Oleh :
RANDI PRATAMA
05.01.20.2044
JURUSAN PERTANIAN
KEMENTRIAN PERTANIAN
2023
HALAMAN PERSETUJUAN
NIM : 05.01.20.2044
Jurusan : Pertanian
Menyetujui :
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui :
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga laporan Merdeka Belajar Kampus Merdeka yang dilaksanakan di
Desa Bontocinde Kecamatan Bissappu Kabupaten Bantaeng dapat diselesaikan
dengan tepat waktu. Laporan penyuluhan ini merupakan salah satu syarat dalam
perkuliahan pada semester VI di Program Studi Penyuluhan Pertanian
Berkelanjutan Politeknik Pembangunan Pertanian Gowa. Melalui kesempatan ini
penulis mengucapkan terimakasih kepada yang terhormat :
Laporan ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu kritik dan saran
yang membangun sangat diharapkan untuk proses perbaikan. Harapannya laporan
ini boleh berguna umumnya bagi pihak yang membutuhkan, dan secara khusus
bagi penulis dalam pelaksanaan magang.
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................. 1
B. Tujuan .......................................................................................................... 3
C. Manfaat ........................................................................................................ 3
II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................................. 4
A. Bokashi ......................................................................................................... 4
B. Kandungan Pupuk Bokashi Dari Kotoran Sapi ............................................ 5
C. EM4 (Effective Mikroorganism 4)............................................................... 6
III. METODE PELAKSANAAN ...................................................................... 8
A. Waktu dan Tempat ....................................................................................... 8
B. Materi Kegiatan ............................................................................................ 8
C. Prosedur Pelaksanaan ................................................................................... 8
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................... 9
A. Hasil ............................................................................................................. 9
B. Pembahasan ................................................................................................ 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 13
LAMPIRAN .......................................................................................................... 15
iii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
pH pada tanah asam, dan tidak menimbulkan masalah bagi lingkungan (Yuwono,
2005).
Pembuatan kompos dapat dipercepat dengan bantuan aktivator, salah
satunya yaitu Effective Microorganism 4 (EM4). EM4 merupakan kultur
campuran dari mikroorganisme yang menguntungkan bagi kesuburan tanah
maupun pertumbuhan dan produksi tanaman, serta ramah lingkungan.
Mikroorganisme yang ditambahkan akan membantu memperbaiki kondisi biologi
tanah dan dapat membantu penyerapan unsur hara. Sebagian besar mengandung
mikroorganisme seperti bakteri fotosintetik (Rhodopseudomonas sp.), bakteri
asam lakta (Lactobacillus sp.), ragi, Actinomycetes sp, dan jamur fermentasi.
Pembuatan kompos dapat dipercepat dengan bantuan aktivator, salah
satunya yaitu Effective Microorganism 4 (EM4). EM4 merupakan kultur
campuran dari mikroorganisme yang menguntungkan bagi kesuburan tanah
maupun pertumbuhan dan produksi tanaman, serta ramah lingkungan.
Mikroorganisme yang ditambahkan akan membantu memperbaiki kondisi biologi
tanah dan dapat membantu penyerapan unsur hara. Sebagian besar mengandung
mikroorganisme seperti bakteri fotosintetik (Rhodopseudomonas sp.), bakteri
asam lakta (Lactobacillus sp.), ragi, Actinomycetes sp, dan jamur fermentasi.
Kondisi tanah pada lahan pertanian sekarang ini mencukupi kebutuhan
akan haranya sudah banyak tergantung dengan bahan-bahan kimia, mulai dari
pupuk hingga insektisida. Sudah tentu lahan pertanian menjadi jenuh, tingkat
kesuburannya menjadi rendah. Ini disebabkan berkurangnya kandungan bahan
organik didalam tanah. Masalah-masalah yang akan ditimbulkan bila tanah
kekurangan bahan organik yaitu kemampuan tanah dalam mengikat atau menahan
air jadi rendah, efisiensi penyerapan pupuk berkurang, aktivitas mikroba tanah
tidak berjalan dengan baik dan yang terpenting struktur tanah menjadi buruk. Ini
semua berakibat pada produktivitas tanah yang semakin menurun sehingga
menjadikan tanah akan kebutuhan anorganik (sintetik) terus meningkat.
Selain itu, penggunaan pupuk sintetik kini sudah mulai dibatasi karena
dengan pemberian terus-menerus dapat mengakibatkan terjadinya pemadatan,
degresi tanah dan residu pupuk terutama nitrogen, mulai diketahui telah
2
mencemari air tanah sebagai sumber air minum dan bahaya yang ditimbulkannya
terhadap kesehatan manusia.
Untuk mengatasi permasalahan ini maka salah satu jalan terpenting
adalah dengan memberikan bahan organik yang cukup kedalam tanah, sehingga
akan tercipta kembali kesuburan tanah yaitu dengan pemberian pupuk organik.
Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari sisa-sisa makhluk hidup yang
diolah melalui proses dekomposisi oleh bakteri pengurai, misalnya pupuk kompos
dan pupuk kandang. Pupuk organik mempunyai komposisi kandungan unsur hara
yang lengkap, jumlah tiap jenis unsur hara tersebut rendah tetapi kandungan
bahan organik didalamnya sangat tinggi (syafira, 2012).
B. Tujuan
C. Manfaat
3
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Bokashi
4
Bahan organik mempunyai pengaruh terhadap sifat fisik, kimia dan biologi
tanah, bokashi merupakan bahan organik yang dapat digunakan sebagai pupuk
organik untuk menyuburkan tanah dan meningkatkan pertumbuhan dan produksi
tanaman (Simarmata dan Hamdani, 2003). Pengaruh bahan organik terhadap sifat
fisik tanah adalah terhadap peningkatan porositas tanah, memperbaiki tekstur
tanah menjadi gembur. Penambahan bahan organik juga akan meningkatkan
kemampuan tanah menahan air sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan
tanaman. Pupuk organik dapat juga digunakan untuk memenuhi kebutuhan hara
tanah untuk produksi kacang hijau (Sedjati, 2006).
5
Sumber : (Irfan et al., 2017; Simanungkalit et al., 2006; Tisdale et al., 1985;
Yulipriyanto, 2010).
Pupuk kandang ialah pupuk yang berasal dari kandang ternak, baik
berupa kotoran padat (feses) yang tercampur dengan sisa makanan ataupun air
kencing (urine), hal ini menyebabkan beragamnya kualitas pupuk kandang
tergantung pada umur, jenis dan kesehatan ternak, kadar dan jenis juga pakan
yang dikonsumsi, lama dan jenis pekerjaan ternak, kondisi dan lama
penyimpanan, jumlah dan kandungan unsur haranya (Soepardi, 1983). Pupuk
kandang merupakan pupuk organik yang sering digunakan untuk penambah bahan
organik tanah, salah satunya diolah menjadi bokashi pupuk kandang. Pupuk
kandang secara kimia dapat menambah unsur hara terutama NPK serta dapat
meningkatkan KTK tanah juga secara biologi bisa meningkatkan aktifitas
mikroorganisme yang ada pada tanah. Sumber bahan organik yang mudah
diperoleh terdapat pada pupuk kandang sapi. Proses penyediaan hara pada pupuk
organik terjadi secara perlahan, sehingga dapat menghasilkan dampak residu pada
pertanaman selanjutnya, hal ini yang menjadi keunggulan serta kelemahan pupuk
organik (Allison, 1973).
6
Fakta ini ikut mendongkrak permintaan EM Pertanian di daerah Malang
dibanding daerah lain (Wigunaningsih, 2007).
Efektif Mikroorganisme 4 (EM4) terdiri dari kultur campuran beberapa
mikroorganisme yang menguntungkan bagi pertumbuhan tanaman. Effective
microorganisms 4 (EM4) mengandung spesies terpilih dari mikroorganisme
utamanya yang bersifat fermentasi, yaitu bakteri asam laktat (Lactobacillus sp.),
Jamur fermentasi (Saccharomyces sp), bakteri fotosintetik (Rhodopseudomonas
sp.) dan Actinomycetes (Dwicaksono dkk, 2010).
Bakteri asam laktat (Lactobacillus sp.) bakteri tersebut dapat menekan
pertumbuhan mikroorganisme yang merugikan dan dapat meningkatkan
percepatan perombakan bahan-bahan organik. Saccharomyces sp. menghasilkan
zat-zat bioaktif seperti hormon dan enzim yang berfungsi meningkatkan jumlah
sel aktif dan perkembangan akar. Bakteri fotosintetik (Rhodopseudomonas sp.)
mengeluarkan senyawa-senyawa nitrogen (asam amino) yang dikeluarkan bakteri
fotosintetik yang berguna sebagai substrat. Actinomycetes merupakan suatu
mikroorganisme yang struktur tubuhnya merupakan antara bakteri dan jamur.
Actinomycetes memiliki bentuk tubuh menyerupai fungi karena pada fase
vegetatifnya mempunyai filamen halus. Actinomycetes menghasilkan zat-zat anti
mikroba yang dapat menekan pertumbuhan jamur dan bakteri (Tim Songgolangit
Persada, 2015).
Effective Mikroorganism (EM4) merupakan bahan yang mengandung
beberapa mikroorganisme yang sangat bermanfaat dalam proses pengomposan.
Mikroorganisme yang terdapat dalam EM4 terdiri dari Lumbricus (bakteri asam
laktat) serta sedikit bakteri fotosintetik, Actinomycetes, Streptomyces sp dan ragi.
Effective Mikroorganism (EM4) dapat meningkatkan fermentasi limbah dan
sampah organik, meningkatkan ketersediaan unsur hara untuk tanaman, serta
menekan aktivitas serangga, hama dan mikroorganisme patogen (Djuarnani, et al.,
2005).
7
III. METODE PELAKSANAAN
A. Waktu dan Tempat
B. Materi Kegiatan
C. Prosedur Pelaksanaan
8
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
2. Topografi Wilayah
Luas wilayah Desa Bonto Cinde adalah 369 Ha2 dengan perincian
sebagai berikut :
- Lahan sawah ±265,05 Ha dengan rincian sebagai berikut :
Sawah berpengairan sederhana : 86 Ha
Sawah tadah hujan :-
Sawah ½ teknis : 178,05 Ha
- Lahan bukan sawah (tegalan/kebun) : ± 196 Ha
9
Melihat potensi lahan yang ada di Desa Bonto Cinde, dimana lahan
sawah seluas 231 Ha2 yang berpotensi melaksanakan pola tanam padi-padi
palawija dengan kondisi irigasi yang mendukung pertanaman dengan IP 200.
Namun jika kondisi irigasi terganggu maka pola tanam yang bisa dilakukan
adalah pada-pada-bero. Artinya dengan kondisi ini, sasaran tanaman padi
sawah hanya dapat dilaksanakan dua kali dalam satu tahun.
B. Pembahasan
10
b. Pelaksanaan Penyuluhan Pertanian
Penyuluhan pertanian menurut Undang-Undang nomor 16 Tahun 2006
adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mereka
mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses
informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumberdaya lainnya, sebagai upaya
untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan
kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi
lingkungan hidup. Langkah-langkah dalam pelaksanaan penyuluhan pertanian
sebagai berikut :
1. Menyusun materi penyuluhan dalam bentuk synopsis dan media
tahapan yang telah dilaksanakan dalam penyusunan materi penyuluhan
dalam bentuk synopsis adalah sebagai berikut :
a. Memilih dan menentukan materi penyuluhan yang sesuai kebutuhan
pelaku utama dan pelaku usaha.
b. Menentukan media penyuluhan yang paling banyak dapat diterima
oleh kalangan masyarakat petani.
c. Mencari bahan dan sumber/literature, yang dapat mendukung
penyusunan materi penyuluhan pertanian.
d. Menyusun materi penyuluhan pertanian dengan Bahasa yang
sederhana, mudah dimengerti, yang tersusun secara ringkas dan
jelas.
11
2. Menetapkan dan Menggunakan Metode Penyuluhan Pertanian
Metode penyuluhan pertanian adalah teknik, cara atau trik yang
dipergunakan dalam menyampaikan informasi tentang inovasi baru
pertanian kepada pelakua utama dan pelaku usahan, agar informasi
tersebut lebih mudah diadopsi oleh sasaran. Langkah-langkah penetapan
metode penyuluhan pertanian adalah mempelajari ruang lingkup dan
karakteristik materi penyuluhan yang akan disampaikan.
12
DAFTAR PUSTAKA
Allison, F. E. 1973. Soil Organic Matter and Its Role in Crop Production.
Amsterdam: Elsevier.
Candra, M.Y. 2009. Pertumbuhan dan produksi tanaman kailan (Brassica
alboglabra L.) dengan pemberian berbagai jenis bokashi. Skripsi. Fakultas
Pertanian Universitas Riau. Pekanbaru.
Djuarnani, Nan. Dkk. 2005. Cara Cepat Membuat Kompos. AgroMedia Pustaka.
Jakarta.
Dwicaksono, Marsetyo Ramadhany Bagus, dkk, 2010, Pengaruh Penambahan
Effective Microorganisms pada Limbah Cair Industri Perikanan Terhadap
Kualitas Pupuk Cair Organik, Malang: Universitas Brawijaya
Irfan, I., Rasdiansyah, R., & Munadi, M. 2017. Kualitas Bokashi dari Kotoran
Berbagai Jenis Hewan. Jurnal Teknologi dan Industri Pertanian Indonesia,
9(1), 23-27.
Parnata, Ayub S. 2004. Pupuk Organik Cair Aplikasi dan Manfaatnya. Jakarta.
Agromedia Pustaka. 112 hal.
Roihanna, Nur., Haryanti, Sri., Budi Hastuti, Rini. 2010. Pengaruh Kompos
Dengan Stimulator EM 4 (Effective Microorganisms 4) Terhadap
Pertumbuhan Dan Produksi Jagung Manis (Zea mays var,
Saccharata).FMIPA.Undip.
Sedjati, S. 2006. Kajian pemberian bokashi jerami padi dan pupuk P pada kacang
tanah (Arachis hypogaea L.). Jurnal Pertanian, 6 (5): 1-11.
Sihombing, DTH. 2000. Teknik Pengolahan Limbah Kegiatan/Usaha Peternakan.
Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Lembaga Penelitian, Institut Pertanian
Bogor.
Simanungkalit, R., Suriadikarta, D. A., Saraswati, R., Setyorini, D., & Hartatik,
W. 2006. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati (Vol. 312). Bogor: Balai Besar
Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian.
Simarmata, T. dan J. S. Hamdani., 2003. Efek kombinasi jenis pupuk organik
dengan bionutrisi terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman jahe (Zingiber
officinaleRosc.) pada inceptisol di garut. J. Bionat. Jurnal Online
Agroekoteknologi, 5 (1) : 29-37.
Soepardi, G. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Departemen Ilmu Tanah. Bogor:
Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor.
Sudirja, R., M.A. Siregar, dan S. Rosniawaty. 2006. Respons Beberapa Sifat
kimia flufentic eutrudepts melalui pendayagunaan limbah kakao dan
berbagai jenis pupuk organik. Jurnal Penelitian Agronomi, 2 (3): 26-50.
13
Syafira, L. I., (2012), Pembuatan Pupuk Bokashi dari Limbah Organik dan
Analisis Kandungan Unsur Nitrogen, Karbon, Fosfor dan Kalium, Skripsi,
FMIPA, Unimed, Medan.
Tim Songgolangit Persada, 2015 Teknologi Efektif Mikroorganosme Dimensi
Baru dalam Pertanian Modern, http://em4- indonesia.com/teknologi-em-
effectivemicroorganisms-demensi -baru-dalam-pertanian-modern/, diakses
pada tanggal 1 Mei 2017
Tisdale, S., Nelson, W., & Beaton, J. 1985. Soil Fertility and Fertilizer. New
York: Mac Millan Publ. Co.
Tufaila, M. 2014. Aplikasi kompos untuk meningkatkan hasil tanaman mentimun
(Cucumis sativus L.) di tanah masam. Jurnal Agroteknos, 4 (2):120-127.\
Wididana, S. 1993. Teknologi Efektif Mikroorganisme (EM-4). Koperasi
Karyawan Departemen Kehutanan. Jakarta. 55 hal.
Wigunaningsih, W. 2007. EM Pertanian Diakrabi Petani Sayur.
koranpakoles@yahoo.co.id.
Yulipriyanto, H. 2010. Biologi tanah dan strategi pengelolaannya. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Yuwono, Dipo. 2005. Kompos. Penebar Swadaya. Jakarta.
14
LAMPIRAN
15
LAMPIRAN DOKUMENTASI
16
17