Anda di halaman 1dari 33

FARMAKODINAMIKA

Farmakokinetik dan Farmakodinamik Terapi Antibiotik

Presentasi oleh:
Erida Novriani 187014002
Suharyanisa 187014010
Rony Abdi Syahputra 187014011

Program Studi Magister Ilmu Farmasi


Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara
2018
Definisi Antibiotik
 Antibiotik
Berasal dari bahasa yunani: Anti (lawan), Bios (hidup )
 Antibiotik adalah Suatu zat kimia yang dihasilkan
oleh bakteri ataupun jamur yang berkhasiat obat
apabila digunakan dalam dosis tertentu dan berkhasiat
mematikan atau menghambat pertumbuhan kuman dan
toksisitasnya tidak berbahaya bagi manusia.
Struktur Bakteri
Sejarah Antibiotika
Sifat Antibiotik
Menghambat dan membunuh patogen tanpa merusak hospes

Bersifat bakterisidal dan bukan bakteriostatik

Tidak menyebabkan resistensi

Berspektrum luas

Tidak bersifat alergenik bila digunakan dalam waktu lama

Tetak aktif dalam plasma, cairan tubuh atau eksudat

Larut dalam air dan stabil

Kadar bakterisidal di dalam tubuh cepat tercapai dan tahan lama


Penggolongan Berdasarkan Mekanisme Kerja Antibiotika
Penggolongan berdasarkan Daya Kerja

Bakteriostatik Bakterisida
Tetrasiklin, Penisilin,
Kloramfenikol, Aminoglikosida,
Eritromisin, Rifampisin,
Linkomisin, Sefalosporin,
Spektinomisin, Polimiksin B,
Sulfonamida, Kolistin,
Trimetoprim, Vankomisin,
Nitrofurantoin Basitrasin,
Sikloserin,
Carbapenem,
Metronidazole
Penggolongan Berdasarkan Tempat Kerja
Penggolongan Berdasarkan Spektrum Antibiotika
Spectrum Sempit Spectrum Luas (Broad Spectrum)
Bakteri Gram
(Narrow Spectrum) untuk bakteri gram + dan -
Sulfonamid,
ampisilin,
Eritromisin, sefalosforin,
Klindamisin, Positif kloramfenikol,
Kanamisin tetrasiklin,
dan rifampisin

Sulfonamid,
ampisilin,
Benzil penisilin, sefalosforin,
Streptomisin, Negatif kloramfenikol,
Gentamisin tetrasiklin,
dan rifampisin

Antibiotika berdasarkan sifat toksisitas selektif setinggi mungkin untuk mikroba, tetapi relatif
tidak toksik untuk hospes
Penggolongan Berdasarkan Struktur Kimia
Golongan Antibiotika
amikasin, dibekasin, gentamisin, kanamisin, neomisin, netilmisin, paromomisin,
Aminoglikosida
sisomisin, streptomisin, tobramisin.
golongan karbapenem (ertapenem, imipenem, meropenem), golongan sefalosporin
Beta-Laktam (sefaleksin, sefazolin, sefuroksim, sefadroksil, seftazidim), golongan beta-laktam
monosiklik, dan golongan penisilin (penisilin, amoksisilin).
Glikopeptida vankomisin, teikoplanin, ramoplanin dan dekaplanin
Polipeptida golongan makrolida (eritromisin, azitromisin, klaritromisin, roksitromisin), golongan
ketolida (telitromisin), golongan tetrasiklin (doksisiklin, oksitetrasiklin, klortetrasiklin).
Polimiksin polimiksin dan kolistin.
Kinolon asam nalidiksat, siprofloksasin, ofloksasin, norfloksasin, levofloksasin, dan
(fluorokinolon) trovafloksasin
Streptogramin pristinamycin, virginiamycin, mikamycin, dan kinupristin-dalfopristin.
Oksazolidinon linezolid dan AZD2563.
Sulfonamida kotrimoksazol dan trimetoprim.
Antibiotika lain yang
kloramfenikol, klindamisin dan asam fusidat
penting,
Penggolongan Berdasarkan Mekanisme Kerja
Mekanisme Kerja Antibiotika
• Menghambat Sintesis Dinding Sel
Sintesanya terganggu sehingga dinding menjadi kurang Penisilin, Sefalosporin, karbapenem,
sempurna dan tidak tahan terhadap tekanan osmotis dari Basitrasin, Vankomisin,
plasma dengan akibat pecah
• Mengganggu Permeabilitas Membran sel
Molekul lipoprotein dari membran plasma (di dalam dinding
Polimiksin
sel) didiganggu sintesanya hingga menjadi lebih permeabel.
Hasilnya, zat-zat penting dari isi sel dapat merembes keluar.
Aminoglikosid, Makrolid, Tetrasiklin,
• Menghambat Sintesis Protein Sel
kloramfenikol, klindamisin, mupirosin,
dan spektinomisin
• Menghambat Sintesis Asam Nukleat Sel
Kuinolon, Nitrofurantoin, Rimpafisin
Pada (DNA, RNA)
• Menghambat Metabolisme Sel Mikroba
Sulfonamid, Trimetoprim
menghambat enzim-enzimesensial dalam metabolisme folat
Penggolongan Berdasarkan Cara Memperoleh

Golongan Contoh Antibiotika


• Antibiotik sintetik Golongan sulfonamid, INH
Obat ini diperoleh secara kimiawi dibuat di laboratorium (isonicotinic acid hydrazid) dan
golongan quinolon
• Antibiotik alamiah Penisilin, tetrasiklin, eritromisinin dan
Adanya penghambatan pertumbuhan suatu spesies bakteri sebagainya
yang satu oleh spesies bakteri yang lainnya oleh karena
suatu produk atau metabolit yang dihasilkan oleh suatu
jenis mikoorganisme
• Antibiotik semisintetik Ampisilin dan metisilin
Obat antibiotik ini diperoleh dengan cara melakukan
modifikasi rumus kimia dari senyawa alamiah. Tujuan
dari pembuatan antibiotik ini adalah untuk memperluas
spektrum, menurunkan toksisitas, meningkatkan stabilitas
atau memperbaiki farmakokinetik
Farmakokinetik
Pelakuan tubuh terhadap obat ada 4 proses :
1. Absorpsi Masuknya obat kedalam darah (gastrointestinal,
bukal, rektal, pulmonal)
2. Distribusi Penyebaran obat keseluruh tubuh mengikuti
sistem peredaran darah.
3. Metabolisme Transformasi struktur obat dengan jalan oksidasi,
reduksi, hidrolisis atau konjugasi (hepar)
4. Ekskresi Pengeluaran obat dari dalam tubuh (ginjal dan
hepar) + kelenjar lain.
Parameter kinetik, berguna utk: cara pemakaian obat, monitoring efek
obat dan membandingkan kualitas obat
Farmakodinamik
Pengaruh obat pada tubuh atau respon biologik terhadap obat :
Mekanisme kerja & tempat kerja ESO
Reseptor Potensi - efektifitas
Agonis – antagonis - partial agonis Habituasi - adiksi
Efek terapi - efek toksik- efek letal SAR
Toleransi - resistensi
Variabel utamanya adalah dosis, frekuensi dan lama pemakaian
Variabel sekundernya adalah kondisi pasien (fisiologis, patologis dan
tingkat morbiditas
Mekanisme Kerja Obat
Pada dasarnya ada 4 macam mekanisme kerja obat, yaitu:

1. Interaksi obat – reseptor adrenergik, kolonergik, steroid opioid,


allopurinol (enzymatic)

2. Substrat – enzim allopurinol, aspirin, kaptoperil, digoksin, dll

3. Membuka – menutup ion channel antagonis kalsium

4. Merusak sistem sel (cytotoxic) antibiotic dan antikanker


Farmakokinetik dan Farmakodinamik Antimikroba

Farmakokinetik (PK) berhubungan dengan seberapa lama


suatu antibiotika berada dalam tubuh, sedangkan
Farmakodinamika (PD) menjelaskan hubungan antara
konsentrasi antibiotik dengan efek antimikroba

Bauer, LA, Applied Clin Pharmacokinetics


• Parameter PK menyatakan besaran kadar antibiotik dalam serum
darah, 3 parameter PK yang utama adalah
– Konsentrasi serum puncak (Cmax)
– Konsentrasi minimum (Cmin)
– Luas area dibawah kurva (AUC)
• Parameter tersebut memberikan gambaran besaran kadar obat
dalam serum, tetapi tidak bisa menggambarkan gambaran
aktivitas antimikroba dari antibiotik
• Penggabungan parameter PK dengan MIC menghasilkan 3
parameter PK / PD, yang dapat memberikan gambaran besaran
aktivitas suatu antibiotik
Bauer, LA, Applied Clin Pharmacokinetics
Interaksi antara Host, Patogen dan Antibiotik
1. Bakteri memprovokasi infeksi pada host
2. Host mengaktifkan respon imun
3. Antibiotik memainkan efek bakteriostatik
atau bakterisida
4. Patogen bereaksi terhadap antibiotik dengan
mengembangkan mekanisme resistensi
5. Antibiotik dapat mengubah fisiologi normal
pasien sebagai akibat dari toksisitas atau efek
sekunder
6. Inang berinteraksi dengan antibiotik, dengan
demikian menentukan farmakokinetik terkait
Parameter Besaran Aktivitas Antibiotik
• Rasio Peak / MIC didapat dengan membagi Cpmax dengan
MIC

• T > MIC persentase dari suatu interval dosis yang kadar


serum obatnya melampaui MIC

• Rasio 24-h AUC / MIC ditentukan dengan membagi AUC


selama 24 jam dengan MIC

Bauer, LA, Applied Clin Pharmacokinetics


Pharmacokinetic / Pharmacodynamic Predictors of Efficacy

Pharmacokinetic and Pharmacodynamic Approach to Antibiotic Therapy Review


Tiga sifat Farmakodinamik antibiotik yang dapat memberikan
gambaran aktivitas antimikroba adalah
• time-dependence
• concentration-dependence
• dan persistent effects
Kecepatan aktivitas membunuh mikroba ditentukan baik oleh
waktu (time-dependent), atau pengaruh dari peningkatan
konsentrasi (concentration-dependent).
Persistent effects terdiri dari Post-Antibiotic Effect (PAE).
PAE adalah hambatan pertumbuhan bakteri(PAE). PAE adalah
hambatan pertumbuhan bakteri yang persisten setelah paparan
antibiotikyang persisten setelah paparan antibiotik.
Pharmacokinetic and Pharmacodynamic Approach to Antibiotic Therapy Review
Pembagian Antibiotik Berdasarkan Pola Aktivitas
Pola Aktivitas Antibiotik Tujuan Terapi Parameter PK / PD
Tipe I Aminoglikosida Maximize conc. 24 jam AUC/MIC
Conc. dependent killing and Daptomycin peak/MIC
prolonged persistent effect Fluoroquinon
Ketolides
Tipe II Carbapenem Maximize duration of T > MIC
Time dependent killing and Cephalosporin exposures
minimal persistent effect Erythromycin
Linezolid
Penicillins
Tipe III Azithromycin Maximize amount of drug 24 jam AUC/MIC
Time dependent killing and Cindamycin
moderate to prolonged Oxazolidinose
Drusano and Craig. J Chemother 1997; 9:38-44
persistent effect Tetracycline
Drusano et al. Clin Microbiol Infect 1998;4 (Suppl. 2):S27-S41
Vancomycin Vesga et al. 37th ICAAC 1997
Farmakokinetik, Farmakodinamik, dan
Konsentrasi Penghambat Minimun
Konsentrasi vs Waktu yang Dibutuhkan
– Konsentrasi tergantung pada agen pembawa penghambat bakteri
sebagai obat berdasarkan konsentrasi penghambat minimum
• Peak / MIC (Konsentrasi
Penghambat Minimum) memiliki
jumlah rasio yang penting
• Quinolones, aminoglycosides
– Agen yang tergantung waktu
menghambat bakteri ketika
konsentrasi obat melebihi MIC
• Waktu > MIC
• Penicillin, cephalosporins
Post Antibiotic Effect (PAE)
Merupakan waktu yang dibutuhkan untuk melihat tumbuh
kembalinya kehidupan organisme setelah pemberian antibiotik
sampai dengan hilangnya pengaruh antibiotik

Svensson, E. Antimicrobial Agents Jan 1997. p107-111


Quantification of Post-Antibiotic Effect (PAE)
Persamaan umum untuk PAE adalah
PAE (jam) = T – C
Dimana,
T = waktu yang dibutuhkan oleh CFU untuk bertambah jumlahnya
sebesar 1 log (10-fold) diatas jumlah yang terlihat segera
setelah pemberian obat
C = waktu yang dibutuhkan untuk mencapai peningkatan jumlah
hitung sebesar 1 log dalam kultur kontrol tanpa perlakuan
PAE menyatakan waktu untuk mencapai pertumbuhan logaritmik
normal

Nicolau et al. Antimicrob Agents Chemother 1995; 39:650-655


PAE dari Beberapa Antibiotik
• PAE merupakan waktu dari recovery seluler setelah terjadi
pengembalian, kerusakan atau upaya dari mikroba untuk
mencapai tempat kerjanya
• Beta Lactam : waktu interaksi ikatan kovalen antara beta lactam
dan PBP untuk terjadi penggabungan
• Aminoglikosida : waktu yang diperlukan untuk membuat
ribosom baru
• Makrolide, tetrasiklin, kloramfenikol : waktu yang diperlukan
untuk berdisosiasi dari antimikroba / komplek ribosom
• Fluoroquinon : waktu yang dibutuhkan untuk berdisosiasi antara
Fluoroquinon dengan DNA / komplek gyrase DNA
Zhaenal GG., Pharmacokinetics Contributions to post antibiotic effect, 1994
Faktor yang Mempengaruhi PAE
• Tipe organisme, contoh: S. faecalis dengan Fluoroquinolon. PAE nya
antara 1,5 – 3 jam sedangkan dengan aminoglikosida tidak mempunyai
PAE
• Tipe antibiotik ; aminoglik terhadap P. aeroginosa PAE nya lebih dari 3
jam, sedangkan terhadap E. cloase PAE nya hanya 2 jam
• Konsentrasi antimikroba, ada 3 kelompok kategori:
– Dengan konsentrasi dependent kecil sudah bersifat bakterisid
(aminoglikosida, beta laktam)
– Dengan konsentrasi dependent agak besar : misal aminoglikosida
dengan E. coli : 1 mg/L dan aminoglikosida dengan P. aeruginosa :
64 mg/L
– Konsentrasi bakteriostatik adalah konsentrasi yang diberikan 5 – 10
kali MIC
Zhaenal GG., Pharmacokinetics Contributions to post antibiotic effect, 1994
• Lamanya terpapar antibiotik : digambarkan dengan AUC yang
menyatakan hubungan antara konsentrasi dengan waktu
• Kombinasi antibikroba
• Inokulum (CFU / ml)
• Medium
• Efek leukosit (PALE : Post Antibiotic Leucosit Effect) : setelah
PAE terjadi peningkatan leukosit berkaitan dengan peningkatan
fagositosis dan pembunuhan bakteri intraseluler selama tidak ada
pengaruh mikroba

Zhaenal GG., Pharmacokinetics Contributions to post antibiotic effect, 1994

Anda mungkin juga menyukai