Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH TUMBUHAN LANGKA

“MATOA”
(Pometia pinnata)

DOSEN : Subaryanti, Dra.M.Si. Apt.

PENYUSUN :
ABDULLOH KHOLID A (14334017)
SELVIA RAHMI (14334026)

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
JURUSAN FARMASI
JAKARTA
2017

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atas kehadirat ALLAH swt karena dengan segala
limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hinayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan makalah yang berjudul “BUAH YANG MULAI LANGKA” ini dalam bentuk
maupun isinya yang sangat sederhana.

Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan maupun pedoman
bagi pembaca dalam menambah pengetahuan mengenai hal-hal yang bersangkutan dengan
BUAH YANG MULAI LANGKA.

Harapan penulis semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan


pengalaman bagi para pembaca, sehingga penulis dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat menjadi lebih baik lagi.

Makalah ini penulis akui masih banyak kekurangan karena pengalaman dan
pengetahuan yang penulis miliki masih sangat kurang dan terbatas. Oleh kerena itu penulis
harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat
membangun untuk kesempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih atas
perhatiannya.

Penyusun,

06 April 2017

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar………………………………………………………….......................... 2
Daftar Isi………………………………………………………………........................... 3
Abstrak ....................................................................…………………………………….. 4
Pendahuluan……………………………………………………...................................... 5
Klasifikasi Tumbuhan Matoa............................................................................................ 6
Deskripsi Morfologi dan Anatomi.................................................................................... 8
Reproduksi........................................................................................................................ 10
Manfaat............................................................................................................................ 11
Kesimpulan dan Saran..................................................................................................... 12

3
ABSTRAK

Matoa (Pometia pinnata) adalah tanaman buah khas Papua, tergolong pohon besar
dengan tinggi rata-rata 18 meter dengan diameter rata-rata maksimum 100 cm. Umumnya
berbuah sekali dalam setahun. Berbunga pada bulan Juli sampai Oktober dan berbuah 3 atau
4 bulan kemudian. Penyebaran buah matoa di Papua hampir terdapat di seluruh wilayah
dataran rendah hingga ketinggian ± 1200 m dpl. Tumbuh baik pada daerah yang kondisi
tanahnya kering (tidak tergenang) dengan lapisan tanah yang tebal. Iklim yang dibutuhkan
untuk pertumbuhan yang baik adalah iklim dengan curah hujan yang tinggi (>1200
mm/tahun). Matoa juga terdapat di beberapa daerah di Sulawesi, Maluku, dan Papua New
Guinea. Buah matoa memiliki rasa yang manis.
Di Papua dikenal 2 jenis matoa, yaitu Matoa Kelapa dan Matoa Papeda. Ciri yang
membedakan keduanya adalah terdapat pada tekstur buahnya, Matoa Kelapa dicirikan oleh
daging buah yang kenyal sepertirambutan aceh, diameter buah 2,2-2,9 cm dan diameter biji
1,25-1,40 cm. Sedangkan Matoa Papeda dicirikan oleh daging buahnya yang agak lembek
dan lengket dengan diamater buah 1,4-2,0 cm. Tanaman ini mudah beraptasi dengan
kondisi panas maupun dingin. Pohon ini juga tahan terhadap serangga, yang pada umumnya
merusak buah.

4
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Buah Matoa merupakan jenis buah atau keluarga dari Sapindaceae (Rambutan) dalam
bahasa latinnya disebut Pometia Pinnata . Banyak orang mengenal jenis buah ini berasal dari
Papua padahal pohon buah ini banyak dijumpai di daerah lain seperti di Maluku, Sulawesi,
Kalimantan, dan Jawa.
Matoa masuk jajaran tanaman langka. Memiliki pohon rindang tinggi bisa mencapai
20 meter dengan akar yang kuat, rasa buahnya manis campuran kelengkeng dan durian dan
ada yang mengatakan seperti buah rambutan. Sedangkan pohon Matoa termasuk kayu kelas
A. dan berkualitas ekspor dan bagus untuk bangunan.
Matoa asli Papua ternyata mempunyai keistimewaan. Tahun 2006 Menteri Pertanian
telah melepas Matoa Papua sebagai varietas unggul yaitu yang berasal dari Desa Sere,
Kecamatan Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua.
Matoa varietas Papua mempunyai keunggulan daging buah tebal dan mudah
lepas dari biji, rasa buahnya yang manis seperti campuran antara rasa kelapa muda, durian,
klengkeng, rambutan, kulit buah relatih tebal dan keras, dan beradaptasi dengan baik di
dataran rendah sampai sedang dengan ketinggian 0-500 m dpl. Sedangkan rata-rata hasil 200-
500 kg/pohon/tahun.
Selain itu, masih banyak manfaaat-manfaat yang terkandung pada tumbuhan
matoa. Dalam makalah ini kami akan menjelaskan tentang hal-hal menarik dibalik tumbuhan
matoa.
B. Rumusan Masalah
Dalam hal ini, kita akan membahas masalah tentang hal-hal yang bersangkutan dengan :
1. Bagaimana klasifikasi tumbuhan matoa?
2. Bagaimana ciri-ciri morfologi dan anatomi tumbuhan matoa?
3. Bagaimana cara berkembangbiak tumbuhan matoa?
4. Apa saja manfaat yang terkandung dalam tumbuhan matoa?

C. Tujuan Penelitian
Dibuatnya makalah ini bertujuan untuk :
1. Memenuhi tugas Biologi Bab Keanekaragaman Hayati.
2. Menambah wawasan tentang tumbuhan matoa.

5
KLASIFIKASI TUMBUHAN MATOA

Indonesia dikenal ada 2 jenis Pometia yaitu : Pomettia pinnata dan Pomettia ridley.
Yang membedakan dari keduannya yaitu pada Pomettia pinnata tepi daunnya bergigi dan
ujung urat daunnya berakhir pada tepi gigi-gigi tersebut. Sedangkan pada Pomettiaridley, tepi
daunnya rata, tidak bergigi dan urat-urat daunnya melengkung ke atas tidak sampai ke tepi
daun. Pada jenis ini di Indonesia hanya ditemukan di Simeulue, di Aceh ( Sunarno dan
H.Sutarno 1997 ). Sedangkan Pomettiapinnata tersebar di seluruh kepualauan Indonesia (
Peta Penyebaran P.pinnata di Indonesia )
Hasil pengamatan morfologi Pomettia pinnata di Kebun Raya Bogor adalah berupa
pohon yang tingginya mencapai 50 meter, pada batang bagian bawahnya terdapat akar papan
dengan tingginya mencapai 5 meter. Daun berukuran besar dengan tangkai daun panjang
hingga 1 meter, berupa dau majemuk, anak daun besirip genap, sebanyak 4 – 13 pasang,
bundar sampai bundar memanjang, tepi daun bergerigi. Pada pangkal tangkai daunnya
terdapat sepasang daun penumpu. Tulang daunnya menyirip dan menonjol ke bawah. Pada
pangkal tangkai daun berbentuk segitiga, membongkol dan cekung. Perbungaannya
majemuk, dan mncul pada bagian ujung tangkai daun. Buahnya bulat lonjong dengan ukuran
panjang 1,5 – 5 cm dan diameeter 1 – 3 cm, kulitnya licin, berwarna hijau pada saat muda
dan coklat kehitaman pada saat buah masak. Kulit buahnya tipis dan kering, apabila
dikelupas maka di dalamnya terdapat aril. Aril tersebut berwarna bening, berair dan manis.
Tebal aril berkisar 1 – 7 mm dan kenyal. Biji bulat sampai lonjong, coklat kehitaman sampai
hitam, mengkilat dan berdiameter 1 cm.
Berdasarkan pengamatan spesimen herbarium di Herbariium Bogoriense, P. Pinnata
ditemukan di Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, Kalimantan, Suawesi, dan Irian Jaya.
Di Sumatera jenis ini pada umumnya tumbuh di tepi-tepi sungai dan daerah endapan
atau rawa. Di NAD ditemukan pada ketinggian 40-1700 m dpl ; Sumatera Utara pada 40-110
m dpl ; Riau pada 3-8 m dpl ; Jambi pada 45-700 m dpl ; dan Palembang pada 110 m dpl. Di
Jawa jenis ini ditemukan di DKI Jakarta pada ketinggian 93 m dpl ; Jawa Barat pada 10-220
m dpl ; dan Jawa Tengah pada 100 m dpl. Sedangkan di Nusa Tenggara hanya ditemukan di
Pulau Sumbawa (G. Batulanteh) pada daerah dengan ketinggian 900-1000 m dpl.
Di Kalimantan jenis ini ditemukan diseluruh pulau ini pada daerah-daerah rawa,
pegunungan, tepi sungai atau luapan air sungai. Di Kalimantan Barat jenis ini ditemukan
pada daerah dengan ketinggian 20-400 m dpl; di Kalimantan Tengah pada 6-400 m dpl; dan
Kalimantan Timur pada 10-200 m dpl. Di Sulawesi jenis ini jyga ditemukan hampir diseluruh
pulau ini. Pada tanah-tanah subur berdrainase baik didaerah dengan kelembapan tinggi. Di
Sulawesi Utara ditemukan pada ketinggian 20-30 m dpl; Sulawesi Tenggara pada 430 m dpl;
Sulawesi Tengah pada 300 m dpl; Sulawesi Selatan pada 250 m dpl; serta pulau Sangihe dan
Talaud pada 70 m dpl. Di Maluku jenis ini juga ditemukan pada tanah-tanah subur
berdrainase baikdidaerah dengan kelembapan tinggi. Di pulau Seram ditemukan pada
ketinggian 5-700 m dpl; Pulau Morotai pada 40 m dpl; Pulau Buru pada 100 m dpl; Pulau
Halmahera pada 50 m dpl; dan Ternate pada 3 m dpl; Pulau Sula pada 35 m dpl; dan Pulau
Tanimbar pada 100 m dpl.
Di Irian Jaya ditemukan di dataran rendah pada 0-300 m dpl pada tanah yang ringan,
berat, dan berkapur. Manokwari dan sekitarnya pada ketinggian 100-120 m dpl; Fakfak pada
3 m dpl; Timika pada 4 m dpl; Memberamo Hulu pada 200-300 m dpl; serta di Sorong dan
Merauke.
Di Papua dikenal 2 (dua) jenis matoa, yaitu Matoa Kelapa danMatoa Papeda. Ciri
yang membedakan keduanya adalah terdapat pada tekstur buahnya, Matoa Kelapa dicirikan
oleh daging buah yang kenyal dan nglotok seperti rambutan aceh, diameter buah 2,2-2,9 cm

6
dan diameter biji 1,25-1,40 cm. Sedangkan Matoa Papeda dicirikan oleh daging buahnya
yang agak lembek dan lengket dengan diamater buah 1,4-2,0 cm. Dilihat dari jenis warna
buahnya, baik Matoa Kelapa mapun Matoa Papeda dapat dibedakan menjadi tiga jenis
yaitu matoa merah, kuning, dan hijau.
Parameter Pembeda
Jenis Warna Kulit Buah Daun Warna Bunga
Lebar, tebal, hijau
Matoa Hijau Hijau Coklat
tua
Memanjang,
Matoa
Kuning kurang tebal, Kuning
Kuning
hijau muda
Agak bulat/oval,
Matoa
Merah tipis, hijau Coklat
Merah
kekuningan

Nama Lain Matoa:


Nama Indonesia : Matoa
Nama Ilmiah : Pometia Pinnata Ltu
Nama Inggris : Fijian Longan
Nama Melayu : Kasai

Klasifikasi:
Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Sapindaceae
Genus : Pometia
Spesies :Pometia pinnata J.R.& G.Forst

7
DESKRIPSI MORFOLOGI DAN ANATOMI

A. Morfologi
 Tergolong pohon besar dengan tinggi rata-rata 18 meter dengan diameter rata-rata
maksimum 100 cm.
 Pohon matoa dapat tumbuh tinggi dan memiliki kayu yang cukup keras.
 Buahnya berbentuk lonjong, ketika muda berwarna hijau dan setelah matang berwarna hijau
kemerahan.
 Buah matoa mempunyai kulit buah relatif tebal dan keras
 Bentuk buah matoa bulat lonjong seukuran telur puyuh atau mirip buah pinang dengan
panjang 1,5-5 cm dan berdiameter 1-3 cm, sedangkan pada kulitnya licin dengan coklat agak
kehitaman bila masak Jika masih muda warnanya kuning kehijauan, ada yang mengatakan
hijau-kekuningan. Kulit ari putih bening melekat pada biji seperti rambutan, manis dan aroma
harum.
 Pohon yang tingginya mencapai 50 meter. Pada batang bagian bawahnya terdapat akar papan
dengan tinggi mencapai 5 meter. Daun berukuran besar dengan tangkai daun panjang berupa
daun majemuk; anak daun bersirip genap sebanyak 4 – 13 pasang
 Memiliki pohon rindang tinggi bisa mencapai 20 meter dengan akar yang kuat

 Indonesia dikenal ada 2 jenis Pometia yaitu : Pomettia pinnata dan P.ridley. yang
membedakan dari keduannya yaitu pada P.pinnata tepi daunnya bergigi dan ujungnya urat
daunnya berakhir pada tepi gigi-gigi tersebut. Sedangkan pada P.ridley , tepi daunnya rata,
tidak bergigi dan urat-urat daunnya melengkung ke atas tidak sampai ke tepi daun.

 Hasil pengamatan morfologi P.pinnata di Kebun Raya Bogor adalah berupa pohon yang
tingginya mencapai 50 meter, pada batang bagian bawahnya terdapat akar papan dengan
tingginya mencapai 5 meter. Daun berukuran besar dengan tangkai daun panjang hingga 1
meter, berupa dau majemuk, anak daun besirip genap, sebanyak 4 – 13 pasang, bundar
sampai bundar memanjang, tepi daun bergerigi. Pada pangkal tangkai daunnya terdapat
sepasang daun penumpu. Tulang daunnya menyirip dan menonjol ke bawah. Pada pangkal
tangkai daun berbentuk segitiga, membongkol dan cekung. Perbungaannya majemuk, dan
mncul pada bagian ujung tangkai daun. Buahnya bulat lonjong dengan ukuran panjang 1,5 –
5 cm dan diameeter 1 – 3 cm, kulitnya licin, berwarna hijau pada saat muda dan ciklat
kehitaman pada saat buah masak. Kulit buahnya tipis dan kering, apabila dikelupas maka di
dalamnya terdapat aril. Aril tersebut berwarna bening, berair dan manis. Tebal aril berkisar 1
– 7 mm dan kenyal. Biji bulat sampai lonjong, coklat kehitaman sampai hitam, mengkilat dan
berdiameter 1 cm.

 Berakar tunggang. Batang silindris, tegak, warna putih kotor, permukaan kasar, percabangan
simpodial, arah cabang miring hingga datar, bercabang banyak sehingga membentuk pohon
yang rindang. Daun majemuk, tersusun berseling, 4 - 12 pasang anak daun, saat muda
berwarna merah cerah - setelah dewasa menjadi hijau, bentuk jorong, panjang 30 - 40 cm,
lebar 8 - 15 cm, helaian daun tebal dan kaku, ujung meruncing (acuminatus), pangkal tumpul
(obtusus), tepi rat, permukaan atas dan bawah halus - berlekuk pada bagian pertulangan.
Buah bulat atau lonjong, panjang 5 - 6 cm, buah berwarna hijau kadang merah atau hitam
(tergantung varietas), bentuk biji bulat - berwarna cokelat muda, daging buah lembek,
berwarna putih kekuningan.

8
B. Anatomi
 Rasa buahnya adalah campuran antara rambutan, durian, dan kelengkeng.
 Merupakan tumbuhan biji berkeping dua atau dikotil sehingga memiliki kambium.
 Bentuk tulang daunnya menyirip.

9
REPRODUKSI

Tumbuhan matoa bereproduksi secara generatif dan dapat diperbanyak menggunakan


biji, cangkok, stek maupun sambung. Pada perbanyakan dengan biji sebaiknya terlebih
dahulu disemaikan dalam polybag dan jika sudah cukup kuat dapat dilakukan pemindahan ke
lapangan/kebun. Jarak tanam yang umum adalah 8 sampai 12 meter. Umumnya berbuah
sekali dalam setahun. Berbunga pada bulan Juli sampai Oktober dan berbuah 3 atau 4 bulan
kemudian. Buah ini merupakan buah musiman yang berbuah pada bulan September –
Oktober.
.

10
MANFAAT

1. Sebagai anti oksidan yang bisa menangkal radiasi bebas dan meningkatkan daya tahan
tubuh mengandung vitamin C & vitamin E,
2. Dapat meringankan stress,
3. Menjadi nutrisi tambahan untuk kulit,
4. Dapat meminimalisasi serangan kanker dan jantung koroner.
Manfaat Batang Matoa
a. Untuk bahan bangunan (yang besar)
b. Untuk bahan mebel (yang besar)
c. Untuk kayu bakar
d. Untuk pengembangan

Manfaat Daun Matoa


a. Untuk menghancurkan batu ginjal
b. Untuk pupuk daun
c. Untuk menghancurkan batu empedu
d. Untuk menyembuhkan sakit gula
e. Untuk menyembuhkan darah tinggi
f. Untuk menyembuhkan darah rendah
g. Membuat lebih awet muda

11
KESIMPULAN

Matoa merupakan tumbuhan langka asli Irian Jaya yang penyebarannya telah sampai
ke seluruh Indonesia. Selain rasa buahnya yang enak, ternyata banyak sekali manfaat yang
terkandung pada satu pohon matoa. Buah, batang, dan daunnya memiliki khasiat unik yang
berbeda-beda.

SARAN

Meski tumbuhan matoa memiliki manfaat yang banyak, namun kita juga tidak boleh
mengeksplotasi secara besar-besaran dan berlebihan. Perlu diingat, tumbuhan matoa adalah
tumbuhan langka yang perlu dijaga kelestariannya. Sehingga selain mengambil manfaatnya
kita juga perlu ikut serta dalam pembudidayaan dan pelestariannya agar tumbuhan ini
nantinya tidak punah dan dapat terus dipelajari dan diambil manfaatnya oleh generasi-
generasi yang akan datang.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.kesehatan123.com/3422/buah-matoa/
http://www.google.com/search?q=memperbanyak+tumbuhan+matoa
http://www.salmankalista.info/search/makalah-tanaman-matoa/
http://manfaat.org/search/ciri-ciri-tumbuhan-matoa

12

Anda mungkin juga menyukai