Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PRAKTIKUM PERBANYAKAN VEGETATIF

DISUSUN OLEH :

NAMA : NETA MUTIYAS HADI

NIM : 190110004

KELOMPOK :1

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS AGROINDUSTRI

UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat dan hidayah-Nya, sehingga dapat menyelesaikan tugas yang berjudul
”Laporan Praktikum Perbanyakan Vegetatif” tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan laporan ini adalah untuk menuhi syarat nilai
mata kuliah Praktikum Perbanyakan Vegetatif”. Dalam penyusunan laporan
ini, tentu tak lepas dari bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Maka
pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Umul Aiman, M.Si. selaku Dosen Praktikum Perbanyakan


Vegetatif.
2. Co ass Praktikum Perbanyakan Vegetatif
3. Kedua orang tua yang selalu memberikan doa dan semangat
4. Dan teman – teman Program Studi Agroteknologi serta semua pihak
yang telah membantu dalam kegiatan praktikum maupun dalam
penyusunan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan ini masih terdapat


kekurangan, maka dari itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dalam menyempurnakan laporan ini sehingga dapat
bermanfaat bagi penulis dan pembaca.

Yogyakarta, 7 Juni 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..................................................................................................... ii
DAFTAR ISI................................................................................................................ iii
ACARA 11 PERSIAPAN EKSPLAN ................................................................................ 4
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................... 5
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM........................................................................ 7
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................................... 10
KESIMPULAN ....................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 12
LAMPIRAN ............................................................................................................... 13

iii
ACARA 11 PERSIAPAN EKSPLAN
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Persiapan eksplan merupakan kegiatan terakhir dalam kultur jaringan
yang akan dilakukan pengamatan terhadap pertumbuhan dan
perkembangan eksplan yang ditanam. Kegiatan persiapan eksplan kultur
jaringan sangat sederhana yaitu suatu sel atau irisan jaringan tanaman
yang sering disebut ekplan secara aseptik diletakkan dan ditanam dalam
medium padat atau cair yang cocok dalam keadaan steril. Dengan cara
demikian sebagian sel pada permukaan irisan akan mengalami poliferasi
dan membentuk kalus. Apabila kalus yang terbentuk dipindahkan ke
dalam medium yang cocok, maka akan terbentuk tanaman kecil yang
lengkap dan disebut planlet.
Kegiatan persiapan eksplan dilakukan di dalam Laminair Air Flow
Cabinet dengan kondisi aseptik. Prinsip kerja Laminair Air Flow ialah
dengan mengalirkan arus udara yang laminair ke dalam almari penabur
melalui saluran saringan. Bakteri dan jamur ditahan oleh saringan ini,
sehingga udara yang masuk ke dalam laminair air flow sudah steril dan
membuat ruangan menjadi steril juga karena berhasil tidaknya kegiatan
kultur jaringan sangat ditentukan oleh kondisi lingkungan penanaman.
Alat dan eksplan yang akan digunakan juga harus dalam keadaan steril,
karena jika tidak kemungkinan terkontaminasi sangat besar dibandingkan
dengan yang disterilkan terlebih dahulu. Bakteri dan jamur yang ada
diudara bebas akan dengan mudah menempel di alat – alat atau eksplan
yang akan dipakai.
B. Tujuan
Mengetahui dan mempraktikan persiapan eksplan dan cara menanam
eksplan pada media padat.

4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kultur jaringan (tissue culture) adalah suatu teknik mengisolasi


bagian-bagian tanaman (sel, sekelompok sel, jaringan, organ, protoplasma,
tepung sari, ovari dan sebagainya), ditumbuhkan secara tersendiri, dipacu
untuk memperbanyak diri, akhirnya diregenerasikan kembali menjadi
tanaman lengkap yang mempunyai sifat sama seperti induknya dalam suatu
lingkungan yang aseptik (bebas hama dan penyakit). Selanjutnya teknik ini
juga disebut kultur in vitro (in vitro culture) yang artinya kultur di dalam
wadah gelas (Wattimena et al, 1992).

Tahapan kultur jaringan meliputi inisiasi, multiplikasi, perpanjangan


dan induksi akar (pengakaran), dan aklimatisasi. Kegiatan inisiasi meliputi
persiapan eksplan, sterilisasi eksplan hingga mendapatkan eksplan yang
bebas dari mikroorganisme kontaminan. Multiplikasi merupakan tahap
perbanyakan eksplan dengan subkultur (pemindahan eksplan dalam media
baru yang berisi Zat Pengatur Tumbuh (ZPT)) secara berulang-ulang untuk
mempertahankan stok bahan tanaman (eksplan). Pengakaran merupakan
kegiatan terakhir sebelum planlet dipindahkan ke kondisi luar. Aklimatisasi
ialah proses pemindahan/pengadaptasian planlet dari kondisi in vitro ke
kondisi luar/lapangan (Kumar et al, 2011).

Pada keberhasilan penanaman eksplan dipengaruhi oleh beberapa


faktor yaitu seleksi bahan tanam, teknik sterilisasi eksplan, komposisi media,
penambahan zat pengaruh tumbuh, dan faktor lingkungan di mana kultur
ditempatkan. Kondisi bahan tanaman yang digunakan sebagai eksplan harus
sehat dan kuat. Kondisi bahan tanam antara satu tanaman dengan tanaman
lainnya sangat berbeda. Pada kondisi fisiologi tumbuhan akan memberikan
respon yang berbeda terhadap perlakuan yang diberikan. jaringan yang
kurang aktif sering menginginkan modifikasi jenis dan takaran zat pengatur
tumbuh selama proses pengkulturan dan semakin tua organ eksplan yang

5
digunakan, maka proses pembelahan dan regenerasi sel cenderung semakin
menurun ( Nurtjahjaningsih, 2009 ; Yelnitis & Komar, 2011 ; Untari &
Puspitaningtyas, 2006 ; Zulkarnain, 2009).

Bahan eksplan biasanya mengandung debu, kotoran-kotoran, dan


berbagai sumber kontaminan lainnya pada permukaan eksplan terlebih jika
bahan yang digunakan berasal dari lapangan. Terdapat beberapa sumber
kontaminan mikroorganisme pada sistem in vitro antara lain: media tanam
yang kurang steril, lingkungan kerja, pelaksanaan yang kurang hati-hati,
eksplan yang kurang steril, dan serangga atau hewan kecil yang berhasil
masuk ke dalam botol kultur setelah diletakkan dalam ruang inkubasi (
Handoyowati, 2016).

Penggunaan bahan sterilan mutlak dibutuhkan dalam perbanyakan


tanaman secara in vitro. Dalam kultur in vitro perbanyakan tanaman tanpa
penggunaan bahan sterilan (kontrol) akan menghasilkan tingkat kontaminasi
eksplan yang tinggi. Menurut Gunawan (2007), 80% kontaminasi terjadi 11
hari setelah inokulasi pada perlakuan tanpa menggunakan bahan sterilan
(kontrol) pada eksplan anggrek kuping gajah (Bulbophyllumbeccarii). Bahan-
bahan sterilan pada umumnya bersifat racun, selain dapat membunuh
kontaminan, bahan tersebut juga dapat mematikan jaringan tanaman
(Handoyowati, 2016).

6
BAB III METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Waktu dan Tempat

Praktikum perbanyakan vegetatif dilaksanakan pada hari Senin tanggal 31


Mei 2022 dan 23 Juni pukul 08.00 WIB s.d selesai di Laboratorium
Agronomi.

B. Alat dan Bahan


 Alat
- LAF
- Erlenmeyer
- Pisau scapel
- Pinset panjang dan sedang
- Aluminium foil
- Plastik tahan panas
- Karet gelang
- Erlenmeyer
- Petridish
- Kertas label
- Plastik wrap
 Bahan
- Betadin
- Alkohol
- Botol kultur yang telah berisi media (steril)
- Air steril
- Bayclin
- Wortel
- Kecambah steril
- Masker
- Sarung tangan
C. Cara Kerja

7
 Penyiapan eksplan secara in vitro (perkecambahan)

Cucilah kacang hijau dengan air kran, dimasukkan dalam


erlenmeyer lalu tuangkan larutan detergen sambil dikocok 10
menit. Kemudian tiriskan letakkan pada erlenmeyer.

Biji kacang hijau disterilkan dengan bayclin 30%, dikocok


selama 15 menit kemudian dicuci dengan aquades steril 3 kali
sambil dikocok untuk melepaskan bayclin.

Biji kacang hijau yang telah disteril taburkan ke dalam botol


yang telah berisi kapas yang telah dibasahi aquades steril yang
sudah disiapkan saat pembuatan media pada LAF dan ditutp
dengan alumunium foil.

Letakkan di ruang inkubasi, dibiarkan selama seminggu sampai


kacang hijau berkecambah. Maka eksplan steril siap digunakan

Jika eksplan steril siap digunakan lalu tahap selanjutnya


penanaman pada media alami. Sebelum itu masukkan terlebih
dahulu eksplan dan media yang akan digunakan kemudian
memakai sarung tangan kemudian semprotkan alkohol agar
steril dan tetap memakai masker.

Buka alumunium foil penutup kecambah steril dan pada media


yang akan digunakan lalu ambilah pinset terlebih dahulu
dibakar di bunsen kemudian media didekatkan pada bunsen
lalu tanam kecambah steril pada media tersebut dengan hati
hati agar tidak terkontaminasi

Tutup media yang sudah ditanam kecambah dengan alumunium


foil lalu kencangkan menggunakan karet.

8
Beri label pada masing masing botol kultur dan lapisi lagi botol
kultur menggunakan plastik wrap.

Letakkan botol kultur pada ruang inkubasi dan diamati setiap


seminggu sekali.

 Persiapan eksplan

Wortel dicuci dengan air mengalir sambil disikat dan dicuci


pada air yang telah diberi detergen sambil disikat dan dikocok.

Dicuci dengan air mengalir kemudian dimasukkan ke bayclin


sambil dikocok 15 menit.

Dibawa ke LAF. Alat dan bahan dimasukkan juga ke dalam


LAF (bunsen, pinset, scapel, gelas beaker berisi alkohol, media,
eksplan, sprayer dan petridish.

Wortel diiris 1 cm x 1 cm, diambil pada bagian tengah (dengan


scapel steril) pada petridish steril kemudian ditetesi betadin.

Ditanam pada
BAB media lalu diinkubasikan
IV HASIL dan diamati setiap
DAN PEMBAHASAN
minggu sekali.

9
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
1. Tabel eksplan kecambah media alami
Hari/Tanggal Eksplan dalam media Keterangan
Pengamatan alami
1 2 1 2
Senin,13 T T MB MB
Juni 2022
Kamis, 23 T T MB MB
Juni 2022
Keterangan :
T : Tumbuh
MB : Media Baik

2. Tabel eksplan wortel media MS


Hari/ Eksplan media MS Keterangan
Tanggal 3 4 3 4
Pengamatan
Senin, 13 BT BT MB MB
Juni 2022
Kamis, 23 BT BT MB MB
Juni 2022
Keterangan :
BT :Belum Tumbuh
MB :Media Baik
B. Pembahasan
Pada pengamatan pertama dan kedua, eksplan kecambah yang
dikultur secara in vitro menunjukkan respon pertumbuhan setelah 1
minggu tahap perlakuan. Eksplan terus mengalami pertumbuhan sampai
minggu ke 2, ditandai dengan tumbuhnya daun dan akar. Eksplan
kecambah menunjukkan gejala hidup dicirikan dengan warna hijau muda,

10
bebas kontaminasi serta pencoklatan. Sedangkan pada eksplan wortel
mengalami kegagalan dalam pertumbuhan setelah 1 minggu tahap
perlakuan. Eksplan wortel yang tidak menunjukkan gejala hidup dicirikan
dengan warna wortel pucat, kontaminasi dan pencoklatan. Hal ini karena
adanya kontaminan pada bahan tanam yang disebabkan tidak
sempurnanya proses sterilisasi alat dan bahan yang digunakan pada saat
kultur jaringan (Azmin, 2017). Selain itu, eksplan dapat terkontaminasi
oleh berbagai mikroorganisme seperti jamur, bakteri, serangga atau virus.
Namun sumber utama kontaminasi adalah spora jamur dan bakteri yang
membentuk bagian alami dari atmosfer tetapi banyak yang bersifat non
patogenik artinya mereka tidak menyebabkan bahaya bagi tanaman inang
pada kondisi normal. Selain kontaminasi dari mikorganisme dapat juga
jaringan tanaman terluka dengan cara pemotongan atau perlakuan bahan
kimia, reaksi fisiologis terjadi pada sel disekitar luka (Anonim, 2019).

KESIMPULAN

11
Pada persiapan eksplan dan cara menanam eksplan pada media padat harus
dalam keadaan steril karena untuk menunjang keberhasilan dari suatu
kegiatan kultur jaringan sehingga tidak ada eksplan atau media yang terkena
kontaminasi.

DAFTAR PUSTAKA

12
Anonim, 2019. https://pertanian.pontianakkota.go.id/artikel/60-penanganan-
kontaminasi-pada-kultur-jaringan.html.
Gunawan, L.W. 1988. Teknik Kultur Jaringan.Bogor : Laboratorium
KulturJaringan, PAU Bioteknologi, IPB
Gunawan I. 2007. Perlakuan Sterilisasi Eksplan Anggrek Kuping Gajah
(Bulbophyllum beccarii Rchb.f). Skripsi. Bogor: Fakultas Kehutanan.
Institut Pertanian Bogor.
Handoyowati, G. 2016. Ketahanan Kultur Kencur (Kaempferia galanga L.)
Secara In Vitro Pada Konsentrasi Sterilan Dan Jenis Eksplan Yang
Berbeda. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Kumar N, Reddy MP. 2011. In vitro plant propagation: a review. Journal
ofForest Science 27(2):61−72.
Nurtjahjaningsih. 2009. Pengaruh media dasar dan zat pengatur tumbuh BAP
pada perbanyakan mikro Pinus merkusii. Jurnal Pemuliaan Tanaman
Hutan 3 (3):103-116.
Rahardja,P.C.1995.Kultur Jaringan : Teknik Perbanyakan Tanaman Secara
Modern. Penebar Swadaya, Jakarta
Untari R, Puspitaningtyas DM. 2006. Pengaruh bahan organik dan NAA
terhadap pertumbuhan anggrek hitam (Coelogyne pandurata Lindl.)
dalam kultur in vitro. Biodiversitas 7(3):344-348.
Wattimena, G. A., L. W. Gunawan, dan S. S. Harjadi. 1986. Penelitian Kultur
Jaringan Beberapa Tanaman Hortikultur Penting. Bogor: Budidaya
Pertanian Fakultas Pertanian IPB.
Yelnititis, Komar TE. 2011. Mikropropagasi ramin (Gonistylus bancanus
(Miq.) Kurz) dari eksplan batang satu buku secara in vitro. Jurnal
PemuliaanTanaman Hutan 5(3):149 157.
Zulkarnain. 2009. Kultur Jaringan Tanaman. Jakarta: Bumi Aksara.

LAMPIRAN

13
14
15

Anda mungkin juga menyukai