Anda di halaman 1dari 20

BAB 2 LANDASAN TEORI

Teori Umum
Sistem
Menurut Romney dan Steinbart dalam jurnal Penda Sudarto Hasugian, Dkk (2017 : 33), “Sistem
adalah suatu rangkaian yang terdiri dari dua atau lebih komponen yang saling berhubungan dan
saling berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan dimana sistem biasanya terbagi dalam
sub sistem yang lebih kecil yang mendukung sistem yang lebih besar”.

Menurut (Sutabri, 2016) sistem adalah terdiri atas objek-objek atau unsur-unsur yang berkaitan
atau berhubungan satu sama lainya sedemikian rupa sehingga unsur-unsur tersebut merupakan
suatu kesatuan pemrosesan atau pengolahan yang tertentu.

Dapat disimpulkan bahwa sistem merupakan serangkaian komponen yang saling berkolerasi dan
berinteraksi yang terdiri atas objek atau unsur yang berkaitan sehingga menjadi suatu kesatuan
pemrosesan atau pengolahan yang tertentu.

Informasi
Menurut Anggraeni, E. Y dan Irviani, R (2017), “Informasi adalah data yang diolah menjadi
lebih berguna dan berarti bagi penerimanya, serta untuk mengurangi ketidakpastian dalam proses
pengambilan keputusan mengenai suatu keadaan”.

Menurut (Mulyani, 2016), informasi merupakan suatu data yang telah diolah sedemikian rupa
menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam proses
pengambilan keputusan saat ini atau dimasa yang akan datang.

Dapat disimpulkan bahwa informasi merupakan data yang diolah menjadi sebuah bentuk yang
berguna dan bermanfaat dalam proses pengambilan keputusan.

Sistem Informasi
Menurut Anggraeni, E. Y dan Irviani, R (2017), “Sistem informasi merupakan suatu kombinasi
teratur dari orang-orang, hardware, software, jaringan komunikasi dan sumber daya data yang
mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi”.

Menurut (Hermanto, Yusma, & Nagara , 2019), sistem informasi dapat didefinisikan
sekumpulan subsistem yang berkaitan satu dengan yang lain untuk mencapai tujuan yang
sama.

Dapat disimpulkan bahwa sistem informasi merupakan suatu kombinasi teratur yang
mengumpulkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi untuk
mencapai tujuan yang sama.
User Interface
Menurut Thornsby (2016 : 8), “User interface adalah cara program dan pengguna untuk
berinteraksi. Dapat diartikan bahwa user interface merupakan cara pengguna untuk berinteraksi
dengan komputer, smartphone, tablet atau perangkat lainnya yang berbentuk visual, mampu
dimengerti oleh pengguna aplikasi tersebut, dan diprogram sedemikian rupa agar dapat terbaca
oleh sistem dan dapat menjalankan perintah yang tepat”.

Menurut Railean (2017: 25), “User interface yang baik mampu memberikan pengalaman
interaksi terhadap aplikasi dengan mudah oleh pengguna (user friendly), karena memiliki
peranan penting pada sebuah aplikasi yaitu sebagai penghubung antara pengguna dengan sistem
aplikasi itu sendiri serta sebagai faktor kesuksesan aplikasi. Jika user interface pada aplikasi
mudah digunakan, maka pengguna enggan untuk beralih pada aplikasi serupa, sebaliknya jika
aplikasi memiliki user interface yang sulit untuk dipahami pengguna, maka besar kemungkinan
aplikasi itu akan ditinggalkan”.

Dapat disimpulkan bahwa user interface merupakan penghubung antara pengguna dengan sistem
aplikasi. Karena itu, user interface harus mudah dipahami oleh pengguna saat menggunakan
aplikasi tersebut.

Start-up

Startup didefinisikan sebagai bisnis baru yang diprakarsai oleh pengusaha dengan
menggabungkan bisnis ide dan sumber daya. mendefinisikan startup sebagai organisasi
sementara yang dirancang untuk mencari model bisnis yang dapat diulang dan scalable”. Startup
adalah organisasi yang telah diluncurkan untuk menciptakan produk atau layanan baru dalam
ketidakpastian ekstrim. jika mereka menciptakan produk atau layanan baru dalam ketidakpastian
yang ekstrim, maka semua dari mereka, seperti unit bisnis baru dari pemerintah, perusahaan
besar, organisasi nirlaba, dan usaha bisnis, dapat jatuh di bawah kategori startup ((Kim, Kim, &
Jeon, 2018)

Startup biasanya dirintis oleh para pengusaha sebagai bisnis baru dengan mengumpulkam ide
bisnis dan sumber daya. mendefinisikan startup sebagai organisasi sementara yang dirancang
untuk mencari model bisnis yang dapat diulang dan scalable”. Startup adalah organisasi yang
telah diluncurkan untuk menciptakan produk atau layanan baru dalam ketidakpastian ekstrim.
jika mereka menciptakan produk atau layanan baru dalam ketidakpastian yang ekstrim, maka
semua dari mereka, seperti unit bisnis baru dari pemerintah, perusahaan besar, organisasi nirlaba,
dan usaha bisnis, dapat jatuh di bawah kategori startup ((Kim, Kim, & Jeon, 2018)

Menurut (Afdi, 2017), start up merupakan suatu organisasi yang dirancang untuk menemukan
model bisnis yang tepat agar dapat menghasilkan pertumbuhan yang cepat.
Menurut (Hidayat, Sari, & Azzery, 2020), Start-up merupakan perusahaan rintisan yang
memiliki potensi pertumbuhan yang sangat besar, diiringi dengan perubahan perilaku
konsumen yang sudah mulai paham tentang pemanfaatan teknologi. Start-up dapat
disimpulkan sebagai proses pembentukan dan kolaborasi antara bidang usaha dan penerapan
teknologi sebagai instrumen pendukung, dan sebagai dasar dari usaha itu sendiri, baik
dalam proses, sistem, pihak yang terlibat, maupun produk yang dihasilkan.

Dapat disimpulkan bahwa startup merupakan perusahaan rintisan organisasi yang dirancang
untuk menemukan model bisnis yang tepat agar dapat menghasilkan pertumbuhan yang cepat.

Aplikasi Mobile

Menurut (Surahman & Setiawan, 2017), Aplikasi mobile adalah sebuah aplikasi yang
memungkinkan untuk melakukan mobilitas dengan menggunakan perlengkapan seperti PDA,
telepon seluler atau handphone. Dengan menggunakan aplikasi mobile, maka dapat dengan
mudah melakukan berbagai macam aktifitas mulai dari hiburan, berjualan, belajar, mengerjakan
pekerjaan kantor, browsing dan lain sebagainya

Dalam (Prakarsya, A., 2019) Menjelaskan bahwa, “Mobile adalah suatu istilah yang digunakan
untuk menggambarkan aplikasi pada piranti berukuran kecil, portable, dan wireless serta
mendukung komunikasi. Konsumen menginginkan perangkat yang kecil untuk kenyamanan dan
mobilitas mereka dan Perangkat mobile juga hanya menghabiskan sedikit daya dibandingkan
dengan mesin desktop”.

Dapat disimpulkan bahwa aplikasi mobile ialah perangkat lunak berupa program yang dapat
dijalankan pada perangkat berukuran kecil agar lebih praktis dan efisien seperti smartphone.
Aplikasi mobile berguna sebagai media untuk berbagai macam aktivitas sesuai kebutuhan mulai
dari bidang komunikasi, pendidikan, perbankan, kesehatan, dan lainnya.

Teori Pendukung

Konsultasi
1. Marsudi.
Konsultasi adalah proses pemberian bantuan dalam upaya mengatasi masalah klien secara
tidak langsung.

2. Watson.
Konsultasi adalah teknik layanan untuk mengembangkan hubungan kerja sama antara konselor
dan klien.

Workshop
Kursus
Menurut Sujanto Alex (2016 :2), “Lembaga kursus dan pelatihan (LKP) adalah satuan
pendidikan nonformal yang diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal
pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan diri,
mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi”.

Menurut Kumidaninggar (2017 : 3), “Fungsi dari pendidikan non formal sendiri yaitu sebagai
penambah, pengganti ataupun pelengkap dari adanya pendidikan formal yang ada dalam rangka
mendukung karena suatu hal tidak dapat memperoleh kesempatan belajar di pendidikan formal”.

Dapat disimpulkan bahwa kursus ialah sebuah organisasi pendidikan nonformal yang
menyelenggarakan kegiatan pembelajaran bagi masyarakat yang membutuhkan

Kuesioner
Menurut Creswell dalam Sugiyono (2016, hlm.192) “Angket merupakan teknik pengumpulan
data dimana partisipan/responden mengisi pertanyaan atau pernyataan kemudian setelah diisi
dengan lengkap mengembalikan kepada peneliti”.

Menurut Sugiyono (2017:199), kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden
untuk dijawabnya.

Dapat disimpulkan bahwa kuesioner merupakan teknik untuk mengumpulkan data dengan cara
memberikan beberapa pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawab secara lengkap.

Skala Likert
Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah Skala Likert. Menurut Sugiyono (2017:133)
“Skala Likert digunakan untuk mengukur pendapat, sikap, dan persepsi seseorang atau kelompok
orang tentang fenomena sosial.”
Ukuran Skala Likert:
A. Sangat Setuju
B. Setuju
C. Cukup Setuju
D. Tidak Setuju
E. Sangat Tidak Setuju

Untuk menganalisis data dengan metode penelitian kuantitatif, jawaban dari responden
penskorannya seperti:
a. Sangat Setuju/Selalu/Sangat Positif/Sangat Baik 5
b. Setuju/Kadang/Positif/Baik 4
c. Cukup Setuju/Tidak Pernah/Negatif 3
d. Tidak Setuju/Sangat Negatif/Tidak Benar 2
e. Sangat Tidak Setuju/Sangat Negatif/Sangat Tidak Baik 1

Dapat disimpulkan bahwa skala likert digunakan untuk menganalisa data atau mengukur
pendapat, sikap, bahkan persepsi seseorang melalui jawaban yang didapat dari responden. Skala
likert terdiri dari 5 penilaian, yaitu:
a. Sangat Setuju
b. Setuju
c. Cukup Setuju
d. Tidak Setuju
e. Sangat Tidak Setuju

Perancangan
Menurut Berto Nadeak, Dkk (2016:54) mendefinisikan : “Perancangan adalah langkah pertama
dalam fase pengembangan rekayasa produk atau sistem. Perancangan itu adalah proses
penerapan berbagai teknik dan prinsip yang bertujuan untuk mendefinisikan sebuah peralatan,
satu proses atau satu sistem secara detail yang membolehkan dilakukan realisasi fisik”.

Menurut Sofyan, Gustomi, & Fitrianto (2016) Perancangan atau desain didefinisikan sebagai
proses aplikasi berbagai teknik dan prinsip bagi tujuan pendefinisian suatu perangkat, suatu
proses atau sistem dalam detail yang memadai untuk memungkinkan realisasi fisiknya.

I. Analisis Bisnis
Model bisnis merupakan alat yang digunakan untuk mengubah ide yang dimiliki agar terlaksana.
Model bisnis lebih sederhana dalam penyampaiannya dibandingkan dengan business plan.

1. Business Model Canvas


Business model canvas (BMC) memiliki keunggulan dalam analisis model bisnis yaitu mampu
mengambarkan secara sederhana dan menyeluruh terhadap kondisi suatu perusahaan saat ini
berdasarkan segmen konsumen, value yang ditawarkan, jalur penawaran nilai, hubungan dengan
pelangan, aliran pendapatan, aset vital, mitra kerja sama, serta struktur biaya yang dimiliki
(Rainaldo et al., 2017).

(Wardhanie & Kumalawati, 2018) Dalam menciptakan nilai dan manfaat dari pelanggan dibuat
kerangka bisnis model terdiri dari sembilan kotak yang saling berhubungan.
● Customer segments merupakan sekelompok masyarakat yang memakai produk dan
mempunyai kontribusi dalam memberikan penghasilan untuk perusahaan dimana
pelanggan di bagi-bagi berdasarkan umur, perilaku, penghasilan, profesi dan geografi.
● Value propositions adalah keunikan suatu produk sehingga produk dipilih oleh
pelanggan.
● Channel dalam menyampaikan value proposition menggunakan cara berkomunikasi
dengan pelanggan.
● Customer relationship merupakan pembinaan hubungan dgengan pelanggan dengan
tujuan untuk mendapatkan pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan lama.
● Revenue stream menjelaskan bagaimana perusahaan memperoleh penghasilan dari setiap
customer segments.
● Key resources merupakan asset-aset terpenting dalam menentukan keberhasilan
operasional model bisnis.
● Key activities sebagai salah satu kegiatan utama yang menunjang keberhasilan suatu
model bisnis dalam mengirimkan value proposition nya ke pelanggan dinamakan.
● Key partnership adalah kesepakatan kerjasama bisnis antara dua atau lebih perusahaan
dalam menyelesaikan proyek tertentu untuk penghematan biaya dan mengurangi risiko.
● Cost structure menggambarkan semua biaya yang muncul karena operasional model
bisnis dalam mewujudkan value proposition melalui channel, key resources, key
activities yang tepat. (Wardhanie & Kumalawati, 2018)

Business Model Canvas atau BMC adalah sebuah strategi dalam perencanaan
bisnis yang disusun menjadi sebuah kerangka dimana di dalamnya terbagi menjadi 9
kategori, mencakup customer segments, value propositions, channels, customer
relationships, revenue streams, key activities, key resources, key partners, dan cost
structures. Penjelasan untuk 9 kategori tersebut antara lain:
- Customer Segments yaitu menjelaskan segmen pelanggan yang akan dijadikan target
bisnis.
- Value Propositions yaitu berisi penjelasan keunggulan dari suatu produk atau jasa yang
dapat memberikan manfaat kepada customer segments agar tidak beralih dari satu produk
ke produk lainnya.
- Channels yaitu menjelaskan media pemasaran yang digunakan untuk menyampaikan
produk atau jasa kepada pelanggan. Dengan penggunaan channels yang tepat, maka value
propositions dapat disampaikan kepada customer segments.
- Revenue Streams yaitu menjelaskan sumber pendapatan dari bisnis yang dijalankan.
Elemen ini perlu dikelola semaksimal mungkin agar dapat meningkatkan pendapatan
bisnis.
- Key Resources yaitu daftar sumber daya yang dimiliki dan digunakan oleh perusahaan
untuk mewujudkan value propositions. Jenis sumber daya tersebut mencakup bahan baku
dan sumber daya manusia.
- Customer Relationships merupakan elemen dimana perusahaan menjalin ikatan dengan
pelanggannya.
- Key Activities yaitu semua aktivitas yang berhubungan dengan produktivitas bisnis yang
dapat mengembangkan bisnis tersebut.
- Key Partners digunakan untuk menjelaskan siapa saja yang akan bermitra dengan
perusahaan dan dapat mendukung kinerja perusahaan sehingga dapat membawa
keuntungan bagi perusahaan.
- Cost Structures digunakan untuk menjelaskan seluruh biaya yang dikeluarkan untuk
mengoperasikan bisnis tersebut.

2. SWOT

Analisa Strength, Weakness, Opportunities, Threats (SWOT) merupakan evaluasi pada semua
kekuatan dan kelemahan dari faktor internal usaha dan evaluasi dari peluang dan ancaman yang
merupakan faktor eksternal usaha. Analisa ini berkaitan erat dengan BMC. (Kotler & Keller,
2016)
Strategi Strength Opportunity menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih peluang-
peluang yang ada diluar perusahaan, Jika perusahaan memiliki banyak kelemahan, perusahaan
harus mengatasi kelemahan agar kuat. Sedangkan jika menghadapi banyak ancaman maka
perusahaan harus berusaha menghindarinya dan berusaha berkonsentrasi pada peluang-peluang
yang ada. Strategi weakness opportunity untuk memperkecil kelemahan-kelemahan internal
perusahaan dengan memanfaatkan peluang-peluang eksternal. Strategi strength Threat untuk
menghindari atau mengurangi dampak dari ancaman eksternal perusahaan sedangkan weakness
threats merupakan cara bertahan dengan mengurangi kelemahan internal serta menghindari
ancaman. (Umar, 2019)

Analisis SWOT merupakan suatu metode untuk meningkatkan analisis dalam menetapkan
perencanaan strategi bisnis dengan mengevaluasi kekuatan (strength), kelemahan (weakness),
peluang (opportunities) dan ancaman (threats) dalam bisnis.

● Bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan dari sebuah peluang


(opportunities) yang ada.
● Bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan.
● Bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada.
● Bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman
(threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.
https://www.jurnal.id/id/blog/2017-manfaat-faktor-yang-memengaruhi-dan-contoh-analisis-swot/

3. 7P Marketing Mix
7P marketing mix merupakan sebuah strategi pemasaran yang mengandalkan sejumlah
elemen-elemen didalamnya untuk mencapai target pasar yang diinginkan. products, price,
place, promotions, people, process, dan physical evidence.

Menurut Kotler dan Amstrong ( 2017 : 77-78 ) bauran pemasaran ( marketing


mix ) adalah “is the set of tactical marketing tools that the firm blends to produce the
response il wants in the larget market.“ Yang artinya scperangkat alat pemasaran taktis
yang dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respon yang dinginkannya di pasar
sasaran. Bauran pemasaran sering disebut juga dengan 4P , yaitu
Product,Price,Place,dan Promotion,sedangkan dalam perusahaan jasa,4P masih
kurang dalam mengukur kesukscsan perusahaan. Harus ditambah 3P , yaitu
People,Physical Evidence,dan Process.

Unsur-unsur dari bauran pemasaran (marketing mix) yang dikemukakan oleh Philip
Kotler dan Gita Danupranata (Danupranata, 2015) antara lain :
Berikut merupakan penjelasan dari unsur-unsur yang terdapat dalam konsep 7P
marketing mix:
- Products
Products merupakan bentuk hasil usaha baik berbentuk fisik maupun jasa yang
ditawarkan ke masyarakat untuk digunakan agar dapat memenuhi kebutuhan atau
keinginannya.
- Price
Price merupakan jumlah biaya yang perlu dikeluarkan oleh pelanggan untuk dapat
membeli produk atau menggunakan jasa yang ditawarkan.
- Place
Place mengacu pada lokasi (bisa dalam bentuk digital) dimana pelanggan dapat
menemukan, menggunakan, mengakses atau membeli produk atau jasa yang
ditawarkan.
- Promotions
Promotions dalam 7P marketing mix merupakan strategi yang digunakan untuk
mempromosikan produk atau jasa yang ditawarkan agar dapat menjangkau target
pasar.
- People
People adalah orang-orang yang berperan untuk menentukan kemajuan atau
kemunduran suatu perusahaan.
- Process
Process dapat diartikan sebagai prosedur yang dilakukan oleh pelanggan agar
dapat memperoleh produk dan jasa yang ditawarkan.
- Physical Evidence
Bukti fisik merupakan segala sesuatu yang dapat dilihat oleh pelanggan untuk
meyakinkan mereka dalam menggunakan produk atau jasa yang ditawarkan
perusahaan.

4. Porter’s Five Forces


Salah satu strategi bersaing yang dapat digunakan oleh perusahaan untuk bersaing di industri
secara efektif adalah dengan menggunakan Porter’s Five Forces Model (Meftahudin, Putranto &
Wijayanti, 2018)

Perusahaan dapat menggunakan strategi bersaing yang salah satunya ialah Porter’s Five Forces
Model agar dapat secara efektif bersaing di dunia industri (Meftahudin, Putranto & Wijayanti,
2018)

Porter’s Five Forces atau yang sering disebut dengan Analisis Lima Kekuatan Porter adalah
suatu model yang diciptakan oleh Michael Porter yang bertujuan untuk menggambarkan
kerangka sebagai analisis pengembangan strategi bisnis atau lingkungan persaingan yang
berkontribusi terhadap daya saing dan keunggulan kompetitif (Chairunisa & Irawan, 2020).

Dengan memanfaatkan lima model kekuatan atau Porter’s Five Forces sebagai dasar, disini
perusahaan dapat memahami tindakan-tindakan yang diperlukan, seperti implementasi, proses
lainnya, dan teknik yang dapat memberikan kontribusi dengan menciptakan nilai nilai dalam
berkompetisi bagi setiap perusahaan atau organisasi (Rahma & Pradhanawati, 2018)

Menurut Porter (2006), ada lima (5) kekuatan (forces) persaingan yang membentuk strategi.
Model lima kekuatan Michael Porter adalah model yang digunakan untuk melakukan analisis
industri dan analisis keunggulan kompetitif.

Teori Porter’s Five Forces merupakan sebuah metode yang digunakan untuk mengetahui
kekuatan industri berdasarkan faktor-faktor eksternal perusahaan. Teori tersebut muncul didasari
oleh adanya pandangan Industrial Organization yang merupakan sebuah pandangan manajemen
bahwa perusahaan sangat memperhatikan faktor eksternal untuk mendapatkan keunggulan
bersaing. Porter’s Five Forces sebagai alat untuk menganalisis kondisi persaingan industri.
Five Forces Model atau yang lebih dikenal dengan Porter Five Forces adalah suatu metode untuk
menganalisis industri dan pengembangan strategi bisnis atau lingkungan persaingan.

Teori Porter’s Five Forces merupakan sebuah metode yang digunakan untuk mengetahui
kekuatan industri berdasarkan faktor-faktor eksternal perusahaan. Teori tersebut muncul didasari
oleh adanya pandangan Industrial Organization yang merupakan sebuah pandangan manajemen
bahwa perusahaan sangat memperhatikan faktor eksternal untuk mendapatkan keunggulan
bersaing. Porter’s Five Forces sebagai alat untuk menganalisis kondisi persaingan industri.

Five Forces Model atau yang lebih dikenal dengan Porter Five Forces adalah suatu metode untuk
menganalisis industri dan pengembangan strategi bisnis atau lingkungan persaingan.

1. Ancaman Pendatang Baru (Threat of New Entrants).


Ancaman pesaing tidak hanya datang dari para kompetitor lama. Seiring dengan berkembangnya
usaha, muncullah kompetitor baru. Masuknya pemain baru dalam industri akan membuat
persaingan menjadi ketat yang pada akhirnya dapat menyebabkan turunnya laba. Hal ini
berkaitan dengan seberapa mudah pendatang baru untuk ikut berkompetisi dalam persaingan
usaha sejenis. Terdapat enam sumber utama hambatan terhadap masuknya pendatang baru:

Skala ekonomi
Diferensiasi produk
Persyaratan Modal
Kerugian biaya yang tidak dipengaruhi oleh ukuran perusahaan
Akses terhadap saluran distribusi
Kebijakan pemerintah

New Entrant merupakan individu atau kelompok yang memiliki bisnis yang sama sehingga dapat
menjadi kompetitor bagi perusahaan. Hal ini berkaitan dengan tingkat kesulitan bagi pendatang
baru dalam membuat bisnis yang sejenis. Dengan semakin bertambahnya individu atau
kelompok baru dalam industri, maka hal ini akan menimbulkan persaingan yang semakin ketat
sehingga dapat menyebabkan turunnya profitabilitas perusahaan.
2 . Ancaman Produk atau Jasa Pengganti (Threat of Substitutes).

Merupakan barang atau jasa yang dapat menggantikan produk sejenis. Adanya produk atau jasa
pengganti akan membatasi jumlah laba potensial yang didapat dari suatu industri. Makin menarik
alternatif harga yang ditawarkan oleh produk pengganti, makin ketat pembatasan laba dari suatu
industri. Sehingga dengan semakin banyak ragam barang dan jasa, terciptanya produk pengganti
juga mempengaruhi pendapatan bagi perusahaan. Hal ini berkaitan dengan apakah konsumen
memiliki pilihan lain terhadap produk yang ada.

Merupakan produk atau jasa yang dapat dijadikan sebagai pengganti dari produk maupun jasa
yang dihasilkan oleh perusahaan. Ancaman produk atau jasa pengganti dapat bersifat tinggi
apabila memiliki kinerja yang hampir sama dengan produk perusahaan dan memiliki biaya
peralihan yang rendah.

Kekuatan Tawar Menawar Pembeli (Bargaining Power of Buyers).


Daya tawar pembeli pada industri berperan dalam menekan harga untuk turun, serta memberikan
penawaran dalam hal peningkatan kualitas ataupun layanan lebih, dan membuat kompetitor
saling bersaing satu sama lain. Hal ini berkaitan dengan kemampuan konsumen untuk dapat
mempengaruhi harga jual barang sehingga menjadi lebih rendah.

Kekuatan Tawar Menawar Pemasok (Bargaining Power of Suppliers).


Pemasok dapat menggunakan kekuatan tawar menawar terhadap pembeli dalam industri dengan
cara menaikkan harga atau menurunkan kualitas produk atau jasa yang dibeli. Perusahaan
berusaha mendapatkan harga semurah mungkin dengan kualitas yang tinggi. Jika perusahaan
memperoleh pemasok yang demikian, maka perusahaan tersebut akan memperoleh kompetisi
yang baik dibandingkan dengan pesaing.

Merupakan analisis ketergantungan perusahaan terhadap suppliernya dimana pihak supplier


memiliki kekuatan tawar menawar yang dapat menekan profitabilitas/keuntungan perusahaan
dengan memberikan harga yang tinggi serta menurunkan kualitas bahan. Dengan memperoleh
supplier yang menyediakan harga minimal dengan kualitas yang tinggi, maka perusahaan dapat
mendapatkan keuntungan yang lebih baik dibandingkan dengan pesaing lain.

Persaingan dalam Industri Sejenis (Rivalry of Competitors).


Persaingan antar pesaing dalam industri yang sama ini menjadi pusat kekuatan persaingan.
Kompetitor dalam hal ini adalah industri yang menghasilkan serta menjual produk sejenis, yang
bersaing memperebutkan pasar yang sama. Kompetisi yang terjadi dalam industri sejenis
biasanya terjadi dari segi harga, kualitas produk, pelayanan purna jual, yang semua hal tersebut
membentuk nilai tersendiri di benak konsumen. Semakin banyak kompetitor, perusahaan akan
semakin bekerja keras memenangkan persaingan.
https://binus.ac.id/malang/2020/08/porters-five-forces-lima-hal-sebelum-bersaing/

5. Value Proposition Canvas


Value proposition canvas digunakan perusahaan untuk menciptakan value kepada pelanggan.
Tujuan pembuatannya sendiri adalah merancang sketsa sederhana sekaligus terperinci dan
sistematis untuk memudahkan perusahaan dalam menyampaikan strategi.
Value proposition Canvas (VPC) merupakan merupakan metode yang diperkenalkan oleh
Osterwalder, Pigneur, Bernarda, & Smith (2014) agar dapat memetakan bisnis secara lebih baik
dari sisi pelanggan.

Value Proposition Canvas (VPC) merupakan sebuah metode yang digunakan untuk membantu
dalam menggambarkan value proposition dari produk atau jasa yang ditawarkan kepada
customer sehingga hal ini akan mempermudah perusahaan dalam merancang strategi
(Osterwalder, Pigneur, Bernarda, & Smith, 2014).

Value Proposition Design (VPD) yang merupakan hubungan antara customer segments dan
value proposition sebagai elemen terpenting dalam Business Model Canvas (BMC) dan disebut
sebagai Value Proposition Canvas (VPC). Menurut Osterwalder et al (2014), VPD merupakan
alat yang memudahkan dalam mencari value proposition dari bisnis model perusahaan dan
menyesuaikannya dengan kebutuhan dan keinginan pelanggan.

Sebagian besar contoh value proposition canvas terdiri atas dua blok, yakni blok customer
segments dan value propositions. Untuk memahami komponen dan cara kerjanya.

- Customer Job
Customer job terdiri dari keinginan yang ingin dipenuhi serta masalah-masalah
yang dialami dan coba diselesaikan oleh pelanggan.
- Customer Pain
Customer Pain mendeskripsikan kemungkinan terburuk atau kekecewaan yang
dapat mencakup biaya, kualitas produk atau jasa, pelayanan dan hal negatif lain
yang harus dihindari oleh pelanggan.
- Customer Gain
Customer Gain merupakan nilai manfaat atau keuntungan yang diharapkan oleh
pihak customer sehingga mereka dapat merasa puas terhadap penggunaan produk
atau jasa yang ditawarkan perusahaan.
- Product and Service
Product and Service merupakan bentuk hasil usaha baik yang ditawarkan ke
masyarakat untuk digunakan agar dapat memenuhi kebutuhan atau
- Pain Reliever
Pain reliever menjelaskan bagaimana suatu produk atau jasa yang dihasilkan oleh
perusahaan dapat memberikan efek untuk memulihkan kekecewaan yang ditakuti
oleh pelanggan.
- Gain Creator
Gain Creator menjelaskan bagaimana suatu produk atau jasa yang ditawarkan
oleh perusahaan dapat membantu dalam mewujudkan keinginan atau kebutuhan
dari pelanggan.

I. Analisis Kelayakan Keuangan

Analisis Laporan Keuangan

Menurut Sumiati dan Indrawati (2019: 89) analisis laporan keuangan adalah analisis yang
dimaksudkan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan yang membantu manajer dalam
mengidentifikasi berbagai kelemahan dan selanjutnya mengambil tindakan koreksi untuk
memperbaiki kinerja. Analisis laporan keuangan utamanya ditujukan kepada pihak eksternal,
seperti pemerintah, lembaga keuangan, investor, dan masyarakat. Analisis laporan keuangan
meliputi: membandingkan kinerja keuangan perusahaan dengan perusahaan sejenis dalam
industri yang sama (teknik cross section), dan mengevaluasi kecenderungan atau trend kinerja
keuangan selama beberapa waktu.
Menurut Septiana (2019: 2) laporan keuangan merupakan laporan yang diharapkan bisa memberi
informasi mengenai perusahaan, dan digabungkan dengan informasi yang lain, seperti industri,
kondisi ekonomi, gambaran yang lebih baik mengenai prospek dan resiko perusahaan.

1. Return on Investment
2. Break Even Point
3. Net Present Value
4. Payback Period
5. Cash Flow
6. Internal Rate of Return

Menurut Anwar (2019: 165) laporan keuangan merupakan laporan yang memberikan informasi
mengenai pertanggungjawaban penggunaan aktiva, penggunaan utang dan modal selama periode
laporan dalam bentuk laporan posisi keuangan perusahaan.

NPV
Konsep Net Present Value dibangun dengan asumsi bahwa varian nilai sekarang dari manfaat
dan biaya yang akan datang adalah nol (Basher, Syed Abul and David G. Robby, 2018).
Kriteria keputusan untuk mengetahui kelayakan usaha dengan menggunakan metode NPV adalah
sebagai berikut :
NPV > 0, Usaha layak diterima
(menguntungkan)
NPV < 0, Usaha tidak layak diterima (tidak
menguntungkan)

Menurut Agustin (2017) NPV merupakan salah satu pendekatan buat mengevaluasi usulan
investasi dengan mendiskontokan pengeluaran kas serta setara kas dengan memberikan tingkatan
bunga tertentu sepanjang masa usaha.
Keunggulan metode NPV dipandang sebagai pengukur profitabilitas suatu proyek yang baik
karena metode ini memfokus pada kontribusi proyek kepada kemakmuran pemegang saham.
Dapat disimpulkan bahwa Net Present Value adalah metode untuk mengukur profitabilitas
proyek agar dapat menentukan seberapa besar kontribusi proyek kepada para pemegang saham
sehingga dapat ditentukan kelayakan dari usaha tersebut dengan menggunakan metode
perhitungan NPV sebagai berikut:
(Rumus)

Standar keputusan untuk menentukan kelayakan usaha melalui metode perhitungan NPV ialah
sebagai berikut:
NPV > 0, Usaha layak diterima (menguntungkan)
NPV < 0, Usaha tidak layak diterima (tidak menguntungkan)

ROI

Menurut Septitana (2019: 113) Return On Investment adalah rasio yang mengukur kemampuan
perusahaan secara keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan
aktiva yang tersedia di dalam perusahaan.

Return On Investment adalah rasio yang menunjukkan tingkat pengambilan bisnis dari seluruh
investasi yang telah dilakukan. Rumus ROI adalah sebagai berikut:

Payback period

Agustin (2017) Analisis payback period adalah waktu yang diperlukan untuk dapat menutup
kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan “proceeds” atau Net Cash Inflow.

Break Even Point

Menurut Horngren dkk dalam Heru Maruta (2018:11) mengatakan bahwa Break-even point atau
titik impas merupakan suatu tingkat penjualan dimana laba operasinya adalah nol: Total
pendapatan sama dengan total pengeluaran.
Menurut Horngren dkk dalam Heru Maruta (2018:11) break even point merupakan suatu kondisi
dimana jumlah total pendapatan sama dengan jumlah total pengeluaran sehingga laba operasinya
adalah nol.

Carter dan Usry dalam (2017:44) Rumanintya Lisaria Putri menyatakan bahwa Analisis titik
impas digunakan untuk menentukan tingkat penjualan produk yang diperlukan hanya untuk
menutup semua biaya yang terjadi selama periode tertentu.

Kalam Mollah (2016:22) Analisa Break-even Point (BEP) adalah titik keseimbangan antara total
biaya dan total penjualan atau titik aktivitas (volume produksi) dan penjualan dimana tidak
diperoleh keuntungan maupun kerugian karena total pendapatan sama dengan total pengeluaran.

Analisis break-even point dapat digunakan untuk membantu menetapkan sasaran dan tujuan
perusahaan, antara lain sebagai berikut. (1) Sebagai dasar atau landasan merencanakan kegiatan
operasional dalam usaha mencapai tujuan tertentu atau dengan kata lain sebagai alat perencanaan
laba. (2) Sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan harga jual yaitu setelah diketahui hasil
perhitungannya menurut analisis break-even dan laba yang ditargetkan. (3) Sebagai bahan
pertimbangan dalam mengambil keputusan yang harus dilakukan oleh seorang manager.

Tujuan atau sasaran perusahaan dapat ditentukan dengan menggunakan analisis break even point
sehingga dapat dijadikan sebagai dasar untuk menyusun kegiatan operasional dalam rangka
mencapai tujuan yang ditentukan, sebagai landasan untuk menetapkan harga jual produk atau
layanan, dan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan bagi manager.

Dapat disimpulkan bahwa Break Even Point adalah titik impas antara jumlah nilai pendapatan
dan penjualan sehingga tidak diperoleh laba atau rugi

Cash Flow

Laporan arus kas adalah informasi terkait dengan balance sheet serta laba rugi. Selain itu juga
berhubungan dengan arus kas operasional, arus kas permodalan, serta arus kas investasi pada
jangka waktu tertentu yang berisi tentang uang yang mengalir ke perusahaan dan uang yang
mengalir dari perusahaan (Kaloh et al., 2018).
Informasi arus kas merupakan gambaran aktivitas keluar dan masuknya kas perusahaan dalam
jangka waktu tertentu, serta uraian mengenai dari mana asal usul kas yg keluar masuk tersebut
(Sari, 2018).

Informasi arus kas berisi gambaran jumlah arus kas masuk dan keluarnya suatu perusahaan
beserta asal usulnya dalam periode tertentu

Dapat disimpulkan bahwa Cash Flow adalah gambaran berisikan informasi terkait aliran kas
yang masuk dan keluar dalam perusahaan beserta sumber kas tersebut dalam jangka waktu
tertentu.

Internal Rate of Return (IRR)

Agustin (2017) IRR ialah tingkatan bunga yang hendak menjadikan jumlah nilai saat ini dari
proceeds yang diharap hendak diterima sama dengan jumlah nilai saat ini dari pengeluaran
modal. Pada dasarnya buat menghitung IRR wajib dicari discount factor sehingga menciptakan
NPV negatif mendekat ini lain nol apabila NPV awal bernilai positif.

Profitability Index (PI)

Profitability Index merupakan salah satu cara yang dibutuhkan untuk menarik pemodal (Ullah,
Hayat dkk: 2018). Profitability Index merupakan metode dengan membandingkan nilai sekarang
dari penerimaan kas bersih di masa datang (proceeds) dan nilai sekarang dari investasi (outlays)

Menurut Mithaaryani (2017), profitability index adalah sebuah metode perhitungan untuk
menilai tingkat kelayakan sebuah proyek dengan cara memperbandingkan antara jumlah present
value nilai arus kas dengan nilai investasi dari proyek.

Agustin (2017) Profitability Index (PI) ialah present value arus kas dibandingkan dengan nilai
investasi. Jika hasil perhitungan PI lebih besar dari angka 1 maka investasi tersebut layak untuk
dijalankan.
Dapat disimpulkan bahwa Profitability Index adalah metode untuk memikat investor dengan cara
menilai kelayakan usaha yang dijalankan berdasarkan perhitungan sebagai berikut:

(Rumus)

Kriteria untuk menentukan kelayakan investasi melalui hasil perhitungan profitability index ialah
sebagai berikut:

PI > 1 (investasi layak dijalankan)

PI < 1 (investasi tidak layak dijalankan)

Agile development
The highly volatile marketplace has forced businesses to respond rapidly to new
opportunities. Sometimes, these opportunities appear in the middle of implementing
another business initiative. To survive, businesses must be agile—
that is, able to change directions rapidly, even in the middle of a project.

is a philosophy and set of guidelines for developing information


systems in an unknown, rapidly changing environment, and it can be
used with any system development methodology. Usually, Agile development
complements adaptive approaches to the SDLC and methodologies that support
it. But the emphasis is on taking an adaptive approach and making it agile in all
development activities and tasks. Related to Agile development, Agile modeling
is a philosophy about how to build models, some of which are formal and
detailed, others sketchy and minimal. All the models you have learned how to
create in this text can be used with Agile modeling.

Object Oriented Analysis and Design (OOAD)

Object-Oriented Analysis Diagram (OOAD) dengan tools bantuan Unified Modeling Language
(UML). Penerapan metode OOAD dan penggunaan komputerisasi akan membuat lebih efektif
karena lebih mudah untuk memberikan informasi (Purwaningtias, 2018).
Object Oriented Analisys Design (OOAD) adalah metode analisis yang mengarahkan pada
arsitektur software yang didasarkan pada manipulasi objek-objek sistem atau subsistem
(Hasanuddin, 2016).

Object Oriented Analysis (OOA)


Object-Oriented Analysis atau OOA merupakan proses mengidentifikasi dan mendefinisikan
kumpulan objek berbentuk kelas dalam sebuah sistem yang akan dirancang. (belum diganti
kata2nya)
Object Oriented Design (OOD)
Object Oriented Design (OOD) adalah proses dimana satu set model object-oriented design
secara rinci dibangun, yang kemudian dipergunakan oleh programmer untuk menulis dan
menguji program untuk sistem yang baru. Desain sistem adalah jembatan antara kebutuhan
pengguna dan pemrograman sistem baru. Salah satu kekuatan dari object-oriented design adalah
bahwa model desain seringkali hanya perpanjangan dari model persyaratan.

Object Oriented Design merupakan/melakukan proses untuk mengidentifikasi set kelas, metode,
dan pesan yang diperlukan untuk mengeksekusi use case.
Hermanto, B., Yusma, M., & Nagara . (2019). SISTEM INFORMASI MANAJEMEN KEUANGAN
PADA PT. HULU BALANG MANDIRI MENGGUNAKAN FRAMEWORK LARAVEL.
Jurnal Komputasi, VII.
Mulyani, S. (2016). Metode Analisis dan Perancangan Sistem. Abdi Sistematika.
Saputra, R. E., Zulhalim, Ibrahim, Waluyo, S., & Rini, A. S. (2021, Juli). PERANCANGAN
APLIKASI STUDENT GET STUDENT BERBASIS WEB MENGGUNAKAN
FRAMEWORK LARAVEL PADA STIE & STMIK JAYAKARTA. Jurnal Manajemen
Informatika Jayakarta, I, 196-207.
Sutabri. (2016). Sistem Informasi Manajemen. Andi Offset.

Anda mungkin juga menyukai