Anda di halaman 1dari 21

Sedatif dan Hipnotik

Dosen : Tahoma siregar, MSi., Apt


Nama Kelempok :

Selvia Rahmi 14334026


Anis Virmawati 14334114
Dian Pusparini 14334016
Dina Ayu L 14334036
Irna Dian Tania 14334101
Sindy Fitriani L 14334082
Siti Nuraeni 14334018
Vera Thesya H 14334042
PENGERTIAN

Sedatif adalah zat-zat yang dalam dosis terapi


yang rendah dapat menekan aktivitas mental,
menurunkan respons terhadap rangsangan emosi
sehingga menenangkan.

Hipnotik dan sedatif


merupakan golongan obat
pendepresi susunan syaraf
pusat (SSP), Efeknya
bergantung kepada dosis.

Hipnotik adalah Zat-zat dalam dosis terapi


diperuntukkan meningkatkan keinginan untuk
tidur dan mempermudah atau menyebabkan tidur.
Beberapa obat dalam golongan hipnotik dan
sedatif, khususnya golongan benzodiazepin
diindikasikan juga sebagai pelemas otot,
antiepilepsi, antiansietas (anticemas), dan
sebagai penginduksi anestesia.

PENGGOLONGAN OBAT SEDATIF-HIPNOTIK


•Benzodiazepin: alprazopam, klordiazepoksid, klorazepat, diazepam,
flurazepam, lorazepam
•Barbiturat: amobarbital, pentobarbital, fenobarbital, sekobarbital,
thiopental.
•Lain-lain: Propofol, Ketamin, Dekstromethorpan
PENGGOLONGAN OBAT SEDATIF-HIPNOTIK

Benzodiazepin Lain-lain

Barbiturat

Midazolam
Propofol
Diazepam
Ketamin
Lorazepam
Dekstromethopan

Flurazepam
BENZODIAZEPIN

Benzodiazepin
adalah sekelompok obat golongan psikotropika yang mempunyai efek
antiansietas atau dikenal sebagai minor tranquilizer, dan psikoleptika.

Benzodiazepin memiliki lima efek farmakologi sekaligus, yaitu :


• anxiolisis
• sedasi
• anti konvulsi
• relaksasi otot melalui medula spinalis
• amnesia retrograde.
Benzodiazepin dikembangkan pertama kali pada akhir tahun 1940-an
dengan derivat pertama kali yang dipasarkan adalah klordiazepoksid
(semula dinamakan methaminodiazepokside) pada tahun 1960
BENZODIAZEPIN

Golongan Benzodiazepin menggantikan penggunaan golongan Barbiturat yang


mulai ditinggalkan, Keunggulan benzodiazepine dari barbiturate yaitu :
rendahnya tingkat toleransi obat, potensi penyalahgunaan yang rendah,
margin dosis aman yang lebar, dan tidak menginduksi enzim mikrosom di hati.
Long acting.
Obat-obat ini dirombak dengan jalan
demetilasi dan hidroksilasi menjadi
metabolit aktif (sehingga
Penggolongan Benzodiazepin memperpanjang waktu kerja)
Berdasarkan kecepatan
metabolismenya dapat Short acting
dibedakan menjadi 3 Obat-obat ini dimetabolisme tanpa
kelompok yaitu : menghasilkan zat aktif. Sehingga
waktu kerjanya tidak diperpanjang.

Ultra short acting


Lama kerjanya sangat kurang dari
short acting. Hanya kurang dari 5,5
jam.
Mekanisme Kerja Golongan Benzodiazepin

Efek farmakologi benzodiazepine merupakan akibat aksi


gamma-aminobutyric acid (GABA) sebagai
neurotransmitter penghambat di otak. Benzodiazepine
tidak mengaktifkan reseptor GABA A melainkan
meningkatkan kepekaan reseptor GABA A terhadap
neurotransmitter penghambat sehingga kanal klorida
terbuka dan terjadi hiperpolarisasi sinaptik membran sel
dan mendorong post sinaptik membran sel tidak dapat
dieksitasi.
Farmakodinamik

Hampir semua efek benzodiazepine merupakan hasil kerja golongan ini pada
SSP dengan efek utama :
 Sedasi
 Hypnosis
pengurangan terhadap rangsangan emosi/ansietas
relaksasi otot
dan anti konvulsi

Farmakokinetik

Semua benzodiazepin pada dasarnya diabsorpsi sempurna, kecuali klorazepat;


obat ini cepat mengalami dekarboksilasi dalam cairan lambung menjadi N-
desmetil-diazepam (nordazepam), yang kemudian diabsorpsi sempurna. Setelah
pemberian per oral, kadar puncak benzodiazepin plasma dapat dicapai dalam
waktu 0,5-8 jam. Kecuali lorazepam, absorbsi benzodiazepin melalui suntikan IM
tidak tratur.
Benzodiazepin yang bermanfaat sebagai antikonvulsi harus memiliki waktu paruh
yang panjang, dan dibutuhkan cepat masuk ke dalam otak agar dapat mengatasi
status epilepsi secara cepat.
Midazolam

Midazolam merupakan benzodiazepine yang larut


air dengan struktur cincin yang stabil dalam
larutan dan metabolisme yang cepat

Selain itu afinitas terhadap reseptor


GABA 2 kali lebih kuat disbanding
diazepam.

Efek amnesia pada obat ini ebih kuat


dibandingkan efek sedasi sehingga pasien
dapat terbangun namun tidak akan ingat
kejadian dan pembicaraan yang terjadi selama
beberapa jam.
Diazepam

Diazepam adalah benzodiazepine yang sangat larut dalam lemak dan memiliki
durasi kerja yang lebih panjang dibandingkan midazolam. Diazepam dilarutkan
dengan pelarut organic (propilen glikol, sodium benzoat) karena tidak larut
dalam air. Larutannya pekat dengan pH 6,6-6,9.

Lorazepam

Lorazepam memiliki struktur yang sama dengan oxazepam, hanya berbeda pada
adanya klorida ekstra pada posisi orto 5-pheynil moiety. Lorazepam lebih kuat
dalam sedasi dan amnesia disbanding midazolam dan diazepam sedangkan efek
sampingnya sama.
Flurazepam

Flurazepam diindikasikan sebagai obat untuk


mengatasi insomnia. Hasil dari uji klinik terkontrol
telah menunjukkan bahwa Flurazepam mengurangi
secara bermakna waktu induksi tidur.

Mula efek hipnotik rata-rata 17 menit setelah


pemberian obat secara oral dan berakhir hingga 8 jam.
Efek residu sedasi di siang hari terjadi pada sebagian
besar penderita,

karena itu obat Fluarazepam cocok untuk


pengobatan insomia jangka panjang dan insomnia
jangka pendek yang disertai gejala ansietas di
siang hari.
BARBITURAT

Barbiturat selama beberapa saat telah digunakan secara ekstensif


sebagai hipnotik dan sedative. Namun sekarang kecuali untuk beberapa
penggunaan yang spesifik, barbiturate telah banyak digantikan dengan
benzodiazepine yang lebih aman, pengecualian fenobarbital yang memiliki
anti konvulsi yang masih sama banyak digunakan.

Efek utama barbiturate ialah depresi SSP. Semua tingkat depresi dapat
dicapai, mulai dari sedasi, hypnosis, koma sampai dengan kematian.
Efek antisietas barbiturate berhubungan dengan tingkat sedasi yang
dihasilkan.
Efek hipnotik barbiturate dapat dicapai dalam waktu 20-60 menit dengan
dosis hipnotik

Barbiturat tidak dapat mengurangi nyeri tanpa disertai hilangnya


kesadaran. Pemberian obat barbiturat yang hampir menyebabkan
tidur, dapat meningkatkan 20% ambang nyeri, sedangkan ambang
rasa lainnya
Farmakokinetika

Barbiturat secarra oral diabsorpsi cepat dan sempurna dari lambung dan
usus halus ke dalam darah. Secra IV barbiturate digunakan untuk
mengatasi status epilepsy dan menginduksi serta mempertahankan
anestesi umum.

Barbiturat yang mudah larut dalam lemak, misalnya thiopental dan


metoheksital, setelah pemberian secara IV, akan ditimbun di jaringan
lemak dan otot.

Barbiturate yang kurang lipofilik misalnya aprobarbital dan fenobarbital,


dimetabolisme hampir sempurna di dalam hati sebelum diekskresi di
ginjal. Pada kebanyakan kasus, perubahan pada fungsi ginjal tidak
mempengaruhi eliminasi obat.

Fenobarbital diekskresikan ke dalam urin dalam bentuk tidak


berubah sampai jumlah tertentu (20-30%) pada manusia.
kontraindikasi

Barbiturate tidak boleh diberikan pada penderita


alergi barbiturate, penyakit hati atau ginjal, hipoksia,
penyakit Parkinson. Barbiturate juga tidak boleh
diberikan pada penderita psikoneurotik tertentu, karena
dapat menambah kebingungan di malam hari yang terjadi
pada penderita usia lanjut.
Propofol

Propofol adalah substitusi isopropylphenol yang


digunakan secara intravena sebagai 1% larutan
pada zat aktif yang terlarut, serta mengandung
10% minyak kedele, 2,25% gliserol dan 1,2%
purified egg phosphatide.

Propofol lebih cepat dan sempurna mengembalikan kesadaran dibandingkan


obat anesthesia lain yang disuntikkan secra cepat. Selain cepat
mengembalikan kesadaran, propofol memberikan gejala sisa yang minimal
pada SSP. Nyeri pada tempat suntikan lebih sering apabila obat disuntikkan
pada pembuluh darah vena yang kecil. Rasa nyeri ini dapat dikurangi dengan
pemilihan tempat masuk obat di daerah vena yang lebih besar dan
penggunaan lidokain 1%.
Mekanisme Kerja

Propol relative selektif dalam mengatur reseptor GABA dan tampaknya


tidak mengatur ligand-gate ion channel lainnya. Propofol dianggap memiliki
efek sedative hipnotik melalui interaksinya denghan reseptor GABA
Ketika reseptor GABA diaktivasi, penghantar klorida transmembran
meningkat dan menimbulkan hiperpolarisasi di membran sel post sinaps dan
menghambat fungsi neuron post sinaps

Farmakokinetik

Propofol didegradasi di hati melalui metabolism oksidatif hepatic oleh


cytochrome P-450. Namun, metabolismenya tidak hanya dipengaruhi hepatic
tetapi juga ekstrahepatik. Metabolism hepatic lebih cepat dan lebih banyak
menimbulkan inaktivasi obat dan terlarut air sementara metabolism asam
glukoronat diekskresikan melalui ginjal.
Ketamin

Ketamin adalah derivate phencyclidine yang meyebabkan disosiative


anesthesia yang ditandai dengan disosiasi EEG pada talamokortikal dan
sistem limbik. Ketamin memiliki keuntungan dimana tidak seperti propofol
dan etomidate, ketamine larut dalam air dan dapat menyebabkan analgesic
pada dosis subanestetik

Mekanisme Kerja

Ketamin bersifat non-kompetitif phenycyclidine di reseptor N-Methyl D


Aspartat (NMDA). Ketamin juga memiliki efek pada reseptor lain termasuk
reseptor opioid, reseptor muskarinik, reseptor monoaminergik, kanal kalsium
tipe L dan natrium sensitive voltase. Tidak seperti propofol dan etomide,
katamin memiliki efek lemah pada reseptor GABA.
Farmakokinetik

Farmakokinetik ketamin mirip seperti thiopental yang


memiliki aksi kerja singkat, memiliki aksi kerja yang relatif
singkat, kelarutan lemak yang tinggi, pK ketamin adalah 7,5
pada pH fisiologik. Konsentrasi puncak ketamin terjadi
pada 1 menit post injeksi ketamin secara intravena dan 5
menit setelah injeksi intramuscular.
Dekstromethorpan

Dekstromethorphan adalah NMDA antagonis dengan afinitas


ringan yang paling sering digunakan sebagai penghambat respon
batuk di sentral. Obat ini memiliki efek yang seimbang dengan
kodein sebagai antitusif tetapi tidak memiliki efek analgesic.

Tanda dan gejala penggunaan berlebihan DMP adalah


hipertensi sistemik, takikardia, somnolen, agitasi, ataxia,
diaphoresis, kaku otot, kejang, koma, penurunan suhu tubuh.
Hepatotoksisitas meningkat pada pasien yang mendapat DMP
dan asetaminofen.

Anda mungkin juga menyukai