STABILITAS Kemampuan produk untuk mempertahankan sifat fisika, kimia, mikrobiologi dan bioavailabilitas sebelum batas kadaluarsanya
Selama pemakaian dan penyimpanan produk dalam jangka waktu daluarsa masih memenuhi batas spesifikasi yang ditentukan.
KRITERIA BATAS KESTABILAN PRODUK Persyaratan (USP/FI) : KIMIA : Bahan aktif memenuhi persyaratan integritas kimia dan kadar / potensi
FISIKA
Memenuhi persyaratan terhadap pemerian, keseragaman, disolusi, resuspensi dan sifat fisika lainnya.
MIKROBIOLOGI : Sterilitas dan kemampuan mencegah meningkatnya pertumbuhan mikroba. TERAPEUIK: Efek terapi tidak berubah
TOKSISITAS: Tidak terjadi peningkatan efek toksisitas. Untuk menjaga stabilitas suatu obat perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi kestabilan suatu zat.
STABILITAS OBAT Obat dan produk obat dapat mengalami degradasi 1. Degradasi kimiawi a. Hidrolisis b. Oksidasi c. Dekarboksilasi d. Rasemisasi e. Epimerisasi f. Dehidrasi g. Fotolisis h. Rearragement
Dapat terjadi hilangnya obat aktif, timbul bau tidak enak, perubahan warna dan dapat terbentuknya produk yang toksis.
2. Degradasi fisika a. Terbentuk modifikasi kristal b. Adsorpsi obat c. Terjadi endapan (caking) d. Pecahnya emulsi
5
b. Kelembaban
c. Cahaya d. Oksigen e. Pelarut
g. Polaritas medium
h. Komponen dapar i. Katalis j. Kontaminan
MANFAAT DATA STABILITAS a. Stabilitas sediaan dapat dievaluasi sebelum diedarkan. b. Jangka waktu pemasaran dapat diperhitungkan c. Waktu kadaluarsa dapat diketahui
Kecepatan reaksi diukur dari perubahan konsentrasi pereaksi atau hasil reaksi (produk) per satuan waktu.
Menurut hukum aksi massa, kecepatan reaksi sebanding dengan hasil kali konsentrasi molar reaktan yang masing-masingnya dipangkatkan dengan jumlah molekul senyawa yang terlibat di dalam reaksi ORDE REAKSI Adalah tingkat atau pangkat dari komponen-komponen pereaksi atau tingkat atau pangkat dari keseluruhan komponen pereaksi. Orde reaksi ditentukan dari eksperimen.
k1 = k2
d ( CH3COOH ) dt
= -
d ( C2 H 5OH ) dt
d ( H 2O ) dt
d ( CH 3COOC2 H 5 ) dt
Kecepatan suatu reaksi konsentrasi reaktan yang dipangkatkan dengan jumlah molekul reaktan yang terlibat. aA + bB + . = Produk Kecepatan (k)
1 a
d ( A) dt
1 b
d ( B) dt
k ( A) ( B)
a
b
9
dCr dt
dA dt
dB dt
k ( A) ( B)
a
k: tetapan kecepatan; a dan b: orde reaksi terhadap A dan B dCr/dt = konsentrasi reaktan Bila kadar awal reaktan ( t = 0 ) = a Jumlah yang terurai waktu t = x
dA dt
d (a x) dt
dx dt
10
ORDE REAKSI Orde reaksi adalah banyaknya faktor konsentrasi yang turut berperan dalam menentukan kecepatan reaksi Misalnya untuk reaksi : aA + bB c (.... + ....) Maka orde reaksi untuk A adalah a, untuk B adalah b, dan orde reaksi total adalah a + b. Reaksi orde 1 orde 2 orde 3 = Unimolekular : A : A+B : A + 2B B+C C+D C+D
= bimolekular = termolekular
11
MOLEKULARITAS REAKSI Molekularitas reaksi adalah jumlah molekul reaktan yang berada dalam keadaan transisi. Umumnya, molekularitas reaksi sama dengan orde reaksi. Pada pseudo-first order reaction mempunyai dua molekul dalam keadaan transisi tetapi kinetikanya adalah orde pertama (semu) Contoh reaksi peruraian N2O5 2 NO2 + O2 Reaksi ini berlangsung 2 tahap : a) b) N2 O5 2NO2 + O2 (unimolekular) O2 + O2 O2 (bimolekular)
Reaksi yang menentukan orde reaksi yang lebih lambat yaitu a) reaksi peruraian = k1 (N2O5) Reaksi ORDE SATU
12
ORDE REAKSI Umumnya reaksi kimia mengikuti ORDE-1 dan ORDE-2, beberapa reaksi mengikuti ORDE NOL dan ORDE-3
d ( A) dt
k ( A)
kdt
d ( A) ( A)
A d ( A) ( A)
k dt
o
Ao
In
( A) o ( A)
kt
13
14
Cara lain : penentuan konsentrasi reaktan yang telah bereaksi pada waktu t.
( A) = (a - x ) - dx dt = k (a - x )
dx (a x)
k dt
o
In (a-x) In a = k (t- o)
In (a-x) = In a kt log (a-x) = log a
kt 2,303
kt 2 , 303
log
a (a x)
log( a x)
kt 2 , 303
log a
log (a-x)
WAKTU PARO (t )
= waktu yang diperlukan agar setengah dari jumlah zat sudah bereaksi
ORDE 1 t tidak tergantung pada (A)o
( A)o 1 ( A) o 2
In
kt1
2
In2 = kt 1 t 1
Masa edar (t90) orde 1
0 , 693 t
t90
2,303 k
log 0,a 9a
16
t 90
0 ,105 k
d ( A) dt
k ( A)2
dx k ( a x) 2 ( a 2 kdt x)
dx (a x)2
k dt
o
1 ax
a1 kt o
x a( a x)
1 ax
kt
1 (a x)
kt 1 a
Slope = k
1 a
kt
x a(a x)
kt =
1 a
t = 1/ka
Reaksi : A + B Produk
dx dt
k ( A)( B) k (a x)(b x)
dx ( a x )(b x )
1 ( a b )
k dt
1 1 ( (b )dx k.dt x) (a x)
kt
k
1 ( a b )
In
b( a x) a (b x )
2, 303 ( a b )t
log
b( a x) a (b x )
dx/dt = k (a x ) ( b x ) ( c x )
Jika a = b = c dx/dt = k (a-x)3
dx ( a x )3
k dt
o
1 2( a x ) 2
kt
kt
1 2( a x ) 2
1 2a 2
1 2( a x ) 2
Slope = 2 k
1 a2
WAKTU PARO
kt
1 2( a x ) 2
1 2a 2
t = t dan x = a maka :
k t1 11 2 21 a2
2
k t1 42 12 32
2
2a
2a
2a
2 t1 3 ka 2
2
REAKSI ORDE NOL Kec. Reaksi TIDAK dipengaruhi konsentrasi Reaktan dan hasil reaksi - d (A) / dt = k (A) = - kt + (A)O
(A)
(A)O
Slope - k
t Gambar kurva (A) vs t WAKTU PARO REAKSI ORDE NOL (A) = - kt + (A)O (A)O (A)= kt jika a: konsentrasi awal dan t = t , maka t = a/2 k Masa edar (t90) orde nol
t 90
0 ,1a k
Tabel 0 1 2 3
Pers.kec. Reaksi x = kt
2kt
3 2a 2k
dA dt
k ( A)( B )
Kadar (B) diabaikan dibandingkan dengan perubahan kadar (A) Reaksi Hidrolisa