Anda di halaman 1dari 5

Triprolidin HCl

1. Termasuk golongan antihistamin (pionas.com)


2. Golongan obat obat bebas terbatas
3. Struktur kimia

https://go.drugbank.com/drugs/
DB00427

4. Sinonim
5. Sifat fisiko kimia (tulisin kata2nya ya ndu, gabisa di copas soalnya)

(http://digilib.polban.ac.id/files/disk1/82/jbptppolban-gdl-indraprana-4051-3-bab2--3.pdf )
6. Indikasi gejala alergi seperti hay fever, urtikaria . (pionas.com)
7. Dosis: (Kombinasi dengan Pseudoefedrin)
Oral
Rinitis alergi, Hidung tersumbat
 Dewasa:
-Triprolidine 0,938 mg dan pseudoefedrin 10 mg per mL
2,67 mL setiap 6 jam. Maks: 4 dosis dalam 24 jam.
-Triprolidine 1,25 mg dan pseudoefedrin 30 mg per 5 ml,10 mL setiap 4-6 jam. Maks: 4 dosis
dalam 24 jam.
-Triprolidine 2,5 mg dan pseudoefedrin 60 mg, 1 tab 4-6 jam. Maks: 4 dosis dalam 24 jam.
 Anak:
-Triprolidine 0,938 mg dan pseudoefedrin 10 mg per mL, 6-<12 tahun 1,33 mL setiap 6 jam.
Maks: 4 dosis dalam 24 jam; 12 tahun Sama seperti dosis dewasa.
-Triprolidine 1,25 mg dan pseudoefedrin 30 mg per 5 ml, 6-<12 tahun 5 mL 4-6 jam. Maks: 4
dosis dalam 24 jam; 12 tahun Sama seperti dosis dewasa.
-Triprolidine 2,5 mg dan pseudoefedrin 60 mg,6-<12 tahun 1/2 tab 4-6 jam. Maks: 4 kali dalam
24 jam; 12 tahun Sama seperti dosis dewasa.
(MIMS.com)
8. Jenis sediaan dan kekuatan sediaan :
- Tablet: Triprolidine HCl 2,5 mg; Pseudoephedrine HCl 60 mg (Tremenza tablet, Lapifed
tablet)
- Syrup : Tiap 5ml mengandung Triprolidine HCl 1,25 mg; Pseudoephedrine HCl 30 mg
(Tremenza syrup, Lapifed syrup)
9. Mekanisme aksi
Triprolidine adalah anggota kelas kimia propilamin (alkilamin) dari antihistamin antagonis H1.
Dengan demikian, itu dianggap relatif kurang sedatif daripada antihistamin tradisional kelas
etanolamin, fenotiazin, dan etilendiamin dari antihistamin. Triprolidine memiliki waktu paruh dan
durasi kerja yang lebih pendek daripada kebanyakan antihistamin alkilamin lainnya. Seperti
semua antihistamin antagonis H1, mekanisme kerja triprolidine diyakini melibatkan blokade
kompetitif situs reseptor H1 yang mengakibatkan ketidakmampuan histamin untuk bergabung
dengan situs reseptornya dan memberikan efek biasa pada sel target. Antihistamin tidak
mengganggu efek histamin yang telah terjadi. Oleh karena itu, agen-agen ini lebih berhasil
digunakan dalam pencegahan daripada pengobatan reaksi yang diinduksi histamin. (DIH)
10. Kontraindikasi : Hipersensitivitas terhadap pseudoefedrin atau komponen formulasi apa pun;
Terapi MAO, hipertensi berat, penyakit arteri koroner berat (DIH)

11. Farmakokinetika
Deskripsi: Triprolidine, turunan alkylamine, adalah antagonis reseptor histamin H1 kompetitif
yang kuat karenanya, menghambat kemampuan histamin untuk bergabung dengan situs
reseptornya dan mengerahkan efeknya yang biasa pada sel target.
Onset: Dalam 1-2 jam (efek antihistamin); dalam waktu 30 menit (efek dekongestan).
Durasi: 8 jam (efek antihistamin); 4 jam (efek dekongestan).
Farmakokinetik:
Penyerapan: Triprolidine: Waktu untuk konsentrasi serum puncak: Kira-kira 2 jam.
Pseudoephedrine: Mudah diserap dari saluran pencernaan. Waktu untuk konsentrasi plasma
puncak: Kira-kira 2 jam.
Distribusi: Masuk ke dalam ASI (dalam jumlah kecil).
Metabolisme: Triprolidine: Dimetabolisme secara ekstensif di hati.
Ekskresi: Triprolidine: Terutama melalui urin (kira-kira 1% sebagai obat yang tidak berubah).
Waktu paruh eliminasi: Sekitar 3,2 jam. (MIMS.com)
12. ADR
 Kardiovaskular: Takikardia
 Sistem saraf pusat: Mengantuk, gugup, insomnia, stimulasi sementara, sakit kepala, kelelahan,
pusing
 Pernafasan: Penebalan sekresi bronkus, faringitis
 Gastrointestinal: Nafsu makan meningkat, penambahan berat badan, mual, diare, sakit perut,
xerostomia
 Genitourinari: Disuria
 Neuromuskular & rangka: Artralgia, kelemahan
 Lain-lain: Diaforesis
(DIH)
13. Toksisitas
Gejala overdosis: Mengantuk, lesu, pusing, ataksia, kelemahan, kesulitan berkemih, kulit kering,
takikardia, hipertensi, demam tinggi, hiperaktif, lekas marah, kejang dan depresi pernapasan.
Penatalaksanaan: Pengobatan suportif. Dapat melakukan bilas lambung hingga 3 jam setelah
konsumsi. Diuresis asam atau dialisis dapat membantu dalam eliminasi pseudoefedrin.
(MIMS.com)
14. Interaksi
 Acetylcholinesterase Inhibitors (Central): Anticholinergics dapat mengurangi efek
terapeutik dari Acetylcholinesterase Inhibitors (Central). Acetylcholinesterase Inhibitors
(Central) dapat mengurangi efek terapeutik antikolinergik. Jika aksi antikolinergik
merupakan efek samping dari agen, hasilnya mungkin bermanfaat. Risiko C: Pantau
terapi
 Alkohol (Etil): Depresan SSP dapat meningkatkan efek depresan SSP dari Alkohol (Etil).
Risiko C: Pantau terapi
 Amfetamin: Dapat mengurangi efek sedatif dari Antihistamin. Risiko C: Pantau terapi
 Antasida: Dapat menurunkan ekskresi Alpha-/Beta-Agonist. Pengecualian: Aluminium
Hidroksida. Risiko C: Pantau terapi
 Antikolinergik: Dapat meningkatkan efek merugikan/toksik dari antikolinergik lainnya.
Pengecualian: Paliperidone. Risiko C: Pantau terapi
 Betahistine: Antihistamin dapat mengurangi efek terapeutik Betahistine. Risiko C: Pantau
terapi
 Bromocriptine: Alpha-/Beta-Agonists dapat meningkatkan efek merugikan/toksik dari
Bromocriptine. Termasuk peningkatan tekanan darah, aritmia ventrikel, dan kejang.
Risiko C: Pantau terapi
 Cannabinoids: Dapat meningkatkan efek takikardi dari Sympathomimetics. Risiko C:
Pantau terapi
 Carbonic Anhydrase Inhibitors: Dapat menurunkan ekskresi Alpha-/Beta-Agonist.
Pengecualian: Brinzolamida; Dorzolamida. Risiko C: Pantau terapi
 Depresan SSP: Dapat meningkatkan efek merugikan/toksik dari Depresan SSP lainnya.
Risiko C: Pantau terapi
 Iobenguane I 123: Simpatomimetik dapat mengurangi efek terapeutik dari Iobenguane I
123. Risiko X: Hindari kombinasi
 MAO Inhibitors: Dapat meningkatkan efek hipertensi dari Alpha-/Beta-Agonists
(Indirect-Acting). Risiko X: Hindari kombinasi
 Pramlintide: Dapat meningkatkan efek antikolinergik dari antikolinergik. Efek ini khusus
untuk saluran GI. Risiko D: Pertimbangkan modifikasi terapi
 Serotonin/Norepinefrin Reuptake Inhibitor: Dapat meningkatkan efek takikardi dari
Alpha-/Beta-Agonists. Serotonin/Norepinefrin Reuptake Inhibitor dapat meningkatkan
efek vasopresor dari Alpha-/Beta-Agonists. Risiko D: Pertimbangkan modifikasi terapi
 Simpatomimetik: Dapat meningkatkan efek merugikan/toksik dari simpatomimetik lain.
Risiko C: Pantau terapi
(DIH)

15. Nama Paten atau nama dagang


 Tablet: Triprolidine HCl 2,5 mg; Pseudoephedrine HCl 60 mg (Tremenza tablet, Lapifed tablet)
 Syrup : Tiap 5ml mengandung Triprolidine HCl 1,25 mg; Pseudoephedrine HCl 30 mg
(Tremenza syrup, Lapifed syrup)

16. Informasi penting untuk pasien


Kewaspadaan Khusus
Pasien dengan penyakit KV, diabetes mellitus, peningkatan tekanan intraokular atau glaukoma,
hiperplasia prostat, obstruksi saluran kemih, penyakit pernapasan, disfungsi tiroid. Gangguan
ginjal sedang sampai berat dan gangguan hati berat. Pengobatan dengan obat flu pada anak-anak
harus dipertimbangkan dengan hati-hati karena potensi risiko dan bukti kemanjuran yang
terbatas. Kehamilan dan menyusui (MIMS.com).
Obat ini dapat menyebabkan kantuk, jika terpengaruh, jangan mengemudi atau mengoperasikan
mesin (MIMS.com).
http://pionas.pom.go.id/monografi/triprolidin-hidroklorida
http://digilib.polban.ac.id/files/disk1/82/jbptppolban-gdl-indraprana-4051-3-bab2--3.pdf
https://go.drugbank.com/drugs/DB00427
https://www.mims.com/indonesia/drug/info/triprolidine%20+%20pseudoephedrine?
mtype=generic

Anda mungkin juga menyukai