Anda di halaman 1dari 23

Pemeriksaan Sistem Motorik

LANGKAH / TUGAS

PENGAMATAN

PEMERIKSAAN SISTEM MOTORIK

YA

TIDAK

1. Menyapa dan memberi salam kepada penderita


2. Mempersilahkan penderita duduk
3. Memberitahukan kepada penderita apa yang akan dilakukan
PEMERIKSAAN ANGGOTA GERAK ATAS
1. Inspeksi (memperhatikan sikap, bentuk, ukuran dan adanya
gerakan abnormal yang tidak dapat dikendalikan)
1. Palpasi (menentukan konsistensi sekaligus menilai tonus otot, dan
ada / tidaknya nyeri tekan).
2. Pasien disuruh meng-abduksikan lengannya, kemudian pemeriksa
menahannya. Nilai kekuatan ototnya.
3. Pasien disuruh meng-aduksikan lengannya, kemudian pemeriksa
menahannya. Nilai kekuatan ototnya.
4. Pasien disuruh memfleksikan lengan bawahnya,
pemeriksa menahannya. Nilai kekuatan ototnya.

kemudian

5. Pasien disuruh mengekstensikan lengannya yang fleksi tadi,


kemudian pemeriksa menahannya. Nilai kekuatan ototnya.
6. Pasien disuruh memfleksikan pergelangan tangannya, kemudian
pemeriksa menahannya. Nilai kekuatan ototnya.
7. Pasien disuruh mengekstensikan pergelangan tangannya yang
fleksi tadi, kemudian pemeriksa menahannya. Nilai kekuatan
ototnya.
8. Pasien disuruh memfleksikan sendi metacarpal-nya, kemudian
pemeriksa menahannya. Nilai kekuatan ototnya.
9. Pasien disuruh mengekstensikan sendi metacarpalnya yang fleksi
tadi, kemudian pemeriksa menahannya. Nilai kekuatan ototnya.
10. Pasien disuruh mengabduksikan jarijarinya, kemudian pemeriksa
menahannya. Nilai kekuatan ototnya. (Periksa satu persatu, jari I-V)
11. Pasien disuruh meng-adduksikan jari-jarinya yang tadi abduksi,
kemudian pemeriksa menahannya. Nilai kekuatan ototnya. (Periksa
satu persatu, jari I-V)
PEMERIKSAAN ANGGOTA GERAK BAWAH
1. Inspeksi (memperhatikan sikap, bentuk, ukuran dan adanya
gerakan abnormal yang tidak dapat dikendalikan)

2. Palpasi (menentukan konsistensi sekaligus menilai tonus otot, dan


ada / tidaknya nyeri tekan).
3. Pasien disuruh memfleksikan pahanya, kemudian pemeriksa
menahannya. Nilai kekuatan ototnya.
4. Pasien disuruh mengekstensikan pahanya yang fleksi tadi,
kemudian pemeriksa menahannya. Nilai kekuatan ototnya.
5. Pasien disuruh mengabduksikan pahanya, kemudian pemeriksa
menahannya. Nilai kekuatan ototnya.
6. Pasien disuruh meng-adduksikan pahanya yang abduksi tadi,
kemudian pemeriksa menahannya. Nilai kekuatan ototnya.
7. Pasien disuruh memfleksikan sendi lututnya, kemudian pemeriksa
menahannya. Nilai kekuatan ototnya.
8. Pasien disuruh mengekstensikan sendi lututnya yang fleksi tadi,
kemudian pemeriksa menahannya. Nilai kekuatan ototnya.
9. Pasien disuruh memplantarfleksikan pergelangan kakinya
kemudian pemeriksa menahannya. Nilai kekuatan ototnya.

10. Pasien disuruh mendorsofleksikan pergelangan kakinya , kemudian


pemeriksa menahannya. Nilai kekuatan ototnya.
11.Pasien disuruh memplantarfleksikan sendi metatarsalnya,
kemudian pemeriksa menahannya. Nilai kekuatan ototnya.
12. Pasien disuruh mendorsofleksikan sendi metatarsalnya , kemudian
pemeriksa menahannya. Nilai kekuatan ototnya.
13. Pasien disuruh memfleksikan jari - jari kakinya , kemudian
pemeriksa menahannya. Nilai kekuatan ototnya. (Periksa satu
persatu, jari I-V)
14. Pasien disuruh mendorsofleksikan jari jari kakinya , kemudian
pemeriksa menahannya. Nilai kekuatan ototnya. (Periksa satu
persatu, jari I-V)
15. Catat hasil pemeriksaan

Komunikasi Dokter Pasien Mengenai Riwayat Gangguan


Psikiatrik yang Diperoleh dari Pasien secara Umum
FORMULIR ANAMNESIS BLOK BRAIN AND MIND
MAHASISWA FK USU SEMESTER VI

KETERANGAN PRIBADI PASIEN

Nama

:..........................................................

( ditulis dengan huruf balok )


Jenis kelamin

:..........................................................

Tempat & tanggal lahir / Umur

:..........................................................

Status perkawinan

:..........................................................

Bangsa

:..........................................................

Suku

:..........................................................

Agama

:..........................................................

Pendidikan

:..........................................................

Pekerjaan

:..........................................................

Alamat & Telepon

:..........................................................

Nama, alamat, No KTP keluarga

:..........................................................

terdekat di Medan ( untuk pasien


dari luar Kota Medan )

: .........................................................

Pernah masuk Rumah Sakit dengan


3

keluhan yang sama atau berbeda

:.

KETERANGAN DIRI ALLO / INFORMAN


Nama

: .........................................................

Jenis kelamin

:..........................................................

Umur

:..........................................................

Pekerjaan

:..........................................................

Pendidikan

:..........................................................

Alamat & Telepon

:..........................................................

Hubungan dengan pasien

:..........................................................

Keakraban dengan pasien

:..........................................................

Sudah berapa lama mengenal pasien

:..........................................................

Kesan pemeriksa / dokter terhadap


keterangan yang diberikannya

:..........................................................

a. ANAMNESIS
Keterangan / anamnesis di bawah ini diperoleh dari ( lingkari angka di bawah

ini ) :

Pasien Sendiri ( autoanamnesis )


Informan ( alloanamnesis )
Bila keterangan yang diperoleh melebihi ruangan / kolom yang tersedia

maka dapat

dilanjutkan pada halaman sebelah kiri dengan mencantumkan nomor dari topik yang
ditanyakan
1. Pasien datang ke fasilitas kesehatan ini atas keinginan ( lingkari pada huruf yang sesuai )
a. Sendiri
b. Keluarga
c. Polisi
d. Jaksa / Hakim
e. Dan lain - lain
4

2. Sebab utama pasien datang meminta pertolongan di laboratorium psikiatri atau di opname
( dengan kata kata singkat saja )
3. Keluhan utama ( Chief Complaint ) pasien dan telah berapa lama keadaan ini berlangsung
4. Riwayat perjalanan penyakit sekarang ini. Buat laporan singkat secara kronologis dari awal
sampai keadaan saat ini yang meliputi : kapan terjadinya, gejala gejala utama, bagaimana
perjalanan penyakitnya, apakah dapat pengobatan ( dokter atau bukan dokter ) dan
bagaimana hasilnya (apakah pernah sembuh, makin parah atau tidak ada perubahan )
5. Riwayat penyakit sebelumnya ( psikiatrik ,bila ada ). Berikan keterangan tentang serangan
pertama pada usia berapa, adakah faktor pencetus dan atau trauma psikis sebagai
penyebab, sudah berapa kali serangan dengan yang sekarang ini dan berikan gambaran
klinik mengenai serangan terdahulu itu.
Riwayat medikasi, penyakit medis, berobat kemana, riwayat alergi, pemakaian zat, dan
pembedahan sebelumnya

LANGKAH/TUGAS

PENGAMATAN
Ya

Tidak

1. Menyapa penderita dengan ramah


- memberi salam
- mempersilahkan duduk
- menggunakan komunikasi non verbal yang sesuai
(kontak mata, anggukan kepala, mimik muka)
- menkondisikan suasana menyenangkan sehingga
pasien tidak takut bercerita
- lakukan observasi. Ketika penderita masuk ruangan
periksa cara berjalan, penampilan wajah, bentuk
kepala, proporsi tubuh, pandangan mata,
komunikasi, cara bicara, interaksi dengan
lingkungan, perilaku, dll
1.

Memperkenalkan diri & berkenalan


- menanyakan identitas pasien

2. Menanyakan
sebab
utama
pasien
(alloanamnese
/autoanamnese)
3. Menanyakan keluhan utama pasien (auto anamnese)
5. Menanyakan riwayat penyakitsekarang
6. Menanyakan riwayat penyakit terdahulu
7. Menuliskan/merangkum data dalam status
8.Menjelaskan
kemungkinan-kemungkinan
penyebab
permasalahan sesuai dengan informasi yang diperoleh
9. Mengucapkan salam dan terima kasih

Pemeriksaan Refleks Primitif pada Bayi Baru Lahir


No

1
2
3

4
5
6
7
8
9
10
11
12

13
14
15
16
17
18

Langkah/Tugas

Pengamatan
Ya
Tidak

Rooting refleks
Membuat bayi baru lahir tidur terlentang
Menggoreskan jari pemeriksa ke bibir dan sudut pipi bayi
Mengamati mulut bayi berputar dan terbuka pada arah
goresan jari
Glabellar refleks
Membuat bayi baru lahir tidur telentang
Mengetuk dahi bayi baru lahir pada kening [Glabella] dengan
ujung jari telunjuk
Mengamati bedanya kelopak mata yang berkedip
Grasping Refleks
Membuat bayi baru lahir tidur terlentang
Meletakkan jari tangan pemeriksa pada telapak tangan bayi
Melihat/merasa genggaman tangan bayi pada jari tangan
Neck Righting Refleks
Membuat bayi baru lahir tidur terlentang
Memutar kepala bayi kekiri atau kekanan
Mengamati gerakan bahu kontralateral kearah yang sama
dengan arah putaran kepala
Moro Refleks
Meletakkan bayi baru lahir terlentang diatas satu lengan,
dengan punggung dibawah
Menjatuhkan lengan bersama bayi kebawah kira-kira 1 cm
atau lebih, tidak sampai ketilam
Mengamati gerakan abduksi lengan bayi.
Mengamati garakan adduksi lengan bayi
Mengamati gerakan ekstensi jari tangan bayi
Mengamati gerakan simetris atau tidak

Pemeriksaan Fungsi Cerebellum, Koordinasi, dan


Perangsangan Meningeal
LANGKAH / TUGAS
PENGAMATAN
PEMERIKSAAN CEREBELLUM DAN KOORDINASI

YA

TIDAK

1. Menyapa dan memberi salam kepada penderita


2. Mempersilahkan penderita duduk
3. Memberitahukan kepada penderita apa yang akan dilakukan
Test Romberg
1. Penderita disuruh berdiri dengan kedua kaki saling
dirapatkan.Pandangan lurus ke depan. (Alas kaki sebaiknya
dilepaskan)
2. Biarkan beberapa saat
3. Awalnya dengan mata terbuka, kemudian dengan mata tertutup.
Test Tandem
1. Penderita diminta berjalan pada satu garis lurus diatas lantai,
tempatkan satu tumit tepat di depan jari jari kaki yang
berlawanan. Pandangan ke depan.
2. Dilakukan dengan mata terbuka.
Percobaan Telunjuk Hidung
1. Pasien boleh berbaring, duduk atau berdiri. (Sebaiknya duduk)
2. Posisikan lengan pasien abduksi dan ekstensi secara komplit.
3. Suruh pasien untuk menyentuh ujung hidungnya dengan ujung
jari telunjuknya.
4. Kemudian suruh pasien menyentuh jari telunjuk kita dengan jari
telunjuknya tadi.
5. Mula mula dengan gerakan perlahan kemudian semakin cepat.
Percobaan Telunjuk Telunjuk
1. Suruh pasien Penderita mengabduksikan lengan pada bidang
horizontal.
2. Kemudian suruh pasien untuk menggerakkan ke 2 ujung jari
telunjuknya saling bertemu / bersentuhan tepat di tengah
tengah di bidang horizontal tersebut.
8

3. Pertama tama dengan gerakan perlahan kemudian dipercepat,


baik dengan mata terbuka dan tertutup.
Percobaan Tumit Lutut
1. Pasien dalam posisi berbaring.
2. Kemudian suruh pasien untuk menggerakkan tumit kakinya ke
lutut kontralateral, diteruskan dengan mendorong tumit,
menelusuri tibia, secara lurus menuju jari jari kakinya.
Diadokokinesia
1. Pasien boleh dalam posisi berbaring ataupun duduk.
2. Suruh pasien menggerakkan kedua tangannya bergantian,
pronasi dan supinasi dengan posisi siku diam
3. Gerakan tersebut dilakukan secepat mungkin, baik dengan mata
terbuka maupun tertutup.
PEMERIKSAAN TANDA PERANGSANGAN MENINGEAL
Pemeriksaan Kaku Kuduk (Nuchal/ Neck Rigidity)
1. Letakkan tangan kiri pemeriksa di bawah kepala pasien yang
sedang berbaring. Rotasikan kepala ke kanan dan ke kiri untuk
menyingkirkan adanya proses lokal.
2. Fleksikan kepala pasien dan diusahakan agar dagu dapat
menyentuh dada.
3. Perhatikan ada / tidaknya tahanan
Pemeriksaan Brudzinski I
1. Letakkan tangan kiri pemeriksa di bawah kepala pasien yang
sedang berbaring.
2. Fleksikan kepala pasien dan diusahakan agar dagu dapat
menyentuh dada.
3. Perhatikan ada / tidaknya fleksi kedua tungkai. Dikatakan positif ,
jika terjadi fleksi kedua tungkai.
Pemeriksaan Brudzinski II
1. Penderita disuruh berbaring, dengan kedua tungkai ekstensi.
2. Fleksikan salah satu sendi panggul sampai membuat sudut 900,
sementara sendi lutut difleksikan maksimal.
3. Ekstensikan sendi lutut hingga mencapai 1350 antara tungkai
bawah dan tungkai atas
4. Perhatikan ada / tidaknya fleksi tungkai kontralateral. Dikatakan
positif, jika terjadi fleksi tungkai kontralateral.

Pemeriksaan Refleks dan Tanda Nyeri Radikuler


9

LANGKAH / TUGAS
PEMERIKSAAN REFLEKS

PENGAMATAN
YA

TIDAK

1. Menyapa dan memberi salam kepada penderita


2. Mempersilahkan penderita duduk
3. Memberitahukan kepada penderita apa yang akan dilakukan
4. Mempersiapkan alat / bahan
REFLEKS FISIOLOGIS
Refleks Biseps
1. Semifleksikan lengan pasien, sambil menempatkan ibu jari di
atas tendon otot biseps
2. Ketuk ibu jari pemeriksa dengan menggunakan refleks hammer
3. Amati gerakan fleksi dari lengan bawah
Refleks Triseps
1. Semifleksikan lengan pasien, sambil memegang pergelangan
tangan penderita dengan tangan kiri pemeriksa.
2. Ketuk pada tendon musc. triseps (yang berada sedikit di atas
olekranon) dengan menggunakan refleks hammer
3. Amati gerakan ekstensi dari lengan bawah.
Refleks Brakhioradialis
1. Fleksikan dan pronasikan sedikit lengan bawah penderita
2. Ketuk pada prosessus stiloideus radius dengan menggunakan
refleks hammer
3. Amati gerakan fleksi dan supinasi dari lengan bawah.
Refleks Patella/ KPR
1. Tungkai difleksikan sedikit pada sendi lutut dan sendi panggul
dan tungkai bawah digantungkan, misalnya pada tepi tempat
tidur.
2. Ketuk pada tendon muskulus kuadriseps femoris (sedikit di
bawah patella) dengan menggunakan refleks hammer
3. Amati kontraksi kuadriseps femoris yang mengakibatkan gerakan
ekstensi tungkai bawah.
Refleks APR
1. Fleksikan sedikit tungkai bawah
2. Pegang kaki pada ujungnya untuk memberikan sikap dorsofleksi
ringan pada kaki
10

3. Ketuk tendon Achilles dangan menggunakan refleks hammer


4. Amati kontraksi m. triseps sure yang menimbulkan gerak plantar
fleksi pada kaki.
Refleks Superfisial
Refleks Dinding Perut
1. Gores dinding perut dengan benda yang agak runcing, lakukan
pada daerah epigastrium, perut bagian atas, perut bagian
tengah, perut bagian bawah. (goresan dilakukan dari lateral ke
medial)
2. Perhatikan kontraksi m.rektus abdominis (terlihat pusar bergerak
ke arah otot yang berkontraksi
REFLEKS PATOLOGIS
Refleks Babinski
1. Penderita disuruh berbaring dan istirahat dengan kedua tungkai
diluruskan.
2. Tangan kiri pemeriksa memegang pergelangan kaki penderita
supaya kaki tetap pada tempatnya.
3. Gores secara perlahan telapak kaki pasien dengan
menggunakan benda yang agak runcing dari bagian lateral, mulai
dari daerah tumit menuju pangkal jari ke arah medial.
4. Amati ada atau tidaknya gerakan dorso fleksi ibu jari, disertai
mekarnya (fanning) jari jari lainnya.
Chaddock
1. Goreskan bagian maleolus lateralis dari arah lateral ke arah
medial sampai di bawah ibu jari.
2. Amati ada atau tidaknya gerakan dorso fleksi ibu jari, disertai
mekarnya (fanning) jari jari lainnya.
Gordon
1. Pijat otot betis
2. Amati ada atau tidaknya gerakan dorso fleksi ibu jari, disertai
mekarnya (fanning) jari jari lainnya.
Oppenheim
1. Urut dengan kuat tibia dan otot tibialis anterior dari proksimal ke
arah distal.
2. Amati ada atau tidaknya gerakan dorso fleksi ibu jari, disertai
mekarnya (fanning) jari jari lainnya.
Gonda
11

1. Menekan (memfleksikan) jarikaki ke-4, lalu melepaskannya


dengan cepat.
2. Amati ada atau tidaknya gerakan dorso fleksi ibu jari, disertai
mekarnya (fanning) jari jari lainnya.
Schaefer
1. Menjepit tendon achilles
2. Amati ada atau tidaknya gerakan dorso fleksi ibu jari, disertai
mekarnya (fanning) jari jari lainnya.
Klonus kaki
1. Tempatkan telapak tangan kanan pemeriksa di salah satu telapak
kaki penderita. Tangan kiri pemeriksa men-semifleksikan sendi
lutut penderita.
2. Dorong dengan cepat sehingga terjadi dorsofleksi, kemudian beri
tahanan ringan
3. Perhatikan ada / tidak gerakan ritmik (bolak balik) dari kaki,
yaitu berupa plantarfleksi dan dorso fleksi secara bergantian.
Klonus Patella
1. Tungkai penderita harus dalam keadaan ekstensi serta rileks.
2. Pegang salah satu patella penderita
3. Dorong secara cepat ke arah distal sambil berikan tahanan
ringan.
4. Perhatikan ada / tidak kontraksi ritmik otot kuadriseps yang
mengakibatkan gerakan bolak balik dari patella.
Refleks Hoffman Tromner
1. Tangan kiri pemeriksa memegang pergelangan tangan penderita
dan jari- jarinya disuruh fleksi ringan.
2. Kemudian jari tengah penderita digores kuat dengan ibu jari
pemeriksa.
3. Perhatikan ada / tidak fleksi jari telunjuk serta fleksi dan adduksi
ibu jari. Kadang- kadang disertai juga fleksi jari jari lainnya.
PEMERIKSAAN TANDA NYERI RADIKULAR
Pemeriksaan Naffziger
1. Pasien dalam posisi duduk.
2. Pemeriksa menekan salah satu vena jugularis pasien. Jika positif
pasien akan merasakan nyeri menjalar sepanjang dermatom.
Pemeriksaan Lhermitte
12

1. Pasien dalam posisi duduk, pemeriksa berada di belakang


pasien.
2. Kedua tangan pemeriksa diletakkan di atas kepala pasien.
3. Fleksikan leher penderita dan berikan tahanan ringan dengan
kedua tangan pemeriksa.
4. Gerakan ini diikuti dengan merotasikan leher pasien kesemua
arah. Jika positif pasien akan merasakan nyeri menjalar
sepanjang dermatom.
Pemeriksaan Laseque
1. Pasien dalam posisi berbaring, kedua tungkai diekstensikan
2. Fleksikan salah satu tungkai pada sendi panggul, tungkai yang
satu lagi tetap dalam keadaan ekstensi
3. Fleksikan sampai mencapai sudut 700 (pada keadaan normal hal
ini dapat dilakukan. Laseque positif, jika sebelum 700 sudah
timbul nyeri).
Pemeriksaan Kernig
1. Penderita dalam posisi berbaring, dengan kedua tungkai
ekstensi.
2. Fleksikan salah satu sendi panggul sampai membuat sudut 900,
sementara sendi lutut difleksikan maksimal.
3. Ekstensikan sendi lutut hingga mencapai 1350 antara tungkai
bawah dan tungkai atas (normalnya hal ini dapat dilakukan.
Kernig positif, jika sebelum 1350 terdapat nyeri).

13

Aplikasi Sistem ABCD pada Primary Survey Pasien Trauma


LANGKAH/TUGAS

PENGAMATAN
Ya
Tidak

1. Mempersiapkan sarana dan alat


2. Melakukan proteksi diri
A : Airway dengan proteksi servikal
3. Menilai patensi jalan nafas
4. Mencari tanda-tanda obstruksi jalan nafas
5. Melakukan in-line immobilization
6. Melakukan Chin Lift/ Jaw thrust
7. Melakukan suction rongga mulut
8. Memasang oropharyngeal tube
9. Memasang cervikal colar dan akhiri in-line immob.
B : Breathing dan Ventilasi
10. Melakukan inspeksi toraks
11. Melakukan palpasi toraks
12. Melakukan perkusi toraks
13. Melakukan auskultasi toraks
14. Menentukan kelainan pada toraks/diagnosa
15. Menutup luka dengan kain kasa plester 3 sisi
C. Circulation dengan Kontrol Perdarahan
16. Mengenal adanya perdarahan eksternal
17. Menilai warna kulit dan denyut nadi
18. Memasang perban elastis pada sumber perdarahan
19. Memasang IV line
20. Memberi cairan RL hangat
21. Memasang kateter urine
D : Disability : Status Neurologis
22. Memeriksa diameter dan reflek cahaya pupil
23. Menilai tingkat kesadaran (AVPU)
E : Exposure dengan pencegahan Hipotermia
24. Membuka semua pakaian penderita
25. Melihat kelainan pada semua bagian tubuh
26. Memasang selimut dan mencegah hipotermi (mematikan AC)

14

Resusitasi Jantung Paru Otak (RJPO)


No

Langkah

1.

Menentukan pasien sadar atau tidak, tidak bernafas


atau gasping jika pasien tidak sadar segera meminta
bantuan.
Melakukan penilaian pasien henti jantung dengan
meraba Arteri Carotis tergantung posisi penolong,
dengan cara jari 2 dan 3 menelusuri adam apple ke
arah lateral sampai musculus
sternocleido
mastoideus (5-10 detik)
Menentukan lokasi titik tumpu kompresi jantung
midsternal
Melakukan tindakan RJPO dengan kompresi
jantung terlebih dahulu (kompresi jantung luar)
30 kali dengan kedua tangan saling bertumpu
dengan frekwensi minimal 100 kali per menit
(100-120 x/m)dengan kedalaman minimal 5cm.
Pompa jantung dilakukan dengan teratur
(rythmic) dan tidak terputus ( not interrupted)
Lakukan pembebasan jalan nafas (head tiltchin lift atau jaw thrust), dilanjutkan dengan
melakukan pemberian bantuan nafas 2 kali
(dengan maupun tanpa alat) berurutan disela
satu periode ekspirasi. Kemudian dilanjutkan
dengan kompressi jantung luar seperti punt.4
(kompressi jantung luar dan pemberian nafas
dilakukan dengan perbandingan 30:2 selama 2
menit ( 5 siklus )
Melakukan penilaian hasil RJP setelah 2 menit (5
siklus 30 : 2) dengan meraba kembali arteri karotis.
Bila telah ROSC (return of spontaneous circulation),
lakukan posisi recovery ( stable side position)
1. Menarik lengan ke atas
2. Menyilangkan lengan yang lain ke arah leher
3. Menekuk kaki yang berseberangan dengan
penolong
4. Memiringkan pasien

2.

3.
4.

5.

6.
7.

PENGAMATAN
Ya
Tidak

15

Asuhan Bayi Baru Lahir Normal + APGAR Score


LANGKAH/TUGAS
PERSIAPAN SEBELUM BAYI LAHIR
1. Mempersiapkan peralatan: sarung tangan
steril, kain bedong 2 helai, tetes/salep mata
antibiotik, vitamin K1 ampul, spuit 1 CC, kapas
dan alkohol
2. Mencuci tangan menggunakan sabun dan air
mengalir, memakai sarung tangan steril
PENILAIAN BAYI SAAT LAHIR
1. Melakukan penilaian dengan menghadapkan
bayi kepada penolong di atas perut ibu yang
sudah dilapisi kain/handuk dengan posisi
kepala lebih rendah dari badan
2. Bila segera dapat bernapas spontan dan
teratur, menangis kuat, cukup mengusap
muka bayi dari lendir dan darah dengan
kain/kasa yang bersih. Tidak dilakukan
pengisapan lendir secara rutin pada jalan
napasnya.
3. Bila bayi lahir kurang bulan atau air ketuban
bercampur
mekonium,
atau
tidak
bernapas/megap-megap, atau tonus otot
buruk, bersiaplah untuk melakukan resusitasi
BBL dengan cepat
MENGERINGKAN DAN RANGSANG TAKTIL
1. Menutup tubuh bayi dengan kain/handuk yang
kering dan hangat.
2. Mulai mengeringkan dengan mengusap
kepala, wajah, dada, dan perut dengan
lembut. Gosok punggung bayi dengan
gerakan ke atas dan ke bawah kemudian ke
tangan dan kaki kecuali telapak tangan
3. Mengganti kain/handuk yang basah dengan
kain yang bersih, kering, dan hangat.
4. Membungkus bayi mulai dari kepala dan
badan kecuali bagian tali pusat dengan
selimut atau kain bersih dan hangat
MENILAI SKOR APGAR
1. Menilai Apgar menit ke-1 dan ke-5: napas,
denyut jantung, warna kulit, tonus otot, dan
refleks.
2. Menghitung nilai APGAR
MEMOTONG DAN MERAWAT TALI PUSAT
KONTAK KULIT DENGAN KULIT DAN INISIASI
MENYUSUI DINI

PENGAMATAN
Ya
Tidak

16

1. Bayi ditengkurapkan di dada-perut ibu dengan


kulit bayi melekat pada kulit ibu dan mata bayi
setinggi puting susu. Keduanya diselimuti.
Bayi dapat diberi topi
2. Anjurkan
ibu
menyentuh
bayi
untuk
merangsang bayi. Biarkan bayi mencari puting
sendiri
3. Biarkan kulit kedua bayi bersentuhan dengan
kulit ibu selama paling tidak satu jam; bila
menyusu awal terjadi sebelum 1 jam, tetap
biarkan kulit ibu bayi bersentuhan sampai
setidaknya 1 jam
4. Bila dlm 1 jam menyusu awal belum terjadi,
bantu ibu dengan mendekatkan bayi ke puting
tapi jangan memasukkan puting ke mulut bayi.
Beri waktu kulit melekat pada kulit 30 menit
atau 1 jam lagi
MEMBERIKAN VITAMIN K1
1. Memberi vitamin K1 injeksi intra muskular
dengan dosis tunggal 1 mg di paha kiri
PENCEGAHAN INFEKSI MATA
1. Mencuci tangan terlebih dahulu
2. Buka kelopak mata dan teteskan satu tetes
sehingga jatuh pada mata. Jika memakai
salep, berikan salep mata dalam satu garis
lurus mulai dari bagian mata yang paling dekat
dengan hidung bayi menuju ke bagian luar
mata
3. Mengulangi untuk mata yang sebelah lagi
PENCATATAN DAN RAWAT GABUNG
1. Menimbang, mengukur serta melakukan
pencatatan dan pelaporan
2. Memasang gelang pengenal pada ibu dan
bayi
3. Ibu bayi dirawat dalam satu kamar, bayi
dalam jangkauan ibu selama 24 jam
IMUNISASI HEPATITIS B PERTAMA

17

Glasgow Coma Scale (GCS) + Airway Management


LANGKAH / TUGAS

PENGAMATAN
Ya

Tidak

1. Pasien berbaring dan pemeriksa berada disebelah kanan


2. Menilai eye opening penderita (range skor 4-1)
Perhatikan apakah penderita :
- Buka mata spontan
- Buka mata jika dipanggil, disuruh atau dibangunkan
- Buka mata jika diberi rangsang nyeri (dengan menekan ujung
kuku jari tangan)
- Tidak ada respon
3. Menilai verbal response penderita (range skor 5-1)
Perhatikan apakah penderita :
- Orientasi baik
- Bingung (dijumpai disorientasi)
- Dapat mengucapkan kata2 namun tidak berupa kalimat
- Mengerang (mengucapkan kata yang tidak jelas artinya).
- Tidak ada reaksi
4. Menilai motor response penderita(range skor 6-1)
Perhatikan apakah penderita :
- Melakukan gerakan sesuai perintah
6
- Dapat mengetahui lokasi rangsang nyeri 5
- Menghindar terhadap rangsang nyeri
4
- Fleksi Abnormal (decorticated)
3
- Ekstensi abnormal (decerebrated)
2
- Tidak ada reaksi
1
5.Tentukan skor GCS penderita (3-15)
6.Menginformasikan:
- Tingkat kesadaran
- Prognosa
- Tindakan

18

No
1.

2.

3.

4.

5.

LANGKAH/TUGAS

PENGAMATAN
Ya
Tidak

Melakukan Head tilt


Penolong berada pada samping kanan kepala pasien
Telapak tangan menekan kening pasien ke arah belakang
(ekstensi)
Melakukan angkat dagu (chin lift)
Penolong berada pada samping kanan kepala pasien
Jari telunjuk dan jari tengah mengangkat dagu pasien
keatas tegak lurus
Melakukan Jaw Thrust
Penolong berada disebelah atas kepala pasien
dua tangan pada mandibula,
jari kelingking dan manis kanan dan kiri pada angulus
mandibula
jari tengah dan telunjuk kanan dan kiri pada ramus
mandibula .
Ibu jari kanan dan kiri pada mentum mandibula
Mandibula diangkat ke atas melewati molar pada maxilla.
Melakukan pemasangan pipa oro-faring
Posisikan kepala pasien lurus dengan tubuh.
Pilihlah ukuran pipa oro-faring yang sesuai dengan
pasien. Hal ini dilakukan dengan cara menyesuaikan
ukuran pipa oro-faring dari tragus (anak-telinga) sampai
ke sudut bibir.
Masukkan pipa oro-faring dengan cara dibawah ini.
o Pegang pangkal pipa oro-faring dengan tangan
kanan, lengkungannya menghadap keatas ( arah
terbalik), lalu masukkan kedalam rongga mulut.
o Setelah ujung pipa mengenai palatum durum,
putar pipa kearah kanan 1800.
o Kemudian dorong pipa dengan cara melakukan
jaw-thrust dan kedua ibu jari tangan menekan
sambil mendorong pangkal pipa oro-faring
dengan hati hati sampai bagian yang keras dari
pipa oro-faring berada diantara gigi atas dan
bawah.
Periksa dan pastikan jalan nafas bebas ( lihat , rasa,
dengar).
Fiksasi pipa oro-faring dengan cara memplester pinggir
atas dan bawah pangkal pipa, rekatkan plester sampai
ke pipi pasien.
Melakukan pemasangan pipa naso-faring
Posisikan kepala pasien lurus dengan tubuh.
19

6.

Pilihlah ukuran pipa naso-faring yang sesuai dengan


pasien. Hal ini dilakukan dengan cara menyesuaikan
ukuran pipa oro-faring dari lobang hidung sampai tragus
(anak-telinga) .
Pipa nasofaryng diberi pelicin dengan KY jelly (gunakan
kasa yang sdh diberi KY jelly)
Masukkan pipa naso-faring dengan cara dibawah ini :
Pegang pangkal pipa naso-faring dengan tangan kanan,
lengkungannya menghadap kearah mulut ( kebawah).
Masukkan kedalam rongga hidung dengan perlahan
sampai batas pangkal pipa.
Pastikan jalan nafas sudah bebas ( lihat, dengar , rasa)

Melakukan pemasangan Face Mask


Posisikan kepala lurus dengan tubuh.
Pilihlah ukuran sungkup-muka yang sesuai ( ukuran yang
sesuai bila sungkup muka dapat menutup hidung dan
mulut pasien , tidak ada kebocoran)
Letakkan sungkup muka ( bagian yang lebar dibagian
mulut)
Jari kelingking tangan kiri penolong diposisikan pada
angulus mandibula, jari manis dan tengah memegang
ramus mandibula, ibu jari dan telunjuk memegang dan
memfiksasi sungkup muka.
Gerakkan tangan kiri penolong untuk mengekstensikan
sedikit kepala pasien
Pastikan tidak ada kebocoran dari sungkup muka yang
sudah dipasangkan.
Bila kesulitan, gunakan dengan kedua tangan bersama
sama. (tangan kanan dan kiri memegang mandibula dan
sungkup muka bersama sama)
Pastikan jalan nafas bebas ( lihat, dengar, rasa)
Bila yang digunakan AMBU-BAG, maka tangan kiri
memfiksasi sungkup muka, sementara tangan kanan
digunakan untuk memegang bag (kantong) reservoir
sekaligus pompa nafas bantu (squeeze-bag)

20

Penanganan Neonatus dengan Asfiksia


LANGKAH/TUGAS
PERSIAPAN ALAT RESUSITASI
1. Semua alat resusitasi harus dipersiapkan terlebih dahulu
dalam keadaan keadaan steril yang terdiri dari oksigen,
sarung tangan steril, kain bedong bayi 3 lembar, pengisap
lendir (pengisap lendir de Lee/bulb syringe), balon resusitasi
dan sungkup untuk bayi

Pengamatan
Ya
Tidak

2. Meja resusitasi telah dialasi dengan 2 helai kain yang bersih


dan kering
3. Mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir,
memakai sarung tangan steril
PERSIAPAN BAYI
4. Memotong tali pusat segera setelah bayi lahir
5. Menerima bayi dengan kain yang kering dan hangat dan
meletakkannya pada tempat resusitasi yang sudah disiapkan.
6. Posisi penolong berada pada kepala bayi
MENILAI DAN MENJAWAB 4 PERTANYAAN
7. Dalam beberapa detik secara cepat, menilai dan menjawab 4
pertanyaan berikut :
Apakah bersih dari mekonium ?
Apakah bayi bernapas atau menangis ?
Apakah tonus otot baik ?
Apakah bayi cukup bulan ?
Bila salah satu pertanyaan ada yang dijawab Tidak, maka
bayi memerlukan tindakan lebih lanjut, yaitu: Langkah Awal
Resusitasi.
LANGKAH AWAL
MEMBERIKAN KEHANGATAN
8. Alat pemancar panas telah diaktifkan atau boks yang sudah
dihangatkan sehingga tempat meletakkan bayi menjadi
hangat.
POSISIKAN DAN BERSIHKAN JALAN NAPAS
9. Bayi diposisikan, dengan posisi setengah tengadah dan bahu
diberi ganjalan kain. Pastikan jalan napas terbuka
10. Melakukan pengisapan lendir di mulut dahulu maksimal 5 cm
baru kemudian hidung maksimal 3 cm
MENGERINGKAN BAYI, MERANGSANG & MEMPOSISIKAN
KEMBALI
11. Menggosok seluruh tubuh bayi dengan sedikit tekanan
dengan kain hangat

21

12. Melakukan rangsangan taktil pada telapak kaki atau gosok


naik turun pada punggung bayi dengan telapak tangan
anda.
13. Menyingkirkan kain basah.
14. Memungkus bayi dengan kain atau handuk yang
15. bersih, kering dan hangat, serta kepala dan dada tetap
terbuka.
16. Mengatur kembali posisi kepala bayi dengan kain yang
digulung/lipat di bawah bahu sehingga kepala sedikit
ekstensi
MENILAI BAYI
17. Melakukan penilaian, apakah bayi bernapas spontan, megapmegap atau merintih.
18. Bila bayi tidak bernapas atau megap megap melakukan
segera Ventilasi Tekanan Positip
VENTILASI BAYI
19. Posisi pelaksana ventilasi tekanan positif (VTP) berdiri di
sebelah atau dekat kepada bayi
20. Memegang balon dengan tangan kanan dan sungkup dengan
tangan kiri
21. Posisi balon sedemikian rupa sehingga tidak menghalangi
pandangan mata ke dada bayi untuk melihat gerak turun naik
dada bayi selama VTP
22. Melakukan ventilasi 40-60 kali permenit dengan menghitung
pompa....dua....tiga....pompa....dua.....tiga
23. Memastikan dada mengembang
24. Bila bayi bernafas spontan, hentikan resusitasi.
25. Setelah 30 detik melakukan VTP, bayi tidak bernafas atau
megap-megap, lakukan penilaian frekuensi jantung selama
6 detik.
26. Bila frekuensi jantung < 60 kali/menit ----- lanjutkan VTP dan
LAKUKAN KOMPRESI DADA
27. Bila frekuensi jantung > 60 kali/menit --- teruskan ventilasi
tekanan positip, kemudian melakukan penilaian ulang usaha
napas, frekuensi jantung dan warna kulit
KOMPRESI DADA
Ada 2 teknik:
a. Teknik ibu jari, kedua ibu jari digunakan untuk menekan
sternum, sementara kedua tangan melingkari dada dan
jari-jari tangan menyokong tulang belakang.
b. Teknik dua jari, ujung jari tengah dan jari telunjuk atau jari
manis dari satu tangan digunakan untuk menekan tulang
dada dengan posisi tegak lurus, sementara tangan yang
lain digunakan untuk menopang bagian belakang bayi
(kecuali kalau bayi diletakkan pada permukaan yang
keras)
28. Tekanan diberikan pada 1/3 bawah tulang dada, yang terletak
antara tulang dada sifoid dan garis khayal yang
22

menghubungkan kedua puting susu.


29. Lakukan kompresi dada disertai dengan VTP
30. Orang yang melakukan kompresi harus mengambil alih tugas
menghitung: satu- dua-tiga-Pompa (tiga kompresi + satu
ventilasi)
31. Lakukan selama 30 detik
32. Bila frekuensi denyut jantung mencapai 60 kali/menit atau
lebih, tindakan kompresi dada dihentikan.
33. Lanjutkan VTP sampai > 100 x per menit dan bayi bernapas
spontan
PEMANTAUAN DAN PELAPORAN
34. Melakukan pemantauan terhadap bayi pasca resusitasi
35. Melakukan pencatatan dan pelaporan

23

Anda mungkin juga menyukai