Anda di halaman 1dari 21

Obat yang mempengaruhi sistem saraf

pusat

Ira Rahmawati, S.Kep.,Ns., MNSc(EM)


2019
Kemampuan akhir yang diharapkan

Setelah mengikuti pembelajaran, mahasiswa mampu:


1. Menjelaskan farmakokinetik obat ansiolitik, sedasi dan
hipnotik
2. Menjelaskan farmakodinamik obat ansiolitik, sedasi dan
hipnotik
Review Sistem saraf

Sebelum mempelajari obat yang mempengaruhi sistem saraf


pusat, mahasiswa harus membaca dan memahami terlebih
dahulu materi pada PPT sebelumya tentang anatomi dan
fisiologi sistem saraf pusat, perifer dan otonom
Review
Neurotransmiter adalah zat kimia yang disekresi oleh sel-sel neuron untuk
menyampaikan impuls dianatar sel saraf lain, kelenjear, otot atau target organ yang
lain.

Jenis neurotransmitter di dalam sistem saraf pusat yang harus anda ketahui adalah:
o Asetilkolin: menghubungkan saraf dan otot, neurotransmitter yang berperan pada
sistem saraf parasimpatis
o Norepinefrin dan epinefrin: dihasilkan oleh cabang simpatis, berfungsi dalam
meningkatkan tekanan darah, blood sugar dan frekuensi jantung. Dihasilkan
sebagai respon tubuh terhadap stress: fight and flight respons
o Dopamin: ditemukan dalam konsenstrasi tinggi di beberapa area otak, berperan
dalam koordinasi impuls dan respons baik intelektual maupun emosiaonal
o Asam gama-aminobutirat (GABA) :berfungsi mengambat atau memperlambat
aktivitas saraf dan mencegah eksitabilitas atau stimulasi berlebihan seperti kejang
o Serotonin: ditemukan dalam konsentrasi tinggi di sistem limbik, berfungsi dalam
mencegah depresi dan meningkatkan motivasi .
Obat Ansiolitik dan Hipnotik

Definisi;

o Agen ansiolitik: Obat yang digunakan untuk mencegah perasaan


cemas, tegang atau takut
o Agen sedative: dapat menenangkan pasien dan tidak aware
terhadap lingkungan sekitar
o Agen hipnotik: dapat menyebabkan tidur
Cemas:
o Perasaan tegang dan gugup, Sedasi:
takut yang berhubungan Kondisi dimana sesorang
dengan stimulus baik actual
kehilangan kesadaran
maupun tidak diketahui.
o Disertai aktifitas simpatis terhadap situasi sekitarnya,
seperti nafas cepat, biasanya disertai rasa kantuk
peningkatan frekuensi nadi,
keringat dingin,
peningkatan tekanan darah,
dll.

Hipnosis:
Lebih dalam dari sedasi
Terjadi depresi sistem saraf pusat yang
lebih lanjut dan hidur
Obat golongan Benzodiazepin

o Merupakan agen ansiolotik yang paling umum digunakan


o Kurang menyebabkan ketergantungan dibandingkan obat golongan sedative-
hipnotik lain

Obat golongan benzodiazepine yang sering digunakan di klinik/RS adalah?


o Alprazolam (dengan merek dagang Xanax), digunakan untuk cemas, panic
attack, untuk dosis lebih lengkap lihat mims
o Klonazepam (merek Klonopin) : digunakan untuk kejang, episode manik
akut
o Diazepam (merek Valium): untuk cemas, relaxan otot, antiepilepsi
o Lorazepam (merek Ativan): untuk cemas, ansiolitik pra anaesthesia

Lebih lengkap untuk semua obat golongan benzodiazepim yang ada


didunia harap lihat di mims.com/indonesia
Pharmakodinamik benzodiazepin

o Benzodiazepin bekerja pada reseptor GABA (gamma-aminobutirat)


dengan meningkatkan efek inhibisi GABA. Dalam artian menurunkan
excitability neuron sehingga menyebabkan depresi sistem saraf pusat,
meningkatkan tidur, menurunkan kecemasan dan agitasi (silahkan
simak video mengenai fungsi GABA).
o Indikasi pemberian benzodiazepine adalah: panic attack, agitasi,
alcohol withdrawal, kejang, dan membantu anestesi
Farmakokinetik Benzodiazepine
 Diabsorpsi dengan baik di Gastrointestinal tract
 Waktu puncak antara 30 menit sampai 2 jam
 Menembus plasenta dan ASI
 Metabolisme di hati > Pasien dengan penyakit liver harus menerima dosis yang
lebih kecil
 Ekskresi di ginjal

Efek samping yang merugikan


o Dapat menyebabkan depresi pernafasan
o Gangguan pada GI tract: Mual dan muntah, konstipasi dan mulut
kering
o konfusi, sakit kepala, pandangan kabur dan letargi
o Dapat menyebabkan retensi urine dan perubahan fungsi seksua

Interaksi obat
Alkohol dan depresan sistem saraf pusat
Intervensi Keperawatan

o Kaji apakah pasien mempunyai alergi terhadap benzodiazepine


o Kaji apakah pasien mempunyai penyakit liver atau ginjal yang dapat
mengganggu metabolisme dan ekskresi obat
o Kaji apakah pasien mempunyai kondisi yang dapat memperberat efek
depresan seperti penggunaan alcohol berat, syok, penyakit paru kronis atau
kondisi seperti hamil dan menyusui yang akan berpengaruh kepada bayi
o Kaji kondisi baseline pasien sebelum dan sesudah penggunaan
benzodiazepine termasuk: RR, frekuensi nadi, tekanan darah, fungsi
penglihatan dan refleks
Masalah yang mungkin dialami pasien yang mengonsumsi benzodiazepine
 Gangguan proses piker
 Gangguan persepsi sensori
 Gangguan pola tidur
 Resiko cedera
 Kurang pengetahuan mengenai terapi

Apabila anda memberikan obat benzodiazepine maka:


 Mengutamakan pemberian oral karena lebih aman
 Jika memberikan secara intravena, maka berikan dengan perlahan
 Pasien yang menerima benzodiazepine parenteal harus dianjurkan untuk
tetap ditempat tidur minimal 3 jam dan jaga keamanan pasien
 Pantau fungsi hati dan ginjal apabila diberikan benzodiazepine jangka
panjang
 Kurangi dosis secara bertahap, penghentian tiba-tiba dapat menimbulkan
gejala putus obat
 Antidotum untuk benzodiazepine overdose adalah flumazenil 13
Antidotum benzodiazepine adalah Flumazenil (Romazicon).
o Bekerja dengan menghambat efek benzodiazepine pada
reseptor GABA
o Digunakan untuk overdosis benzodiazepine, dan
mengembalikan sedasi
o Hanya tersedia untuk injeksi IV
o Mencapai kadar puncak setelah 5 sampai 10 menit

14
Barbiturat

o Merupakan agen hipnotik/ sedative,


o Mempunyai resiko ketergantungan yang tinggi dibandingkan dengan
benzodiazepine

Contoh Obat yang termasuk barbiturate:


 Fenobarbital (tersedia dalam merek luminal), digunakan untuk
pengobatan kejang dan pra anastesi
 Pentobarbital (Tersedia dalam merek Nembutal) digunakan untuk pra
anastesi
 Amabarbital (Amytal sodium) untuk kejang, reaksi manik
 Butabarbital (Butisol) sedative hipnotik untuk jangka pendek
Untuk agen barbiturate lainnya, lihat mims.com/indonesia
15
Mekanisme Kerja dan efek barbiturate pada SSP
 Sebagai depresan sistem saraf pusat,mendepresi korteks serebral
 Menghambat konduksi impuls neuron pada RAS (Reticular Activating
system) asenden dan mendepresi haluaran motorik
 Menyebabkan sedasi, anestesia, hypnosis dan Koma

Indikasi pemberian barbiturate


o Untuk mengurangi cemas
o Tujuan sedasi dan pra anestesi
o Pengobatan insomnia dan kejang

16
Farmakokinetik Barbiturat:
o Diabsorpsi dengan baik di GI tract
o Kadar puncak tercapai dalam 20 -60 menit
o Dimetabolsime di hati dengan tingkat berbeda – beda tergantung
jenis obat
o Diekresi dalam urine
o Dapat menembus plasenta dan ASI

 Efek samping berbahaya adalah hipoventilasi atau depresi sistem


pernafasan !
 Tidak boleh diberikan pada Ibu hamil
 Efek samping lain: letargi, ataksia, vertigo, halusinasi
 Efek samping GI Tract: mual, muntah, konstipasi, diare dan nyeri
ulu hati
 Efek samping kardiovaskular: bradikardia, hipotensi dan sinkop 17
18
19
DAFTAR PUSTAKA

Morton, PG., Fontaine, D., Hudak, CM & Gallo, BM. (2011). Keperawatan Kritis:
Pendekatan Asuhan Holistik. Edisi 8. Jakarta: EGC.
M. Karch, Amy. (2011). Buku Ajar Farmakologi Keperawatan. Edisi 2. Jakarta: EGC

20
THANKS!
Any questions?
You can find me at:
▪ Irarahmawati.

21

Anda mungkin juga menyukai