Oleh:
HALAMAN PENGESAHAN
Fakultas : Pertanian
Kelompok : 4 (Empat)
Bandar Lampung 8 Desember 2022
Mengetahui,
Asisten dosen
Ulia Karlismaryani
NPM. 2014181028
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1. Latar Belakang...............................................................................................1
1.2. Tujuan............................................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3
BAB III METODOLOGI PENELITIAN............................................................6
3.1. Waktu dan Tempat........................................................................................6
3.2. Alat dan Bahan..............................................................................................6
3.3. Rancangan Percobaan....................................................................................6
3.4. Prosedur Kerja...............................................................................................7
3.5. Variabel Pengamatan.....................................................................................8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................9
4.1. Pengaruh Pemberian Pupuk NPK Terhadap Tinggi Tanaman......................9
4.2. Pengaruh Pemberian Pupuk NPK Terhadap Diameter Tanaman................11
4.3. Pengaruh Pemberian Pupuk NPK Terhadap Jumlah Daun Tanaman.........12
4.4. Pengaruh Pemberian Pupuk NPK Terhadap Berat Kering, Basah Jagung..15
4.5. Gejala Defisiensi Jagung Akibat Pengaruh Pemberian Pupuk NPK...........16
4.6. Informasi Lain Keragaan Jagung Akibat Pengaruh Pupuk NPK................18
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................20
1
I. PENDAHULUAN
Jagung manis (Zea mays saccharate Sturt) merupakan tanaman yang sangat
digemari oleh masyarakat Indonesia karena rasanya yang manis dan enak serta
banyak mengandung karbohidrat. Tanaman ini patut untuk diusahakan karena
mempunyai nilai jual yang tinggi sehingga memberikan keuntungan yang tinggi
pula. Tanaman jagung manis umumnya disajikan dalam bentuk jagung rebus dan
bakar. Dengan masih rendahnya hasil jagung manis maka perlu adanya usaha
untuk meningkatkan produksi dengan pemakaian pupuk sebagai sumber hara.
Selama pertumbuhannya jagung memerlukan unsur hara yang diserap dari dalam
tanah, jika tanah tidak menyediakan unsur hara yang cukup mendukung
pertumbuhan optimal, maka harus dilakukan pemupukan. Ketersediaan unsur
hara yang dapat diserap oleh tanaman merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan produksi (Puspadewi, 2016).
Pemupukan merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan unsur hara di dalam
tanah untuk peningkatan pertumbuhan dan produksi tanaman. Pupuk yang
diberikan pada tanaman berupa pupuk organik dan pupuk anorganik. Pupuk
organik seperti pupuk kendang ayam merupakan salah satu jenis bahan organik
yang memiliki keunggulan dalam menyediakan hara bagi tanaman terutama unsur
hara makro dan mikro walaupun dalam jumlah relatif sedikit. Pupuk kendang
ayam memiliki kelebihan yang tidak dimiliki pupuk anorganik, yaitu dapat
memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah (Atmaja, 2017).
2
1.2 Tujuan
I. TINJAUAN PUSTAKA
Tanah Ultisol memiliki sebaran yang luas dan banyak digunakan dibidang
pertanian. Tanah ultisol memiliki potensi yang cukup besar dalam pengembangan
budidaya pertanian, akan tetapi dalam pengelolaannya tanah ultisol menghadapi
kendala baik sifat fisika, kimia maupun biologi. Masalah tanah Ultisol seperti pH
tanah yang rendah, kadar bahan organik rendah, unsur hara seperti N, P dan K
rendah dan kemantapan agregatnya yang lemah, dapat menggangu pertumbuhan
tanaman (Guo, 2015). Permasalahan tanah Ultisol yang lain adalah rendahnya
kandungan bahan organik yaitu kurang dari 1,15%, kandungan hara N dan P
rendah, dan kapasitas tukar kation yang rendah (Alibasyah, 2016).
Jagung termasuk salah satu sumber bahan pangan penting karena merupakan
sumber karbohidrat, protein, serat, serta vitamin dan mineral yang baik unruk
kesehatan manusia. Namun seiring waktu terjadi perubahan pola konsumsi
dimasyarakat. Hal ini menyebabkan kebutuhan jagung pun akan meningkat dari
tahun ke tahun. Produksi jagung mengalami kenaikan sebesar 6,31 persen selama
periode 2006-2015. Tetapi kenyataanya indonesia belum mampu memenuhi
kebutuhan permintaan jagung tersebut, terutama untuk industri pakan. Usaha
untuk meningkatkan produksi jagung Indonesia telah banyak dilakukan akan
tetapi hasilnya masih belum memuaskan, salah satu program pemerintah tersebut
yaitu Gerakan Pengembangan Jagung Hibrida 2016 yang bertujuan untuk
peningkatan produksi jagung (Badan Ketahanan Pangan, 2016)
4
Pupuk organik merupakan pupuk yang berasal dari bahan-bahan organik yang
terurai (dirombak) oleh mikroba, yang hasil akhirnya dapat menyediakan unsur
hara yang dibutuhkan tanaman untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Bahan-bahan yang termasuk dalam pupuk organik, antara lain pupuk kendang,
kascing, sekam padi, kompos, limbah kota dan lain sebagainya. Pupuk organik
juga sangat penting artinya sebagai penyangga sifat fisik, kimia dan biologi tanah,
sehingga dapat meningkatkan efisiensi pupuk dan produktivitas lahan, serta sangat
bermanfaat bagi peningkatan produksi pertanian baik kualitas maupun kuantitas,
dan mengurangi pencemaran lingkungan. Manfaat utama pupuk organik adalah
dapat memperbaiki kesuburan kimia, fisik, biologis tanah, selain sebagai sumber
hara bagi tanaman (Titiaryanti, 2018).
Pupuk anorganik atau disebut juga sebagai pupuk mineral adalah pupuk yang
mengandung satu atau lebih senyawa anorganik. Fungsi utama pupuk anorganik
adalah sebagai penambah unsur nutrisi tanaman. Dalam aplikasinya, sering
dijumpai beberapa kelebihan dan kelemahan pupuk anorganik. Beberapa manfaat
dan keunggulan pupuk anorganik antara lain: mampu menyediakan hara dalam
waktu relatif lebih cepat, menghasilkan nutrisi tersedia yang siap diserap tanaman,
kandungan jumlah nutrisi lebih banyak, tidak berbau menyengat, praktis dan
mudah diaplikasikan. Sedangkan kelemahan dari pupuk anorganik adalah harga
relatif mahal dan mudah larut dan mudah hilang, menimbulkan polusi pada tanah
apabila diberikan dalam dosis yang tinggi. Unsur yang paling dominan dijumpai
dalam pupuk anorganik adalah unsur N, P. dan K (Mansyur, 2021).
pertanian berguna untuk bahan baku industri semen yaitu sebagai campuran dalam
proses pembuatan semen (Matheus, 2019).
Banyak unsur hara yang mudah dapat ditranslokasikan dari daun yang berumur
tua kedaun yang masih muda dan organ penampung. Unsur hara ini yang berupa
antara lain adalah nitrogen, magnesium, kalium, fosfor, klor dan belerang. Selian
itu unsur hara juga ada beberapa macam yang tidak dapat atau sulit untuk
ditranslokasikan seperti kalsium, boron, dan besi sedangkan untuk unsur hara
seperti mangan, tembaga masih tergolong dalam kategori sedang. Perbedaan dari
dua macam sifat unsur ini maka dapat diketahui bahwa gejala yang ditimbulkan
tanaman saat kekurangan hara juga akan berbeda, dimana untuk unsur hara yang
mudah ditranlokasikan akan menunjukkan gejala yang berawal dari daun yang
lebih tua dan sebaliknya jika kekurangan unsur hara yang sulit untuk
ditranslokasikan maka gejala yang tampak terdapat pada daun yang masih muda
(Ginting, 2019).
6
Alat yang digunakan pada praktikum ini meliputi cangkul, sekop, timbangan,
ember, polybag, label, plastik, penggaris, alat tulis dan handpone. Sedangkan
bahan yang digunakan yaitu tanah subsoil 7 kg/polybag, amplop, benih jagung,
pupuk kandang, pupuk kimia standar, pupuk kompos, kapur, N,P,K
dioven selama 48 jam. Setelah 48 jam, sampel dikeluarkan dari oven dan
ditimbang.
13. Selanjutnya dilakukan perhitungan kadar air dan didapat bobot kering. Untuk
mengetahui bobot seluruh tanaman, maka kita dapat menghitungnya dengan
sampel yang telah ada
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil data rata-rata tinggi
tanaman yang tertinggi yaitu P11 dengan perlakuan pupuk kimia standar +
kompos + kapur yang memiliki nilai rata-rata 14 dan yang terendah adalah P1
tanpa perlakuan dengan nilai rata-rata 5. Hal ini disebabkan adanya tingkat
ketersediaan nutrisi atau pH tanah yang sesuai dengan kebutuhan tanaman
tertentu. Pemberian kapur yang mengandung kalsium dapat mencegah kemasaman
pada cairan sel, mengatur permeabilitas dinding sel, mempercepat
10
pembelahan sel, membantu pengembalian nitrat, dan mengatur enzim yang akan
memengaruhi pertumbuhan tanaman. pH tanah yang meningkat karena
pemberiankapur menciptakan kondisi lingkungan tanah yang baik untuk
kehidupan mikroorganisme di dalam tanah sehingga akan mempercepat proses
mineralisasi N dari sumber pupuk N dan kadar NH4 + yang dihasilkan akan
Meningkat (Rosalyne, 2020).
Pemberian pupuk kompos matang kaya akan nutrisi dan mikroorganisme yang
bermanfaat bagi tanaman. Keberadaan nutrisi tersebut dapat meningkatkan
ketersediaan unsur hara bagi tanaman, sehingga mempercepat pertumbuhan dan
tinggi tanaman. Selain itu, mikroorganisme dalam pupuk kompos juga dapat
meningkatkan struktur tanah dan aktivitas mikroba tanah, menciptakan
lingkungan yang mendukung pertumbuhan akar tanaman. Hal ini disebakan
bahwa pupuk kompos matang memiliki kandungan unsur hara seperti N, P, K, Ca,
Mg dan adanya mikroorganisme (Setyorini, 2019).
Pada perlakuan tanpa pupuk menjadi tinggi tanaman terendah, hal ini disebabkan
karna tidak mendapatkan nutrisi yang cukup. Adanya pemberian pupuk
memberikan unsur hara yang esensial bagi tanaman seperti nitrogen, fosfor, dan
kalium yang dapat mendukung berbagai fungsi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Pupuk juga dapat memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan daya
tahan tanaman terhadap penyakit. Oleh karena itu, tanaman yang tidak diberi
pupuk tumbuh dengan sehat dan kuat, tidak memiliki tinggi tanaman yang
optimal dibandingkan tanaman yang mendapatkan nutrisi yang cukup
(Kriswantoro, 2016).
11
Bedasarkan dari praktikum yang telah dilakukan di dapat hasil data rerata
diameter tanaman yaitu pada P11 dengan perlakuan pupuk kimia standar +
kompos + kapur yang memiliki nilai rata-rata 1,50 dan terendah yaitu P1 tanpa
perlakuan dengan nilai rerata 0,30. Data grafik diameter batang tanaman diatas
menunjukan bahwa keragaan diameter batang tanaman pada setiap perlakuan
tidak stabil. Tidak ada pengaruh yang signifikan terhadap perlakuan pemberian
pupuk yang berbeda terhadap diamter batang, dimana keragaan diamter batang
tanaman pada setiap minggu berbeda beda pada setiap tanaman. Hal ini
dikarenakan pupuk NPK merupakan pupuk majemuk yang mengandung unsur
hara makro yang sangat esensial bagi tanaman yang meliputi nitrogen, fosfor, dan
kalium. Inilah yang menyebabkan pemberian pupuk NPK dapat meningkatkan
pertumbuhan diameter batang jagung. Hal ini didukung Damanik et al. (2011)
yang menyatakan nitrogen di dalam tanaman sangat penting untuk pembentukan
protein, daun-daunan dan berbagai senyawa organik lainnya nitrogen adalah unsur
hara yang paling banyak dibutuhkan tanaman dan mempunyai peranan yang
sangat penting untuk pertumbuhaan tanaman, Yandianto
12
(2003) juga menyatakan bahwa fosfat berguna bagi tanaman terutama untuk
petumbuhan dan perkembangan., misalnya untuk pertumbuhan anak-anak
tanaman, cabang, tunas dan batang tanaman. Kebutuhan tanaman akan kalium
cukup tinggi dan pengaruhnya banyak hubungannya dengan pertumbuhan
tanaman yang jagur dan sehat.
Interaksi pupuk urea dan kapur CaCO3 nyata menurunkan diameter batang dan
bobot kering tajuk. Hal ini menunjukkan efek interaksi yang menjadi penghambat
pertumbuhan tanaman jagung. Dimana kadar N pada tanaman jagung diperoleh
sangat rendah berkisar 1% dimana hara N diindikasikan banyak hilang akibat
volatilisasi yang disebabkan oleh banyaknya kapur yang diaplikasikan. Kapur
juga dapat mengikat P oleh kadar Ca yang tinggi didalam tanah. Hal ini juga
dikarenakan adanya ketidakseimbangan hara sehingga mengganggu penyerapan
hara oleh akar tanaman seperti kelebihan NH4 yang berlebihan mengurangi
serapan K
Secara keseluruhan, data ini memberikan gambaran tentang efek berbagai jenis
pupuk dan komposisi terhadap pertumbuhan tanaman, dengan beberapa perlakuan
menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan yang lain.
Secara keseluruhan, data ini memberikan gambaran tentang efek berbagai jenis
pupuk dan komposisi terhadap pertumbuhan tanaman, dengan beberapa perlakuan
menunjukkan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan yang lain.
Gejala tanaman jagung yang kahat K adalah daun berbintik kuning-coklat, atau
terjadi klorosis. Daun warna kuning membentuk huruf V terbalik. Gejala nampak
pada daun bagian bawah. Bagian pinggir daun biasanya berwarna coklat seperti
terbakar, tapi tulang daun tetap hijau. Pada tanaman yang kahat K parah, daun
berubah menjadi coklat dan akhirnya gugur. Tanaman jagung yang kahat K mudah
rebah dan mudah terinfeksi fungsi yang ada di tanah. Batas kritis kekurangan hara
K dalam tanah adalah 0,30 me/100 g (Puspa, 2016).
DAFTAR PUSTAKA
Alibasyah, A. R. 2016. Perubahan beberapa sifat fisika dan kimia Ultisol akibat
pemberian pupuk kompos dan kapur dolomit pada lahan berteras. J.
Floratek. 11(1): 75-87.
Ifadah, N. F., Syarof, Z. N., Al Jauhary, M. R., & Musyaffa, H. J. 2021. Dasar-
Dasar Manajemen Kesuburan Tanah. Universitas Brawijaya Press.
Kriswantoro, H. K., Safriyani, E., & Bahri, S. 2016. Pemberian pupuk organik dan
pupuk NPK pada tanaman jagung manis (Zea mays saccharata Sturt).
Klorofil: Jurnal Penelitian Ilmu-Ilmu Pertanian, 11(1), 1-6.
Puspadewi, S., Sutari, W., & Kusumiyati, K. 2016. Pengaruh konsentrasi pupuk
organik cair (POC) dan dosis pupuk N, P, K terhadap pertumbuhan dan
hasil tanaman jagung manis (Zea mays L. var Rugosa Bonaf) kultivar
talenta. Kultivasi, 15(3).
21
Rosalyne, I. 2020. Pengaruh Pemberian Dosis Dolomit Dan Dosis Pupuk Kalium
Terhadap Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Jagung (Zea Mays L)
Hibrida Bisi-2. Rhizobia: Jurnal Agroteknologi, 2(2), 10-21., Yeni, H., 1-7.
22
Saidy, A. R., & SP, M. 2021. Stabilisasi bahan organik tanah: Peningkatan
kesuburan tanah dan penurunan emisi gas rumah kaca. Deepublish.
Sari, N. P., Santoso, T. I., & Mawardi, S. 2013. Sebaran tingkat kesuburan tanah
pada perkebunan rakyat kopi Arabika di dataran tinggi Ijen-Raung
menurut ketinggian tempat dan tanaman penaung. Pelita Perkebunan,
29(2), 93-107.
Setiawan, I. G. P., Niswati, A., Hendarto, K., & Yusnaini, S. 2015. Pengaruh dosis
vermikompos terhadap pertumbuhan tanaman pakcoy (Brassica rapa L.)
dan perubahan beberapa sifat kimia tanah Ultisol Taman Bogo. Jurnal
Agrotek Tropika, 3(1).
Setyorini, D., Saraswati, R., & Anwar, E. K. 2019. Kompos, Pupuk organik dan
pupuk hayati, 11-40.
Sinuraya, B. A., & Melati, M. 2019. Pengujian berbagai dosis pupuk kandang
kambing untuk pertumbuhan dan produksi jagung manis organik (Zea
mays var. Saccharata Sturt). Buletin Agrohorti, 7(1), 47-52.
Syukur, M., & Azis Rifianto, S. P. (2013). Jagung manis. Penebar Swadaya Grup.
Vasile, A.J., Popescu, Cr., Andreea Ion, R., and Dobre, I., 2015. From
convensional to organic in Rumanian agriculture- impact assessment of a
land use changing paradigm. Journal Land Use Police, vol. 46: 258-266.
Wahidah, B. F., & Achmad, C. A. (2020). Ilmu Hara. Alinea Media Dipantara.