Anda di halaman 1dari 161

PEMERIKSAAN HEENT

NOVA KURNIATI
Pemeriksaan Fisis Umum

 Anamesis
 Tehnik > Inspeksi
> Palpasi
> Perkusi
> Auskultasi
 Keadaan Umum
 Keadaan Spesifik
> Kepala & Wajah
> Leher.
KEPALA

 Bentuk & Ukuran Kepala :


1. Fronto-Oksipital > Bitemporal  Dolikosefalus
(kepala panjang)
2. Fronto-Oksipital < Bitemporal  Brakisefalus
(kepala bulat)
 Hidro sefalus - Ukuran kepala sangat
- Dibandingkan dgn ukuran muka dgn dahi
- Dahi menonjol, mata tenggelam
- Sutura mudah teraba
 Mikro sefalus - Ukuran kecil
- Dahi & kalvaria kecil
- Muka seperti orang terbelakang mental
 Kraniosinostosis / Kranio-stenosis
- Penutupan sutura yg prematur
- Kelainan benuk kepala khas
 Skafosefali
- Penutupan prematur pd sutura sagitalis
- Penonjolan di frontal & oksipital
 Akrosefali (kepala menara)
- Penutupan prematur terjadi sutura koronal
sehingga kepala tinggi & kecil
 Plagiosefali
- Penutupan prematur pd sutura koronal & lamdoid
pd satu sisi kraniostenosis asimetris
 Sindroma Apert
- Akrosefali + sindaktili (jari-jarimelekat),hipertelorisme
(jarak kedua mata yg melebar), hiplopasi maksila 
Akrosefalosindaktili
 Sindroma Crouzon
- Penutupan sutura sagitalis & koronal sejak lahir
- penutupan fontanel & sutura frontalis prematur
- hipertelorisme,hipoplasi maksila,letak telinga yg rendah
 Sindrom Klippel-feil
- kelainan pd vertebra servikalis
- posisi kepala terdorong kedepan
 Tanda Musset
- pada pasien dengan AI
 Tanda Musset
- pada pasien dengan AI
- kepala mengangguk dan menengadah berulang-
ulang ( to and pro bobbing)
 Benjolan di kepala
- kista ateroma pada kulit kepala
 Ensefalokel
- Benjolan pada glabella atau pertengahan dari
bawah yang berdenyut bila ditekan, dengan lobang
didasarnya akibat cacat bawaan pada tulang.
 Auskultasi
- Kelainan pembuluh darah  bising kranial misalnya
pada fistula arteriovenosa pembuluh darah serebral,
aneurisma sekuler intrakranial tumor otak.
Rambut
 Alopesia
kerontokan rambut yg disertai tidak tumbuhnya rambut
 Alopesia universal  seluruh tubuh
 Alopesia totalis  seluruh rambut kepala
 Alopesia areata  setempat dan terbatas
 Alopesia androgenika  pada laki-laki, kerontokan
rambut kepala secara bertahap mulai dari bagian vertex
dan frontal pada awal umur 30 thn sehingga dahi
menjadi terlihat lebar.
 Efluvium  kerontokan rambut tanpa disertai kebotakan
 Hipertrikosis  rambut bertambah pd tempat-tempat yg
biasa ditumbuhi rambut.
Rambut
 Hirsutisme : Pertumbuhan rambut yang berlebihan pada
pr dan anak
 Miksedema :( hipotiroid ) , rambut yg jarang, kasar
kering dan tidak bercahaya
 Kanitis pigmen rambut brkurang atau menghilang – uban
, bawaan --- albino
 Kanitis senilis : usia tua
 Kanitis prematur: pd usia > muda
 White fore lock : uban banyak pada jambul di dahi
 Sindroma warrdenburg : : whihe fore lock, tuli, alis mata
lebat, pangkal hidung lebar
Wajah
 Sianosis, pucat,ikterus
 Sianosis : jatg bawaan, ppok, hipoksia
 SLE : ruam malar rash( butterfly rash)
 Facies leonina : ( wajah spt singa ) infiltrasi subcutan
pada dahi ,pipi dan dagu
 Pendataran dan pelebaran pada hidung
 Facies hipocrates :( pada pasien dehidrasi ) ekspresi
wajah spt orang susah, mata cekung, kulit kering, telinga
dingin
 Muka topeng : a9parkinson ) wajah tanpa ekspresi
 Skleroderma : kulit menipis dan tegang, pasien tidak
dapat menutup mulut dan tersenyum
Wajah

 Tetanus : (risus sardonikus / muka setan )


alis terangkat, sudut mata luar tertarik
keatas, sudut mulut tertarik kesamping
 Sindroma down: Wajah tdk normal
(dismorfik) ,hipotelorisme, telekantus
(kantus medial tertaril kemedial )
 Bell’s palsy : asimetri muka pd paralisis N
VII, mata tdk dapat ditutup, kornea
mengering ( keratitis dan ulkus kornea)
lanjutan

 Tanda chovtek : (spasmofilia) bila


dilakukan ketukan pada garis antara sudut
mulut dengan telinga akan terjadi
kontraksi pada sudut mulut dan sekitar
mata
 Tic facialis : otot otot wajah yg bergerak
secara spontan tak terkendali
 Sensibilitas wajah : N V
Mata

 Mata merah, mata berdarah


 Eksoftalmus (bola mata menonjol
keluar)
1. Tirotoksikosis
2. Trombosis sinus cavernosus( edema
dimata ,kelumpuhan otot mata)
3. Aneurisma intrakranial(eksoftalmus
berdenyut)
Tanda-tanda eksoftalmus :
 Tanda stellwag: mata jarang berkedip
 Tanda Von Graefe: bila melihat kebawah palp
sup tdk ikut turun shg sklera atas tampak
seluruhnya
 Tanda Mobius : sukar melakukan atau menahan
konvergensi
 Tanda Joffroy : Jika melihat keatas dahi tdk
berkerut
 Tanda Rosenbach : Tremor pd palpebra bila
mata ditutup
Lanjutan
 Enoftalmus ( bola mata tertarik kedalam )
sindroma Horner ( kerusakan saraf simpatis ) :
enoftalmus, ptosis ringan, miosis, vasodilatasi
PD kepala & konjungtiva sisi ipsilateral,
anhidrosis kepala dan sisi ipsilateral
 Gerak bola mata --- N terkonjugasi
N III okulomotorius
NIV troklearis
N VI Abducens
lanjutan
 Strabismus : Mata tdk dapat digerakkan ke satu
arah akibat kelumpuhan salah satu otot
penggerak bola mata --- diplopia
 Strabismus konkomitans --- non paralitik
 Strabismus inkonkomitans --- paralitik
 strabismus divergens : (eksotropia ) cendrung
melihat ke lateral
 S. konvergen (esotropia) ; deviasi ke atas
 Hipotropia : bola mata cendrung deviasi ke
bawah
Nistagmus

 Gerak bola mata yg involunter dan ritmik


dapat horizontal, vertikal dan rotatoir
 N. penduler : Grk bolak balik bola mata tsb
sama cepatnya
 N. vertibuler : Kel labirin/N Viii + vertigo
 N sentral : Kel terletak di otak
 N. posisional : Nistagmus bertambah berat
pd posisi kepala tertentu
Palpebra

 Edema palpebra (difus): NS,


penjantung, dakriodenitis
 Edema ( berbatas tegas ) : Blefaritis,
dakriosistitis, kalazion, iridosiklitis
 Lagoftalmus : Palpebra tdk dapat menutup
sempurna , fisura palp menyempit
 Ptosia : parese N VIII , miastenia gravis,
sindroma horner
Sekresi air mata

 Tes Schirmer I &II : memeriksa


berkurangnya produksi air mata
 Sindroma schogren : Keratokonjungtivitis
sika
Konyungtiva
 Selaput mata yang melapisi palpebra ( C,tastal
sup dan inf)
 Anemia : pucat
 Konyungtivitis : merah, berair , sekret
mukopurulen
 Trakoma : Konyngtivitis e/ chlamydia
 Flikten : Peradangan kony + neovaskularisasi
 Injeksi Kony : Pelebaran arteri kony post
 Bercak bitot : bercak segitiga berwarna perak
dikedua sisi kornea yang berisi epitel yg keras
dan kering
lanjutan

 Pinguekula : bercak degenerasi pd konj


diderah fisura palp yg berbentuk segitiga
di bagian nasal dan tem[poral
 Pteregium : proses proliperasi dgn
vaskularisasi pd konj yg berbentuk
segitiga yg meluas ke arah kornea
 Psudopterigium ; perlekatan konj dgn
kornea yg cacat yg biasany aterjadi pd
penyembuhan ulkus kornea
Sklera
 Ikterik : S berwarna kuning , kel. Met bilirubin
 Sklera biru : osteogenus imperfekta
 RA/SLE : episkleritis/ skleritis
 Episkleritis : Rx radang jar. Vaskular yg terletak
antara konj dan permukaan sklera
 Skleritis : radang sklera yang bersifat bilateral
--- mata merah, berair fotofobia dan penurunan
visus serta nyeri hebat yg menjalar ke dahi alis
dan dagu
Kornea

 Diameter 12 mm
 > makrokornea, < mikrokornea
 Arkud senilis : lingkaran putih seperti cincin pd
usia lanjut
 Cincin Kayser Fletscher : cincin lengkung hijau
yg mengelilingi koernea pd peny, wilson
 Panus : sel radang pada PD yang membentuk
tabir pd kornea ( trakoma )
 Keratitis : peradangan pd kornea yg
mengakibatkan infiltral dan ulkus
Pupil
 Bulat, ukuran 4-5 mm, posisi ditengah
 > 5 mm –midriasis, < 5mm--- miosis
 Pint poin pint : ukuran pupil sangat kecil
 Isokor : ukuran pupil kanan =kiri
 Isokor : ukuran pupil kanan tdk sama kiri
 Pupil Marcus Gunn : bila reaktifitas pupil thp
cahaya lsg dikalahkan rangsang cahaya tdk
langsung ( neuritis optika, ablasi retina, atropi
papilsaraf optik dan ojklusi a, retina sentralis )
Lensa
 Warna jernih
 Katrak : lensa keruh
 K kongenital :infeksi rubela kongenital,
toksoplasmosis, herpes simpleks,
sitomegalovirus
 Afakia : lensa mata diangkat ( hiopermetrop)
 Tajam penglihatan : Tabel snellen ( melihat
jauh), tabel Jagger ( melihat dekat, menghitung
jari sampai jarak 60 m
lanjutan

 Emetropia : penglihatan sempurna


( proyeksi benda yg dilihat jth pd retina )
 Hipermetrop : jatuh dibelakang retina
 Myopia : jatuh didepan retina
 Presbiopia : Tdk bisa akomodasi
 Astigmatisme: berkas sinar jatuh pd 2 titik
yg tegak lurus
Penglihatan warna

 Penglihatan warna oleh f/ sel kerucut


 Warna primer : merah , hijau, biru
 Trikromat : 3 pigmen, dikromat : 2 pigmen
 Monokromat: 1 pigmen /akromatopsia
 Penglihatan warna tdk sempurna : buta
warna ( didpt/kongenital)
 Test butawarna : Ishihara
Lapang pandang

 Kemampuan mata yg difiksasi


pandangannya ke satu ttk utk melihat
benda di sekitarnya
 Test konfrontasi : kampimetri,
perimetriatau layar byernum
 N: 90 temporal, 50 krani9al, 50 nasal, 65
kaudal
 Hemianopsia ; penyempitan lap pandang
tinggal 1/2
Funduskopi
 Pemeriksaan retina dgn menggunakan
oftalmoskop
 N : kemerahan , fovea sentralis, makula& papila
N. optika
 Papil edema +/-, atropi papil
 Kelainan vaskuler :hipertensi, DM,trombosis
 DM : mikroaneurisma, perdarahan retina, dilatasi
PD retina, eksudat, neovaskularisasi, edema
retina,
 Ablatio retina :lepasnya retina dr koroid
Telinga
 Daun telinga , mastoid, liang telinga
 Test pendengaran :
 Test berbisik ruangan tenang jarak 6 m
 Test penala
 Test Rinne : u/ membandingkan hantaran mel tlg
telinga & udara
 Test weber: m,embandingkan hantaran telinga
kanan dan kiri
 Tast schwabach : membandingkan f/
pendengaran pasien dgn pendengaran
pemeriksa ( normal)
Hidung
 F/ jalan napas, pengatur kondisi udara
pernapasan, penyaring udara, indra penghidu,
resonansi suara, membantu proses bicara
 Em : Rinoskopi ant, post dan nasoendoskopi
 Rinofima : merah, besar btk spt umbi
 Sifilis : spt pelana kuda (erosi tlg hidung)
 Lupus : Ruam kupu-kupu pd hidung
 Epistaksis : perdarahan hidung ( hipertensi,
infeksi,neoplasma,kel drh,per tek atmosfir )
Sinus paranasalis

 Rongga disekitar hidung bentukbervariasi


hsl pneumatisasi tlg kepala
 Ada 4 psg : S.maksilaris, S. frontalis,
S.etmoidalis, S.sfenoidalis
 F/ : pengatur kondisi udara pernapasan,
penahan suhu, membantu keseimbangan
suara, membantu resonansi, peredam per
tek suara, membantu produksi mukus,u/
membersihkan rongga hidung
Mulut
 Bibir dan mukosa mulut --- warna pucat, merah ,
sianosis
 Ariboflavinosis : luka pd susdut mulut
 Bercak koplik : bercak kecil biru keputihan
dikelilingi tepi yg merah pd mukosa pipi ---
morbili
 Sindroma Peutz Feghers : bercak pigmentasi
berbatas tegan warna kebiruan /coklat pd
mukosa bibir, mulut, hidung dan kdg disekitar
mulut
Gigi geligi
 Jumlah gigi, karies +/-
 Gigi Hutchinson gigi spt gergaji (sifilis
kongenital)
 Intoksikasi timah : grs timah kebiruan pd batas
antara gigi dan gusi
 Ginggivitios : radang gusi
 Pyorhoea : gusi membengkak bila ditekan keluar
nanah
 Hiperplasia gusi : leukemia monoblastik
 Epulis : neoplasma jinak pd gusi
Lidah
 Ukuran > makroglosus, < mikroglosus
 Lingua bifida : lidah bercabang
 Parese N XII : ldh berbelok bila dikeluarkan
 Anamia : ldh pucat
 Dehidrasi : ldh kering
 Uremia : Kering & kecoklatan
 Tifoid : ldh kering,tepi hiperemis,kotor, tremor .
 Demam skarlatina : merah, berselaput tipis,
papil besar ( strawbwry tongue)
Lanjutan

 L.grabia : l. licin krn atropi appil


( a.pernisiosa, tropical sprue,pellagra)
 Geografic tongue : bercak spt peta
( depresi
 Ageusia : hilangnya f/ pengecapan
 Palatum ( langit-langit) , Palatoskizis :
celah di langit-langit
 Torus palatinus : grs tengah palatum
didptkan benjolan yg membesar spt tumor
Bau pernapasan (halitosis,foetor exore)

 Bau aseton : ketoasidosis, kelaparan


 Uremia : bau amoniak
 Gangren : abses paru,higiene mulut yg
buruk
 Foetor hepatikum : bau napas apek pd
ensefalopati heptikum
 Fenilketonuria : bau rumput kering yg baru
disabit
Faring & Laring
 Post nasal drips --- sinusitis
 Pseudomembran : selaput putih pd ddg faring yg
sulit diangkat --- berdarah
 Tonsil : masa jar limfoid tdr dr 3 macam
 Tonsil laringeal, palatina,lingua yg membentuk
lingkaran --- cincin waldeyer
 Fasies adenoid : hiperplasi adrenal shg koane
serta tuba eustachius tertutup & pasien
bernapas dgn mulut ( yg ditandai dggn hidung
kecil gigi seri permanen,arkus faring menonjol –
spt orang bodoh)
Leher

 Bentuk leher
 Leher panjang pd bentuk badan ektomorf
 L. pendek pd bentuk badan endomorf
( sindroma
cushing,obesitas,miksedema,kretinisme)
 Kakektis : pd TB paru
 L. bersayap : sindroma turner
 Otot leher – menoleh kekanan dan kekiri
lanjutan

 M.sternocleidomastoideus, M.trapezeus
 Kelenjar getah bening leher : ukurannya,
nyeri tekan +/-,konsistensi :
lunak/kenyal/keras
 Melekat pd dasar/kulit
Penyebaran KGB leher dibagi 5 ( Sloan
kattering memorial cancer classification )
1. Kel, yg terletak disegitiga submentalis
dan submandibula
2. Kel. Yg terletak 1/3 atas & termasuk
KGB jugularis sup,gastrik, servikal post
3. KGB jugularis diantara bifukasio karotis
dan [persilangan M.Omohioid dgn
M.sternocleidomastoideusdan batas post
4. Group KGB di daerah jugularis inf dan
supraclavikula
5. KGB yg berada di segitiga post servikal
Kelenjar tiroid
 Palpasi tiroid dilakukan dari belakang
 Struma : pembesaran tiroid (ukuran,konsistensi,
noduler/difus, nyeri tekan )
 Auskultasi : Bruit/ bising +: vaskularisasi >>
 Stridor : bising napas akibat sumbatan
laring/trakea
 Struma retrosternal : perkusi sternum redup
 Tanda penberton : pt mengangkat tangan keatas
kepala setinggio mungkin bila timbul
kemerahan/sianosis --- sumbatan akibat struma
retrosternal.
Tekanan V.jugularis
 Psn berbaring terlentang, kepala < 30
 Posisi V. jugularis tampak jelas
 Tekan baian distal V.jug ( dibawah mandibula)
 Tandai bagian batas v. yg kolaps
 Buat bidang datar melalui angulus ludovici
 Ukur jarak tersebut dgn jaral v. yg kolaps--- jika
2mmm --- 5-2 mmm
 JVP meningkat : ggl jtg, efusi perikardial
Arteri karotis

 Denyut a karotis menuinjukkan gbr denyut


jantung > baik dr A.brakialis
 Stenosis aorta denyut A. karotis . Lemah
 Insufisiensi aorta denyut > kuat
 Denyut A karotis dapat diraba dengan
menggunakan ibu jari tangan kiri yg
diletakkan disamping laring dekat M.
sternocleidomastoideus
Trakea

 Letak : ditengah /bergeser/tertarik


kesamping
 Palpasi: letakkan jari tengah tangan
pemeriksa pd Suprasternal notch
 Aneurisma aorta --- trakeal tug ( tarikan-
tarikan yg teraba sesuai dgn sistole jtg
dgn sedikit dorongan keatas pd os krikoid
tampak jelas pd posisi duduk atau berdiri
dgn sedikit menengadah
PEMERIKSAAN FISIK (Pemeriksaan Jasmani)
I. PEMERIKSAAN UMUM
1. KEADAAN UMUM
Keadaan sakit : tdk sakit/ringan/berat
Kesadaran : c.m/apatis/somnolens
Sikap mental : Soporous/comatous
Anemia : ada/tdk ada (ringan/berat)
Sianosis :
Dysenoe/orthopnoe :
Edema umum :
Dehidrasi :
Keadaan gizi :
Habitus :
Kebersihan :
Cara berjalan (gait) :
Cara berbaring2 morbilitas :
Umur menurut dugaan :
Nadi : Temp : Vital Sign
Resp. Tek. Darah :
2. KULIT
Warna :
Eflorisensi :
Pigmentasi :
Jaringan parut :
Pembuluh darah :
Suhu raba :
Edema :
Turgor :
Pertumbuhan rambut :
Lapisan lemak :
Ikterus :
Lembab/kering :
Keringat umum/setempat :
lain – lain :
SCROPULODERMA
3. KELENJAR GETAH BENING
Sub mandibula Ketiak
Leher Inguinal
Subclaviqula
Supraclavicula Spesifik  TBC

Infeksi
Lymphadenopati Non spes  bakteri
virus

Malignancy  Lymphoma Maligna


GIZI

• Fat subcutan
• Ratio tinggi / B.B
• Keliling lingkaran lengan atas
Under Nutrisi
Malnutrisi Primer/Secunder
Over Nutrisi
BERAT BADAN
Under Weight : Hyperthyroid
Over Weight : Cushing synd
(TB – 100) – 10 %  ideal
N ± 10 %  Normal
> 20 %  Over Weight
< 20 %  Under Weight
STATURE (organ pertumbuhan badan)

Dwarfisme - Pituitary Dwartisme ↓ I.Q


- Achondroplasia
- Cretenisme

Gignatisme - Acromegali  G.H. ↑


GERAKAN PENDERITA

- Chorea  kaku Roling Pils


- Atetose  twisting mou  ext. sup
- TICS
- Convulsi : Epistotonus
- Restless
- Tremor single tremor :
CARA BERJALAN (GAIT)
- Circumductio  hemiterm
- Scissors gait paraparese infor
Peny. TABES DORSALIS (Rumberg sign)
Peny. PARKINSON SYND
Pend. HISTERIA  GAIT aneh (Bizarre)
CARA BICARA
- Suara serak  laryngitis TBC/Ca
- Aphonia Dysphonia
- Aphasia
- Dysarthria
PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH
- Cara - palpasi
- Auscultasi  korotkoff
- Alat  air raksa
 Anaeroid

Silence
Sistolik  mulai terdengar
I ketukan I

Keras II

III
Mulai lemah Diastolik  mulai lemah
IV
Hilang N. 120/80
V ~ umur

- Absence of diastolik  A.I 120/0


- Auscultation GAP
250 - syst
- Borderline 23
0
- Hypertensi > 150/95 21
0
19
- Hypertensi < 90/50 0
10
Pols pressure :  syst – dias. 0
80 - diast
= tekanan nadi 120/80  40
PEMERIKSAAN NADI

~ Sistim Kardiovaskuler

Faktor : - Kekuatan denyut jantung


- Vol. darah waktu syst.
- Dinding pemb. darah

1. Freq : - 60 – 80/mnt
- Tachycardi  >100/mnt
- Bradycardi  <50/mnt
to  nadi naik 10 x/mnt
- Relatif Bradicardi  typhoid
2. Irama : Reguler/Ireguler
- Sinus Arythmia  resp
- Extra Systole  teratur dlm ketdkteraturan
- Dropped Beat  A.V. Block
- Atrial Fibrilasi  sama sekali tdk teratur
- Pulsus Bigemini  pulsus difisit

3. Volume
- Pulsus Magnus : A.I/basedow
- Pulsus Unequal
- Pulsus Parvus : A.S/M.S/P.E

4. Kwalitas Nadi  bentuk & ukuran


- Pulsus Celler : A.I. N

- Pulsus Tardus : M.S


5. Tegangan Nadi ~ dinding p.d
- Pulsus Dukus  keras
- Pulsus Molles  lembut

6. Keadaan Dinding Pemb. Darah


- Elastis
- Keras  Sklerosis p.d

7. Lain2
- Pulsus Fillirormis : cepat tapi lembut  shock
- Pulsus Alternans  cardiomiopati
- Pulsus Paradokus : nadi melemah, amplitudo↓ 
inspirasi pericardial effusion
PEMERIKSAAN PERNAFASAN

 Cara memeriksa
 Type resp. - Thoraco abdomial
- Abdomino thoracal
- Thoracal
- Abdomial
DYSPNEA
ORTHOPNEA
POLYPNEA  freq.↑
HYPERPNEA  pergerakan↑
- KUSSMAUL  dalam, cepat
BRADYPNEA
ASTHMATIC RESP. EXP > lama dari INSP
CHYNE – STOKES
BIOT

APNEA
APNEA (+) (-)

Chyni. stoke Biot

KUSSMAUL

Normal 18-
20/mnt
TEMPERATUR BADAN
- Lokasi : oral / rectal / axiler
rectal > oral > axiler 0,5o C
- Normal. tº 36º - 37.2º C
- Febris t° > 37.2º C
- Sub. Febris 37.2 – 38o C
- Febris >38 – 40o C
- Hyper Pirexla > 40o C
PEMERIKSAAN KULIT

1. Keadaan kulit - lembut/kasar


- kering / lembab
- lchtifosis  pecah
2. Warna ~ suhu - lingkungan
Pucat  Anemia
Kemerahan  demam/flushing
Cyanosis  sentral/pheriter
Icterus
3. Perubahan2 pada kulit
Vitiligo
Albinisme
Chloasma : Gravidarum / Pil K.B
Striae : Albicans / Gravidarum
Hemorhagia - Ptechiae : mili, jarum
Erythem - Purpura : Ø 2-5 mm
- Echimosis : >5 mm
Macula
Xanthoms - Paldebra
- Tuberkosa
Edema - Local / general / avasarca
Spider Naevi  cirr. hepatis
II. PEMERIKSAAN ORGAN (KUSUS)

1. Kepala
- Bentuk & ukuran : Hidrocepmalus, macroceph, microceph
- Deformitas : Meningocele, encepholoc
- Posisi : * maju
* tengadah
* miring kiri / kanan
- Gerakan : Ao. Inds  Musset’s sign
- Pemb. Darah : A. temp  Sclerotic ?
2. Muka
- Ekpresi : Sedih, gembira, kecewa, cemas
- Warna : pucat, cyanosis, icterus
- Bentuk : oval / persegi / bulat
Kel. Btk - Prominent, Facies Leonina, F. Hypocrates,
Rhesus Sardonicus, F. moon face
3. Rambut : - Alopesia areata / general
- Mudah dicabut ?, rontok
Anemis : cataract : mioriasis / myosis

4. Mata: Strabismus : photosis : exophtacmos


Ikterus : cilliar ejection : lag ophtalnus

5. Telinga : Tophy : tub. C


Nyeri tekan pre/post auric

6. Hidung : - Bentuk : sadle nose


- (butterfly app)  S.L.E – macula eryth
- Apistakis : septum deviasi
7. Mulut : - Bibir : rhacaden  typh
- Gigi : caries : gangrene: kel. Warna : tetracyclin :
pb
- Gusi : hyperplasi  leucaemia : ginggivitas
- Lidah : typoid tongne : atropy papil kering
- Pharynus : tonsil, abses
- Buccal : koplin’s spot  morbili
- Bau nafas : uremia : typhoid
Keton : factor hepatic; alkohol

T1 T2 T3
8. Leher Sropulpderm

TBC

Spes

- Kel. Lymble : lymphadenopati – inklusi


Non

- Gondok : struma, nodusa/diffusa  bruit


- Trachea : ditengah / tertarik
- Pemb. Darah : - Vena  tek. Vena jug
- Arteri – carotis  pulsasi  A.I
- Kaku kuduk  meningitis
9. Dada
- Inspeksi - Bentuk * vouser cardiac
* pectus carinatus
* pigeon chest
* barel chest
- Pem. Darah  spidi naevi
- Buah dada  * collateral
* Ca. mamae
- Palpasi – nyeri tekan
- Perkusi – nyeri ketok
- Auskuhasi – krepitasi
Kelainan bentuk punggung
- Xyphosis
- Scoliosis
- Lordosis
- Gibbus

S Ps Lat GS
10. PARU-PARU
 Depan : kanan dan kiri:Inspeksi, palpasi,
perkusi,auskultasi
 Belakang : Kanan dan kiri : Inspeksi,
palpasi, perkusi, auskultasi.
11.JANTUNG
 Inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi
12. ABBOMEN
 Inspeksi ,palpasi perkusi, auskultasi
 Hati
 Limfa
 Ginjal
13. EKTREMITAS
Superior : kanan dan kiri
Inferior : Kanan dan kiri
14. GENITALIA EKSTERNA
SKIILL LAB
PEMERIKSAAN FISIK ABDOMEN,
LUMBAL, GENATALIA, EXTREMITAS
PEMERIKSAAN FISIK ABDOMEN,
LUMBAL, GENATALIA, EXTREMITAS
General principles of exam

Good light
Relaxed
patient
Full exposure
of abdomen
 If muscles remain
tense, patient may
be asked to rest
feet on table with
hips and knees
flexed
 Take a spare bed
sheet and drape it
over their lower
body such that it
just covers the
upper edge of their
underwear
ABDOMEN

 Paling penting : INSPEKSI dan PALPASI


 INSPEKSI :
 simetris
bentuk Perut : buncit = perut kodok  asites,
atlet, starvasi (skopoid), buncit : gemuk, ileus
paralitik, sistoma ovarii, graviditaas
Penonjolan lokal (supra simpisis)  retentio
urinae, hamil muda
Abdominopelvic Regions

 Umbilical
 Epigastric
 Hypogastric
 Right and left iliac or
inguinal
 Right and left lumbar
 Right and left
hypochondriac

Figure 1.11a
Abdominopelvic Quadrants

 Right upper (RUQ)


 Left upper (LUQ)
 Right lower (RLQ)
 Left lower (LLQ)
Catatan
 Lebih sederhana
 Menuliskan kelainan
yang cukup luas

Figure 1.12
INSPEKSI

 Gerakan peristaltik : gerakan  terlihat


pada dinding abdomen  darm countour
Kondisi dinding : Kelainan kulit ikterus,
hiperpigmentasi,striae alba, pulsasi arteri,
pulsasi epigastrium- Pelebaran vena 
caput medusae- kelainan umbilikus
Abdominopelvic Quadrants

 Right upper (RUQ)


 Left upper (LUQ)
 Right lower (RLQ)
 Left lower (LLQ)
Catatan
 Lebih sederhana
 Menuliskan kelainan
yang cukup luas

Figure 1.12
Inspection
 Abnormal
venous
patterns
 Abnormal
discoloration
 Umbilicus is
sunken
Abdominopelvic Quadrants

 Right upper (RUQ)


 Left upper (LUQ)
 Right lower (RLQ)
 Left lower (LLQ)
Catatan
 Lebih sederhana
 Menuliskan kelainan
yang cukup luas

Figure 1.12
palpasi

 persiapan : menjelaskan pemeriksaan


,posisi supinasi, kanan pasien, kaki
ditekuk, sitematis, bertanya kualitas nyeri,
lokasi,kondisi nyeri,
 Palpasi Superficial : awal, orientasi
 Palpasi Dalam : palpasi hepar,lien,ginjal,
dinding tebal
Palpasi hepar
 Pasien terlentang, ke2 tungkai kanan dilipat
 Palpasi pd palmar radial jari kanan,posisi ibu jari
terlipat dibawah palmar-membentuk sudut 45 0
garis median-ujung jari di lateral m rec abdominis
 Dimulai regio iliaka kake tepi arkus kosta ka
 Dinding abdomen ditekan kebawah saat ekspirasi dan
ke kranial pada saat inspirasi dalam arah parabol
menyentuh tepi anterior hati—berulang—digeser 1-2
jari ke arah lengkung kosta
Palpasi hepar
Deskripsi palpasi
 Berapa lebar jari tangan di bwh arkus kosta kanan
 Keadaan tepi
 Konsisitensi
 Permukaan
 Nyeri tekan
 Fluktuasi -/+
Palpasi hepar
 normal liver is not palpable,
 liver displaced downward : COPD
 -smooth, non-tender edge cirrhosis
 -smooth, large and tender edge hepatitis or
venous congestion
 -irregular, enlarged, firm/hard, may/may not be
tender : malignant
palpation
palpation
Palpasi hepar
Deskripsi palpasi
 Berapa lebar jari tangan di bwh arkus kosta kanan
 Keadaan tepi
 Konsisitensi
 Permukaan
 Nyeri tekan
 Fluktuasi -/+
Pemeriksaan Bimanual Ginjal
Palpasi hepar
Deskripsi palpasi
 Berapa lebar jari tangan di bwh arkus kosta kanan
 Keadaan tepi
 Konsisitensi
 Permukaan
 Nyeri tekan
 Fluktuasi -/+
Palpasi hepar
Deskripsi palpasi
 Berapa lebar jari tangan di bwh arkus kosta kanan
 Keadaan tepi
 Konsisitensi
 Permukaan
 Nyeri tekan
 Fluktuasi -/+
Pemeriksaan lien
 normal lien tidak teraba
 mulai dari lengkung iga kiri, melewati umbilikus sampai
SIAS kanan.
 bergerak sesuai dengan gerakan pernapasan
 Palpasi Dimulai SIAS kanan, melewati umbilikus menuju
ke lengkung iga kiri (gbr)
 menggunakan garis Schuffner yaitu garis yang dimulai
dari titik lengkung iga kiri menuju ke umbilikus dan
diteruskan SIAS kanan.
 Garis dibagi menjadi 8, S1 - S8
palpation
Landmarks of the abdominal wall,

 Costal margin,
umbilicus, iliac crest,
anterior superior iliac
spine, symphysis
pubis, pubic tubercle,
inguinal ligament,
rectus abdominis
muscle, xiphoid
process.
 dapat dipermudah dengan cara
memiringkan penderita 450 ke arah kanan
pemeriksa
 Setelah tepi bawah teraba, kemudian
lakukan deskripsi pembesarannya.
 Untuk meyakinkan adalah limpa, maka
harus diusahakan meraba insisura lienalis
perkusi

 konfirmasi pembesaran hepar lien ?


 Nyeri ketok ?
 Cairan, masa, udara ?
 Normal timpani
 Shiffting dulness, chestboard phenomen
Abdominopelvic Regions

 Umbilical
 Epigastric
 Hypogastric
 Right and left iliac or
inguinal
 Right and left lumbar
 Right and left
hypochondriac

Figure 1.11a
Organs of the Abdominopelvic Regions

Figure 1.11b
Abdominopelvic Quadrants

 Right upper (RUQ)


 Left upper (LUQ)
 Right lower (RLQ)
 Left lower (LLQ)
Catatan
 Lebih sederhana
 Menuliskan kelainan
yang cukup luas

Figure 1.12
Kwadran Kanan atas

 Hepar
 - vesica fellea
 - Pylorus
 - Duodenum
 - Caput pancreas
 - Fleksura hepatika colon
 - Sebagian kolon asendens
 - Kolon tranversum
Kwadran Kiri atas

 Lobus kiri dari hepar


 - Lambung
 - Corpus pancreas
 - Fleksura lienalis kolon
 - Sebagian dari kolon
 tranversum
 - Kolon desenden
Kwadran Kanan bawah

 Cecum dan appendik


 Sebagian colon acenden
 Kwadran Kiri bawah
 Kolon sigmoid
 Sebagian kolon desenden
Landmarks of the abdominal wall,

 Costal margin,
umbilicus, iliac crest,
anterior superior iliac
spine, symphysis
pubis, pubic tubercle,
inguinal ligament,
rectus abdominis
muscle, xiphoid
process.
Auscultation

 3.Listening in one
spot is usually
sufficient
 4.Listening for 15-20
or 30-60 seconds
 5.Bowel sounds cannot
be said to be absent
unless they are not heard
after listening for 3-5
minutes.
Auscultation

1.Diaphragm of
stethoscope
used
2.Skin
depressed to
approximately 1
cm
Three things about bowel sound
 Are bowel sounds
present?
 If present, are they
frequent or sparse
(i.e.quantity)?
 What is the nature of
the sounds
(i.e.quality)?
Bowel sound decrease
 Inflammatory processes
of the serosa
 After abdominal surgery
 In response to narcotic
analgesics or
anesthesia.
 Inflammation of the
intestinal mucosa will
cause hyperactive
bowel sounds.
Auscultation for bowel sounds

 Inflammation of the intestinal mucosa will


cause hyperactive bowel sounds.
 Ileus obsructive : metalic sound
 Ileus paralitic : decrease
 Borborigmi : bising usus sering, tidak
jarang terdengar tanpa stetoskop
Auscultation for bowel sounds

 Processes which
lead to intestinal
obstruction initially
cause frequent
bowel sounds,
referred to as
"rushes."
Auscultation for bowel sounds
 Processes which lead
to intestinal
obstruction initially
cause frequent bowel
sounds, referred to as
"rushes."
Auscultation for bowel sounds

“Rushes" means
as the intestines
trying to force
their contents
through a tight
opening.
Auscultation for bowel sounds
 “Rushes" is followed
by decreased sound,
called "tinkles," and
then silence.
Auscultation for bowel sounds
 After silence the
appearance of bowel
sounds marks the
return of intestinal
sounds activity, an
important phase of
the patient's recovery.
PERKUSI
Physical Examination of the Abdomen

Inspection
Auscultation
Percussion
Palpation
Special Tests
auskultasi
Special exam
Murphy’s Sign Re bound
McBurney’s Tenderness
Point Costovertebral
Rovsing’s Sign tenderness
Psoas Sign Shifting
Obturator Dullness
Sign Fluid wave
Murphy’s Sign (acute cholecystitis)

 Examiner’s hand is at
middle inferior border
of liver.
 Patient is asked to
take deep inspiration.
 If positive patient will
experience pain and
will stop short of full
inspiration
Hepatitis, subdiaphragmatic
abscess Cholecystitis
McBurney’s Point

 Localized tenderness
Just below midpoint
of line between right
anterior iliac crest and
umbilicus.
 Heel strike, riding
over bumps in road
while driving,
coughing, will
produce pain.
Rovsing’s Sign

 Patient will
experience right lower
quadrant pain (in
region of McBurney’s
Point) when left lower
quadrant is palpated.
Non-Classical Appendicitis

 Iliopsoas Sign

 Obturator Sign
Iliopsoas Sign

Patient can lay on side and extend leg at the hip


or have patient lay on back and try to flex hip
against the resistance of examiner’s hand on
thigh. If patient has an inflamed retrocecal
appendix, this will produce pain.
Iliopsoas Sign
 Anatomic basis for
the psoas sign:
inflamed appendix is
in a retroperitoneal
location in contact
with the psoas
muscle, which is
stretched by this
maneuver.
Obturator Sign

 Internally rotate right leg at the hip with the knee


at 90 degrees of flexion. Will produce pain if
Obturator Sign
 Anatomic basis for
the obturator sign:
inflamed appendix in
the pelvis is in contact
with the obturator
internus muscle,
which is stretched by
this maneuver.
Rebound Tenderness
(For peritoneal irritation)

Warn the patient what


you are about to do.
 Press deeply on the
abdomen with your hand.
 After a moment, quickly
release pressure.
 If it hurts more when you
release, the patient has
rebound tenderness. [4]
Examination for Shifting Dullness

 Patient rolled slightly


toward the examined
side; movement of the
dull point medially is
described as “shifting
dullness” and
suggests ascites
Shifting Dullness
Fluid wave
Examination for Shifting Dullness

 Patient rolled slightly


toward the examined
side; movement of the
dull point medially is
described as “shifting
dullness” and
suggests ascites
Shifting Dullness
Fluid wave
AUSKULTASI
PEMERIKSAAN LUMBAL
Kelainan bentuk punggung
- Xyphosis
- Scoliosis
- Lordosis
- Gibbus

S Ps Lat GS
1. Deformities
2. Movement and
position
3. Signs of trauma
4. Skin color
5. Skin temperature
inpeksi

Lordosis : lengkung kedalam


Kyphosis : lengkung keluar
Skoliosis : lengkung kelateral
Cost vertebral Tenderness
(Often with renal disease)

 Use the heel of your


closed fist to strike
the patient firmly
over the
costovertebral
angles.
 Compare the left
and right sides.
Warn the patient Patient sit up on the exam table
PEMERIKSAAN FISIK EXTREMITAS

 Inspeksi, palpasi, gerakan, kekuatan


sensibilitas, refleks
 INSPEKSI :
 bentuk,ukuran, ukuran membesar
(obstruksi pembuluh limfe),luka,tumor,
parut, hiperemis, palmar eritema, clubbing
finger, sendi (deformitas, tanda radang)
Observation: ROM

 Flexion
 Extension
 Left and right lateral
flexion
(“sidebending”)
 Left and right
rotation
Palpation Circulatory

 ulnaris
 Brachial
 Radial
 Femoral
 poplitea
 Dorsal pedal
 Posterior tibial
 Konsistensi otot : hipertropi, atropi, keras
 Gerakan dan kekuatan : terrbatas, lemah
 Tahap pemeriksaan : aktif, pasif
 Pemeriksaan refleks :
 Reflek fisiologis : , N,, medula spinalis
contoh :Refleks tendo biseps (MS C5C6), trisep
(MS C7C8),lutut (L1,2,3,4),achiles (S1)
 Refleks patologis: balbinsky (traktus piramidalis)
Gejala rangsang meningeal

 Brudzinsky sign
 Brudzinsky I : kepala ditekuk ke arah dada
 Brudzinsky II : mengangkat tungkai  bergerak
kontra lateral
 Lassegue”sign : angkat tungkaisakit
 Kernig”sign : menggerakkan sendi panggul
pada posisi lutut tertekuk,lalu lutut
diluruskannyeri lutut
sensibilitas

 Parestesia
 Baal (nyeri,suhu,raba)
 Nyeri (neuralgis), terbakar (kausalgia)
 Dibagi atas : protopatis (nyeri-jarum,suhu-
botol air panas/dingin,raba-kapas,rasa tekan)
dan proprioseptif (getar-garputala,gerak,sikap)
 Fungsi luhur : tanpa melihattahu
bahan,bentuk, nama barang
Pemeriksaa genetalia
Wanita
 Bila perlu pemeriksaan pada wanita-Didampingi asisten wanita
 Posisi litotomi
 Memakai sarung tangan, telunjuk dan jari tengah dimasukkan ke vagina, tangan yg lain diatas simpisis (vaginal toucher)
 Inspeksi : tanda radang,
ulserasi,nodultekan uretra cairan
(uretritis, radang kelenjar skene)
 Labia mayoraklnjr Bartholini
 Bulging (Sistokel/rektokel)

Anda mungkin juga menyukai