OLEH :
DHIAN GLADYS FEBBYANY
21080114130068
PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2016
Baku mutu udara ambien nasional ditetapkan sebagai batas maksimum kualitas udara
ambien nasional yang diperbolehkan untuk di semua kawasan di seluruh Indonesia. Sehingga
arah dan tujuan dari penetapan baku mutu ini adalah untuk mencegah pencemaran udara dalam
rangka pengendalian pencemaran udara nasional. Dalam penetapan baku mutu udara ambien
nasional dilibatkan unsur-unsur instansi terkait dan mempertimbangkan standar-standar
intemasional.
Tabel 2.3 Baku Mutu Udara Ambien Nasional
BERDASARKAN PP NOMOR 41 TAHUN 1999
TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN
UDARA
Parameter
1 SO2
(Sulfur Dioksida)
2 CO
(Karbon
Monoksida)
3 NO2(Nitrogen
Dioksida)
4 O3 (Oksidan)
5 HC (Hidro
karbon)
6 PM10
(Partikel <10 um)
PM 2.5*
7 TSP (Debu)
8 Pb(Timah Hitam)
9 Dustfall (Debu
Jatuh)
Waktu
Pengukuran
1 Jam
4 Jam
1 Thn
1 Jam
24 Jam
1 Thn
Baku Mutu
900 ug/Nm33
Pararosanilin
365 ug/Nm
60 ug/Nm3 3
30.000 ug/Nm NDIR
10.000 ug/Nm3
1 Jam
24 Jam
1 Thn
1 Jam
1 Thn
3 Jam
400 ug/Nm33
150 ug/Nm
100 ug/Nm33
235 ug/Nm
50 ug/Nm3
160 ug/Nm3
24 Jam
150 ug/Nm3
24 Jam
1 Jam
24 Jam
1 Jam
24 Jam
1 Jam
65 ug/Nm3
15 ug/Nm33
230 ug/Nm
3
90 ug/Nm
3
2 ug/Nm
1 ug/Nm3
30 Hari
Metode
Analisis
10 Ton/ Km2/
Bulan
(Pemukiman)
20 Ton/Km2/
Bulan
(Industri)
3 ug/Nm3
0,5 ug/Nm3
Peralatan
Spektrofotometer
NDIR Analyzer
Saltzman
Spektrofotometer
Chemilumine
scent
Flame
Ionization
Gravimetric
Spektrofotometer
Gravimetric
Gravimetric
Gravimetric
Hi
Vol Hi
Hi Vol
Gravimetric
Ekstratif
Pengabuan
Gravimetric
Hi
Vol
AAS
Cannister
Spesific ion
Electrode
Impinger
atau
Continous
Analyzer
Gas
Chomatogra
fi - Vol
Hi
11
Fluor Indeks
30 Hari
12
Khlorine dan
Khlorine Dioksida
24 Jam
13
Sulphat Indeks
30 Hari
2
Colourimetric
40 ug/100 cm dari
kertas limed filter
3
Spesific ion
150 ug/Nm
Electrode
1 mg SO3/100
3
cm Dari Lead
Peroksida
Lead Peroxida
Candle
Colourimetric
Impinger atau
Continous Analyzer
Catatan :
(*) PM25 mulai diberitahukan tahun 2002
Nomor 10 s/d 13 Hanya berlakukan untuk daerah/kawasan Industri Kimia
Dasar Contoh : Industri Petro Kimia; Industri Pembuatan Asam Sulfat
1. Gas sulfur dioksida (SO2) diserap dalam larutan penjerap tetrakloromerkurat (TCM)
membentuk senyawa kompleks diklorosulfonatomerkurat. Dengan menambahkan larutan
pararosanilin dan formaldehida, kedalam senyawa diklorosulfonatomerkurat maka terbentuk
senyawa pararosanilin metil sulfonat yang berwarna ungu. Konsentrasi larutan di ukur dengan
spektrofotometer pada panjang gelombang 550 nm. (SNI 19-7119.7-2005)
2. Non Dispersif Infra-Red (NDIR) adalah alat standar untuk mengukur CO 2 pada industri.
Setiap unsur gas dalam sampel akan menyerap sinar infra merah pada frekuensi tertentu. Lalu
NDIR akan mampu mengukur konsentrasi volumetris dari CO atau CO 2 dalam sampel dengan
cara mengukur sinar infra merah yang terserap pada sampel dengan panjang gelombang tertentu.
3. Gas Chromatografi
Gas Chromatography Flame Ionization Detector atau GC-FID adalah teknik analitis sangat
umum yang digunakan secara luas pada pasar petrokimia, farmasi, dan gas alam. FID biasanya
menggunakan api Hidrogen/Udara yang dilewati sampel untuk mengoksidasi molekul organik
dan menghasilkan partikel bermuatan listrik (ion). Ion dikumpulkan dan menghasilkan sinyal
listrik yang kemudian diukur.
5. Dustfall Canister
Untuk mengukur banyaknya debu jatuh secara gravimetri.
6. Impinger
Peralatan impinger secara keseluruhan terdiri dari :
Pompa vakum : dibuat dengan sistem vibrasi ganda yang tahan korosi. Kecepatan hisap
stabil dan dapat diatur dengan potensiometer
Tabung impinger : tempat reaksi antara kontaminan udara dengan larutan penangkap.
Dapat lebih dari satu tabung.
Moisture adsorber : tabung berisi bahan penyerap uap air (desikan) untuk melindungi
pompa dari korosi.
Flow meter, yaitu alat pengukur kecepatan aliran udara dengan metoda bubble flow.
Sampling udara dengan impinger pada hakikatnya terdiri dari beberapa langkah yaitu:
Menarik udara dengan pompa hisap ke dalam tabung impinger yang berisi larutan
penangkap.
Mengukur kontaminan yang tertangkap atau bereaksi dengan larutan penangkap baik
dengan metoda konvensional maupun instrumental.
Menghitung kadar kontaminan dalam udara berdasarkan jumlah udara yang dipompa dan
hasil pengukuran.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.airproducts.co.id/industries/Analytical-Laboratories/analytical-labapplications/product-list/gc-with-flame-ionization-detector-gc-fid-analytical-laboratories.aspx?
itemId=D6D6641C668A47139A6F1960D9441B93
http://www.cambustion.com/products/ndir500/operating-principle
https://www.qld.gov.au/environment/pollution/monitoring/air-pollution/samplers/
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 1999
TENTANG PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA
SNI 19-7119.7-2005