HIPERPLASIA ENDOMETRIUM
Sarjani
2
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi
Hiperplasia endometrium adalah kelainan umum akibat paparan estrogen
eksogen atau endogen bersama dengan defisiensi relatif progesterone,
yang merupakan salah satu keganasan ginekologi yang paling umum.
3
TINJAUAN PUSTAKA
Klasifikasi
A). Endometrium proliveratif normal
4
TINJAUAN PUSTAKA
Epidemiologi
• Di AS diperkirakan 63.230 wanita terdiagnosis dan 11.350 wanita
meninggal.
• Hiperplasia dengan atypia paling sering terlihat pada kelompok usia 60-64
tahun.
• Saat ini, sekitar 200.000 kasus hiperplasia endometrium baru per tahun di
negara-negara barat.
5
TINJAUAN PUSTAKA
Etiologi
Hiperplasia endometrium terjadi akibat dominasi estrogen dan insufisiensi
progesteron relatif.
• Siklus anovulasi
• Obesitas
6
TINJAUAN PUSTAKA
Faktor Resiko
• Kelebihan produksi estrogen
• Hiperplasia endometrium
• Anovulasi kronis
• Menopause terlambat .
7
TINJAUAN PUSTAKA
Patofisiologi
8
TINJAUAN PUSTAKA
Diagnostik
Presentasi yang paling umum:
• Perdarahan uterus abnormal,
• Metroragia
• Perdarahan pascamenopause
9
TINJAUAN PUSTAKA
Diagnostik
Pemeriksaan penunjang:
• Pemeriksaan darah
• PAP smear
10
TINJAUAN PUSTAKA
Diagnostik
Peran USG Transvaginal pada Wanita Premenopause
• Penelitian menunjukkan pada wanita premenopause, mungkin ada
tumpang tindih antara ketebalan endometrium normal dan abnormal. Hal
ini menunjukkan bahwa USG memainkan peran untuk melihat kelainan
struktural.
11
TINJAUAN PUSTAKA
Diagnostik
Peran USG Transvaginal pada Wanita Premenopause
• Sesuai dengan panduan Royal College of Obstetrician and Gynecologists
(RCOG), TVUG harus dilakukan pada wanita dengan perdarahan uterus
abnormal.
12
TINJAUAN PUSTAKA
Diagnostik
Peran USG Transvaginal pada Wanita Pascamenopause
13
TINJAUAN PUSTAKA
Diagnostik
Pengambilan Sampel Endometrium
• Kriteria yang paling penting adalah sensitivitas dan spesifisitas yang tinggi
untuk mendeteksi hiperplasia endometrium dan menyingkirkan karsinoma
endometrium.
14
TINJAUAN PUSTAKA
Diagnostik
Pengambilan Sampel Endometrium
• Sampel endometrium diperoleh melalui biopsi endometrium.
15
TINJAUAN PUSTAKA
Terapi
Prinsip utama dari manajemen hiperplasia endometrium ialah untuk
mencegah perkembangan keganasan endometrial, menyingkirkan adanya
keganasan endometrial yang ada dan untuk menawarkan rencana terapi
yang paling cocok untuk kebutuhan pasien.
16
TINJAUAN PUSTAKA
Terapi
Meskipun belum ada terapi yang pasti untuk hiperplasia endometrium,
panduan saat ini merekomendasikan terapi hormon berupa penggunaan
progestin, Gonadotropin-Releasing Hormone (GnRH) atau analog atau
kombinasinya serta pembedahan.
17
TINJAUAN PUSTAKA
Terapi
Dosis (tipe endometrium
Tipe progestin Nama Hiperplasia jinak atau Hiperplasia atipikal
sederhana atau EIN
Progestasert, 300 mg PO x 14
Progesteron 300 mg/hari PO
Crinone, Endometrin hari/bulan
Medroksi Depoprovera (injeksi), 10 mg PO x 14 100 mg PO atau 1000
progesteron asetat Provera (oral) hari/bulan mg/minggu IM
80 mg PO x 14
Megestrol asetat Megace 160 mg/hari PO
hari/bulan
20 μg/hari x 6 bulan
Levonorgestrol-IUD Mirena, Orplant
hingga 2 tahun
18
TINJAUAN PUSTAKA
Terapi
19
TINJAUAN PUSTAKA
Prognosis
• Hiperplasia endometrium dianggap sebagai prekursor kanker
endometrium, dan jika diketahui sejak dini, pencegahan perkembangan
kanker dapat dilakukan.
20
KESIMPULAN
• Hiperplasia endometrium adalah kelainan umum akibat paparan estrogen
eksogen atau endogen bersama dengan defisiensi relatif progesteron
• Hiperplasia endometrium terjadi akibat dominasi estrogen dan insufisiensi
progesteron relative.
21
KESIMPULAN
• Presentasi yang paling umum adalah perdarahan uterus abnormal, yang
mungkin dalam bentuk menoragia, metroragia, perdarahan tidak terjadwal,
atau perdarahan pascamenopause. Namun, konfirmasi memerlukan
pemeriksaan histologis jaringan endometrium.
22
KESIMPULAN
• Prinsip utama dari manajemen hiperplasia endometrium ialah untuk
mencegah perkembangan keganasan endometrial dan menyingkirkan
adanya keganasan endometrial.
• Terapi endokrinologi pada hiperplasia endometrium yaitu progestin,
danazol dan terapi GnRH.
23