Oleh:
(C1011211089)
DAFTAR ISI............................................................................................................2
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.........................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................6
1.3 Tujuan Penelitian.....................................................................................6
1.4 Manfaat Penelitian...................................................................................7
BAB II......................................................................................................................8
TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................................8
2.1 Tanaman Kedelai Edamame (Glycine max L. Merill var. edamame)......8
2.1.1 Klasifikasi dan Taksonomi...................................................................8
2.1.2 Morfologi Tanaman Kacang Kedelai Edamame..................................9
1. Akar..................................................................................................................9
2. Batang............................................................................................................10
3. Daun...............................................................................................................10
4. Bunga.............................................................................................................10
5. Buah...............................................................................................................11
6. Biji..................................................................................................................11
2.2 Syarat Tumbuh Kedelai Edamame.........................................................12
2.3 Budidaya Kedelai...................................................................................12
1. Persiapan Lahan.....................................................................................12
2. Penanaman.............................................................................................13
3. Penyiangan dan pemupukan..................................................................13
4. Pengairan................................................................................................13
5. Pemanenan.............................................................................................14
2.4 Hama Utama Tanaman Edamame..........................................................14
2.5 Tanah Alluvial........................................................................................15
2.6 Sekam Padi.............................................................................................15
2.7 Pupuk Kandang Ayam............................................................................18
BAB III..................................................................................................................20
METODOLOGI PENELITIAN.............................................................................20
3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian..................................................................20
3.2 Bahan dan Alat.......................................................................................20
3.3 Rancangan Percobaan............................................................................20
3.4 Prosedur Penelitian................................................................................21
3.5 Pengamatan Parameter...........................................................................23
3.6 Analisis Data..........................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................25
BAB I
PENDAHULUAN
4
pada dosis 200 kg/ha terhadap pertumbuhan dan hasil edamame.
Pupuk kandang ayam dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi
tanah, meningkatkan ketersediaan unsur hara tanah, mengikat air dan dapat
mengurangi sifat racun Al yang terkandung di dalam tanah ultisol. Pupuk
kotoran ayam menunjukkan pH 6,8, C-organik 12,23%, N-total 1,77%,
P2O5 27,45 (mg/100 g) dan K2O 3,21 (mg/100 g). Pemberian beberapa
dosis pupuk kotoran ayam mampu meningkat-kan N di dalam tanah karena
5
bahan organik dari pupuk kotoran ayam merupakan makanan bagi
mikroorganisme tanah yang sebagian terdapat mikroorganisme pengikat N.
Pemberian pupuk kotoran ayam pada tanah masam dapat menurunkan
fiksasi P oleh kation asam di dalam tanah, sehingga ketersediaan P dalam
tanah meningkat (Tufaila et al., 2014). Penggunaan pupuk organik kandang
ayam saja tidak bisa menyediakan unsur hara secara langsung bagi tanaman
karena sifatnya yang slow release sehingga aplikasi pupuk orgainik kandang
ayam dalam penelitian ini harus didampingi dengan aplikasi pupuk
anorganik yaitu pupuk NPK (Nafi’ah dan Vitalaya, 2017).
1) Untuk Melihat interaksi antara pupuk kotoran ayam dan arang sekam,
6
3) Untuk mengetahui terhadap pertumbuhan edamame pada tanah
alluvial
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat Penelitian ini adalah :
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
6
2
4
1
8
2.1.2 Morfologi Tanaman Kacang Kedelai Edamame
Tanaman edamame tumbuh dengan tegak, membentuk semak, dan
merupakan tanaman semusim. Morfologi tanaman edamame terdiri dari
akar, batang, daun, bunga, polong, dan biji (Fitriadi S. et al., 2016). Tinggi
tanaman edamame berkisar antara 30-50 cm, bercabaang sedikit,
bergantung pada varietas dan lingkungan hidupnya. Tanaman kedelai
memiliki daun majemuk, berbentuk bulat dengan ujung lancip, berwarna
hijau tua hingga hijau kekuning-kuningan. Edamame berbunga secara
sempurna, yaitu memiliki benang sari dan putik dalam satu bunga. Mahkota
bunga akan rontok sebelum membentuk polong. Polong kedelai terbentuk 7-
10 hari setelah munculnya bunga mekar. Menurut Widati dan Hidayat
(2012), edamame memiliki bobot 30-50 g/100 biji, biasanya ditanam di
daerah subtropik, seperti Jepang, Taiwan, dan Cina, dipanen dalam bentuk
segar, polong masih hijau, dan disebut juga kedelai sayur (vegetable
soybean). Persyaratan kedelai edamame lebih ditekankan kepada ukuran
polong muda, dengan lebar 1,4-1,6 cm, dan panjang 5,5-6,5 cm. Dalam satu
tanaman, edamame mampu menghasilkan 20-36 polong, baik polong isi
maupun polong hampa (Latif, M. Fauzi et al., 2017).
1. Akar
9
2. Batang
3. Daun
Terdapat dua tipe bentuk daun kedelai, yaitu berbentuk bulat (oval)
dan lancip (lanceolate). Kedua bentuk daun tersebut dipengaruhi oleh faktor
genetik. Terdapat bulu halus berwarna cerah yang menyelimuti permukaan
daunnya dengan jumlah yang bervariasi serta berukuran 1 mm dan lebar
0,0025 mm (Padjar, 2010). Bentuk ujung daun bisa tajam atau tumpul,
lembaran daun samping miring, dan sebagian besar akan menggugurkan
daunnya ketika polong mulai masak (Septiatin, 2008). Kedelai edamame,
memiliki daun yang lebih lebar dari kedelai biasa serta memiliki daun yang
lebih tebal dan berwarna hijau cerah. Saat daun telah menggalami penuaan
atau klorosif, maka daun akan menguning dan kemudian menjadi coklat.
10
4. Bunga
6. Biji
11
yang berwarna coklat, hitam, atau putih pada kulit bijinya. Kemudian, pada
ujung hilum terdapat mikrofil, berupa lubang kecil yang terbentuk saat
proses pembentukan biji (Padjar, 2010). Sedangkan untuk varietas kedelai
edamame, merupakan jenis kedelai yang tergolong dalam kedelai berbiji
besar dan berbentuk oval.
Tanaman kedelai mampu tumbuh pada semua jenis tanah, antara lain
tanah alluvial, regosol, grumosol, latosol, dan andosol. Namun untuk
mencapai tingkat pertumbuhan dan produktivitas yang optimal kedelai
harus di tanam pada jenis tanah yang berstruktur lempung berpasir atau liat
berpasir (Septiatin, 2008). Kacang kedelai toleran pada derajat keasaman
tanah pada kisaran pH 4,5 namun dapat tumbuh secara optimal pada pH 5,8-
7,0. Sedangkan pada pH kurang dari 5,5 pertumbuhannya akan berlangsung
lambat karena diindikasi keracunan aluminium (Padjar, 2010).
12
2.3 Budidaya Kedelai
1. Persiapan Lahan
Tanah dibajak 2 kali sedalam 30 cm, lalu dibersihkan dari sisa-sisa
tanaman dan gulma, kemudian dilakukan pemupukan menggunakan pupuk
organik dan pengapuran sebanyak satu kali. Selanjutnya, dilakukan
pembuatan saluran drainase sedalam 20-25 cm dan lebar 20 cm guna
mencegah terjadinya penggenangan air, karena tanaman kedelai tidak tahan
terhadap genangan air (Balitkabi. 2016). Pada lahan sawah tanaman kedelai
dapat ditanam secara monokultur dan polikultur.
2. Penanaman
Penanaman dilakukan dengan memastikan kondisi lahan tidak
mengalami kebanjiran dan kekeringan. Kemudian tanah ditugal dengan
kedalaman 3 cm dengan jarak tanam antar tanaman 20 x 40 cm dan masing-
masing lubang 2 biji perlubang tanam (Balitkabi, 2016). Sebelum benih
kedelai ditanam dilakukan seed treatment (perlakuan benih) dahulu, dengan
cara dilakukan penanaman. Selanjutnya, benih yang telah diberi perlakuan
dimasukkan dalam lubang tanam dan ditutup menggunakan tanah top soil
hingga media semai kedelai tertutup sempurna.
4. Pengairan
Pengairan merupakan mekanisme penunjang pertumbuhan yang baik
13
untuk tanaman sampai umur 70 hari, terutama saat tanaman memasuki masa
pembungaan maka tanaman akan memerlukan cukup banyak air untk
merangsang munculnya bunga. Demikian pula bila tanahnya terlalu banyak
air, maka perlu adanya drainase (Balitkabi, 2016). Proses pengairan
bertujuan untuk menjaga kandungan air dalam tubuh tanaman. Jika air
dalam tubuh tanaman berkurang maka sel akan mengalami kekeringan.
Sebaliknya, jika air dalam tubuh tanaman berlebih maka sel tanaman akan
mudah membusuk.
5. Pemanenan
Panen kedelai dilakukan bila sebagian daunnya sudah kering. Caranya
adalah dengan mencabut batang tanaman, termasuk daunnya. Tanaman
kedelai dapat dipanen saat tanaman berumur 75-110 HST, tergantung
varietas dan kondisi ketinggian tempat budidaya, sedangkan kedelai
edamame dapat dipanen saat tanaman berumur 70-90 HST tempat
(Balitkabi, 2008).
14
Jenis hama utama yang banyak menyerang tanaman kedelai di
Indonesia teridentifikasi lebih dari 100 jenis hama potensial (Pujihastuti, R.,
2018). Tercatat ada 4 jenis hama utama yang dapat menyebabkan kerusakan
dan kerugian pada tanaman kedelai edamame. Beberapa jenis hama utama
tersebut terbagi mulai dari awal tanam hingga masa panen, antara lain lalat
bibit (Ophiomy paseoli), Lamprosema indicata, Riptortus linearis, dan
Atractomorpha crenulata (Marwoto, 2017). Diantara ke empat hama
tersebut, hama yang menyebabkan kerugian sangat besar pada tanaman
kedelai yaitu hama pemakan daun dan hama penghisap polong.
15
30%, dedak antara 8-12% dan beras giling antara 50-63,5% data bobot awal
gabah. Sekam dengan persentase yang tinggi tersebut dapat menimbulkan
problem lingkungan.
16
tinggi. Briket arang sekam padi mempunyai manfaat yang lebih luas lagi
yaitu disamping sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan, sebagai
media tumbuh tanaman hortikultura khususnya tanaman bunga.
3. Lemak 1,18
5. Abu 17,71
B. Menurut DTC-IPB
1. Karbon (zat arang) 1,33
2. Hidrogen 1,54
3. Oksigen 33,64
17
4. Silika 16,98
18
organik.
19
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
20
3.4 Prosedur Penelitian
Persiapan Lahan
Lahan dibersihkan dari gulma dan dicangkul hingga gembur.
Kemudian dibuat kelompok sebagai ulangan sebanyak 3 kelompok dengan
jarak antar kelompok 1 m. Tiap kelompok terdiri atas 12 petak dengan
ukuran tiap petak 2 m x 1 m, jarak antar petak 0,5 m. Sebelum dilakukan
penanaman, tanah dicangkul kembali dengan tujuan agar tanah tetap
gembur. Selanjutnya, dilakukan pengapuran dengan dosis 1 kg per-petak
(5 Mg ha-1) dan penyebaran pupuk N dengan dosis 18 g per-petak (90 kg
ha-1) sebagai pupuk dasar.
Inokulasi Benih
Benih kedelai varietas Edamame yang telah diseleksi diinokulasi
terlebih dulu dengan inokulan Rhizobium. Benih kedelai dicampurkan
dengan tanah bekas yang telah ditanami oleh tanaman kedelai sebelumnya
dengan perbandingan 100 g tanah per 1 kg benih kedelai.
Perlakuan Pemupukan
Pemupukan kotoran ayam dan arang sekam dilakukan 10 hari
sebelum tanam dengan cara dicampurkan terlebih dulu sesuai dosis pada
masing-masing perlakuan hingga tercampur rata. Kemudian campuran
pupuk dan arang sekam ditaburkan secara merata pada permukaan tanah
petakan-petakan. Selanjutnya tanah dibalik-balik hingga rata.
Penanaman
Sebelum penanaman dilakukan, benih terlebih dulu direndam
dalam air untuk memperoleh benih yang baik dan bernas. Lubang tanam
dibuat dengan cara ditugal sedalam ± 3 cm dari permukaan tanah. Benih
ditanam sebanyak 2 butir per lubang tanam dan ditutup dengan tanah tipis-
tipis. Jarak tanam yang digunakan adalah 40 cm x 20 cm.
Pemeliharaan
a. Penyiraman
Penyiraman dilakukan dua kali sehari, yaitu pada pagi dan sore hari.
Jika hujan turun, maka tidak dilakukan penyiraman, atau disesuaikan
21
dengan kondisi lahan.
b. Penyulaman
Penyulaman dilakukan 1 minggu setelah tanam jika ada benih yang tidak
tumbuh.
c. Penyiangan dan Penggemburan
Penyiangan dilakukan dengan membersihkan gulma yang tumbuh di
petakan-petakan tanaman kedelai. Penyiangan awal dilakukan pada umur
2 minggu setelah tanam sekaligus dilakukan penggemburan. Penyiangan
selanjutnya dilakukan pada saat 6 minggu setelah tanam atau selesai masa
berbunga agar bunga kedelai tidak terganggu kegiatan penyiangan dan
penggemburan dan tidak rontok.
d. Penjarangan
Penjarangan dilakukan pada saat kedelai berumur 2 minggu setelah
tanam, dengan meninggalkan satu tanaman yang sehat per lubang.
Penjarangan dilakukan dengan menggunakan gunting.
e. Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian nematoda dalam tanah dilakukan dengan menggunakan
furadan 3G dengan dosis 2 g per-tanaman yang diberikan bersamaan saat
tanam. Pengendalian penyakit bercak daun menggunakan Dhitane M-45
dengan konsentrasi 2 g L-1 air. Pengendalian terhadap hama menggunakan
Decis 2,5 EC dengan konsentrasi 1 mL-1 air. Pengendalian dilakukan
secara preventif dimulai saat tanaman berumur 7 hari setelah tanam
dengan interval 1 minggu sekali dan dihentikan 2 minggu sebelum panen.
Pemanenan
Pemanenan dilakukan ketika polong telah mencapai masak fisiologi
yang dicirikan sebanyak 95% polong sudah kering, daun mulai menguning,
dan polong sudah terisi penuh.
22
3.5 Pengamatan Parameter
1. Tinggi tanaman (cm)
Tinggi tanaman diukur pada saat tanaman berumur 45 hari setelah tanam
(HST). Pengukuran dilakukan dari pangkal batang bawah di atas permukaan
tanah yang telah diberi penanda sampai pada titik tumbuh tanaman kedelai
sampel.
2. Jumlah cabang per-tanaman (buah)
Jumlah cabang per-tanaman dihitung saat panen pada tanaman sampel yang
telah ditentukan (3 tanaman) cabang yang dihitung adalah cabang primer.
3. Umur Tanaman Saat Berbunga (HST)
Umur tanaman saat berbunga dihitung jika 80% dari populasi tanaman dalam
petak telah mekar bunganya.
4. Umur tanaman saat panen (HST)
Umur tanaman saat panen dihitung jika semua tanaman dalam petak
penelitian telah menunjukkan ciri-ciri panen.
5. Jumlah polong per-tanaman (polong)
Jumlah polong per-tanaman dihitung pada saat panen dari tanaman sampel.
6. Persentase polong isi per tanaman (%)
Polong isi per-tanaman dihitung dengan mengurangi jumlah semua polong
yang terbentuk dengan polong hampa. Kemudian dihitung persentasenya
sebagai berikut.
Jumlah polong isi = jumlah
polong total – jumlah
polong hampa Polong isi
(%) = x
100%.
7. Berat kering polong isi per-tanaman (g)
Berat kering polong isi per-tanaman dihitung dengan menimbang semua
polong isi tanaman sampel yang telah dikeringkan di bawah sinar matahari
sampai kulit polong pecah.
23
8. Berat kering biji per-petak (kg)
Berat kering biji per-petak hasil diperoleh dengan menimbang semua biji
yang terbentuk dari petak hasil yang telah dikeringkan di bawah sinar
matahari hingga kadar air mencapai 12%.
9. Berat kering 100 biji (g)
Berat kering 100 biji kedelai dilakukan dengan cara menimbang biji
kering dari tanaman sampel yang telah dikeringkan di bawah sinar
matahari hingga mencapai kadar air 12 %.
24
DAFTAR PUSTAKA
Agbede, T. M., Ojeniyi, S. O., Awodun, M. A., Giwa, R., Owo, P., State, O., &
Management, P. (2008). Effect of tillage method on growth, grain yield
and nutrient content of sorghum. International Journal of Sustainable
Crop Production, 3(August), 35–39.
Amrullah, A., Sopandie, D., Sugianta, S., & Junaedi, A. (2014). Peningkatan
Produktivitas Tanaman Padi (Oryza sativa L.) melalui Pemberian Nano
Silika Increased Productivity of Rice Plants (Oryza sativa L.) through The
Application of Nano Silica. JURNAL PANGAN.
Dutta, M. J. (2017). Innovation, Technology, and Development. 57–81.
https://doi.org/10.1007/978-981-10-3051-2_3
Handayani, T. (2006). PEMBIBITAN SECARA STEK-MINI TANAMAN
MELATI [Jasminum sambac (L.) Aiton]. Sains Dan Teknologi Indonesia,
8, 21–26.
Hasanah, U. (2009). Respon Tanaman Tomat (lycopersicum esculentum Mill)
Pada awal Pertumbuhan Terhadap Keragaman ukuran Agregat Entisol.
Jurnal Agroland, 16(2), 103–109.
Ismayasari, A. A., Wahyuningsih, & Paramita, O. (2014). Studi Eksperimen
Pembuatan Enting-Enting Dengan Bahan Dasar Kedelai Sebagai Bahan
Pengganti Kacang Tanah. Food Science and Culinary Education Journal,
1(1), 56–64.
Mahfudz, M., Isnaini, I., & Moko, H. (2006). Pengaruh Zat Pengatur Tumbuh
Dan Media Tanam Terhadap Pertumbuhan Stek Pucuk Merbau. Jurnal
Penelitian Hutan Tanaman, 3(1), 25–34.
https://doi.org/10.20886/jpht.2006.3.1.25-34
Marlina, N., Aminah, R. I. S., Rosmiah, & Setel, R. L. (2015). Aplikasi Pupuk
Kandang Kotoran Ayam pada Tanaman Kacang Tanah (Arachis Hypogeae
L.). Biosaintifika: Journal of Biology & Biology Education, 7(2), 136–
141. https://doi.org/10.15294/biosaintifika.v7i2.3957
Meitasari, A. D., & Wicaksono, K. P. (2017). Inokulasi rhizobium dan
perimbangan nitrogen pada tanaman kedelai ( Glycine max ( l ) merrill )
varietas Wilis inoculation of rhizobium and nitrogen equalization on
soybean ( Glycine max ( L ) Merrill ) varieties Wilis. PLANTROPICA
Journal of Agricultural Science, 2(1), 55–63.
Nenobesia, D., Mellab, W., & A, P. S. (2017). Pemanfaatan Limbah Padat
Kompos Kotoran Ternak dalam Meningkatkan Daya Dukung Lingkungan
dan Biomassa Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata L.). Jurnal Pangan.
Nurul, mas’ud waqiah. (2013). Budidaya padi sawah bukaan baru. In Badan
Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian pertanian (Vol. 53,
Issue 9).
Pardal, S. J. (2016). Evaluasi Galur Kedelai Transgenik Toleran Aluminium
pada Fasilitas Uji Terbatas Evaluation for Tolerance of Transgenic
Soybean Lines to. Penelitian Pertanian Tanaman Pangan, 35(2), 155–
162.
25
Rahmianna, A. A., Pratiwi, H., & Harnowo, D. (2015). Budidaya Kacang
Tanah. Monograf Balitkabi, 13, 134–169. Salam, A. K. (2020). Ilmu Tanah. In
Akademika Pressindo.
Suyamto, S., Taufiq, A., & Marwoto, M. (2012). Potensi Pengembangan
Tanaman Kedelai di Perkebunan Kelapa Sawit. Jurnal Penelitian Dan
Pengembangan Pertanian, 31(4), 30922.
Timur, B. P. S. K. (2019). Statistik Sayur-Sayuran dan Buah-Buahan Provinsi
Kalimantan Timur 2019 1 (1st ed., Issues 1–19). Badan Pusat Statistik
Provinsi Kalimantan Timur.
Widiyaningrum, P., & Lisdiana. (2015). EFEKTIVITAS PROSES
PENGOMPOSAN SAMPAH DAUN DENGAN TIGA SUMBER
AKTIVATOR
BERBEDA Priyantini Widiyaningrum dan Lisdiana. Rekayasa, 13 (2)(19),
107–113.
26