KANKER PARU
pembimbing : dr Ari Prabowo, Sp.P
Oleh
Putri Anggana Dewi
Komite penanggulangan kanker nasional. Pedoman nasional pelayanan kedokteran : Kanker Paru. Jakarta : Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia ;2017
Etiologi
Umumnya tidak diketahui namun beberapa paparan atau inhalasi berkepanjangan suatu zat
yang bersifat karsinogenik merupakan faktor utama disamping adanya faktor lain seperti
kekebalan tubuh dan genetik.
Merokok
Iradiasi
Genetik
Diet
Polusi udara
Stover DE. Women, smoking and lung cancer. Chest 2010; 113:1-2.
Patogenesis
Permulaan terjadinya tumor dimulai dengan adanya
zat yang bersifat initiation yang merangsang
permulaan terjadinya perubahan sel
Keadaan selanjutnya akibat keterpaparan yang lama
ditandai dengan berkembangnya neoplasma dengan
terbentuknya formasi tumor
Dari etiologi yang menyerang percabangan segmen/
sub bronkus menyebabkan cilia hilang dan
deskuamasi sehingga terjadi pengendapan karsinogen
pengendapan karsinogen menyebabkan metaplasia
,hyperplasia dan displasia
Bila lesi perifer menembus ruang pleura, biasanya
akan timbus efusi pleura, dan diikuti invasi langsung
pada kosta dan korpus vertebra
Lesi sentral menyebabkan obstruksi dan ulserasi
bronkus diikuti dengan supurasidi bagian distal
Wong, E. Lung cancer ; pathophysiology of lung cancer . McMaster pathophysiology review . 2012
Wong, E. Lung cancer ; pathophysiology of lung cancer . McMaster pathophysiology review . 2012
Klasifikasi menurut lokasi timbulnya tumor
Tipe sentral : tumor yang timbul di bronkus proksimal dari ostium bronkus segmental
Tipe perifer : tumor yang timbul di bronkus distal dari ostium bronkus segmental, yaitu
dari bronkus subsegmental hingga alveolus
Komite penanggulangan kanker nasional. Pedoman nasional pelayanan kedokteran : Kanker Paru. Jakarta : Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia ;2017
Klasifikasi berdasarkan karakteristik biologis
dan metode terapi
Karsinoma paru sel kecil
Menempati 20-25% dari seluruh karsinoma paru
Derajat keganasan tinggi
Mudah bermetastasis
Memerlukan terapi gabungan dengan kemoterapi sebagai terapi utama
Karsinoma paru bukan sel kecil
karsinoma sel skuamosa (KSS), adenokarsinoma, karsinoma sel besar (KSB), dan jenis lain yang jarang
ditemukan
Semua karsinoma paru lain selain karsinoma paru sel kecil, menempati 75-80% dari seluruh karsinoma
paru.
Terapi karsinoma paru jenis ini umumnya operasi sebagai terapi utama dalam terapi gabungan.
Komite penanggulangan kanker nasional. Pedoman nasional pelayanan kedokteran : Kanker Paru. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia ;2017
Deteksi Dini
Kelompok pasien risiko tinggi
Gejala intratorasik
ekstrapulmoner Menekan struktur di dalam mediastinum, dengan akibat :
N. Phrenicus : parese / paralisis diafragma
N. Recurrens : parese/ paralisis korda vokalis
Saraf simpatik : sindrom horner
Esofagus : diasfagia
Vena cava superior : sindrom vena kava superior
Trakea dan bronkus : sesak
Jantung : gangguan fungsional, efusi perikard
Komite penanggulangan kanker nasional. Pedoman nasional pelayanan kedokteran : Kanker Paru. Jakarta : Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia ;2017
Gejala intratorasik
nonmetastatik Neuromuskular : neuropatia karsinomatosa
Metabolik endokrin : cushing syndrome, hiperparatiroid, sekresi
ADH, sekresi insulin, ginekomastia, hiperpigmentasi kulit
Jaringan ikat dan tulang : hyperthopic pulmonary osteoarthropathy
Vaskular dan hematologik : migratory thrombophlebitis, purpura, dan
anemia
Gejala intratorasik metastatik Karsinoma bronkogenik adalah satu satunya tumor yang berhubungan
langsung dengan sirkulasi arterial sehingga kanker dapat menyebar
hampir pada semua organ.
Gejala sistemik Penurunan berat badan, nafsu makan menurun, dan demam hilang
timbul
Komite penanggulangan kanker nasional. Pedoman nasional pelayanan kedokteran : Kanker Paru. Jakarta : Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia ;2017
Diagnosis
1. anamnesis
Keluhan
Batuk lama, batuk berdarah, sesak nafas, nyeri dada, suara serak, sulit/nyeri menelan, penurunan
BB, demam hilang timbul, nyeri kepala, pembengkakan / benjolan di leher, aksila atau dinding
dada. Sembab muka dan leher, disertai nyeri yang hebat
BB berkurang, Nafsu makan hilang, Demam hilang timbul, Sindrom paraneoplastik
Kebiasaan
Pekerjaan
Riwayat penyakit
Komite penanggulangan kanker nasional. Pedoman nasional pelayanan kedokteran : Kanker Paru. Jakarta : Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia ;2017
2. Pemeriksaan fisik
Komite penanggulangan kanker nasional. Pedoman nasional pelayanan kedokteran : Kanker Paru. Jakarta : Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia ;2017
3. Pemeriksaan penunjang (radiologis)
Dilakukan untuk menentukan lokasi tumor primer dan metastasis serta staging
foto thorax AP/lateral merupakan pemeriksaan awal untuk menilai pasien dengan kecurigaan
terkena kanker paru.
Jika pada foto thorax ditemukan lesi yang dicurigai sebagai keganasan, pemeriksaan CT scan
dilakukan untuk mengevaluasi lesi tersebut.
Pemeriksaan USG abdomen dilakukan kecuali pada stadium IV
Bone scan dilakukan untuk mendeteksi metastasis ke tulang
PET scan dilakukan untuk mengevaluasi hasil pengobatan.
Komite penanggulangan kanker nasional. Pedoman nasional pelayanan kedokteran : Kanker Paru. Jakarta : Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia ;2017
Foto thorax
Komite penanggulangan kanker nasional. Pedoman nasional pelayanan kedokteran : Kanker Paru. Jakarta : Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia ;2017
Komite penanggulangan kanker nasional. Pedoman nasional pelayanan kedokteran : Kanker Paru. Jakarta : Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia ;2017
Menunjukkan lesi yang luas, gambaran
opak yang meluas ke bagian atas paru, Kolaps pada bagian paru kiri,
terlihat juga nodul di bagian kanan bawah hampir selalu terjadi pada
paru yang menunjukkan metastase,
paratrakeal kanan menunjukkan endobronchial bronchogennis
lemfadenopati, dan efusi pleura minimal carcinoma
pada paru kiri
CT SCAN
Teknik pencitraan ini dapat menentukan kelainan di paru secara lebih baik dari foto thorax.
CT scan dapat mendeteksi tumor paru dengan ukuran <1cm secara lebih tepat.
Dapat memperlihatkan gambaran bila ada penekanan terhadap bronkus, tumor
intrabronkial, atelektase, efusi pleura, dan melihat keterlibatan KGB.
CT scan kepala /MRI kepala dengan kontras diindikasikan bila penderita mengeluh nyeri
kepala hebat atau adanya parese untuk menilai adanya metastasis ke otak
Komite penanggulangan kanker nasional. Pedoman nasional pelayanan kedokteran : Kanker Paru. Jakarta : Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia ;2017
Non–small cell lung cancer. Kolaps pada bagian atas paru kiri hampir selalu terjadi pada
endobronchial bronchogenic carcinoma
Pemeriksaan khusus
1. bronkoskopi
Bronkoskopi adalah Gold Standard untuk mendiagnosis tumor paru. Apabila dilakukan
bronkoskopi akan dapat
menentukan lokasi lesi primer, pertumbuhan tumor intraluminal
mendapatkan spesimen untuk pemeriksaan sitologi dan histopatologi
Melihat perubahan pada bentuk cincin trakea samapi ke karina.
Melihat adanya perubahan pada bronkhus utama.
Melihat adanya massa di bronkhus serta percabangannya.
Pengambilan sampel massa atau bronkus dengan bilasan bronkus, sikatan bronkus, dan biopsi
bronkus.
Komite penanggulangan kanker nasional. Pedoman nasional pelayanan kedokteran : Kanker Paru. Jakarta : Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia ;2017
Gambaran bronkoskopi massa berada di B5
National Collaborating Center for Acute Care. Lung cancer: The diagnosis andtreatment of lung cancer. Clinical
Effectiveness Unit, London, 2005
2. Endobrachial ultrasound (EBUS)
dilakukan untuk membantu menilai kelenjar getah bening mediastinal, hilus, intrapulmoner
juga untuk penilaian lesi perifer dan saluran pernapasan
mendapatkan jaringan sitologi dan histopatologi pada kelenjar getah bening yang terlihat
pada CT scan toraks maupun PET CT scan.
Komite penanggulangan kanker nasional. Pedoman nasional pelayanan kedokteran : Kanker Paru. Jakarta : Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia ;2017
Biopsi Aspirasi Jarum : Apabila biopsi tumor intrabronkial tidak dapat dilakukan, misalnya
karena amat mudah berdarah sebaiknya dilakukan aspirasi biopsi jarum
Transbronchial Needle Aspiration (TBNA) : TBNA di daerah karina atau trakea 1/3 bawah
(2 cincin diatas karina) pada posisi jam 1 bila tumor berada di kanan akan memberikan
informasi ganda yakni didapatkannya bahan untuk sitologi dan informasi metastase KGB
sub karina
Transbronchial Lung Biopsi (TBLB) Jika lesi cukup kecil dan lokasi agak di perifer serta
adanya sarana fluoroskopi maka biopsi paru lewat bronkhus dapat dilakukan
Komite penanggulangan kanker nasional. Pedoman nasional pelayanan kedokteran : Kanker Paru. Jakarta : Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia ;2017
Transthorasic Needle Aspiration (TTNA) Jika lesi terletak di perifer dan ukuran lebih dari
2cm, TTNA dilakukan dengan bantuan fluoroskopi atau USG. Namun jika lesi lebih kecil
dari 2cm dan terletak di sentral dapat dilakukan TTNA dengan bantuan CT Scan
Biopsi Transtorakal (Transthorasic Biopsy/TTB) Biopsi dengan TTB dilakukan terutama
untuk lesi yang letaknya perifer dengan ukuran < 2cm, sensitivitasnya mencapai 90%-95%
dan dilakukan dengan bantuan CT Scan
Biopsi KGB Biopsi KBG harus dilakukan bila teraba pembesaran KGB supraklavikula,
leher atau axila, apalagi jika diagnostik sitologi/ histologi primer di paru belum dikatahui
Komite penanggulangan kanker nasional. Pedoman nasional pelayanan kedokteran : Kanker Paru. Jakarta : Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia ;2017
Pemeriksaan lainnya
Komite penanggulangan kanker nasional. Pedoman nasional pelayanan kedokteran : Kanker Paru. Jakarta : Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia ;2017
Rekomendasi pemeriksaan
Komite penanggulangan kanker nasional. Pedoman nasional pelayanan kedokteran : Kanker Paru. Jakarta : Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia ;2017
Pemeriksaan patologi anatomi
pemeriksaan petanda molekuler, seperti mutasi EFGR, yang dilakukan apabila fasilitasnya
tersedia
Komite penanggulangan kanker nasional. Pedoman nasional pelayanan kedokteran : Kanker Paru. Jakarta : Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia ;2017
Pemeriksaan laboratorium
Sitologi sputum, dikerjakan teurutama pada pasien dengan keluhan batuk, Pemeriksaan
sitologi sputum dianjurkan sebagai pemeriksaan rutin dan skrining untuk diagnosis dini
untuk kanker paru
Tumor marker, beberapa tes yang dipakai yaitu
CEA (Carcinoma Embryonic Antigen)
NSE (Neuron-spesific enolase) yang spesifik untuk SCLC degan sensitivitas sebesar 42%.
Cyfra 21-1 (Cytokeratin fragments 21-1) yang spesifik untuk SCLC dengan sensitivitas sebesar
50%
Komite penanggulangan kanker nasional. Pedoman nasional pelayanan kedokteran : Kanker Paru. Jakarta : Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia ;2017
Penentuan stadium
Komite penanggulangan kanker nasional. Pedoman nasional pelayanan kedokteran : Kanker Paru. Jakarta : Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia ;2017
Pengelompokan stadium
Komite penanggulangan kanker nasional. Pedoman nasional pelayanan kedokteran : Kanker Paru. Jakarta : Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia ;2017
Komite penanggulangan kanker nasional. Pedoman nasional pelayanan kedokteran : Kanker Paru. Jakarta : Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia ;2017
Tampilan Umum
Skor karnfosky WHO Batasan
90-100 0 Aktivitas normal
70-80 1 Ada keluhan, tapi masih aktif,
dapat mengurus diri sendiri
Komite penanggulangan kanker nasional. Pedoman nasional pelayanan kedokteran : Kanker Paru. Jakarta : Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia ;2017
Kebijakan umum pengobatan KPKBSK
Pilihan pengobatan sangat tergantung pada stadium penyakit, tampilan umum penderita,
komorbiditas, tujuan pengobatan dan cost-effectiveness.
Modalitas penanganan yang tersedia adalah bedah, radiasi, kemoterapi, dan terapi target
Komite penanggulangan kanker nasional. Pedoman nasional pelayanan kedokteran : Kanker Paru. Jakarta : Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia ;2017
1. Bedah
Modalitas ini adalah terapi utama untuk sebagian besar KPKBSK, terutama stadium I-II
dan stadium IIIA yang masih dapat direseksi setelah kemoterapi neoadjuvan
Jenis pembedahan yang dapat dilakukan adalah lobektomi, segmentektomi dan reseksi
sublobaris
Komite penanggulangan kanker nasional. Pedoman nasional pelayanan kedokteran : Kanker Paru. Jakarta : Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia ;2017
2. radioterapi
radioterapi dapat berperan di semua stadium KPKBSK sebagai terapi kuratif definitif,
kuratif neoajuvan, ajuvan maupun paliatif.
Komite penanggulangan kanker nasional. Pedoman nasional pelayanan kedokteran : Kanker Paru. Jakarta : Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia ;2017
3. kemoterapi
Kemoterapi dapat diberikan sebagai modalitas neoadjuvan pada stadium dini, atau sebagai
adjuvan pasca pembedahan.
Terapi adjuvan dapat diberikan pada KPKBSK stadium IIA, IIB dan IIIA
Pada KPKBSK stadium lanjut, kemoterapi dapat diberikan dengan tujuan pengobatan jika
tampilan umum pasien baik (Karnofsky >60%; WHO 0-2
Namun, guna kemoterapi terbesar adalah sebagai terapi paliatif pada pasien dengan
stadium lanjut
Komite penanggulangan kanker nasional. Pedoman nasional pelayanan kedokteran : Kanker Paru. Jakarta : Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia ;2017
4. Terapi target
Terapi target diberikan pada penderita dengan stadium IV KPKBSK mutasi EGFR positif
yang sensitif terhadap EGFR-TKI.
Terapi EGFR-TKI yang tersedia yaitu Gefitinib, Erlotinib atau Afatinib.
Komite penanggulangan kanker nasional. Pedoman nasional pelayanan kedokteran : Kanker Paru. Jakarta : Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia ;2017
5. Terapi kombinasi
Terapi radiasi dan kemoterapi dapat diberikan pada kasus-kasus tertentu, terutama yang
tidak memenuhi syarat untuk menjalani pembedahan.
terapi kombinasi dapat diberikan untuk tujuan pengobatan pada pasien dengan tampilan
umum baik (Karnofsky >70%) dan penurunan berat badan minimal,
pasien usia lanjut yang mempunyai komorbiditas berat atau kontraindikasi operasi.
Komite penanggulangan kanker nasional. Pedoman nasional pelayanan kedokteran : Kanker Paru. Jakarta : Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia ;2017
Pilihan Terapi Berdasakan Stadium
Pada stadium 0, modalitas terapi pilihan adalah pembedahan atau Photo Dynamic Therapy (PDT )
stadium I, modalitas terapi pilihannya adalah pembedahan yang dapat dilakukan bersamaan dengan VATS.
stadium IB, dapat diberikan kemoterapi adjuvan setelah reseksi bedah.
stadium II, terapi pilihan utama adalah reseksi bedah jika tidak ada kontraindikasi. Terapi radiasi atau
kemoterapi adjuvan dapat dilakukan bila ada sisa tumor atau keterlibatan KGB intratoraks, terutama N2 atau
N3
Pada stadium IIIA, dapat dilakukan pembedahan (bila tumor masih dapat dioperasi dan tidak terdapat bulky
lymphadenopathy), terapi radiasi, kemoterapi, atau kombinasi dari ketiga modalitas tersebut
stadium IIIB, modalitas pengobatan yang menjadi pilihan utama bergantung pada kondisi klinis dan tampilan
umum pasien
stadium IV, tujuan utama terapi pada stadium ini bersifat paliatif
Komite penanggulangan kanker nasional. Pedoman nasional pelayanan kedokteran : Kanker Paru. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia ;2017
Kanker Paru jenis Karsinoma Sel Kecil
(KPKSK)
Secara umum, jenis kanker paru ini dapat dibagi menjadi dua kelompok, Stadium terbatas
(limited stage disease = LD), dan stadium lanjut (extensive stage disease = ED)
pasien dengan KPKSK tidak memberikan respon yang baik terhadap terapi target
Komite penanggulangan kanker nasional. Pedoman nasional pelayanan kedokteran : Kanker Paru. Jakarta : Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia ;2017
1. Stadium terbatas
Pilihan modalitas terapi pada stadium ini adalah kombinasi dari kemoterapi berbasis platinum dan
terapi radiasi toraks
Kemoterapi dilakukan paling banyak 4-6 siklus, dengan peningkatan toksisitas yang signifikan jika
diberikan lebih dari 6 siklus.
Pada pasien usia lanjut dengan tampilan umum yang buruk (>2), dapat diberikan kemoterapi
sisplatin,
pasien dengan tampilan umum baik (0-1) dapat diberikan kemoterapi dengan karboplatin
Setelah kemoterapi, pasien dapat menjalani iradiasi kranial profilaksis (prophylaxis cranial
irradiation/PCI).
Reseksi bedah dapat dilakukan dengan kemoterapi adjuvan atau kombinasi kemoterapi dan radiasi
terapi adjuvan pada TNM stadium dini, dengan/tanpa pembesaran kelenjar getah bening
Komite penanggulangan kanker nasional. Pedoman nasional pelayanan kedokteran : Kanker Paru. Jakarta : Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia ;2017
2. Stadium lanjut
Komite penanggulangan kanker nasional. Pedoman nasional pelayanan kedokteran : Kanker Paru. Jakarta : Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia ;2017
Dukungan Nutrisi
Komite penanggulangan kanker nasional. Pedoman nasional pelayanan kedokteran : Kanker Paru. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik
Indonesia ;2017
Farmakoterapi
Progestin
Kortikosteroid
Siprohepatadin
Anti emetik
Komite penanggulangan kanker nasional. Pedoman nasional pelayanan kedokteran : Kanker Paru. Jakarta : Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia ;2017
Perawatan paliatif
Komite penanggulangan kanker nasional. Pedoman nasional pelayanan kedokteran : Kanker Paru. Jakarta : Kementerian
Kesehatan Republik Indonesia ;2017
Prognosis
Karsinoma sel kecil : 0% karsinoma bronkogenik tipe bukan sel kecil tergantung stadium
dan dilakukan pembedahan atau tidak
stadium
stadium 11 +
+ • karsinoma epidermoid = 54%
operasi
operasi • adenokarsinoma dan sel besar = 51%
stadium
stadium 22 +
+ • Ca epidermoid = 35%
operasi
operasi • adenokarsinoma dan sel besar = 18%