Anda di halaman 1dari 32

HIPNOTIK SEDATIVE

OLEH;
DRS. JUMAIN, APT., M.KES
DEFENISI HIPNOTIK SEDATIVE
 Sedatif adalah zat-zat yang dalam dosis terapi yang
rendah dapat menekan aktivitas mental, menurunkan
respons terhadap rangsangan emosi sehingga
menenangkan.
 Hipnotik adalah Zat-zat dalam dosis terapi
diperuntukkan meningkatkan keinginan untuk tidur dan
mempermudah atau menyebabkan tidur.
LANJUTAN...

Obat-obatan hipnotik sedative adalah istilah untuk obat-


obatan yamg mampu mendepresi sistem saraf pusat.
Sedatif adalah substansi yang memiliki aktifitas
moderate yang memberikan efek menenangkan, sementara
hipnotik adalah substansi yang dapat membeHipnotik
dan sedatif merupakan golongan obat pendepresi susunan
saraf pusat (SSP). Efeknya bergantung dosis, mulai dari
ringan yaitu menyebabkan tenang atau kantuk,
menidurkan, hingga berat yaitu kehilangan kesadaran,
keadaan anestesi, koma dan matirikan efek mengantuk
dan yang dapat memberikan onset serta mempertahankan
tidur.
FUNGSI OBAT-OBATAN HIPNOTIK-SEDATIVE
 Regenerasi sel-sel tubuh
 Memungkinkan pelaksanaan aktivitas pada siang hari
dengan baik
 Peningkatan daya tahan tubuh

 Pelepasan hormon sewaktu tidur


CIRI-CIRI FISIOLOGI DARI HIPNOTIK-SEDATIVE
YAITU :
 Penurunan aktivitas saraf parasimpatis
 Penyempitan pupil mata (myosis)

 Perlambatan pernapasan

 Penurunan aktivitas jantung

 Stimulasi aktivitas saluran cerna (Penguatan peristaltik


dan sekresi getah lambung)
MEKANISME KERJA HIPNOTIK
Pada tahun 1977ditemukanreseptor benzodiazepin
spesifik di permukaan membran neuron, terutama di
kulit otak dan lebih sedikit di otak kecil dan system
limbis. Barbiturat dan benzodiazepine pada dosis terapi
terutama bekerja dengan jalan pengikatan pada reseptor
tersebut.Efeknya ialah potensiasi penghambatan
neurotransmisi oleh GABA disinaps semua saraf otak
dan blokade dari pelepasan muatan listrik.
PENGGOLONGAN HIPNOTIK SEDATIVE
Secara klinis obat-obatan sedatif – hipnotik digunakan
sebagai obat-obatan yang berhubungan dengan sistem
saraf pusat seperti tatalaksana nyeri akut dan kronik,
tindakan anesthesia, penatalaksanaan kejang serta
insomnia. Obat-obatan sedatiif hipnotik diklasifikasikan
menjadi 3 kelompok, yakni:
 Benzodiazepin
 Barbiturat
 Golongan obat nonbarbiturat-nonbenzodiazepin
BENZODIAZEPIN
Benzodiazepin adalah obat yang memiliki lima efek
farmakologi sekaligus, yakni anxiolisis, sedasi, anti
konvulsi, relaksasi otot melalui medulla spinalis, dan
amnesia retrograde.
KEUNTUNGAN BENZODIAZEPIN
Keunggulan benzodiazepin dari barbiturat yaitu rendahnya
tingkat toleransi obat, potensi penyalahgunaan yang rendah,
margin dosis aman yang lebar, rendahnya toleransi obat dan
tidak menginduksi enzim mikrosom di hati. Benzodiazepine
telah banyak digunakan sebagai pengganti barbiturate sebagai
pramedikasi dan menimbulkan sedasi pada pasien dalam
monitoring anestesi. Dalam masa perioperative, midazolam
telah menggantikan penggunaan diazepam. Selain itu,
benzodiazepine memiliki antagonis khusus, yaitu flumazenil.
MEKANISME KERJA BENZODIAZEPIN
Efek farmakologi benzodiazepine merupakan akibat aksi
gamma-aminobutyric acid (GABA) sebagai neurotransmitter
penghambat sehingga kanal klorida terbuka dan terjadi
hiperpolarisasi post sinaptik membran sel dan mendorong
post sinaptik membrane sel tidak dapat dieksitasi. Hal ini
menghasilkan efek anxiolisis, sedasi, amnesia retrograde,
potensiasi alcohol, antikonvulsi dan relaksasi otot
skeletal.Efek sedative timbul dari aktivasi reseptor GABAA
sub unit alpha-1 yang merupakan 60% dari reseptor GABA
di otak (korteks serebral, korteks sereblum, thalamus).
Sementara efek ansiolitik timbul dari aktifasi GABA sub
unit alpha 2 (Hipokampus dan amigdala).
LANJUTAN...
Perbadaan onset dan durasi kerja diantara benzodiazepine
menunjukkan perbedaan potensi (afinitas terhadap reseptor),
kelarutan lemak (kemampuan menembus sawar darah otak dan
redistribusi jaringan perifer) dan farmakokinetik (penyerapan,
distribusi, metabolism dan ekskresi). Hampir semua benzodiazepine
larut dalam lemak dan terikat kuat dengan protein plasma. Sehingga
keadaan hipoalbumin pada cirrhosis hepatis dan chronic renal disease
akan meningkatkan efek obat ini.Benzodiazepine menurunkan
degradasi adenosine dengan menghambat transportasi nukleosida.
Adenosine penting dalam regulasi fungsi jantung (penurunan
kebutuhan oksigen jantung melalui penurunan detak jantung dan
meningkatkan oksigenase melalui vasodilatasi arteri koroner) dan
semua fungsi fisiologi proteksi jantung.
EFEK SAMPING BENZODIAZEPIN
Kelelahan dan mengantuk adalah efek samping yang
biasa pada pengunaan lama benzodiazepine. Sedasi akan
mengganguaktivitas setidaknya selama 2 minggu.
Penggunaan yang lama benzodiazepine tidak akan
mengganggu tekanan darah, denyut jantung, ritme
jantung dan ventilasi. Namun penggunaannya
sebaiknya hati-hati pada pasien dengan penyakit paru
kronis.
ADAPUN CONTOH OBAT DARI BENZODIAZEPIN;

MIDAZOLAM
Midazolam merupakan benzodiazepine yang larut air dengan struktur
cincin yang stabil dalam larutan dan metabolism yang cepat. Obat ini telah
menggatikan diazepam selama operasi dan memiliki potensi 2-3 kali lebih
kuat. Selain itu afinitas terhadap reseptor GABA 2 kali lebih kuat
disbanding diazepam. Efek amnesia pada obat ini lebih kuat dibandingkan
efek sedasi sehingga pasien dapat terbangun namun tidak akan ingat
kejadian dan pembicaraan yang terjadi selama beberapa jam.Larutan
midazolam dibuat asam dengan pH < 4 agar cincin tidak terbuka dan tetap
larut dalam air. Ketika masuk ke dalam tubuh, akan terjadi perubahan pH
sehingga cincin akan menutup dan obat akan menjadi larut dalam lemak.
Larutan midazolam dapat dicampur dengan ringer laktat atau garam asam
dari obat lain.
LANJUTAN....
DIAZEPAM
Diazepam adalah benzodiazepine yang sangat larut dalam
lemak dan memiliki durasi kerja yang lebih panjang
dibandingkan midazolam. Diazepam dilarutkan dengan
pelarut organic (propilen glikol, sodium benzoat) karena
tidak larut dalam air. Larutannya pekat dengan pH 6,6-
6,9. Injeksi secra IV atau IM akan menyebabkan nyeri.
LANJUTAN....
LORAZEPAM
Lorazepam memiliki struktur yang sama dengan
oxazepam, hanya berbeda pada adanya klorida ekstra
pada posisi orto 5-pheynil moiety. Lorazepam lebih kuat
dalam sedasi dan amnesia disbanding midazolam dan
diazepam sedangkan efek sampingnya sama.
BARBITURAT
Efek utama barbiturate ialah depresi SSP. Semua tingkat
depresi dapat dicapai, mulai dari sedasi, hypnosis, koma
sampai dengan kematian. Efek antisietas barbiturate
berhubungan dengan tingkat sedasi yang dihasilkan. Efek
hipnotik barbiturate dapat dicapai dalam waktu 20-60
menit dengan dosis hipnotik. Tidurnya menyerupai tidur
fisiologis, tidak disertai mimpi yang mengganggu. Efek
anastesi umumnya diperlihatkan oleh golongan tiobarbital
dan beberapa oksibarbital untuk anastesi umum. Untuk
efek antikonvulsi umumnya diberikan oleh barbiturate yang
mengandung substitusi 5- fenil misalnya fenobarbital.
KEKURANGAN BARBITURAT
KEKURANGAN :
- Toleransi dan ketergantungan cepat timbul
- Stadium REM dipersingkat sehingga tidur pasien
kurang nyaman
- Efek paradoksal dapat terjadi dalam dosis rendah pada
keadaan nyeri, yakni justru eksitasi, kegelisahan
- Overdose barbital menimbulkan depresi sentral, dengan
penghambatan pernapasan berbahaya, koma dan
kematian
FARMAKOKINETIK BARBITURAT
Barbiturat secarra oral diabsorpsi cepat dan sempurna dari
lambung dan usus halus ke dalam darah. Secra IV
barbiturate digunakan untuk mengatasi status epilepsy
dan menginduksi serta mempertahankan anestesi umum.
Barbiturate didistribusi secra luas dan dapat melewati
plasenta, ikatan dengan protein plasma sesuai dengan
kalarutan dalam lemak.
LANJUTAN...
Barbiturat yang mudah larut dalam lemak, misalnya
thiopental dan metoheksital, setelah pemberian secara IV,
akan ditimbun di jaringan lemak dan otot. Hal ini akan
menyebabkan kadarnya dalam plasma dan otak turun
dengan cepat. Barbiturate yang kurang lipofilik misalnya
aprobarbital dan fenobarbital, dimetabolisme hampir
sempurna di dalam hati sebelum diekskresi di ginjal. Pada
kebanyakan kasus, perubahan pada fungsi ginjal tidak
mempengaruhi eliminasi obat. Fenobarbital diekskresikan ke
dalam urin dalam bentuk tidak berubah sampai jumlah
tertentu (20-30%) pada manusia.
KONTRA INDIKASI BARBITURAT
Barbiturate tidak boleh diberikan pada penderita alergi
barbiturate, penyakit hati atau ginjal, hipoksia,
penyakit Parkinson. Barbiturate juga tidak boleh
diberikan pada penderita psikoneurotik tertentu, karena
dapat menambah kebingungan di malam hari yang
terjadi pada penderita usia lanjut.
GOLONGAN OBAT NONBARBITURAT-
NONBENZODIAZEPIN

1. Profol
2. Ketamin

3. Dekstromethorpan
PROFOL
Propofol adalah substitusi isopropylphenol yang
digunakan secara intravena sebagai 1% larutan pada zat
aktif yang terlarut, serta mengandung 10% minyak
kedele, 2,25% gliserol dan 1,2% purified egg
phosphatide. Obat ini secara struktur kimia berbeda dari
sedative-hipnotik yang digunakan secara intravena
lainnya.
MEKANISME KERJA PROPOL:

Propol relative selektif dalam mengatur reseptor GABA dan


tampaknya tidak mengatur ligand-gate ion channel lainnya.
Propofol dianggap memiliki efek sedative hipnotik melalui
interaksinya denghan reseptor GABA. GABA adalah salah
satu neurotransmitter penghambat di SSP. Ketika reseptor
GABA diaktivasi, penghantar klorida transmembran
meningkat dan menimbulkan hiperpolarisasi di membran sel
post sinaps dan menghambat fungsi neuron post sinaps
FARMAKOKINETIK PROPOL:
Propofol didegradasi di hati melalui metabolism
oksidatif hepatic oleh cytochrome P-450. Namun,
metabolismenya tidak hanya dipengaruhi hepatic tetapi
juga ekstrahepatik. Metabolism hepatic lebih cepat dan
lebih banyak menimbulkan inaktivasi obat dan terlarut
air sementara metabolism asam glukoronat diekskresikan
melalui ginjal. Propofol membentuk 4-hydroxypropofol
oleh sitokrom P450.
KETAMIN
Ketamin adalah derivate phencyclidine yang meyebabkan
disosiative anesthesia yang ditandai dengan disosiasi
EEG pada talamokortikal dan sistem limbik. Ketamin
memiliki keuntungan dimana tidak seperti propofol dan
etomidate, ketamine larut dalam air dan dapat
menyebabkan analgesic pada dosis subanestetik. Namun
ketamin sering hanya menyebabkan delirium.
MEKANISME KETAMIN

Ketamin bersifat non-kompetitif phenycyclidine di


reseptor N-Methyl D Aspartat (NMDA). Ketamin juga
memiliki efek pada reseptor lain termasuk reseptor
opioid, reseptor muskarinik, reseptor monoaminergik,
kanal kalsium tipe L dan natrium sensitive voltase.
Tidak seperti propofol dan etomide, katamin memiliki
efek lemah pada reseptor GABA. Mediasi inflamasi
juga dihasilkan local melalui penekanan pada ujung
saraf yang dapat mengaktifasi netrofil dan
mempengaruhi aliran darah
FARMAKOKINETIK KETAMIN:

Farmakokinetik ketamin mirip seperti thiopental yang


memiliki aksi kerja singkat, memiliki aksi kerja yang
relatif singkat, kelarutan lemak yang tinggi, pK ketamin
adalah 7,5 pada pH fisiologik. Konsentrasi puncak
ketamin terjadi pada 1 menit post injeksi ketamin secara
intravena dan 5 menit setelah injeksi intramuscular.
DEKSTROMETHORPAN
Dekstromethorphan adalah NMDA antagonis dengan
afinitas ringan yang paling sering digunakan sebagai
penghambat respon batuk di sentral. Obat ini memiliki
efek yang seimbang dengan kodein sebagai antitusif
tetapi tidak memiliki efek analgesic. Tidak seperti
kodein, obat ini tidak menimbulkan efek sedasi atau
gangguan sistem gastrointestinal. DMP memiliki efek
euphoria sehingga sering disalahkan.
SELAMA SATU MALAM TERJADI 4-5 SIKLUS TIDUR &
SETIAP SIKLUS TERDIRI DARI 2 FASE,YAITU :

1. Fase Non REM atau deep sleep


Disebut juga dgn tidur tenang atau tidur SWS (Slow
Wave Sleeps). Berlangsung +/- 1 jam. Terdiri dari 4 fase.
Ciri-Ciri: Denyutan jantung, tek. Darah dan
pernapasan teratur. Relaksasi tanpa gerakan otot muka
dan mata.
2. Fase REM ( Rapid Eye Movement ) atau disebut active
sleep
Disebut juga dengan tidur paradoksal. Berlangsung 5-15
menit, pada siklus akhir rata-rata 20-30 menit.
Ciri-ciri :
- Aktivitas mirip dengan keadaan sadar & aktif.
- Gerakan mata cepat ke satu arah
- Jantung, tekanan darah dan pernafasan turun naik.
- Aliran darah ke otak bertmbah & otot-otot mengendor
INSOMNIA

 Insomnia atau tidak bisa tidur dapat disebabkan oleh faktor-faktor, seperti
: : Batuk, rasa nyeri, sesak nafas gangguan emosi, ketegangan, kecemasan
atau depresi.
 Penanganan :
Menghilangkan faktor penyebabnya terlebih dahulu
1. Memperbaiki cara hidup yang keliru, misalnya melakukan
2. kegiatan psikis yang melelahkan sebelum tidur, jika tidak bisa diatasi
3. Jangan merokok, minum kopi atau alkohol pada malam hari
4. Mengembangkan kebiasaan tidur yang tetap
5. Jika semua tindakan di atas tidak berhasil maka digunakan obat tidur
(hipnotik)
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai