertemuan lantai dg dinding berbentuk konus
Dinding: kuat, rata, berwarna terang,
menggunakan cat yg tidak luntur dan tdk
mengandung logam berat
Ventilasi: Alamiah menjamin aliran udara
dalam ruang dg baik
Luas > 15% luas lantai
KONSTRUKSI BANGUNAN
(lanjutan)
Bila ventilasi alamiah tdk cukup, harus dilengkapi
dg ventilasi buatan / mekanis yg disesuaikan dg
peruntukan ruangan
Atap: kuat, tidak bocor, tdk jadi tpt perindukan
serangga, tikus dan binatang pengganggu lain
Atap yg > 10 m hrs dilengkapi penangkal petir
Langit-langit: kuat, berwarna terang, mudah
dibersihkan, tinggi >2,7 m, kerangka kuat, bila
dari kayuanti rayap
Balkon, beranda, talang :tidak ada genangan air
Aedes
KONSTRUKSI BANGUNAN
(lanjutan)
Pintu: kuat, cukup tinggi,cukup lebar, dpt
mencegah masuknya tikus, serangga dan
binatang pengganggu lainnya
Jaringan instalasi: air minum, air bersih, air
limbah, gas, listrik, sistem penghawaan,
telepon dll sesuai dg teknis kesehatan
Pipa air minum tak boleh bersilangan dg
air limbah dan tidak boleh bertekanan
negatif utk mencegah pencemaran air
minum
LALU LINTAS ANTAR RUANGAN
Hrs didisain sedemikian rupa, dilengkapi dg petunjuk arah
letak ruangan
Lalu lintas harus dpt menghindari terjadinya resiko kecelakaan
dan resiko kontaminasi
Tangga, elevator, lift dilengkapi sarana pencegahan kecelakaan
spt alarm, petunjuk pemakaian yg mudah difahami
Lift yg lebih dari 4 lantai dilengkapi ARD (Automatic Reserve
Divided) yaitu alat yg dpt mencari lantai terdekat bila listrik
mati
Dilengkapi pintu darurat yg dpt dijangkau dg mudah bila
terjadi kebakaran atau kejadian darurat lainnya dilengkapi dg
ram untuk brankar
Dilengkapi dg alat pemadam kebakaran sesuai dg ketentuan yg
berlaku
RUANG BANGUNAN
Penataan Ruang dan Bangunan dan
penggunaannya harus sesuai dg fungsi serta
memenuhi persyaratan kesehatan yaitu dg
mengelompokkan ruangan berdasarkan tingkat
resiko terjadinya penularan penyakit sbb
No RUANG/UNIT Konsentrasi
maksimum
(CFU/m3)
10 Laboratorium 200-500
11 Radiologi 200-500
12 Sterilisasi 200
13 Dapur 200-500
14 Gawat Darurat 200
15 Administrasi/pertemua 200-500
n
KADAR GAS DAN BAHAN
BERBAHAYA DL RUANG RS
Ruang bayi:
-- Perawatan 2
-- Isolasi 3,5
Ruang dewasa:
-- Perawatan 4,5
-- Isolasi 6
TINGKAT KEBERSIHAN DINDING
DAN LANTAI / ANGKA KUMAN
No Ruang/Unit Angka kuman (max)
CFU/cm2
1 Ruang Operasi 0-5 ,bebas kuman patogen
dan gas gangren
2 Ruang Perawatan 5-10
Suhu Waktu
METODE STERILISASI (0C) Kontak
STERILISASI DG PANAS:
-Sterilisasi kering dl oven 160 120 menit
-*Poupinel* 170 60 menit
-Sterilisasi basah dl otoklaf 121 30 menit
STERILISASI DG BAHAN
KIMIA: 50-60 3-8 jam
JENIS WADAH DAN LABEL LIMBAH
MEDIS PADAT SESUAI
KATEGORINYA
3 Limbah
infeksi-us
Kuning Plastik kuat
dan anti bocor
patologi dan atau kontainer
anatomi
LIMBAH MEDIS PADAT ( lanjutan)
Limbah sitotoksis dikumpulkan dl wadah yg kuat,
antibocor, dan diberi label “Limbah Sitotoksis”.
Pengumpulan dr tiap ruang menggunakan troli
khusus yg tertutup
Penyimpanan: pd musim hujan < 48 jam, musim
kemarau <24 jam
Utk pengangkutan ke luar RS: dikemas pd tempat yg
kuat dan menggunakan kendaraan khusus.
Pemusnahan: tidak boleh ke TPA Umum kl belum
diolah
Pengolahan dilakukan sesuai kemampuan: otoklaf
atau insinerator
LIMBAH NON MEDIS/LIMBAH CAIR
DAN LIMBAH GAS
Limbah padat non medis ditampung dl plastik warna
hitam bertulisan “ Domestik” warna putih
Bila kepadatan lalat di TPS > 20 ekor per blok grill
pengendalian
Kalau terlihat ada tikus di siang hari pengendalian
Dl keadaan normal, pengendalian serangga dan binatang
pengganggu lain dilakukan minimal 1 x sebulan
Pemusnahan di TPA
Limbah cair:Sebelum dibuang ke perairan umum efluen
harus memenuhi syarat sesuai Kep 58/MENLH/12/95
atau perda
Limbah gas: emisi mengacu kepada Kep. 13/MNLH/3/95
tentang baku mutu emisi sumber tidak bergerak.
MINIMALISASI LIMBAH MEDIS
PADAT
Menyeleksi bahan yg sedikit menghasilkan limbah wkt
membeli
Menggunakan sedikit mungkin bahan kimia
Mengutamakan metode pembersihan cara fisik dp kimiawi
Mencegah bahan2 yg dpt jadi limbah spt dl kegiatan
perawatan dan pembersihan
Memonitor alur penggunaan bahan kimia dr bahan baku sp
jadi limbah berbahaya dan beracun
Memesan bahan2 sesuai dg kebutuhan
Memakai sistem FIFO utk mencegah kadaluwarsa
Menghabiskan bahan dari setiap kemasan
Mengecek tanggal kadaluwarsa sewaktu barang masuk gudang
PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS
PADAT
Dilakukan pemilahan mulai dari sumber limbah
Wadah: terbuat dari bahan kuat, cukup ringan, tahan karat,
kedap air, permukaan dalam halus: misal fiberglass, punya tutup
yg mudah dibuka dan ditutup tanpa mengotori tangan.
Tersedia wadah pd setiap sumber sampah medis
Kantong plastik diangkat setiap hari atau jika sudah berisi 2/3
bagian
Kantong plastik yg tidak kontak langsung dg limbah medis hrs
segera dibersihkan dan didisinfektans utk dpt dipergunakan
kembali
Kantong plastik yg langsung kontak dg limbah medis tdk boleh
digunakan kembali
PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS
PADAT (lanjutan)
Alat/bahan yg dpt dugunakan kembali setelah di
sterilkan: pisau bedah( scalpel), jarum hipodermik,
syringes, botol gelas dan kontainer dan radionukleida yg
telah diatur tahan lama utk radioterapi spt pins, needles,
atau seeds.
Apabila sterilisasi dilkukan dg ethylen oxide, maka tangki
reaktor harus dikeringkan sebelum dilakukan injeksi
ethylen oxide krn gas tsb sangat berbahaya, maka hraus
dilakukan oleh petugas yg terlatih.
Sterilisasi dg glutaraldehyde lebih aman dl
pengoperasiannya tp kurang efektif secara mikrobiologi
Upaya khusus harus dilakukan apabila terbukti ada kasus
pencemaran spongiform encephalopathies.
TEMPAT PENAMPUNGAN
SEMENTARA DAN TRANSPORTASI
LIMBAH MEDIS
RS yg punya insinerator, hrs membakar limbahnya dl 24 jam
RS yg tidak punya insinerator: kerjasama dg RS/Instansi lain
yg punya, dibakar < 24 jam bila disimpan dl suhu ruang.
Kantong limbah medis padat sebelum dimasukkan ke
kendaraan pengangkut hrs diletakkan dl kontainer yg kuat
dan tertutup.
Kantong limbah hrs aman dr jangkauan manusia dan binatang
Petugas pk APD: topi/helm, masker, pelindung mata, Pakaian
panjang (coverall), apron utk industri, sepatu boot dan sarung
tangan ( disposible gloves atau heavy duty gloves)
PENGOLAHAN, PEMUSNAHAN
DAN PEMBUANGAN AKHIR
Limbah Infeksius dan Benda Tajam: limbah yg sangat
infeksius spt biakan dan sediaan agen infesius dari
laboratorium hrs disterilisasi dg pengolahan panas dan
basah spt dalam otoklaf sedini mungkin. Utk limbah
infeksius yg lain cukup dg cara disinfeksi
Benda tajam hrs diolah dg insinerator bila
memungkinkan, dpt diolah bersama limbah infeksius
lainnya. Kapsulisasi juga cocok utk benda tajam
Setelah di insinerasi atau desinfeksi, residunya dpt
dibuang ke landfill, jika residunya sudah aman.
Limbah farmasi: dl jumlah kecil diolah dg pyrolitic
incinerator, rotary kiln, dikubur secara aman, sanitary
landfill, dibuang ke sarana air limbah atau inersisasi.
PENGOLAHAN, PEMUSNAHAN
DAN PEMBUANGAN AKHIR
(lanjutan)
Dl jumlah besar hrs dg pengolahan yg khusus
spt rotary kiln, kapsulisasi dl drum logam dan
inersisasi, atau dikembalikan pd distributor. Dpt
juga dg insinerator pd temp. 10000C
Limbah sitotoksis: tdk boleh dibuang dg
penimbunan( landfill) atau ke saluran limbah.
Dihancurkan dg insinerasi pd suhu tinggi dan
degradasi kimia. Bahan yg belum dipakai dan
kemasannya masih utuh krn kadaluarsa hrs
dikembalikan kpd distributor bila tidak ada
insinerator dan diberi keterangan obat sudah
kadaluarsa.
PENGOLAHAN, PEMUSNAHAN
DAN PEMBUANGAN AKHIR
(lanjutan)
Insinerasi pd suhu tinggi (12000C). Insinerasi
pada suhu rendah akan menghasilkan uap
sitotoksik berbahaya ke udara
Insinerator: suhu 12000C pd tungkiu I, dg waktu
tinggal 2 detik dan suhu 10000C pd tungku II dg
waktu tinggal 5 detik, dilengkapi dg penyaring
debu dan pembersih gas
Insinerasi dg rotary kiln utk limbah kimiawi dg
temp. 8500C
Insinerator dg 1 tungku tidak tepat utk limbah
sitotoksis
PENGELOLAAN LIMBAH MEDIS
PADAT (lanjutan)
Metode degradasi kimia yg mengubah senyawa
sitotoksis jd senyawa tak beracun dpt digunakan utk
residu obat, pencuci tpt urin, tumpahan dan pakaian
pelindung.
Pencucian dgKMnO4 atau H2SO4, asam bromida,
reduksi dg nikel dan aluminium, relatif mudah dan aman
Insinerasi dan degradasi kimia tidak merupakan solusi yg
sempurna utk pengolahan limbah, tumpahan atau cairan
biologis yg terkontaminasi agen antineoplastik. Oleh
karena itu Rs hrs hati2 dl mengani obat sitotoksik
Apabila cara insinerasi maupun degradasi kimia tdk
tersedia, kapsulisasi dan inersisasi dpt dipertimbangkan
sbg cara yg dpt dipilih.
LIMBAH BAHAN KIMIA
Limbah kimia biasa yg tak bisa didaur ulang spt gula, asam amino,
garam tertentu dpt dibuang ke saluran air kotor, namun hrs
memenuhi persyaratan efluen air limbah.
Limbah kimia berbahaya dl jumlah kecil: spt residu ygterdapat dl
kemasan sebaiknya dibuang dg insinerasi pirolitik, kapsulasi, atau
ditimbun (landfill)
Limbah kimia berbahaya dl jumlah besar: tidak ada cara pembuangan
yg aman utk limbah berbahaya. Pembuangannya lebih ditentukan
oleh sifat bahaya yg dikandungnya. Limbah yg dapat dibakar spt
banyak bahan pelarut dpt di insinerasi, namun dl jumlah besar spt
pelarut halogenida yg mengandung klorin atau florin tdk boleh di
insinerasi kecuali insineratornya dilengakapi alat pembersih gas.
LIMBAH BAHAN KIMIA
(lanjutan)
Cara lain dg mengembalikan limbah kimia tsb kepada distributornya
yg akan menanganinya dg aman atau dg mengirimnya ke negara lain
yg mempunyai peralatan yg cocok utuk mengolahnya.
Bbr hal penting dl penanganan limbah kimia berbahaya:
-- Limbah yg komposisinya berbeda hrs dipisahkan utk menghindari
reaksi kimia yg tak diinginkan
-- Limbah yg dl jumlah besar tdk boleh ditimbun krn dpt mencemari
air tanah
-- Limbah kimia disinfektan dl jumlah besar tidak boleh di kapsulisasi
krn sifatnya yg kerosif dan mudah terbakar
-- Limbah padat bahan kimia berbahaya cara pembuangannya hrs di
konsultasikan kpd instansi yg berwenang
LIMBAH DG KANDUNGAN
LOGAM BERAT TINGGI
Limbah yg mengandung merkuri dan kadmium tdk boleh
dibakar atau insinerasi krn akan mencemari udara dg
uap beracun dan tdk boleh dibuang ke landfill krn dpt
mencemari air tanah.
Cara yg disarnkan adalah dikirim ke negara yg
mempunyai fasilitas pengolahan lombah dg kandungan
logam berat tinggi. Bila tidak memungkinkan limbah
dibuang ke tempat penyimpanan yg aman sbg
pembuangan akhir utk limbah industri berbahaya.
Cara lain yg plg sederhana adalah dg kapsulisasi,
dilanjutkan dg landfill. Bila dl jumlah kecil dpt dibuang dg
limbah biasa.
LIMBAH KONTAINER
BERTEKANAN
Cara terbaik dg daur ulang atau penggunaan kembali.
Kl msh dl kondisi utuh dpt dikembalikan ke distributor utk
pengisian ulang gas.
Agen halogenida dl bentuk cair dan dikemas dl botol harus
diperlakukan sbg limbah kimia berbahaya utk pembuangannya
Cara pembuangan yg tidak diperbolehkan adalah pembakaran atau
insinerasi krn dpt meledak
Kontainer yg masih utuh yg harus dikembalikan ke penjualnya
adalah:
--Tabung atau silinder Nitrogen Oksida yg biasanya disatukan dg
peralatan anastesi
--Tabung atau silider etilen oksida yg biasanya disatukan dg
peralatan sterilisasi
LIMBAH KONTAINER
BERTEKANAN (lanjutan)
--Tabung bertekanan utk gas lain spt oksigen,
nitrogen, karbon dioksida, udara bertekanan,
siklopropana, hidrogen, gas elpiji dan asetilin.
Kontainer yg sudah rusak yg sudah tidak dapat
diisi ulang harus dihancurkan setelah
dikosongkan landfill
Kaleng aerosol kantong plastik hitam daur
ulang. Dl jumlah banyak sebaiknya dikembalikan
ke distributornya atau ke instalasi daur ulang.
LIMBAH RADIOAKTIF
Harus diatur dl kebijakan dan strategi nasional
yg menyangkut peraturan, infrastruktur,
organisasi pelaksana dan tenaga terlatih.
RS yg punya fasilitas Radioaktif hrs punya tenaga
yg terlatih khusus bidang radiasi
Hrs tersedia instrumen kalibrasi yg tepat utk
monitoring dosis dan kontaminasi.
Limbah radio aktif hrs dikategorikan dan dipilah
berdasarkan cara pengolahan, pengkondisian,
penyimpanan, dan pembuangan. Kategori yg
memungkinkan adalah:
LIMBAH RADIOAKTIF
(lanjutan)
Kategori yang memungkinkan:
Half life pendek (< 100 hari): cocok utk penyimpanan
pelapukan
Aktifitas dan kandungan radioaktif
Cair, berair dan organik
Tidak homogen (spt mengandung lumpur dan padatan
yg melayang)
Padat, dpt dipadatkan,mudah terbakar/tidak.
Sumber tertutup atau terbuka spt sumber tertutup yg
dihabiskan
Kandungan limbah:patogen, infeksius,beracun.
LIMBAH RADIOAKTIF
(lanjutan)
Setelah dipilah setiap kategori ditempatkan
dl kontainer yang:
Secara jelas diidentifikasi
Ada simbol radioaktif ketika sdng
digunakan
Sesuai dg kandungan limbah
Dapat diisi dan dikosongkan dg aman
Kuat dan saniter
LIMBAH RADIOAKTIF
(lanjutan)
Informasi yg harus dicatat pd setiap
kontainer:
Nomor identifikasi
Radionukleotida
Aktifitas (jk diukur dan diperkirakan) dan
tgl diukur
Asal limbah (ruangan, laboratorium dll)
Angka dosis permukaan dan tgl
pengukuran
Orang yg bertanggung jawab
LIMBAH RADIOAKTIF
(lanjutan)
Kontainer utk limbah padat harus dibungkus dg
kantong plastik transparat yg dpt ditutup dg
isolasi plastik
Pembuangan berdasarkan Persyaratan Teknis yg
diatur dl PP No 27 th 2002 kemudian
diserahkan kepada BATAN atau dikembalikan ke
negara distributor
Semua jenis limbah medis dan limbah radioaktif
tidak boleh dibuang ke TPA domestik sebelum
dilakukan pengolahan terlebih dahulu.
LIMBAH PADAT NON MEDIS
Dilakukan pemilahan:
Antara yg dapat dimanfaatkan kembali dg yg tidak
Antara limbah basah dan limbah kering
Pewadahan:
Bahan kuat, cukup ringan,tahan karat, kedap air,
permukaan dalam yg mudah dibersihkan, misalnya
fiberglass.
Punya tutup yg mudah dibuka dan ditutup tanpa
mengotori tangan
Minimal 1 bh setiap kamar atau sesuai kebutuhan
Harus dibuang < 3 x 24 jam atau apabila kantong sudah
terisi 2/3 bgn
LIMBAH PADAT NON MEDIS
(lanjutan)
Pengangkutan:
Dari tiap ruangan ke TPS pake troli tertutup
Tempat Penampungan Sementara (TPS):
Terpisah antara limbah yg bisa dimanfaat-kan dg yg tidak
bisa
Tidak bau, tidak jadi sumber lalat
Dilengkapi saluran utk cairan lindi
Kedap air, bertutup dan harus selalu dalam keadaan
tertutup, mudah dibersihkan
Mudah dijangkau kendaraan pengangkut sampah
Dikosongkan dan dibersihkan se-kurang2nya 1 x 24 jam
PENGOLAHAN LIMBAH PADAT
NON MEDIS
Upaya pengurangan volume, merubah
bentuk,pemusnahan dilakukan pd sumber
Limbah yg masih dapat dimanfaatka
hendaknya dimanfaatkan kembali, utk
limbah padat organik dapat diolah menjadi
pupuk.
Tempat Pembuangan Sampah Akhiar (
TPA) pd umumnya dikelola oleh Pemda
LIMBAH CAIR
Harus dikumpulkan dalam kontainer yg sesuai dg
karakteristik bahan kimia dan radiologi, volume dan
prosedur penanganan dan penyimpanannya.
Saluran limbah: sistem saluran tertutup, kedap air dan
mengalir dg lancar
Terpisah dg saluran air hujan
RS harus punya IPAL sendiri atau kolekteif dg bangunan
sekitarnya yg memenuhi syarat teknis apabila belum
terjangkau oleh SPAL perkotaan
Perlu dipasang pengukuran debit limbah harian
Limbah dari dapur harus dilengkapi dg perangkap lemak
dan harus ditutup dg grill
LIMBAH CAIR (lanjutan)
Limbah cair dari laboratorium harus diolah di
IPAL, atau sesuai ketentuan
Frekuensi pemeriksaan efluen 1x sebualan dan
minimal 1x 3 bualan utk uji petik
Limbah cair radioaktif dikelola sesuai ketentuan
BATAN
Parameter radioaktif diberlakukan sesuai dg
bahan radioaktif yg dipergunakan di RS ybs
LIMBAH GAS
Monitoring limbah gas berupa: NO2, SO2, logam berat
dan dioksin dilakukan minimal 1x setahun
Suhu pembakaran minimum 10000C utk pemusnahan
bakteri patogen, virus, dioksin dan mengurangi jelaga
Dilengkapi alat utk mengurangi emisi gas dan debu
Melakukan penghijauan dg menanam pohon yg banyak
memproduksi gas oksigen dan dapt menyerap debu.
Secara rinci mengacu pada pedoman pengelolaan limbah
medis sarana pelayanan kesehatan.
PENGELOLAAN TEMPAT
PENCUCIAN LINEN ( LAUNDRY )
Sarana Penunjang:
Mesin Cuci
Alat Disinfektan
Bahan disinfektan
Mesin uap (steam boiler)
Pengering
Meja setrika
Setrika
PERSYARATAN LAUNDRY
Suhu air panas utk pencucian 700C dl
waktu 5 menit atau 950C dl wkt 10 menit
Deterjen dan desinfektan dipilih yg ramah
lingkungan
Standar kuman pd linen setelah dicuci,
tidak mengandung 6 x 103 spora spesies
Bacillus per inci persegi
TATALAKSANA LAUNDRY
Tersedia kran air bersih, air panas dan desinfektan
Tersedia mesin cuci yg dapat mencuci jenis linen yg
berbeda
Mesin cuci yg terpisah utk linen infeksius dan non
infeksius
Saluran air limbah tertutup yg dilengkapi pre treatmen
(pengolahan awal) sebelum dialirkan ke IPAL
Terpisah ruang linen kotor, r.linen bersih, r.perlengkapan
kebersihan/perlengkapan cuci, ruang kereta linen, kamar
mandi, ruang peniris/pengering
Utk RS yg tidak punya ruang cuci sendiri dpat bekerja dg
pihak lain yg memenuhi syarat diatas
PERLAKUAN TERHADAP
LINEN
Pemilahan linen infeksius dan non infeksius dilakukan di
sumber dan dimasukkan ke kantong plastik yg diberi
label
Menghitung dan mencatat linen di ruangan
Mencatat linen yg diterima
Linen dipilah berdasarkan tingkat kekotorannya
Pencucian: timbang berat linen sesuai dg kemampuan
mesin cuci dan kebutuhan deterjen dan desinfektan
Linen yg mengandung tinja, urin, darah dan muntahan
dibersihkan, rendam dg desinfektan
Mencuci dikelompokkan berdasarkan tingkat
kekotorannya
PENYIMPANAN LINEN BERSIH
Linen dipisahkan sesuai dg jenisnya
Linen yg baru diterima ditempatkan di
lemari paling bawah
Pintu lemari harus selalu tertutup
Distribusi dilakukan berdasarkan kartu
tanda terima sewkt linen masuk
PENGANGKUTAN LINEN
Kantong pembungkus linen bersih hrs berbeda dg
pembungkus linen kotor
Menggunakan kereta dorong yg bertutup dan berbeda
warna antara linen bersih dan kotor
Kereta hrs didesinfektan setelah mengangkut linen kotor
RS yg tidak punya laundry, linen diangkut dg
mempergunakan mobil khusus
Petugas menggunakan pakaian kerja khusus, alat
pelindung diri dan dilakukan pemeriksaan kesehatan
berkala, dan dianjurkan imunisasi Hepatitis B.
PENGENDALIAN SERANGGA,
TIKUS DAN BINATANG
PENGGANGGU LAINNYA
Tujuan: agar tidak menjadi vektor penyakit
Persyaratan:
Indek Kontainer Aedes sp harus 0 (nol) tiap minggu
Semua lobang ditutup kawat kasa
Bebas kecoa terutama dapur, ruang makanan, dan ruang
steril
Tidak ada tikus dl ruang2 RS
Tida ada lalat dl ruang2 RS
Lingkungan RS harus bebas kucing dan anjing
Konstruksi pintu : membuka keluar
TATALAKSANA PENGENDALIAN
SERANGGA, TIKUS DLL
Surveilans nyamuk:tiap minggu
Pengamatan kecoa: perhatikan adanya kotoran,
telur, kecoa hidup atau mati dg bantuan senter
tiap 2 minggu. Jika ditemukan, adakan upaya
pemberantasan
Tikus:penutupan seluruh saluran terbuka,
lubang2 dinding, plafon, pintu, jendela dan
melakukan pengelolaan sampah yg memenuhi
syarat
Lalat: pengelolaan sampah/limbah yg memenuhi
syarat
PEMBERANTASAN
SERANGGA
Nyamuk: Aedes dg abatisasi,predator utk larva,oiling utk larva/jentik
culex, fogging utk nyamuk dewasa
Kecoa: membersihkan/menghancurkan telur2 kecoa pd celah2
dinding,lemari dan peralatan.
Kecoa dewasa: bunuh dg pemukul,siram tempat perindukan dg air
panas,tutup celah2 dinding. Kimiawi: dg insektisida pengasapan,
bubuk, semprotan dan umpan.
Tikus:perangkap, umpan beracun/perekat
Lalat:kepadatan>2 ekor/blok grill, lakukan pengendalian secra fisik,
biologik dan kimia.
Kucing, anjing: Penangkapan dan dibuang jauh2/kersama dengan
Dinas Peternakan
DEKONTAMINASI MELALUI
DISINFEKTAN DAN STERILISASI
Dekontaminasi: upaya utk menghilangkan /
mengurangi kontaminasi oleh mikroorganisme
pd orang, peralatan, bahan dan ruang dg cara
fisik & mekanik
Disinfeksi: upaya utk menghilangkan /
mengurangi jumlah mikroorganisme (tidak
termasuk spora) dg cara fisik dan kimiawi
Sterilisasi: upaya utk menghilangkan semua
mikroorganisme dg cara fisik dan kimiawi
PERSYARATAN
DEKONTAMINASI/
DISINFEKSI/STERILISASI
Suhu: disinfeksi secara fisik: dg air panas utk peralatan
sanitasi 800C selama 45-60 detik, utk peralatan
memasak: 1 menit
Disinfektan:
Tidak merusak peralatan/ orang
Mempunyai efek sbg deterjen dan efektif dl wkt singkat
Tidak terpengaruh oleh kesadahan air atau sabun dan
protein yg mungkin ada
Penggunaan harus mengikuti petunjuk fabrik
Pd akhir proses: kepadatan kuman pd lantai dan dinding
0-5 CFU/cm2, bebas mikroorganisme patogen dan gas
gangren. Utk ruang2 penunjang medis spt tabel didepan
PERSYARATAN
DEKONTAMINASI/
DISINFEKSI/STERILISASI
Sterilisasi:
(lanjutan)