Anda di halaman 1dari 20

ANTIBIOTIK YANG

MENGHAMBAT
SINETESIS
DINDING SEL
Kelompok 1

Indah Khaerunnisah Camboyo G 701 18 059


Nanda Cicilia S G 701 16 246
Titin Setyawati G 701 16 223
Fauzan G 701 17 088
Veren Anastasya Agan G 701 19 110
ANTIBIOTIK

Antibiotik adalah jenis obat yang digunakan untuk mengatasi


infeksi bakteri. Beberapa jenis antibiotik juga bisa digunakan untuk
mencegah terjadinya infeksi bakteri pada kondisi-kondisi tertentu.
Antibiotik tidak dapat digunakan untuk mengatasi infeksi akibat
virus, seperti flu.
Penggolongan obat antibiotik

Aminoglikosida Sefalosporin Kloramfenikol Eritromisin penisilin tetrasiklin


• untuk • untuk infeksi • untuk infeksi • untuk infeksi • untuk infeksi • untuk kolera
mengobati saluran berbahaya saluran bagian saluran napas dan beberapa
diare dan pencernaan • Obat: atas, infeksi atas, jenis jerawat
kondisi lain atas seperti chloromycetin, telinga, dan bronkhitis, • obat:
yang khas sakit mychel sifilis saluran kemih, terramycin,
• Obat: kantres, tenggorokan, • Obat: tetrasiklin
mycrifradin pneumonia, pedamycin, • Obat:
infeksi telinga robimycin ampisilin,
• Obat: sefadrin, amoxsan
sefadroksil
KLASIFIKASI ANTIBIOTIK
Antibiotik dapat
diklasifikasikan berdasarkan
mekanisme aksi, struktur
kimia, aktivitas dan luas
aktivitasnya.
Berdasarkan mekanisme aksinya, antibiotik dibedakan menjadi lima, yaitu:

1. Antibiotik yang menghambat sintesis dinding sel


2. Antibiotik yang merusak membran plasma
3. Antibiotik yang menghambat sintesis protein
4. Antibiotik yang menghambat sintesis asam
nukleat (DNA/RNA)
5. Antibiotik yang menghambat sintesis metabolit
esensial
ANTIBIOTIK YANG MENGHAMBAT
SINTESIS DINDING SEL

Antibiotik ini adalah antibiotik yang


merusak lapisan peptidoglikan yang
menyusun dinding sel bakteri gram
positif maupun gram negatif.
Penghambat sintesis dinding sel

1. Sel bakteri terlindungi oleh dinding sel = perlindungan dari senyawa asing dan
hancurnya sel akibat tekanan osmotik
2. Dinding sel bakteri tersusun dari suatu struktur yang disebut peptidoglikan (murein)
3. Obat-obat antimikroba = penghambat sintesis dinding sel
4. Berdasarkan struktur dinding sel bakteri dibagi: Gram positif dan gram negatif
(berdasarkan pewarnaan gram)
5. Gram positif: berwarna ungu setelah proses pewarnaan Gram
6. Gram Negatif: lose the stain (kehilangan warna ungu) dan berwarna pink setelah
diwarna dengan safranin
Berdasarkan gram ada dua jenis kelompok besar yaitu
bakteri gram positif dan bakteri gram negative.
Pewarnaan tersebut dilakukan agar bisa membedakan
bakteri yaitu dari karakteristik fisik dan kimia dari dinding
selnya. Bakteri gram positif adalah bakteri yang akan
berwarna biru atau ungu di bawah mikroskop karena
bakteri tersebut mempertahankan zat warna Kristal violet
sewaktu proses pewarnaan gram. Sedangkan, bakteri
gram negative akan memiliki warna merah atau merah
muda sewaktu dilihat dari mikroskop. Perbedaan kedua
bakteri tersebut ada pada struktur dinding sel yang
berbeda sesuai dengan prosedur pewarnaan gram yang
ditemukan oleh ilmuwan Denmark pada tahun 1884
bernama Christian Gram dan hingga saat ini masih
menjadi prosedur penting dalam klasifikasi bakteri.
MEKANISME KERJA :

Mekanisme kerjanya adalah dengan mencegah ikatan silang peptidoglikan pada


tahap akhir sintesis dinding sel, yaitu dengan cara menghambat protein pengikat
penisilin atau penicillin binding protein. Protein ini adalah enzim dalam membran
plasma sel bakteri yang secara normal terlibat dalam penambahan asam amino
yang berikatan silang dengan peptidoglikan dinding sel bakteri dan menghambat
aktivitas enzim transpeptidase yang membungkus ikatan silang polimer-polimer
gula panjang yang membentuk 7 dinding sel bakteri sehingga dinding sel menjadi
lebih mudah lisis.
JENIS ANTIBIOTIK YANG MERUSAK DINDING SEL

Penghambat sintesis atau merusak dinding sel bakteri, antara lain


beta-laktam (penisilin, sefalosporin, monobaktam, karbapenem,
inhibitor beta-laktamase), basitrasin, dan vankomisin.
JENIS ANTIBIOTIK YANG MERUSAK DINDING SEL

a. Antibiotik Beta-Laktam

Antibiotik beta-laktam terdiri dari berbagai golongan obat yang


mempunyai struktur cincin beta-laktam, yaitu  penisilin, sefalosporin,
monobaktam, karbapenem, dan inhibitor beta-laktamase. Obat-obat
antibiotik beta-laktam umumnya bersifat bakterisid, dan sebagian besar
efektif terhadap organisme Gram-positif dan negatif. Antibiotik beta-laktam
mengganggu sintesis dinding sel bakteri, dengan menghambat langkah
terakhir dalam sintesis peptidoglikan, yaitu heteropolimer yang memberikan
stabilitas mekanik pada dinding sel bakteri
Penisilin

Golongan penisilin mempunyai persamaan sifat kimiawi, mekanisme kerja,


farmakologi, dan karakterisktik imunologis dengan sefalosforin, monobaktam, karbapenem,
dan penghambat beta-laktamase. Semua obat tersebut merupakan senyawa beta laktam
yang dinamakan demikian karena mempunyai cincin laktam beranggota empat yang unik
(Katzung, 2012). Penisilin mempunyai mekanisme kerja dengan cara mempengaruhi langkah
akhir sintesis dinding sel bakteri (transpepetidase atau ikatan silang), sehingga membran
kurang stabil secara osmotik. Lisis sel dapat terjadi, sehingga penisilin disebut bakterisida.
Keberhasilan penisilin menyebabkan kematian sel berkaitan dengan ukurannya, hanya
defektif terhadap organisme yang tumbuh secara cepat dan mensintesis peptidoglikan
dinding sel.
Sefalosporin

Sefalosporin adalah antibiotik beta-laktam yang berkaitan erat dengan


penislin secara struktur dan fungsional. Kebanyakan sefalosporin
dihasilkan secara  semisintetik dengan pengikatan kimia pada rantai
samping asam 7-aminosefalosporanat. Sefalosporin dan sefamisin
mempunyai mekanisme kerja sama dengan penislin dan dipengarungi
oleh mekanisme resistensi yang sama, tetapi obat−obat tersebut lebih
cenderung menjadi lebih resisten dibandingkan penislin terhadap beta-
laktam.
Sefotaksim termasuk golongan sefalosporin generasi III.
Golongan ini diindikasikan pada pasien dengan infeksi
traktus respiratorius bawah, infeksi kulit atau struktur kulit,
infeksi tulang dan sendi, infeksi intra-abdomen, dan infeksi
traktus genitourinarius.
Seftriakson diindikasikan pada pasien dengan infeksi serius disebabkan
oleh bakteri yang sensitif termasuk septikemia, pneumonia, dan
meningitis, profilaksis pada pembedahan profilaksis meningitis
meningokokal, gonore. Antibiotik ini dikontraindikasikan pada pasien
dengan hipersensitif terhadap sefalosporin, porfiria, neonatus dengan
ikterus, hipoalbuminemia, asidosis atau gangguan pengikatan bilirubin
Monobaktam 

adalah senyawa β-laktam yang cincin β-laktamnya tunggal dan tidak terhubung


dengan cincin lain (berbeda dengan sebagian besar β-laktam lainnya yang memiliki
sedikitnya dua cincin). Mereka hanya bekerja melawan bakteri Gram-negatif.
Satu-satunya antibiotik monobaktam yang dijual secara komersial adalah aztreonam
.
Contoh lain dari monobaktam adalah tigemonam, nokardisin A, dan tabtoksin.
Dampak merugikan bagi monobaktam adalah ruam pada kulit dan fungsi hati
abnormal.
Monobaktam tidak memiliki reaksi lintas hipersensitivitas dengan penisilin.
Karbapenem

Karbapenem merupakan antibiotik lini ketiga yang mempunyai aktivitas antibiotik


yang lebih luas daripada sebagian besar beta-laktam lainnya. Spektrum dengan
aktivitas menghambat sebagian besar Gram-positif, Gram negatif, dan anaerob
(Kemenkes, 2011). Obat yang termasuk karbapenem adalah meropenem.
Antibiotik ini diindikasikan pada pasien dengan infeksi berat oleh kuman gram
negatif yang resisten terhadap antibiotik turunan penisilin dan sefalosporin
generasi ketiga serta resisten terhadap bakteri yang memproduksi extended
spectrum beta lactamase (ESBL). Antibiotik ini dikontraindikasikan pada pasien
dengan gangguan fungsi ginjal dan riwayat kejang.
b. Basitrarin

Basitrasin adalah kelompok yang terdiri dari antibiotik polipeptida,


yang utama adalah basitrasin A. Berbagai kokus dan basil Gram-
positif, Neisseria, H. influenzae, dan Treponema pallidum sensitif
terhadap obat ini. Basitrasin tersedia dalam bentuk salep mata dan
kulit, serta bedak untuk topikal. Basitrasin jarang menyebabkan
hipersensitivitas. Pada beberapa sediaan, sering dikombinasi dengan
neomisin dan/atau polimiksin. Basitrasin bersifat nefrotoksik bila
memasuki sirkulasi sistemik 
c. Vancomisin

Vankomisin merupakan antibiotik lini ketiga yang terutama aktif terhadap


bakteri Gram-positif. Vankomisin hanya diindikasikan untuk infeksi yang
disebabkan oleh S. aureus yang resisten terhadap metisilin (MRSA).
Semua basil Gram-negatif dan mikobakteria resisten terhadap
vankomisin. Vankomisin diberikan secara intravena, dengan waktu paruh
sekitar 6 jam.
THANKYOU 

Anda mungkin juga menyukai